Melihat hal tersebut bahwa antara undang-undang yang berlaku dan telah menjadi pedoman dalam peradilan dengan fakta yang terdapat di
Pengadilan Agama melalui putusan No. 221Pdt.G2008P.A TNG saling
bertolak belakang, oleh karena itu sangat menarik menurut penulis untuk dapat membuktikan apakah benar terjadi ketidaksesuaian antara hukum yang
berlaku dengan praktek yang ada dipengadilan. Bila benar, apa argumentasi hukum yang dipakai oleh majelis hakim dalam amar putusannya.
Berdasarkan latar belakang pemikiran diatas, maka studi ini memfokuskan pada:
“KESAKSIAN DARI PIHAK KELUARGA DALAM PERCERAIAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM ACARA PERDATA
”
Dengan melakukan
studi analisis
yurisprudensi Putusan
Nomor 221Pdt.G2008P.A TNG
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.Pembatasan Masalah Dalam studi inimembatasi penelitian hanya mengenai kedudukan saksi
dari pihak keluarga menurut hukum Islam dan hukum acara perdata yang berlaku dipengadilan agama. Dengan melakukan studi analisis terhadap
putusan perkara dengan Nomor 221Pdt.G2008P.A Tangerang. 2.Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah diatas maka rumusan masalahnya yaitu berdasarkan hukum acara perdata secara normative kesaksian telah diatur
dalam pasal 145 HIR dan pasal 172 RBG maupun pasal 1909 KUH Perdata menyatakan bahwa syarat sah saksi dalam perceraian harus diluar dari pihak
keluarga, hal yang sama juga disebutkan menurut Mazhab Syafi’I juga melarang ketentuan saksi dari pihak keluarga.
Akan tetepi pada kenyataannya di Pengadilan Agama Tangerang menghadirkan saksi dari pihak keluarga. Dari rumusan tersebut dapat dirinci
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: a.
Kenapa kedudukan saksi dari pihak keluarga yang ada dalam perkara perceraian dilarang menurut hukum Islam dan hukum acara perdata?
b. Bagaimana hakim Pengadilan Agama menerima kesaksian dari pihak
keluarga dalam kasus perceraian di Pengadilan Agama Kota Tangerang pada putusan Nomor: 221Pdt.G2008P.A Tng?
c. Bagaimana penyelesaian masalah yang berkaitan dengan saksi
keluarga yang ada dalam perceraian di Pengadilan Agama?
C.Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kedudukan saksi dari pihak keluarga yang ada dalam
perkara perceraian menurut hukum Islam dan hukum Acara Perdata 2.
Untuk mengetahui alasan hakim di Pengadilan Agama Tangerang menerima saksi dari pihak keluarga dalam perkara perceraian
3. Untuk mengetahui sejauh mana penyelesaian masalah yang berkaitan
dengan saksi keluarga yang ada dalam perceraian di Pengadilan Agama
D. Kajian Terdahulu
Setelah penulis menelusuri beberapa perpustakan khususnya di perpustakaan syari’ah, perpustakan umum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,dan perpustakaan hukum Universitas Muhamadiyah Jakarta, penulis dapati belum pernah ada yang mengkaji secara khusus mengenai masalah
saksi keluarga dalam perceraian, sedangkan yang penulis dapati adalah beberapa karya tulis berupa skripsi sebagai berikut :
Abdul Aziz, dengan judul skripsi “Kedudukan Saksi Dalam Pernikahan Tinjauan terhadap Imam Mazhab Syafi’I dan Hanafi”, Universitas
Islam Negri Jakarta: 2007. Skripsi ini hanya menjelaskan tentang kedudukan saksi dalam pernikahan menurut pandangan Imam Mazh
ab antara Syafi’I dan Hanafi tidak mengarah kepada saksi dari pihak keluarga dalam perkara
perceraian. Ema Fakhriah, dengan judul skripsi “Tinjauan Yuridis versi Al-Qur’an
dan As- sunah terhadap unus testis nulus testis” Satu saksi bukan saksi ,
Universitas Islam Negri Jakarta: 2006. Dalam skripsi ini menjelaskan masalah satu saksi bukan saksi yang ditinjau melalui Al-
Qur’an dan Sunnah dalam tinjauan hukum Islam dan empiris pada Pengadilan Agama dan Pengadilan
Negri dan tidak menjelaskan kedudukan saksi dari pihak keluarga.
Robi Asmara, dengan judul skripsi “Kesaksian Dalam Perkara Perceraian Dengan Alasan Zina” Universitas Muhamadiyah Jakarta: 2005,
Menjelaskan Saksi-saksi yang ada dalam perkara perceraian dengan alasan perzinahan, dalam hal ini penulis tidak menyinggung mengenai kedudukan
saksi dari pihak keluarga akan tetapi lebih kepada saksi perzinahan yang dapat di jadikan alasan untuk melepaskan tali pernikahan.
