Didaktis Sebagai Salah Satu Pendekatan Sastra

gambaran dari keinginan dan kehidupan yang ada dalam benak pengarang, seperti yang dikatakan oleh Sumardjo 1988 : 3 bahwa, “Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran kongkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa”. Sastra dikatakan mempunyai kejiwaan tertentu, karena sastra dipandang sebagai curahan jiwa sipengarang yang memperlihatkan tentang hidup lingkungan kehidupannya. Ini menyangkut dunia batin dan dunia realitas yaitu masyrakatnya serta curahan jiwa pengarang dan berdasarkan jalan pikiran pengarang. Selanjutnya Darma Oktober, 1993 : 55 menegaskan tentang sastra yakni, “Sastra memang karya tulis, akan tetapi yang penting bukanlah tulisannya, melainkan yang ada didalamnya. Dan apabila kebanyakan orang mengatakan bahwa yang penting di dalam tulisan sastra adalah keindahannya, maka sebetulnya keindahan itu pun bukanlah disebabkan oleh keindahan bahasanya seperti yang banyak dikatakan orang, melainkan karena keberhasilan tulisan sastra tersebut mendekati kebenaran”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa sastra ialah karya tulis yang menggambarkan peristiwa kehidupan masyarakat serta memiliki unsur keindahan karena isinya mengandung nilai-nilai kebenaran. Maka dengan adanya hasil-hasil karya sastra diharapkan mampu menyucikan, memurnikan, menumbuhkan rasa kasihan, sadar, takut, terharu, dan sebagainya di dalam jiwa manusia.

2.2.4 Didaktis Sebagai Salah Satu Pendekatan Sastra

Hugh Holman Yusmalina, 1997 : 30 menjelaskan tentang didaktis sebagai salah satu pendekatan sastra yaitu : Universitas Sumatera Utara “Didactic literature, di-dac-tic, is literature that has is its major purpose the instruction or guidance of the reader, particularly in moral or religious matters, but also in politids, science and ather affairs. All literatur may be considered didactic to some emotion fact or idea, but a work is called “didactic” if what the author intends to communicate takes precedence over artistic qualitiy” “didaktik kesusasteraan, di-dak-tik, adalah suatu kesusasteraan yang sebagian besar maksud dan tujuannya adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi para pembaca, khususnya untuk masalah moral atau agama, tetapi juga dalam masalah politik, ilmu pengetahuan dan masalah ilmu lainnya. Semua kesusasteraan mungkin bisa dikaitkan atau disebut sebuah tingkatan di dalam didaktik, dimana ia berperan sebagai alat komunikasi untuk perasaan, fakta atau ide, tetapi apabila si pengarang ingin berkomunikasi dengan cara menyampaikan hal-hal yang penting dengan nilai keindahan”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karya sastra merupakan wadah yang cukup dan dapat diandalkan untuk menanamkan nilai-nilai moral dalam jiwa masyarakat, sehingga segala sesuatu perbuatan yang dilakukan akan dipertimbangkan baik buruknya dari segi moral. Hal ini pula yang menjadi konsep pendekatan didaktis dalam karya sastra. Dan dapat dikatakan, pendekatan didaktis dalam karya sastra yakni yang menekankan pada nilai-nilai didaktis yang terkandung dalam karya sastra yang ditelaah tersebut. Nilai-nilai didaktis yang dikandung oleh sebuah karya sastra dapat berupa ajaran moral, agama, akal, keindahan serta ilmu pengetahuan dan lain-lainnya. Selanjutnya Aminuddin 1987 : 47 yang menyatakan bahwa : Pendekatan didaktis adalah suatu pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan tanggapan evaluatif maupun sikap pengarang terhadap kehidupan. Gagasan, tanggapan maupun sikap itu dalam hal ini akan mampu terwujud dalam suatu pandangan etis, filosofis maupun agamis sehingga akan mengandung nilai-nilai yang mampu memperkaya kehidupan moral pembaca khususnya tentang pendidikan suatu masyarakat. Universitas Sumatera Utara Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan didaktis adalah suatu sikap pengarang yang menciptakan hasil karya sastra dengan memberikan pesan etika kepada hasil karya tersebut, sehingga dapat mencerminkan akhlak di dalam hidup dan kehidupan seorang penikmat atau pembaca. Atau dengan kata lain, pengarang suatu karya sastra menghasilkan karya tersebut dengan menanamkan serta memberikan nilai-nilai moral maupun akhlak kepada setiap karyanya, sehingga pembaca dapat menikmati dan mendapatkan manfaat terhadap pesan-pesan moral di dalam karya itu. Pendekatan didaktis ini pada dasarnya juga merupakan suatu pendekatan yang telah beranjak jauh dari pesan tersurat yang terdapat dalam suatu cipta sastra. Sebab itulah penerapan pendekatan didaktis dalam karya sastra akan menuntut daya kemampuan intelektual, kepekaan rasa, maupun sikap yang mapan dari pembaca atau penikmat. Universitas Sumatera Utara

BAB III STRUKTUR UMUM CERITA RAKYAT