ANALISA DAN EVALUASI Jenis-Jenis Agunan

BAB III ANALISA DAN EVALUASI

Bertitik tolak atas tinjauan pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan, yang telah diuraikan pada bagian-bagian terdahulu, maka selanjutnya penulis akan mencoba untuk menguraikan suatu analisa dan evaluasi. PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan sebagai bank yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang memiliki nasabah yang terdiri dari para pegawai, wiraswasta dan para pengusaha, ini merupakan target pasar yang akan diraih oleh bank tersebut. Untuk memudahkan pihak bank dalam penyaluran kredit maka PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan menetapkan syarat-syarat atau pedoman dalam pemberian kredit yang disebut dengan “5C”. Adapun 5C tersebut sebagai berikut : 1. Kepribadian Character 2. Kemampuan Capacity 3. Modal Capital 4. Jaminan Collateral 5. Kondisi Ekonomi Condition of Economic Universitas Sumatera Utara Prosedur Kredit Bagi bank umum, penyaluran kredit adalah merupakan salah satu kegiatan yang utama. Di samping itu penyaluran kredit juga sekaligus merupakan kegiatan yang paling besar risikonya. Untuk mengurangi besarnya risiko tersebut itulah maka sebelum pemberian kredit diputuskan, bank perlu terlebih dahulu melakukan analisis terhadap setiap permohonan kredit, sehingga didapatkan gambaran tentang kemampuan dan kesanggupan calon debitur dalam pengembalian kredit sesuai yang telah dijanjikan sebelumnya. Untuk keperluan itu maka ditetapkanlah beberapa keterangan yang diperlukan oleh bank dan harus dipersiapkan oleh calon debitur, berikut prosedur pengajuan kreditnya. Prosedur pemberian kredit yang diberikan oleh PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan kepada calon nasabah, yaitu : 1. Nasabah datang ke petugaspegawai yang ditunjuk membawa permohonan dan syarat-syarat pemberian kredit. a. Nasabah mempunyai usaha yang dibiayai. b. Izin Usaha. c. Jaminan berupa rumah ataupun sebidang tanah yang bersertifikat dan tidak dalam keadaan sengketa. d. Proposal pembiayaan. 2. Petugas pegawai bank menganalisa dan meyakini semua berkas nasabah apakah layak dibiayai atau tidak. 3. Apabila layak dibiayai maka petugas mengadakan survei ke lokasi dimana nasabah berusaha dan tempat jaminan nasabah tersebut. Universitas Sumatera Utara 4. Apabila tidak layak dibiayai maka diadakan penolakan dengan surat. 5. Bila layak dibiayai maka berkas nasabah diajukan kepada pimpinan atau pejabat yang berwenang untuk dibiayai. 6. Melaksanakan pengawasan dengan survei setiap akhir bulan ke tempat usaha nasabah guna mengetahui apakah kredit tersebut digunakan sebagaimana mestinya dan dilakukan sampai kredit lunas baik dari jumlah pokok maupun bunganya. Dalam penerimaan agunan pihak bank menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi atas agunan yang diberikan oleh nasabah pemohon kredit. Dan pihak bank juga juga menetapkan syarat-syarat pengikatan atas agunan yang diberikan sehingga bila si pemohon kredit itu tidak melunasi atau tidak mengembalikan kredit yang diterima pada waktu yang telah ditentukan, maka pihak akan menyita dan menjual barang- barang agunan itu untuk mengembalikan jumlah kredit yang diberikan sesuai prosedur yang berlaku. Hambatan Dalam Penyaluran Kredit Berdasarkan atas penelitian yang telah dilakukan, adapun hambatan yang dihadapi oleh PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan dalam penyaluran kreditnya yang penulis tinjau dari faktor intern dan ekstern. Universitas Sumatera Utara Faktor intern dan ekstern, yaitu : 1. Faktor intern, adapun hambatan yang berasal dari pihak bank adalah : a. Bank terlalu lama menanggapi permohonan kredit. Seorang nasabah sudah merencanakan suatu bisnis, namun permohonan kredit belum juga ditanggapi oleh pihak bank maka dapat diperkirakan bahwa bisnis atau usaha nasabah tidak akan terlaksana. b. Prosedur kredit yang terlalu berbelit-belit. Administrasi yang rapi dan terjamin dari berbagai ketentuan yang sangat proseduril. Semua ini diatur berdasarkan tatanan yang birokratis dan kehati-hatian yang tinggi. Sehingga hal tersebut menimbulkan kekakuan dan kurangnya pendelegasian wewenang kepada bawahan. Kecepatan layanan dapat dipacu, namun karena terlalu banyak prosedur dapat menimbulkan beban psikologis bagi nasabahnya. Banyak prosedur tersebut antara lain berupa panjangnya jenjang prosedur yang harus ditempuh atas perolehan keputusan, yaitu : 1 Tahap pendaftaran 2 Tahap pengamatan 3 Tahap pemeriksaan usaha 4 Tahap pemeriksaan agunan c. Prosedur lambat sehingga kredit cair melewati waktu yang dibutuhkan. Universitas Sumatera Utara Permohonan kredit dimulai sesuai dengan perencanaan nasabah, begitu juga proses analisis sampai pada putusan kredit dari maanajemen pengambil keputusan. Namun tidak jarang pada tahap pencarian justru mengalami hambatan. Hambatan ini umumnya berupa lamanya penyelesaian akad kredit, karena : a Salah satu pihak penandatangan tidak di tempat sehingga harus menunggu keberadaannya. b Pejabat bank tidak ada di tempat sehingga terpaksa menunggu keberadannya. c Pejabat legalisasi seperti notaris tidak ada di tempat. Terjadinya keterlambatan ini dapat mengganggu kelancaran usaha dari nasabah, karena mungkin saja nasabah tersebut telah melakukan suatu perjanjian dagang yang segera harus direalisir, namun keterlambatan pencarian kredit dapat mengakibatkan batalnya tranksaksi dan perjanjian dagang. 2. Faktor ekstern, adapun hambatan yang berasal dari luar pihak bank adalah : 1 Adanya persaingan yang cukup tajam diantara sesama bank sehingga bank tidak mampu melakukan seleksi resiko usahanya di bidang perkreditan. 2 Kondisi ekonomi yang berfluktuasi yang dialami nasabah. Dimana kondisi perekonomian di Medan bersifat musiman. Universitas Sumatera Utara Selain hambatan yang dihadapi oleh pihak bank dalam penyaluran kredit adapula hambatan yang berasal dari pihak nasabah yaitu : 1. Kurangnya lengkapnya berkas yang diajukan. 2. Jaminan kredit yang diberikan belum memenuhi syarat kredit tertentu. 3. Ketidakmampuan dalam pelunasan kredit yang telah diterima kredit macet, yaitu: a. Faktor yang berasal dari nasabah : 1 Nasabah yang menyalagunakan kredit yang diperolehnya. 2 Nasabah kurang mampu mengolah usahanya. 3 Nasabah beritikad tidak baik. b. Faktor yang berasal dari bank : Bank juga dapat menjadi penyebab salah satu terjadinya kredit macet dalam memberikan kredit pada nasabah. Pihak bank diwajibkan melaksanakan prinsip-prinsip perbankan yang sehat. Sebagaimana diketahui, dalam pemberian kredit pihak bank mempunyai kemampuan dan kesanggupan dalam menilai kemampuan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan apa yang telah dijanjikannya. Keyakinan tersebut diperoleh dari penilaian bank terhadap watak, kemampuan modal agunan dan prospek debitur. Universitas Sumatera Utara Strategi Penyelesaian Hambatan Dalam Penyaluran Kredit Beberapa strategi yang kiranya dapat dipertimbangkan oleh pihak nasabah untuk mengatasi hambatan penyaluran kredit antara lain adalah : a. Menyusun perencanaan usaha business plan. Perencanaan usaha dimaksud dapat berupa rencana pembukaan usaha baru, atau rencana perluasan dan atau pengembangan usaha yang tengah ditangani, serta dapat berbentuk jangka pendek, menengah atau panjang, yang memerlukan suntikan dana segar dari pihak luar. b. Strategi memperoleh informasi yang lengkap dan komprehensif. Tentang berbagai hal yang berkaitan dengan tatacara, prosedur serta persyaratan permohonan kredit yang berlaku di bank umum pada umumnya atau lebih khusus pada Bank Sumut Cabang Utama Medan. c. Strategi mempersiapkan agunan yang dapat dijadikan jaminan kredit. Di antara persyaratan dan prosedur permohonan kredit yang dinilai sulit, rumit dan berbelit, adalah masalah agunan. Menyediakan agunan adalah salah satu persyaratan bagi calon debitur yang dinilai paling krusial untuk bisa dipenuhi. Oleh karena itu maka strategi menyiapkan agunan yang dapat dijadikan jaminan kredit adalah merupakan strategi utama dan pertama yang harus digarap. d. Strategi mempertahankan, mengkonsolidasikan dan meningkatkan kinerja kelembagaan, keuangan dan bisnis yang dikelola sesuai potensi sumber daya yang dimiliki. Strategi ini dapat diharapkan memberi gambaran output dan outcome perusahaan yang positif dalam pandangan bank. Strategi ini kemudian Universitas Sumatera Utara dijabarkan lebih lanjut dengan berbagai langkah operasional yang lebih teknis, nyata dan terukur hasilnya. e. Strategi mendokumentasikan seluruh data kualitatif dan kuantitatif perusahaan. Starategi mendokumentasikan seluruh data kualitatif dan kuantitatif perusahaan secara rapi, tertib dan akuntabel sehingga dapat memberikan informasi dan gambaran yang jelas kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kondisi atau kinerja perusahaan. f. Strategi berlatih membuat “dummy” permohonan kredit kepada bank. Strategi ini bertujuan untuk dapat mengukur seberapa jauh kapasitas manajemen nasabah dapat memproses dan sekaligus mengatasi prosedur, tatacara dan persyaratan permohonan kredit pada bank. g. Strategi memanfaatkan jasa pihak ketiga. Strategi memanfaatkan jasa pihak ketiga yang kompeten untuk memproses, memberkas dan mengemas semua dokumen yan diperlukan untuk mengajukan permohonan kredit kepada bank. Sedangkan strategi yang dapat dipertimbangkan oleh pihak bank untuk mengatasi hambatan dalam penyaluran kredit antara lain :

