Ibu Desi Natalia Sembiring Guru Bahasa Inggris

tentang tujuan yang harus mereka capai lewat motivasi-motivasi yang dapat membangun karakter yang benar dalam diri anak misalnya; masalah percaya diri.

5. Ibu Desi Natalia Sembiring Guru Bahasa Inggris

Ibu Desi Natalia adalah salah seorang pengajar atau guru di Sekolah Talitakum. Ibu desi berusia 26 tahun tamatan Strata-1 sastra Inggris Universitas Medan. Ibu desi berasal dari Karo, beragama Kristen dan bertempat tinggal di Jl. Amaluhur No.25 Medan. Ibu Desi terlibat di dalam Yayasan Peduli Karakter Bangsa ini dikarenakan sejak dulu Ibu Desi suka meneliti kehidupan orang miskin dan suka berhubungan dengan masyarakat yang ada di daerah kumuh. Memiliki sebuah kesempatan untuk bisa menjadi pengajar di Sekolah Talitakum, yang memang mendidik anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu memiliki tantangan pribadi bagi Ibu Desi. Adapun kesulitan yang dialami oleh Ibu Desi sebagai pengajar adalah pola pikir anak yang tidak maju. Anak-anak yang berasal dari masyarakat kumuh cenderung tidak percaya diri dan merasalebih rendah dibanding anak- anak diluar lingkungannya. Anak-anak masyarakat kumuh juga jorok dan tidak tahu mengurus diri mereka sendiri. Ditambah lagi di dalam kelas cara tangkap atau IQ anak yang lambat dikarenakan gizi yang kurang. Terlebih lagi adalah masalah kurikulum yang terus berubah. Pemerintah memakai Kurikulum KTSP yang lebih kearah intelektual tetapi karakter anak tidak menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan. Ibu Desi merasa sistem KTSP terlalu membosankan dan kebanyakan teori. Sementara anak perlu Universitas Sumatera Utara pembelajaran yang aplikatif sehingga tidak hanya berdampak bagi intelektual mereka, tetapi juga sikap dan kepribadian mereka karakter. Selain itu sering sekali bobot kurikulum yang harus diikuti tidak sesuai dengan waktu dalam artinya kurikulum yang ditawarkan oleh pemerintah terlalu tinggi dan berat. Sementara daya tangkap anak-anak yang berasal dari masyrakat kumuh tidak sama dengan anak-anak yang berasal dari lingkungan keluarga yang memiliki didiplin hidup lebih baik. kurikulum yang diberikan terlalu berat untuk diikuti oleh anak-anak pra-sejahtera. Sementara sekolah harus mengikuti sistem pendidikan yang sudah diatur oleh Negara, sebagai lembaga yang sah secara hukum Untuk mengatasi hal tersebut di dalam mengajar Ibu Desi mengambil point-point penting saja dari topik pelajaran yang akan diajarkan dan membuatnya sederhana supaya dapat diterima dengan mudah oleh anak didiknya. Dan memotivasi anak dengan mengatakan mereka mampu walaupun mereka harus mencoba beribu kali. Dan untuk mengatasi sikap kasar dan tidak bisa diatur dari anak, Ibu Desi memberi ilustrasi atau contoh sebuah kisah yang mampu member nilai-nilai yang bisa dibawa si anak kemanapun dia pergi.

6. Juliani Tarigan Orangtua Murid Penjaga Sekolah