BAB III PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG MENGENAI PUTUSAN YANG
DIJATUHKAN DI LUAR PASAL YANG DIDAKWAKAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA NARKOTIKA
Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 KPid.Sus2012DanPutusan Mahkamah Agung Nomor 2497 KPid.Sus2011
A. Surat Dakwaan Sebagai Dasar Pemeriksaan Hakim Dalam Perkara Pidana Menurut KUHAP
Dakwaan sangat berperan penting dalam penyelesaian suatu perkara pidana. Dalam mengadili suatu perkara haruslah ada surat dakwaan sebagai dasar
dari terlaksananya penyelesaian kasus pidana. Surat dakwaan sangat diperlukan karena dalam surat dakwaan berisi tentang unsur-unsur pidana yang dilakukan
oleh terdakwa yang bersifat sementara, karena belum dipastikan melalui pemeriksaan di dalam sidang pengadilan. Surat dakwaan dikeluarkan Jaksa
Penuntut Umum yang menangani suatu perkara pidana setelah menerima berkas pemeriksaan dari penyidik.
Munculnya suatu perkara dimulai dengan adanya tindak pidana di masyarakat.Setelah diadakan penangkapan terhadap tersangkanya, kemudian
dilakukan pemeriksaan untuk tingkat penyidikan.Di tingkat penyidikan, dapat dilakukan berbagai upaya seperti penggeledahan, penyitaan barang bukti, dan
pemeriksaan saksi-saksi yang tujuannya agar perkara dapat diperiksa di tingkat berikutnya.
Hasil dari penyidikan adalah dasar dalam pembuatan surat dakwaan. Rumusan-rumusan di dalam surat dakwaan pada dasarnya tidak lain dari hasil
Universitas Sumatera Utara
penyidikan karena memang didasarkan pada hasil penyidikan. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa penyidikan merupakan pintu gerbang masuknya
perkara pidana oleh karena setiap perkara pidana tidak dapat dituntut atau diajukan ke pengadilan sebelum melalui tingkat penyidikan.
Dari pelbagai pandangan teoretik dan praktisi hukum apabila dijabarkan pada asasnya, surat dakwaan mempunyai dimensi tentang hal-hal sebagai
berikut:
104
a. Bahwa surat dakwaan adalah suatu akta;
b. Bahwa surat dakwaan berisikan perumusan locus dan tempus delicti;
c. Bahwa surat dakwaan berisikan tindak pidana yang dilakukan terdakwa
dirumuskan secara cermat, jelas, dan lengkap; d.
Bahwa surat dakwaan merupakan dasar bagi hakim melakukan pemeriksaan di depan persidangan.
Fungsi surat dakwaan dalam sidang pengadilan merupakan landasan dan titik tolak pemeriksaan terdakwa. Berdasar rumusan surat dakwaan dibuktikan
kesalahan terdakwa. Pemeriksaan sidang tidak boleh menyimpang dari apa yang dirumuskan dalam surat dakwaan. Jika surat dakwaan berisi tuduhan mekakukan
perampokan pada malam hari dengan mempergunakan senjata yang didahului dengan pembongkaran dan penembakan, sepanjang ruang lingkup itulah batas-
batas pemeriksaan dalam persidangan. Pemeriksaan tidak boleh melakukan pemeriksaan terhadap kejahatan dan keadaan lain. Itulah sebabnya undang-undang
104
Lilik Mulyadi, Bunga Rampai Hukum …, op. cit, hal. 38-41.
Universitas Sumatera Utara
mewajibkan penuntut umum menyusun rumusan surat dakwaan yang jelas, supaya mudah mengarahkan jalannya pemeriksaan sidang.