a. Penjadwalan Kembali Rescheduling

Tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 enam bulan menjadi 1 satu tahun sehingga si debitur mempunyai waktu yang Universitas Sumatera Utara lebih lama utuk mengembalikannya. Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang pembayaranyapun missal 36 tiga puluh enam kali menjadi 48 empat puluh delapan kali dan hal itu tentu saja jumlah angsurannya pun menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran. b. Persyaratan Kembali Reconditioning Persyaratan kembali maksudnya adalah bank mengubah berbagai persyaratan antara lain : 1. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok. 2. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu. Dalam hal ini penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa. 3. Penurunan suku bunga Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringgankan beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 20 per tahun diturunkan menjadi 18 per tahun. Hal ini tergantung dari pertimbangan bank yang bersangkutan. Penurunan suku bunga akan mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat membantu meringankan nasabah. 4. Pembebasan bunga Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah tidak mampu lagi membayar kredit tersebut. Universitas Sumatera Utara Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.

c. Penataan Kembali Retructaring

Penataan kembali merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. Tindakan ini meliputi dengan menambah jumlah kredit yaitu menambah equity dengan menyetor uang tuani atau tambahan dari pemilik. d. Kombinasi Merupakan kombinasi dari ketiga jenis di atas. Seorang nasabah dapat saja diselamatkan dengan kombinasi antara penjadwalan kembali Recheduling dengan penataan kembali Retructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang pembayaran bunga ditunda atau persyaratan kembali Reconditioning dengan penjadwalan kembali Rescheduling misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah.

e. Penyitaan jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benarbenar tidak punya etikad baik ataupun sudah sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang-hutangnya. Universitas Sumatera Utara Strategi lain yang dipertimbangkan oleh PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan dalam upaya penyelesaian hambatan dalam penyaluran kredit adalah : 1. Upaya Kekeluargaan non litigasi Upaya kekeluargaan dilakukan dengan memberikan surat peringatan I, II, III, melalui telepone, serta melalui forum kesepakatan namun upaya kekeluargaan yang dilakukan tidak mendapatkan hasil. 2. Upaya Hukum litigasi Upaya hukum dilakukan dengan mengajukan permohonan somasi kepada Pengadilan Negeri, namun apabila somasi tersebut juga tidak membuahkan hasil maka pihak bank mengajukan permohonan eksekusi hak tanggungan. Eksekusi hak tanggungan dilakukan dengan memberikan teguran aanmaning, sita eksekusi, dan lelang eksekusi. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN