Kesimpulan Mengerjakan sendiri karya dan mampu bertanggung jawab atas

104 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Melalui uji kenormalan data dengan Smart PLS, dapat diketahui bahwa kualitas pengendalian mutu pada 30 UKM penghasil sepatu daerah Bogor dapat dinilai melalui kualitas pengendalian mutu produk akhir. Untuk memperoleh kualitas pengendalian mutu produk akhir yang baik, maka UKM perlu memperhatikan pula kualitas pengendalian bahan baku serta kualitas pengendalian mutu produk dalam produksi. Sehingga hasil akhirnya adalah UKM memiliki kualitas pengendalian mutu yang baik. 2. Berdasarkan penelitian dengan menggunakan diagram kendali P, diketahui bahwa kualitas proses produksi pada 15 UKM penghasil sepatu daerah Bogor adalah dalam keadaan yang terkontrol. Meskipun ke 15 UKM ini masih memiliki kesalahan dalam proses produksinya, namun kesalahan tersebut masih dapat ditolerir karena nilai proporsinya masih berada pada batas kendali 3 sigma. 3. Melalui diagram pareto dapat diketahui penyebab kerusakan kecacatan pada proses produksi 15 UKM penghasil sepatu daerah Bogor sebagain besar terjadi pada proses pengeleman. Kerusakan kecacatan dalam proses pengeleman ini biasanya adalah dalam bentuk lem yang kurang merekat, posisi lem yang kurang tepat dan lem yang menempel di bagian kap sepatu sehingga mengurangi kualitas produk. Selain itu letak kesalahan yang sering terjadi adalah pada proses menjahit pola, 105 kesalahan ini biasanya berbentuk jahitan yang kurang rapih atau warna benang yang ternyata kurang cocok dengan warna dasar sepatu. Salah memotong pola dan salah memola sepatu menjadi faktor kecil penyebab kerusakan kecacatan produk. 4. Dari hasil pengamatan serta wawancara dengan pemilik dan pegawai, diketahui terdapat faktor utama yang paling mempengaruhi mutu 15 UKM penghasil sepatu daerah Bogor salah satunya yaitu tenaga kerja. Pada diagram sebab-akibat dapat diketahui bahwa faktor penentu mutu UKM dipengaruhi juga oleh hal-hal seperti konstentrasi, keterampilan, ketelitian serta kehati-hatian.

5.2 Saran