Namun demikian, bagaimanapun jelasnya rumusan surat dakwaan, sering dijumpai pelaksanaan yang kurang relevan dengan surat dakwaan. Bahkan ada
sementara hakim yang keliru menyadari fungsi surat dakwaan sebagai landasan titik tolak pemeriksaan. Sering terjadi cara dan arah pemeriksaan yang lebih
diwarnai selera hakim maupun penasihat hukum. Padahal semua pihak, apakah hakim yang memimpin persidangan, penuntut umum yang bertindak sebagai
penuntut, terdakwa maupun penasihat hukum yang berperan sebagai pendamping terdakwa, mesti terikat pada rumusan surat dakwaan. Menyimpang dari itu,
dianggap sebagai kekeliruan dan perkosaan kepada usaha penegakan hukum serta mengakibatkan perkosaan kepada diri terdakwa karena kepadanya dikakukan
pemeriksaan mengenai sesuatu yang tidak didakwakan kepadanya.
105
Ditinjau dari berbagai kepentingan yang berkaitan dengan pemeriksaan perkara pidana, maka fungsi Surat Dakwaan dapat dikategorikan:
106
a. Bagi PengadilanHakim, Surat Dakwaan merupakan dasar dan sekaligus
membatasi ruang lingkup pemeriksaan, dasar pertimbangan dalam penjatuhan keputusan;
b. Bagi Penuntut Umum, Surat Dakwaan merupakan dasar
pembuktiananalisis yuridis, tuntutan pidana dan penggunaan upaya hukum;
105
M. Yahya Harahap, … KUHAP Penyidikan Dan Penuntutan, op.cit, hal. 389.
106
Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: SE-004J.A111994 Tentang Pembuatan Surat Dakwaan tanggal 16 November 1993
Universitas Sumatera Utara
c. Bagi terdakwaPenasehat Hukum, Surat Dakwaan merupakan dasar untuk
mempersiapkan pembelaan. Penyusunan surat dakwaan yang baik, adalah merupakan awal
keberhasilan tugas penuntutan, karena surat dakwaan menduduki posisi sentral dalam proses penyelesaian perkara pidana. Hal ini dikarenakan surat dakwaan
menjadi dasar dan membatasi ruang lingkup pemeriksaan di sidang pengadilan, dasar pembuktian, dasar tuntutan pidana, dan dasar putusan litis contestatio dan
dasar dalam melancarkan upaya hukum. Surat Dakwaan merupakan penataan konstruksi yuridis atas fakta-fakta
perbuatan terdakwa yang terungkap sebagai hasil penyidikan dengan cara memadai perpaduan antara fakta-fakta perbuatan tersebut dengan unsur-unsur
Tindak Pidana seseuai ketentuan Undang-Undang Pidana yang bersangkutan. Merujuk pada Surat Edaran Jaksa Agung RI Nomor SE-004J.A111993,
dasar pembuatan surat dakwaan yaitu: a.
Penuntut Umum mempunyai wewenang membuat Surat Dakwaan pasal 14 huruf d KUHAP;
b. Penuntut Umum berwenang melakukan penuntutan terhadap siapa pun
yang didakwa melakukan suatu Tindak Pidana dalam daerah hukumnya dengan melimpahkan perkara ke Pengadilan yang berwenang mengadili
pasal 137 KUHAP; c.
Pembuatan Surat Dakwaan dilakukan oleh Penuntut Umum bila ia berpendapat bahwa dari hasil penyidikan dapat dilakukan penuntutan
pasal 140 ayat 1 KUHAP.
Universitas Sumatera Utara
Melalui mekanisme pembuatan surat dakwaan melalui ketentuan Surat Edaran Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor: SE-004J.A111993 tanggal 16
November 1993, diperlukan pemantapan pemahaman petunjuk teknis persiapan pembuatan surat dakwaan yaitu:
107
a. Penelitian Berkas Perkara
Fokus penelitian diarahkan pada terpenuhinya kelengkapan formil dan materiil, guna mengetahui sejauh mana fakta-fakta hasil penyidikan dapat
mendukung perumusan Surat Dakwaan beserta upaya pembuktiannya. Perlu diidentifikasi dan diinventarisasi alat-alat bukti yang memiliki
keabsahan dna kekuatan pembuktian. Selanjutnya perlu juga identifikasi dan Inventarisasi kelemahan yang melekat pada berkas perkara untuk
mempersiapkan fakta-fakta yuridis yang mantap dan akurat guna mengantisipasi kendala yang timbul dalam upaya pembuktian.
b. Menelaah ketentuan-ketentuan Pidana terkait
Setelah diperoleh kepastian tentang pelaku Tindak Pidana, kualifikasi dan ketentuan pidana yang akan didakwakan, waktu dan tempat Tindak
Pidana, modus operandi yang digunakan, akibat Tindak Pidana dan motivasi yang mendorong terdakwa melakukan Tindak Pidana, maka
dilakukan penelaahan terhadap ketentuan-ketentuan pidana yang paling mantap dan tepat untuk diterapkan dalam Surat Dakwaan.
107
Surat Edaran Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Nomor B-607E111993 tanggal 22 November 1993.
Universitas Sumatera Utara
c. Pemilihan Bentuk Surat Dakwaan
Setelah diidentifikasi jenis, sifat Tindak Pidana dan ketentuan Pidana yang dilanggar, lalu dilakukan pemilihan bentuk Surat Dakwaan yang paling
tepat. d.
Matrik Surat Dakwaan Dalam perkara-perkara yang sulit pembuktiannya atau perkara-perkara
penting, sebelum merumuskan konsep Surat Dakwaan hendaknya disusun matrik Surat Dakwaan yang menggambarkan suatu bagan flow chart
mulai dari kualifikasi Tindak Pidana beserta pasal yang dilanggar, unsur- unsur Tindak Pidana, fakta-fakta perbuatan terdakwa, alat-alat bukti
pendukung dan barang bukti yang dapat mendukung upaya pembuktian. e.
Bila ditemui keragu-raguan dalam pembuatan Surat Dakwaan, agar hal ini dipecahkan melalui dinamika kelompok dalam bentuk forum diskusi yang
melibatkan jaksa-jaksa senior. f.
Konsep Surat Dakwaan Matrik Surat Dakwaan yang telah tersusun merupakan esensi dakwaan
yang berfungsi sebagai kendali dalam merumuskan konsep Surat Dakwaan.Konsep Surat Dakwaan yang telah disusun dikonsultasikan
dengan Kepala Seksi Pidana Umum dan setelah disetujui konsep tersebut disiapkan dalam bentuk konsep akhir Surat Dakwaan untuk selanjutnya
dimintakan persetujuan Kepala Kejaksaan Negeri.Setelah mendapat persetujuan Kepala Kejaksaan Negeri atau Kasi Pidana Umum barulah
perkara dapat dilimpahkan ke Pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 143 ayat 2 KUHAP menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pembuatan Surat Dakwaan, yakni syarat-syarat yang berkenaan dengan
tanggal, tanda tangan Penuntut Umum, dan identitas lengkap terdakwa.Syarat- syarat dimaksud dalam praktek disebut sebagai syarat formil.
Sesuai ketentuan pasal 143 ayat 2 huruf a KUHAP, syarat formil meliputi:
a. Surat Dakwaan harus dibubuhi tanggal dan tanda tangan Penuntut Umum
pembuat Surat Dakwaan; b.
