2.2. Perbedaan karet alam dengan karet sintetik
Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting, baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi Indonesia. Di Indonesia karet merupakan
salah satu hasil pertanian terkemukaka karena banyak menunjang perekonomian Negara. Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar. Bahkan, Indonesia pernah
menguasai produksi karet dunia dengan menguasai negara - negara lain dan negara asal tanaman karet sendiri di daratan amerika selatan.
Karet alam memiliki beberapa kelemahan dipandang dari sudut kimia maupun bisnisnya, akan tetapi menurut beberapa ahli, karet alam tetap memiliki harga pasar
yang baik. Beberapa industri tertentu tetap memiliki ketergantungan yang besar terhadap pasokan karet alam, misalnya industri ban yang merupakan pemakai terbesar
karet alam. Karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh dibawa karet
sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat digantikan dengan karet sintetis. Bagaimanapun keunggulannya yang dimiliki karet
alam sulit ditandingi oleh karet sintetis. Adapun kelebihan karet alam adalah:
1. memiliki daya elastis atau daya lenting sempurna,
2. memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah
3. mempunyai daya aus yang tinggi
4. tidak mudah panas low head build up
5. memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan groove cracking
resistance walaupun demikian, karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan berbagai zat kimia
dan harganya yang cenderung bias dipertahankan supaya tetap stabil. Bila ada pihak yang menginginkan karet sintetis dalam jumlah tertentu, maka biasanya pengiriman
atau suplai barang tersebut juga mengalami kesulitan.
Universitas Sumatera Utara
Standar mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam SIR Standard Indonesian Rubber seperti yang tertera pada table dibawah ini :
Tabel 2.1. SIR Standard Indonesian Rubber
SIR 5L SIR 5
SIR 10 SIR 20
SIR 50 Kadar kotoran
Maksimum Kadar abu
Maksimum Kadar zat atsiri
Maksimum PRI minimum
Plastisitas-Po Minimum
Limit warna skala lovibond Maksimum
Kode warna 0,05
0,50 1,0
60 30
6 Hijau
0,05 0,50
1,0 60
30 -
hijau 0,10
0,75 1,0
50 30
- 0,20
1,00 1,0
40 30
- Merah
0,50 1,50
1,0 30
30 -
kuning
Sumber : Thio Goan Loo, 1980
2.3. Antioksidan