Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan karet dan industri karet pada saat ini sangat berkembang pesat. Karet merupakan suatu bagian dari masyarakat yang sangat diperlukan seperti kapal, pesawat terbang, mobil, truk, bis tidak bisa berjalan. Pertama kali karet ditemukan mulai dari hutan yang relative sulit dimasuki seperti di daerah sungai amazon di Amerika Selatan maupun dari perkebunan dari timur. Sejak perang dunia I, karet sintetik sangat banyak digunakan Spillane, 1989. Karet alam SIR 20 adalah karet alam yang memiliki mutu yang rendah dan bau busuk yang menyengatkan sejak diambil dari kebun, mutu karet yang rendah ini disebabkan petani menggunakan bahan pembeku lateks yang tidak dianjurkan dan merendam karet didalam kolam atau sungai selama 7-14 hari. Hal ini akan memicu berkembangnya bakteri perusak antioksidan alami didalam karet alam SIR 20, sehingga plastisitas karet setelah dipanaskan setelah 30 menit pada suhu 140 C menjadi rendah. Bau busuk menyengat disebabkan oleh pertumbuhan bakteri pembusuk yang melakukan biodegradasi protein didalam karet menjadi ammonia dan sulfide. Kedua hal tersebut terjadi karena bahan pembeku lateks yang digunakan saat ini tidak dapat mencegah pertumbuhan bakteri. Untuk mengatasi permasalahan dalam pengolahan karet SIR 20 khususnya bau busuk Balai Penelitian Sembawa - Pusat Penelitian karet sejak tahun 1999 sampai dengan sekarang, telah melakukan penelitian penggunaan Fenol sebagai antioksidan yang berfungsi untuk menghilangkan bau sebagai bahan pembeku lateks. Penelitian fenol dari tahun 1999-2001, menghasilkan bahwa penyemprotan Fenol diatas karet SIR 20 dapat menghilangkan menetralkan bau busuk dan fenol dapat membekukan lateks dengan sempurna dengan nilai plastisitas yang tinggi dan sifat fisik vulkanisat setara atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan karet yang dihasilkan dengan pembeku asam semut Formiat. Fenol terdiri dari beberapa jenis senyawa yang dapat berfungsi mencegah dan mematikan pertumbuhan bakteri yang berperan dalam timbulnya bau busuk dan Universitas Sumatera Utara senyawa-senyawa yang mudah menguap serta berbau spesifik. Selain itu Fenol yang ramah lingkungan sebagai koagulan lateks dan penanganan limbah bau dan cair dalam pengolahan karet SIR 20 dan sifat asam. Staff Pusat Penelitian Karet, 1999. Beberapa peneliti terdahulu seperti MA., El Ghafar dan E.A.M Yousseft 2003 telah menggunakan antioksidan maleat dan diaminphenylen yang divulkanisasi dalam metil rubber dari karet dan SBR. Beliau menyimpulkan bahwa dalam asam maleat dapat menghambat oksidasi didalam karet alam dari SBR dan konsentrasi optimum pada penggunaan 1,5 phr. MA., El Ghafar dan E.A.M Yousseft, 2003 Disamping itu Chakrit Sirisinha dan kawan-kawan 2004 yang telah menggunakan asam stearat dan amina sebagai dasar antioksidan dengan agen pembentuk radikal peroksida defenil peroksida yang menyimpulkan bahwa asam stearat hanya berpengaruh terhadap antioksidan pada karet alam dan secara signifikan mematangkan karet alam sehingga menghasilkan sifat-sifat mekanik dinamik secara signifikan. Chankrit Sirisinha dkk, 2004. Jiri Tochacek 2004 menggunakan senyawa Fenol sebagai antioksidan didalam polipropilen dan mempelajari sifat fisik dan tingkah laku yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh stabilisasi polipropilen telah menggunakan Fenol. Pengaruh signifikan ini yang ditujukan dalam peningkatan sifat-sifat mekanik. Jiri Tochacek, 2004. Dari uraian diatas, maka peneliti berkeinginan untuk meneliti penggunaan Fenol sebagai antioksidan dengan pemvulkanisasi peroksida dan sulfur. Dari penelitian ini diharapkan Fenol dan beberapa asam dapat menghambat oksidasi pada karet alam SIR 20 sehingga dapat menghindari kerusakan pada karet alam tersebut. Adapun uji yang dilakukan yaitu uji mekanik seperti uji tarik, uji FTIR dan Uji Viskositas Mooney seperti uji Po, PRI dan kadar abu pada karet alam SIR 20 sehingga diharapkan dari penelitian ini memberikan informasi ilmiah terhadap sifat-sifat oksidasi pada karet alam SIR 20 . Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah