daur ulang besi dalam plasma. Produksi transferin meningkat pada keadaan defisiensi besi dan menurun pada keadaan
overload besi. Konsentrasi
transferin dalam plasma secara fungsional dihitung sebagai total iron binding
capacity TIBC.
14
Sebagian besar transferin darah membawa besi ke sum-sum tulang dan bagian tubuh lainnya. Di dalam sum-sum tulang, besi digunakan untuk
membuat hemoglobin yang merupakan bagian dari sel darah merah. Sisanya dibawa ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Kelebihan besi yang dapat
mencapai 200 hingga 1500 mg, disimpan sebagai protein feritin dan hemosiderin di dalam hati 30, sumsum tulang belakang 30 dan
selebihnya di dalam limpa dan otot. Dari simpanan tersebut hingga 50 mg sehari dapat dimobilisasi untuk keperluan tubuh seperti pembentukan
hemoglobin. Feritin yang bersirkulasi di dalam serum merupakan indikator penting untuk menilai status besi.
10
2.2. Fungsi Zat Besi
Dalam keadaan tereduksi besi kehilangan dua elektron, oleh karena itu mempunyai dua sisa muatan positif bentuk ferofe
++
. Dalam keadaan teroksidasi, besi kehilangan tiga elektron, sehingga mempunyai sisa tiga
muatan positif yang dinamakan bentuk feri Fe
+++
. Karena dapat berada dalam dua bentuk ion ini, besi berperan dalam proses respirasi sel, yaitu
sebagai kofaktor bagi enzim yang terlibat di dalam reaksi oksidasi- reduksi.
3,10
Besi dibutuhkan dalam banyak fungsi tubuh yang esensial seperti transport oksigen, produksi
adenosine triphosphate ATP, sintesa DNA,
fungsi mitokondrial dan melindungi sel dari kerusakan oksidatif.
15
Fungsi utama besi adalah untuk metabolisme energi. Di dalam sel, besi bekerja sama dengan rantai protein – pengangkut elektron, yang berperan
dalam langkah-langkah akhir metabolisme energi. Protein ini memindahkan hidrogen dan elektron yang berasal dari zat gizi penghasil energi ke
oksigen, sehingga membentuk air. Dalam proses tersebut dihasilkan ATP.
10
Peran besi dalam pertumbuhan telah banyak diteliti orang. Salah satu peran besi adalah dalam proliferasi sel. Besi sangat dibutuhkan pada siklus
sel, karena besi merupakan bagian dari enzim untuk sintesis DNA dan ribonucleotide reductase
RR. Kekurangan besi menghambat aktifitas enzim RR sehingga proliferasi sel terganggu. Proliferasi sel di kontrol oleh
cyclins, cyclin-dependent kinases
cdk’s dan cyclin-dependent kinase inhibitors
cdki’s .
Defisiensi besi menyebabkan penurunan produksi protein cyclin D1
CD1 . Hal ini menerangkan adanya hubungan “defisiensi besi–supresi
pertumbuhan” pada siklus proliferasi sel sehingga menyebabkan pertumbuhan akan terganggu.
Bagaimanapun, masih sedikit diketahui peran besi dalam proses proliferasi sel ini.
16
Besi juga berperan dalam kemampuan belajar anak. Hubungan defisiensi besi dengan fungsi otak telah banyak diteliti. Beberapa bagian dari
otak mempunyai kadar besi yang tinggi yang diperoleh dari transpor besi yang dipengaruhi oleh reseptor transferin. Kadar besi dalam darah
meningkat selama pertumbuhan hingga remaja. Defisiensi besi berpengaruh terhadap fungsi
neurotransmitter , akibatnya kepekaan reseptor saraf
dopamine berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut. Hal ini akan menyebabkan menurunnya daya konsentrasi, daya
ingat dan kemampuan belajar. Juga terjadi peningkatan ambang rasa sakit dan penurunan fungsi kelenjar tiroid serta kemampuan mengatur suhu
tubuh.
10,17,18
Pada sistem kekebalan, besi memegang peranan penting. Respon kekebalan sel oleh limfosit–T terganggu karena berkurangnya pembentukan
sel tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA karena gangguan enzim
reduktase ribonukleotida yang membutuhkan
besi dalam menjalankan fungsinya. Defisiensi besi juga menyebabkan gangguan fungsi enzim
mieloperoksidase. Disamping itu transferin dan
laktoferin mencegah terjadinya infeksi dengan cara memisahkan besi dari mikroorganisme yang membutuhkan besi untuk berkembang biak.
10
2.3. Defisiensi Besi