Sumber-Sumber Makna Hidup Komponen- Metode Penemuan

159 menderita lagi.  Keikatan diri: tetap berkomitmen untuk tetap mengasihi keluarganya, hal itu memacu semangat untuk terus berusaha mencari pekerjaan.  Kegiatan Terarah: partisipan terus melamar pekerjaan walaupun memiliki kendala dan tetap memikirkan cara bagaimana membuka toko kecil.

2. Sumber-Sumber Makna Hidup

 Nilai-nilai Kreatif Creative Values  Nilai-nilai Penghayatan Experiental Values  Nilai-nilai Bersikap Attitudinal Values  Nilai-Nilai Harapan  Nilai-nilai Kreatif : Partisipan mulai mencari pekerjaan yang ringan- ringan seperti mengantar anak- anaknya sekolah, memasak di rumah, kerja borongan membantu temannya walaupun masih jarang dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh uang yang akan digunakannya untuk menyekolahkan anak-anaknya  Nilai-nilai Bersikap : Setelah partisipan melakukan perenungan, partisipan semakin bisa menerima kondisinya, dan sudah mau menerima dan menjalani kondisinya.

3. Komponen-

Komponen Yang Menetukan Keberhasilan Dalam Pencarian Makna Hidup  Pemahaman diri  Pemahaman diri: memahami bahwa dalam dirinya terdapat banyak Universitas Sumatera Utara 160  Makna hidup  Pengubahan sikap  Komitmen diri  Kegiatan terarah  Dukungan sosial perubahan, menyadari siapa dirinya, dan menyadari kesalahan yang dilakukannya selama ini.  Makna hidup: membiayai anak- anaknya ke jenjang yang tinggi.  Pengubahan sikap: semakin sadar bahwa partisipan tidak mungkin tinggal dirumah saja sehingga partisipan memiliki keinginan untuk merubah kondisi agar lebih baik, dan mulai memikirkan untuk membuka usaha kecil dan partisipan ingin melakukan perubahan  Komitmen diri: berkomitmen untuk tetap mengasihi keluarganya.  Kegiatan terarah: mencari pekerjaan, partisipan mengajukan lamaran pekerjaan ke STM, perusahaan swasta dan berbagai perusahaan lainnya.  Dukungan sosial : partisipan mendapat penguatan agar tetap tabah menghadapi semuanya emotional support, dukungan juga diberikan oleh saudara partisipan yang berupa berupa informasi mengenai makanan dan obat yang bagus untuk penderita stroke informational support.

