bahagia, kata-kata yang digunakan adalah kata bahasa kehidupan sehari-hari. Selain yang diuraikan diatas, pada bagian akhir sebuah Mukashibanashi ada pula
cerita yang diakhiri dengan kata “Tosa” yang mempunyai arti “hal yang diceritaka tersebut didengar dari orang lain” Dilihat dari Jenis Mukashibanashi juga terbagi
atas tiga kelompok, yaitu Doobutsu Mukashibanashi, adalah istilah Jepang untuk dongeng-dongeng binatang, Honkaku Mukashibanashi, adalah istilah untuk
dongeng biasa, Waraibanashi, adalah istilah untuk lelucon. Salah satu judul dongeng klasik Jepang adalah Momotaro. Dan beberapa
judul lainnya adalah Kakek Pemekar Bunga, Kintaro, Pertarungan Monyet dan Kepiting, Gunung Kachi-kachi, Balas Budi Burung Bangau, UrashimaTaro,
Patung Jizo Bertopi Bambu, Periuk Bunbuku, Issun- Bōshi, Shita-kiri Suzume.
2.6 Setting Cerita Momotaro
Menurut Brook dalam Mursini 2007:41, “latar is the physical background, element of place, in story”. “Latar adalah latar belakang fisik, unsur
tempat dan ruang, di dalam cerita”. Wellek dan Werren dalam Mursini 2007:41 juga mengemukakan “setting is environment demesticinterior, may be viewed as
metonymic, or expression of character”. Latar adalah lingkungan alam sekitar, terutama lingkungan dalam yang dipandang sebagai pengekspresikan watak
secara metominik atau metafori. Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa setting latar adalah
situasi tempat, ruang, dan waktu terjadinya cerita. Tercakup di dalamnya lingkungan geografis, rumah tangga, pekerjaan, benda-benda, dan alat-alat yang
Universitas Sumatera Utara
berkaitan dengan tempat terjadinya peristiwa cerita waktu, suasana maupun periode sejarah.
Hudson dalam Mursini 2007:4 membagi setting latar cerita atas latar fisik material dan latar sosial. Yang termasuk latar fisik adalah latar yang berupa
benda-benda fisik seperti bangunan rumah, kamar, perabotan, daerah, dan sebagainya. Latar sosial meliputi pelukisan keadaan sosial budaya, sosial
masyarakat, seperti adat istiadat, cara hidup, bahasa kelompok sosial, dan sikap hidupnya yang melewati cerita. Tentunya latar membantu kejelasan jalan cerita.
Dalam membahas setting latar cerita dongeng Momotaro ini, penulis akan menjelaskan latar tempat dan latar waktu, sebagai berikut:
a. Latar Tempat
Latar tempat menjelaskan pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Unsur-unsur yang digunakan mungkin
berupa tempat-tempat dengan nama-nama tertentu, ataupun lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.
Adapun latar tempat terjadinya peristiwa dalam dongeng Momotaro adalah sebagai berikut:
1. Bukit
Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut: “Suatu hari, pak tua pergi ke bukit seperti biasanya” Hal.321.
2. Sungai
Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut: “Dikeluarkannya satu persatu baju-baju itu dari dalam keranjang, lalu menggosoknya di atas batu di
sungai” Hal.322.
Universitas Sumatera Utara
3. Sebuah Kamar
Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut: “Istrinya lalu berlari masuk ke sebuah kamar yang kecil dan mengeluarkan dari lemari buah persik yang
besar itu” Hal.324. 4.
Pulau di bawah Laut Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut: “Nun jauh dari tempat ini ke
Utara Jepang, ada sebuah pulau di bawah laut” Hal.328. 5.
Bawah Sebuah Pohon Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut: “Maka dibukanya tasnya dan
mengambil satu kue beras, lalu duduk di bawah sebuah pohon di dekat jalan untuk memakannya” Hal.330.
6. Utara Jepang
Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut: “Aku Momotaro, dan aku sedang dalam perjalanan menaklukkan setan-setan di benteng pulau
mereka di Utara Jepang” Hal.331. 7.
Lembah Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut: “ Aku kera yang tinggal di
lembah ini” Hal.333. 8.
Ladang Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut: “Lama-kelamaan sampailah
mereka di sebuah ladang yang luas” Hal.334.
Universitas Sumatera Utara
9. Pantai Samudra Timur-Laut
Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut: “Setelah berjalan cepat setiap harinya, mereka akhirnya sampai di pantai Samudra Timur-Laut”
Hal.336. 10.
Perahu Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut: “Momotaro lalu mengambil
sebuah perahu kecil, dan mereka semua naik ke perahu itu” Hal.338 11.
Lautan Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut: “Angin dan cuaca saat ini cukup
baik, dan perahu itu meluncur layaknya anak panah melintasi lautan” Hal.338.
12. Kastil
Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut: “Di puncak pantainya yang terjal dan menjorok ke laut ada sebuah kastil besar” Hal.339.
13. Puncak
Hal ini terlihat jelas pada kalimat berikut: “Momotaro mendarat, dan berharap bias menemukan jalan masuk, berjalan menuju puncak, diikuti si
kera dan si anjing” Hal.341.
b. Latar Waktu