BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Metabolisme Zat Besi
Metabolisme menyangkut semua proses fisik dan kimia yang terjadi dalam tubuh yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan. Metabolisme
adalah proses pemecahan zat gizi di dalam tubuh untuk menghasilkan energi dan untuk pembentukan struktur tubuh. Metabolisme selalu
membutuhkan enzim untuk membantu reaksi-reaksi yang terjadi. Kadang- kadang enzim membutuhkan pembantu berupa koenzim.
10
Perkembangan metabolisme besi dalam hubungannya dengan homeostasis besi dapat dimengerti dengan baik pada orang dewasa,
sedangkan pada anak diperkirakan mengalami hal yang sama seperti pada orang dewasa.
3
Zat besi bersama dengan protein globin dan protoporfirin mempunyai peranan yang penting dalam pembentukan hemoglobin. Selain
itu besi juga terdapat dalam beberapa enzim yang berperan dalam metabolisme oksidatif, sintesis DNA,
neurotransmitter dan proses
katabolisme. Kekurangan besi akan memberikan dampak yang merugikan terhadap sistem saluran pencernaan, susunan saraf pusat, kardiovaskular,
imunitas dan perubahan tingkat seluler.
3,10
Jumlah besi yang diserap oleh tubuh dipengaruhi oleh jumlah besi dalam makanan, jenis makanan, bioavailabilitas besi dalam makanan dan
penyerapan oleh mukosa usus.
3
Absorbsi besi memegang peranan penting pada pengaturan homeostasis besi. Absorbsi akan meningkat bila cadangan
besi tubuh rendah atau eritropoesis meningkat. Absorbsi akan berkurang bila cadangan besi cukup. Bahan makanan yang dapat menghambat absorbsi
besi adalah kulit padi fitat, tanin terdapat dalam teh, kopi, kuning telur, serta kelebihan besi
iron overload . Bahan makanan yang dapat menambah
absorbsi besi adalah makanan yang mengandung asam askorbat, asam sitrat, asam amino daging, ikan dan keadaan defisiensi besi.
11
Ada dua cara penyerapan besi dalam usus. Pertama, penyerapan dalam bentuk
non heme ± 90 dari makanan dimana besi harus diubah
dulu menjadi bentuk yang diserap. Bentuk yang kedua yaitu bentuk heme
±10 dari makanan, dimana besi dapat langsung diserap tanpa memperhatikan cadangan besi dalam tubuh, asam lambung ataupun zat
makanan yang dikonsumsi. Besi non hem setelah diserap, di dalam mukosa usus sebagian bergabung dengan apoferitin membentuk feritin dan yang
tidak berikatan dengan apoferitin akan masuk ke sirkulasi darah, kemudian berikatan dengan apotransferin membentuk transferin serum.
3,12
Absorbsi besi terutama terjadi di duodenum oleh enterosit, pada vili usus besi melalui bagian apikal dan kemudian melalui bagian basolateral
dari membran sel untuk mencapai sirkulasi. Bagian apikal membran membawa
heme dan besi fero ke dalam sel.
Heme diabsorbsi secara
langsung kedalam sel mukosa dimana heme
tersebut diurai oleh heme
oxygenase dan fero dilepas. Besi anorganik dari diet makanan terutama
dalam bentuk feri, dan secara enzimatik akan berkurang dalam bentuk yang lebih efisien untuk diabsorbsi yaitu bentuk fero oleh
brush border feric reductase,
difasilitasi oleh pH lambung yang rendah dan adanya agen-agen yang mengurangi pH lambung seperti asam askorbat. Besi fero dibawa
melalui bagian apikal membran ke dalam enterosit oleh divalent metal
transporter .
12
Pengambilan besi oleh enterosit ditentukan oleh kandungan besi dan
hal ini tergantung kepada jumlah transferin yang berikatan dengan besi yang disimpan sebagai feritin pada bagian basal sel kripta. Kandungan besi pada
sel kripta mencerminkan jumlah total cadangan besi dan berhubungan erat dengan kebutuhan tubuh.
10,12
Metabolisme selular dari besi dilakukan oleh tiga protein yaitu transferin, reseptor transferin dan feritin.
13
Besi lepas dari tempat absorbsi dan masuk ke sel yang sedang aktif bersintesis oleh suatu protein yaitu
transferin. Protein transpor plasma ini mengandung 679 asam amino. Tidak seperti protein transpor lain, transferin tidak ikut dikonsumsi selama proses
pengangkutan, sehingga daur ulangnya dalam plasma tidak sama dengan
daur ulang besi dalam plasma. Produksi transferin meningkat pada keadaan defisiensi besi dan menurun pada keadaan
overload besi. Konsentrasi
transferin dalam plasma secara fungsional dihitung sebagai total iron binding
capacity TIBC.
14
Sebagian besar transferin darah membawa besi ke sum-sum tulang dan bagian tubuh lainnya. Di dalam sum-sum tulang, besi digunakan untuk
membuat hemoglobin yang merupakan bagian dari sel darah merah. Sisanya dibawa ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Kelebihan besi yang dapat
mencapai 200 hingga 1500 mg, disimpan sebagai protein feritin dan hemosiderin di dalam hati 30, sumsum tulang belakang 30 dan
selebihnya di dalam limpa dan otot. Dari simpanan tersebut hingga 50 mg sehari dapat dimobilisasi untuk keperluan tubuh seperti pembentukan
hemoglobin. Feritin yang bersirkulasi di dalam serum merupakan indikator penting untuk menilai status besi.
10
2.2. Fungsi Zat Besi