pembentukan pengertian-pengertian pengetahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
2.2.3 Hubungan Didaktis Dengan Karya Sastra
Kata “sastra” berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “castra” yang berarti tulisan atau bahasa; su dalam bahasa Sanskerta artinya indah, bagus; susastra
artinya bahasa yang indah, maksudnya hasil ciptaan bahasa yang indah www.dunia sastra.com. Dan dijelaskan juga oleh Zuber Oktober, 1993 : 55
kesusasteraan yakni, “Kesusastraan ialah kehidupan jiwa yang terjelma dalam
tulisan atau bahasa yang menggambarkan atau mencerminkan peristiwa kehidupan masyarakat atau anggota-anggota
masyarakat itu”
Berarti dalam hubungan ini bahasa mempunyai fungsi yang sangat penting bagi penciptaan suatu karya sastra. Bila tidak ada bahasa suatu karya tidak akan
tercipta, karena bahasa adalah syarat yang mutlak diperlukan untuk menciptakan suatu hasil sastra.
Karya sastra sudah diciptakan manusia jauh sebalum manusia memikirkan apa hakikat sastra dan apa nilainya, karena sastra adalah bagian dari
pengungkapan yang benar atas kejadian dalam kehidupan, baik yang direnungkan maupun yang dirasakan berupa pengalaman pemikiran, perasaan, ide, semangat
penulis atau pengarang di alam nyata. Hal ini disebabkan karena sastra bertujuan untuk menempatkan kodrat manusia itu sebagai manusia yang berbudaya,
bersosial, berikesenian, sehingga dapat menampilkan tokoh-tokoh yang baik dalam kehidupan ini. Hal ini berarti karya sastra yang dapat dijadikan sebagai
Universitas Sumatera Utara
gambaran dari keinginan dan kehidupan yang ada dalam benak pengarang, seperti yang dikatakan oleh Sumardjo 1988 : 3 bahwa,
“Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam
bentuk gambaran kongkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa”.
Sastra dikatakan mempunyai kejiwaan tertentu, karena sastra dipandang sebagai curahan jiwa sipengarang yang memperlihatkan tentang hidup lingkungan
kehidupannya. Ini menyangkut dunia batin dan dunia realitas yaitu masyrakatnya serta curahan jiwa pengarang dan berdasarkan jalan pikiran pengarang.
Selanjutnya Darma Oktober, 1993 : 55 menegaskan tentang sastra yakni, “Sastra memang karya tulis, akan tetapi yang penting bukanlah
tulisannya, melainkan yang ada didalamnya. Dan apabila kebanyakan orang mengatakan bahwa yang penting di dalam tulisan
sastra adalah keindahannya, maka sebetulnya keindahan itu pun bukanlah disebabkan oleh keindahan bahasanya seperti yang
banyak dikatakan orang, melainkan karena keberhasilan tulisan sastra tersebut mendekati kebenaran”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa sastra ialah karya tulis yang menggambarkan peristiwa kehidupan masyarakat serta memiliki unsur
keindahan karena isinya mengandung nilai-nilai kebenaran. Maka dengan adanya hasil-hasil karya sastra diharapkan mampu menyucikan, memurnikan,
menumbuhkan rasa kasihan, sadar, takut, terharu, dan sebagainya di dalam jiwa manusia.
2.2.4 Didaktis Sebagai Salah Satu Pendekatan Sastra