Pendapat Kyai Mlangi yang Setuju Dengan Keputusan Fatwa MUI Tentang Keharaman Bunga Bank

2. Pendapat Kyai Mlangi yang Setuju Dengan Keputusan Fatwa MUI Tentang Keharaman Bunga Bank

Pendapat-pendapat diatas adalah pendapat para kyai Mlangi dan asatidz pondok pesantren di Mlangi yang tidak setuju dengan pengharaman bunga bank. Sedangkan sebagian kyai mengharamkan mutlak bunga bank dan segala aktivitas yang berhubungan dengan bank non Islam (bank konvensional). Para kyai yang berpendapat di atas diantaranya :

a. Bp. Kyai. H. Sonhaji (pengasuh PP. Al-Ikhlas) 103 Beliau berpendapat bahwa bunga bank sama dengan riba, yaitu haram hukumnya. Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an surat al- Baqarah (275 ) :

\N

h 6 N<

Wawancara dengan Bp. Kyai. H. Sonhaji (65 th), Pengasuh PP. Al-Ikhlas, di Mlangi Sawahan, tanggal 18 Juni 2008.

Ketika seseorang bermu’amalah dengan bank konvensional dengan alasan mencari keamanan dan fasilitas adalah hanya alasan belaka. Alasan tersebut tidak masuk akal dan tidak akan pernah menjadi solusi untuk membolehkan bermu’amalah dengan bank. Semua praktek qirad yang mengandung suatu kemanfaatan, baik pada diri muqrid maupun pada muqtarid maka itu adalah riba. Sesuai dengan Hadis Nabi SAW :

g v%GD ` #& ?@ N M 9 S N<

Beliau juga mengharamkan bermu’amalah dengan bank, dengan alasan sama saja dengan membantu kemaksiatan. Sebagaimana Hadis Nabi SAW :

105 L ? #&

=j # P '

b. Bp. Kyai. H. Hasan Abdullah (pengasuh PP. As-Salafiyah

Putra) 106

1) Menurut beliau, MUI mengeluarkan fatwa tentang bunga bank haram adalah suatu keharusan. Apabila MUI tidak mengeluarkan fatwa tersebut, maka MUI sebagai lembaga Islam akan mendapatkan dosa. Karena sudah jelas bahwa hukum riba dalam al-Quran itu haram. Bunga bank menurut beliau sudah bisa dikategorikan sebagai riba, dan riba itu

QS. . Al-Baqarah (2): 275.

105 Hadis Riwayat Bukhori Muslim. 106

Wawancara dengan Bp. Kyai. H. Hasan Abdullah (40 th), Pengasuh PP. As-Salafiyah, di Mlangi, tanggal 5 Juni 2008.

hukumnya haram. Sebagaimana firman Allah SWT dalam al- Qur’an :

h 6 N< '#

107

\N

U$

V #$8 # 4 % &% T%

108

Praktek perbankan pada zaman sekarang merupakan sebuah penjajahan kapitalis terhadap umat Islam melalui sektor ekonomi dengan memasukkan unsur riba kedalam praktek- praktek perbankan. Sehingga ketika seseorang bermuamalah dengan bank konvensional, maka secara tidak langsung akan membantu perekonomian kapitalis yang menghalalkan riba. Sesuai dengan kaidah Hadis Nabi SAW :

109 L ? #& =j # P '

Dari Hadis diatas, beliau berpendapat bahwa bermuamalah dengan bank konvenional adalah haram hukumnya. Karena sudah ikut serta membantu kepada suatu bentuk maksiat yang berbentuk penjajahan terhadap umat Islam. Bank dalam menjalankan usahanya juga sudah menyalahi aturan Islam. Menurut beliau, praktek perbankan tidak

107 QS. Al-Baqarah (2): 275.

108 QS. Al-Baqarah (2): 278. 109

Hadis Riwayat Bukhori Muslim.

mengandung unsur ta’awun (tolong menolong) melainkan semata-mata hanya untuk mencari sebuah keuntungan belaka. Karena bank sudah menentukan syarat ketika nasabah akan melakukan akad kepada pihak bank yang semata-mata menharapkan imbalan yang sangat menguntungkan pihak bank dengan tidak menghiraukan keadaan nasabah. Sedangkan menurut Islam, ketika seseorang ingin menolong, maka dia tidak boleh mengharapkan imbalan apalagi menentukan imbalan yang harus diberikan oleh si peminjam. Sesuai dengan Hadis Nabi SAW :

g v%GD ` #& ?@ N M 9 S N<

2) Ketika seseorang sudah terlanjur bemuamalah dengan bunga bank konvensional (dalam kasus deposito) kemudian mendapatkan bunga, maka bunga tersebut tetap harus diambil dan digunakan untuk kepentingan sosial tetapi tidak boleh digunakan untuk kepentingan da’wah. Sesuai dengan kaidah fiqhiyah :

g &$ :G S ` wV kN8 \ L \ N<

Ketika bunga tersebut tidak diambil, maka akan melakukan tabdzir, dan bunga tersebut bisa disalah gunakan oleh bank.

3) Keputusan MUI mengeluarkan fatwa tentang bunga bank haram tidak merupakan sebuah politik ataupun sebuah permintaan dari salah satu kalangan, tetapi merupakan sebuah 3) Keputusan MUI mengeluarkan fatwa tentang bunga bank haram tidak merupakan sebuah politik ataupun sebuah permintaan dari salah satu kalangan, tetapi merupakan sebuah

c. 110 Bp. Kyai Abdul Karim (pengasuh PP. Al-Qur’an) Menurut beliau, semua praktek perbankan adalah riba. Baik dalam

bentuk hutang piutang, pinjam meminjam, sampai pada deposito. Meski dalam prakteknya bank syari’ah belum bisa menerapkan sistem syari’ah sesuai dengan ketentuan Islam dan keberadaan bank syariah belum banyak, serta pelayanan yang belum profefsional, namun menjadi nasabah bank syari’ah merupakan sebuah ijtihad untuk mencari suatu kebenaran secara syariat Islam. Beliau juga berpendapat bahwa bermu’amalah dengan bank konvensional meski dengan tujuan mencari keamanan dan fasilitas, pasti dia akan terjerumus pada praktek riba. Sesuai dengan Hadis Nabi SAW :

g v%GD ` L h$% ' ) #%

D "#

Dari Hadis diatas beliau menyimpulkan bahwa meskikeberadan bank syari’ah masih belum bisa menjamin kepuasan nasabah, tetapi itu merupakan suatu keharusan bagi umat Islam.