4. Metode Penemuan

Makna Hidup  Metode Pemahaman Diri  Metode Bertindak Positif  Metode  Metode pemahaman diri: Penderita kelumpuhan pascastroke sering bertanya-tanya pada dirinya betapa potensialnya dirinya dalam melakukan banyak hal dan merenungkan apa yang salah dengan dirinya selama ini, dengan Universitas Sumatera Utara 161 Pengakraban Hubungan  Pendalaman Catur Nilai  Metode Ibadah cara berdiam diri.  Metode Pengakraban Hubungan: partisipan juga mengajak teman- teman untuk saling bertukar pikiran dengan teman yang paling dekat. Saat ini partisipan ingin segera menyelesaikan masalahnya dengan istrinya dan mencoba untuk berterus terang pada istrinya, menyelesaikan permasalahan diantara mereka, dan meminta maaf pada keluarga istrinya. Tabel 15 Gambaran Proses Pencarian Makna Hidup pada Partisipan III Penghayatan hidup Kesimpulan  Bermakna Meaningful  Tidak Bermakna Meaningless  Tidak Bermakna: Sampai saat ini partisipan merasa dirinya tidak berharga. Perasaan ketidakbahagiaan yang dirasakan oleh penderita kelumpuhan pascastroke disebabkan kerena belum mampu untuk menjalankan tugas sebagai kepala rumah tangga yang membiayai kebutuhan keluarganya. Universitas Sumatera Utara 162 Bagan 4 Pencarian Makna Hidup pada Partisipan III Hari Universitas Sumatera Utara 163 IV.D. Analisa Data Antar Partisipan Agar dapat melihat lebih mendalam tentang analisis data hasil wawancara antar partisipan, berikut di sajikan tabel yang memuat tentang analisa data antar partisipan berdasarkan faktor resiko stroke, gambaran penderitaan yang dialami, tahapan proses pencarian makna hidup, sumber-sumber makna hidup, komponen- komponen yang menetukan keberhasilan dalam pencarian makna hidup, metode penemuan makna hidup dan penghayatan hidup. Analisis banding diperlukan antar partisipan juga berguna untuk mengetahui sejauhmana kesamaan, perbedaan, saling melengkapi, dan kontardisi antar partisipan Bastaman, 1996. Tabel 16 Analisis Banding Antar Partisipan No Analisa Data Partisipan 1 Partisipan II Partisipan III 1 Faktor Resiko Stroke Tidak dapat dikontrol  Umur: 67 tahun  Jenis kelamin: Laki- laki  Umur: 66 tahun  Umur: 52 tahun  Jenis kelamin: Laki- laki  Riwayat keluarga Dapat dikontrol  Merokok  Minum alkohol  Stress psikologis  Kencing Manis Diabetes Melitus  Stress psikologis  Merokok  Stress psikologis 2 Gambaran Penderitaan  Gejala fisik  Serangan defisit neurologis kelumpuhan fokal : kelumpuhan pada sebelah badan yang atau kiri hingga pada saat ini  Serangan defisit neurologis kelumpuhan fokal : kelumpuhan pada sebelah badan yang atau kiri hingga pada saat ini  Serangan defisit neurologis kelumpuhan fokal : kelumpuhan pada sebelah kanan badan hingga pada saat ini  Baal : kaki dan Universitas Sumatera Utara 164  Baal : mati rasa sebelah kiri badan, terasa ngilu, sulit di gerakkan  Sulit untuk makan dan meneguk minuman  Gerakan tidak terkoordinasi : kehilangan keseimbangan, sempoyongan pada sampai saat 3 bulan setelah terserang stroke.  Gangguan kesadaran: pingsan bahkan sampai koma selama seminggu di rumah sakit  Mulut mencong: mulut miring ke kanan saat awal stroke sampai setahun kemudian, sehingga mengakibatkan kesulitan untuk berbicara.  Baal : mati rasa sebelah kiri badan, dan sulit di gerakkan ataupun dimiringkan  Sulit untuk menelan makan dan meneguk minuman  Gerakan tidak terkoordinasi : kehilangan keseimbangan tubuh sehingga ketika berdiri masih sulit.  Mengalami kesulitan untuk berjalan sehingga ketika berjalan harus dipapah oleh orang lain.  Gangguan kesadaran: tidak sadarkan diri selama dua hari di rumah sakit tangan kanannya yang terasa kebas, dan seperti mati rasa.  Sulit untuk makan dan meneguk minuman  Gerakan tidak terkoordinasi : keseimbangan tubuh yang sulit hal itu disebabkan karena tangan dan kaki kanannya masih sulit untuk digerakkan.  Mulut mencong: tanpa disadarinya bahwa mulutnya telah miring ke samping.  Gejala psikologis  Kemarahan : saat merasakan dirinya berbeda karena mengalami kelumpuhan yang berat saat itu.  Isolasi : menghindar dan tidak mau berbicara dengan orang lain  Kelabilan emosi : sering menangis tanpa sebab, merasa bingung harus berbuat dan melakukan apa karena kondisi yang di rasakannya sangat berat.  Terkejut: saat pertama kali melihat kondisi kelumpuhan akibat stroke yang dideritanya.  Kebingungan : melihat kondisi kelumpuhan dan kebingungan harus melakukan apa.  Kelabilan emosi : sering menangis tanpa sebab, karena merasa tidak sanggup mengahadapi semua yang terjadi pada dirinya.  Kemarahan : lebih cepat marah, apalagi kalau permintaannya tidak segera dipenuhi.  Isolasi : tidak bisa berbicara dengan jelas dengan orag lain, hal itu mengakibatkan Hari lebih betah untuk tinggal di rumah sendiri.  Kecemasan: akibat kelumpuhan yang di alami penderita yang menyebabkan penderita tidak dapat Universitas Sumatera Utara 165  Shock: merasa terkejut dan tidak percaya saat mengetahui kondisinya telah lumpuh akibat serangan stroke yang di deritanya.  Kebingungan: Mengalami kebingungan, dan tidak tahu mau melakukan apa karena kondisinya tidak memungkinnya untuk melakukan apa-apa. kembali bekerja.

3. Tahapan Proses