Surat Dakwaan harus memuat secara lengkap identitas terdakwa yang meliputi: nama lengkap, tempat lahir, umurtanggal lahir, jenis kelamin,
kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan. Identitas diperlukan untuk mengindividualisir orang yang dijadikan
terdakwa sehingga dihindari kemungkinan adanya error in persona. Kemudian pencantuman kebangsaan berfungsi untuk mengetahui status terdakwa yang
berkorelasi dengan hak-haknya sehubungan guna mempersiapkan pembelaannya berdasarkan ketentuan Pasal 51 huruf b KUHAP, seperti mendapatkan juru bahasa
bagi terdakwa yang tidak mengerti Bahasa Indonesia karena kebangsaan asing. Sedangkan pencantuman agama diperlukan dalam surat dakwaan dalam
hubungannya dengan pelaksanaan penyumpahan menurut cara agamanya ketika terdakwa tersebut dijadikan saksi mahkota yang perkaranya dilakukan splitsing
Pasal 142 KUHAP dan sebelum memberikan keterangan disumpah terlebih dahulu Pasal 160 ayat 3 KUHAP. Berikutnya, mengenai pekerjaan terdakwa
berkorelasi apabila terdakwa didakwa melakukan tindak pidana jabatan
Universitas Sumatera Utara
ambstdelicten sehingga dalam dakwaan perlu diuraikan terhadap kapasitas status terdakwa sesuai pekerjaan, jabatan atau kedudukannya berdasarkan Surat
Keputusan Pengangkatan dalam jabatan tersebut.
108
Di samping syarat formil tersebut ditetapkan pula bahwa Surat Dakwaan harus memuat uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana
yang didakwakan dengan menyebutkan tempat dan waktu tindak pidana itu dilakukan. Syarat ini dalam praktek disebut sebagai syarat materiil.
Sesuai ketentuan Pasal 143 ayat 2 huruf b KUHAP, syarat materiil meliputi:
a. Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang
didakwakan; b.
Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan.
Uraian secara cermat, berarti menuntut ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam mempersiapkan Surat Dakwaan yang akan diterapkan bagi terdakwa.
Dengan menempatkan kata “cermat” paling depan dari rumusan pasal 143 ayat 2 huruf b KUHAP, pembuat Undang-Undang menghendaki agar Jaksa Penuntut
Umum dalam membuat Surat Dakwaan selalu bersikap korek dan teliti. Uraian secara jelas, berarti uraian kejadian atau fakta kejadian yang jelas
dalam Surat Dakwaan, sehingga terdakwa dengan mudah memahami apa yang didakwakan terhadap dirinya dan dapat mempersiapkan pembelaannya.
108
Lilik Mulyadi, Bunga Rampai Hukum …, op.cit, hal. 43-44.
Universitas Sumatera Utara
Uraian secara lengkap, berarti Surat Dakwaan itu memuat semua unsur elemen tindak pidana yang didakwakan.Unsur-unsur tersebut harus terlukis di
dalam uraian fakta kejadian yang dituangkan dalam Surat Dakwaan. Secara materiil, suatu Surat Dakwaan dipandang telah memenuhi syarat
apabila telah memberi gambaran secara bulat dan utuh tentang:
109
a. Tindak pidana yang dilakukan;
b. Siapa yang melakukan tindak pidana tersebut;
c. Dimana tindak pidana dilakukan;
d. Bilamanakapan tindak pidana dilakukan;
e. Bagaimana tindak pidana tersebut dilakukan;
f. Akibat apa yang ditimbulkan tindak pidana tersebut delik materiil;
g. Apakah yang mendorong terdakwa melakukan tindak pidana tersebut
delik-delik tertentu; h.
Ketentuan-ketentuan pidana yang diterapkan. Komponen-komponen tersebut secara kasuistik harus disesuaikan dengan
jenis tindak pidana yang didakwakan apakah tindak pidana tersebut termasuk delik formil atau delik materiil.
Dengan demikian dapat diformulasikan bahwa syarat formil adalah syarat yang berkenaan dengan formalitas pembuatan Surat Dakwaan, sedang syarat
materiil adalah syarat yang berkenaan dengan materisubstansi Surat Dakwaan.Untuk keabsahan Surat Dakwaan, kedua syarat tersebut harus dipenuhi.
109
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Tidak terpenuhinya syarat formil, menyebabkan Surat Dakwaan dapat dibatalkan vernietigbaar, sedang tidak terpenuhinya syarat materiil
menyebabkan dakwaan batal demi hukum absolut nietig.
B. Analisis Pertimbangan Hakim Mahkamah Agung Dalam Putusan Mahkamah Agung