Afriandi MS, dengan judul skripsi “Relevansi Kedudukan Dua Orang Saksi Wanita di Pengadil
an,” Universitas Islam Negri Jakarta: 2005, Skripsi ini hanya menjelaskan mengenai kedudukan saksi wanita saja apakah saksi
wanita relevan dalam suatu persidangan yang ada di pengadilan.
Hari sasangka, Hukum Pembuktian dalam pertkara Perdata, Bandung:CV, Mandar Maju, 2005, dalam buku ini hanya menjelaskan
beberapa pengertian tentang hukum pembuktian dan prosedur pembuktian dalam proses peradilan perdata
Assadulloh Al-Faruq, Hukum Acara Peradilan Islam,Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2009 dalam buku ini menjelaskan secara umum tentang
Hukum Acara Peradilan Islam dan hukum pembuktian dalam Islam serta interpretasi para ulama mengenai saksi dan persaksian.
Berdasarkan kajian terdahulu yang telah diuraikan di atas belum ditemukan kajian yang menjelaskan tentang kedudukan saksi dari pihak
keluarga, melalui skripsi ini penulis merasa penting untuk dapat membahas masalah kedudukan saksi dari pihak keluarga dalam perkara cerai.
E.Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.
7
2. Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah yang digunakan yaitu melalui pendekatan secara yuridis normatif yang menjelaskan tentang asas hukum atau doktrin
hukum positif dengan mengadakan pendekatan undang-undang yang telah berlaku dan mempunyai kekuatan hukum tetap
8
, Pendekatan yuridis normatif dilakukan untuk meneliti bagaimana ketentuan dan hal lain
mengenai saksi keluarga dalam perceraian. Pendekatan kasus, dalam pendekatan kasus dilakukan melalui sumber-sumber data primer berupa
putusan hakim pengadilan agama yang mengajukan saksi dari pihak keluarga dan dilakukan dengan cara telaah terhadap kasus-kasus yang
7
Lexy J. Moeloeng M.A Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya , Cet 18.
8
Zainuddin Ali Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009 , Cet. Pertama, h.28.
berkaitan dengan isu yang dihadapi dan telah menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
9
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data diambil dari primer, yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen yang ada di pengadilan agama. Dalam hal
ini terdapat dua jenis data antara lain : a.
Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah mencari hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, agenda, jurnal dan putusan pengadilan agama. Dokumen
yang digunakan berupa putusan hakim Pengadilan Agama Tangerang dengan perkara Nomor: 221Pdt.G2008P.A Tng mengenai permohonan
thalak. Dalam putusan ini baik pemohon dan termohon mengajukan saksi dari pihak keluarga yaitu bapak kandung dan ibu kandung.
b. Studi Wawancara
Teknik wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung, Pewawancara disebut interviewer, sedangkan orang
yang diwawancara disebut interviewee. Wawancara yang dilakukan
9
Peter Mahmud Marzuki,Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2005, Cet.Pertama, h. 96.
dengan seorang
hakim Pengadilan
Agama Tangerang.
10
Adapun wawancara yanmg dilakukan dengan tiga orang hakim yaitu sebagai
berikut: a.
Drs. H.Shonhaji, SH b.
Dr.Ai Jamilah, MH c.
Drs. HJ. Suhaimi,MH
4. Teknik Analisa Data
Analisa data yang merupakan proses pencarian dan penyusunan secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara dan bahan-
bahan lain sehingga dapat di pahami dengan mudah dan dapat diinformasikan kepada orang lain. Penulis menggunakan analisa data
kualitatif yang bersifat induktif, yaitu suatu analisis data dimana penulis menjabarkan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian.
5. Teknik Penulisan
Dalam penyusunan teknik penulisan semua berpedoman pada prinsip-prinsip yang telah diatur dan dibukukan dalam pedoman skripsi,
Tesis dan disertasi yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.
10
Husaini usman dan Purnomo Setiyadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi aksara, 1996, cet.1, h. 57.
F.Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini terdiri dari Lima 5 bab adalah sebagai berikut :
Bab I : tentang pendahuluan, dalam pendahuluan ini penulis akan
mengemukakan latar belakang masalah, menguraikan pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penulisan, Kajian terdahulu,
metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II : tentang tinjauan umum saksi, dalam bab ini berisi seputar
pengertian saksi menurut hukum islam dan hukum acara perdata, syarat-syarat saksi, dasar hukum menjadi saksi, kewajiban saksi.
Bab III : tentang kedudukan saksi dari pihak keluarga dalam perceraian menurut hukum Islam dan Kedudukan saksi dari pihak keluarga
dalam perceraian menurut hukum Acara Perdata Bab IV : tentang profil Pengadilan Agama Kota Tangerang, duduk perkara,
saksi perceraian dari pihak keluarga, analisa penulis. Bab V :
merupakan bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran.
BAB II SAKSI MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM ACARA PERDATA