Pembahasan Teori dan Proporsi

28

C. Pembahasan Teori dan Proporsi

Berikut ini dijelaskan landasan teori dan hubungan kausalitas variabel yang menjadi objek amatan yang selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis sebagai dasar dalam pengembangan model yang dikonstruksi. Service quality adalah penilaian konsumen tentang kehandalan dan superioritas pelayanan secara keseluruhan lihat Zeithaml, 1996. Konsumen akan membuat perbandingan antara yang mereka berikan dengan apa yang didapat lihat Bloemer et all., 1998. Parasuraman et al., 1988 menemukan hubungan positif dan signifikan antara persepsi kualitas pelayanan dengan keinginan untuk merekomendasikan kepada orang lain. Unsur loyalitas lain yang penting adalah adanya dukungan terhadap produk atau layanan yang diwujudkan dalam komunikasi pengalaman positif seseorang. Peneliti lain Zeithaml, Berry, dan Parasuraman 1996, mengemukakan bahwa ada hubungan positif antara kualitas jasa dengan loyalitas pelanggan. Cronin dan Taylor 1992 menambahkan bahwa service quality berpengaruh positif terhadap minat beli kembali konsumen dan minat merekomendasikan perusahaan kepada orang lain. Peneliti terdahulu menunjukkan bahwa service quality dapat meningkatkan minat konsumen untuk tetap dengan perusahaan itu lihat Boulding et al., 1993. Service quality memuaskan konsumen akhirnya memelihara loyalitas Lihat Thurau, 2002. Ketika konsumen menerima service quality yang lebih baik dari uang yang 29 dikeluarkannya, mereka percaya menerima nilai yang baik good value, di mana hal ini akan meningkatkan loyalitasnya kepada penyedia jasa Lihat Bolton et all., 2000, Aydin dan Ozer, 2005. Dengan demikian hipotesis yang dirumuskan adalah: H : 1 Semakin tinggi Kualitas Pelayanan yang diberikan, semakin tinggi tingkat Loyalitas . Perusahaan yang beroperasi pada sektor jasa ataupun barang akan mempertimbangkan kebijakan mengenai seberapa pentingnya kualitas yang diberikan dengan kepuasan yang diterima oleh konsumen. Kualitas jasa merupakan hal yang mendahului kepuasan konsumen Lihat Oliver, 1993. Menurut Parasuraman 1988 semakin tinggi tingkat kualitas pelayanan yang dipersepsikan, semakin meningkatnya kepuasan konsumen. Pernyataan tersebut menegaskan adanya hubungan yang erat antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pelanggan. Menurut Kotler 2003 kualitas pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan, persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu pelayanan. Dalam studinya di Swedia, Fornell 1992 membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kualitas yang dirasakan kinerja dengan kepuasan. Cronin dan Taylor 1992 menemukan adanya hubungan kausal yang kuat dan positif antara kualitas layanan keseluruhan dengan kepuasan. Storey dan Easing Wood 1998 berpendapat bahwa manajemen harus memahami 30 keseluruhan layanan yang ditawarkan dari sudut pandang pelanggan. Dengan demikian hipotesis yang dirumuskan adalah: H 2 : Semakin tinggi Kualitas Pelayanan yang diberikan, semakin tinggi tingkat Kepuasan. Customer Satisfaction adalah respon terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya atau norma kinerja lainnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya Lihat Tjiptono, 2000. Kepuasan dapat diartikan juga sebagai tingakt perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakannya dengan prosedur atau harapannya Lihat Kotler, 2003. Menurut Fornell 1992 loyalitas pelanggan merupakan fungsi dari kepuasan pelanggan, rintangan pengalihan dan keluhan pelanggan. Pelanggan yang puas akan dapat melakukan pembelian ulang pada waktu yang akan datang dan memberikan kepada orang lain atas produk atau jasa yang dirasakannya. Loyalitas dapat terbentuk apabila pelanggan merasa puas dengan merk atau tingkat layanan yang diterima dan berniat untuk terus melanjutkan hubungan Lihat Selnes, 1993. Pelanggan dapat menjadi loyal karena adanya hambatan peralihan yang besar dengan faktor teknis, ekonomi atau psikologis yang dirasakan mahal atau sulit untuk beralih kepada penyedia layanan yang lain lihat Fornell, 1992. Hubungan antara kepuasan dan loyalitas telah diteliti dalam beberapa studi: Fornell 1992; Cronin and Taylor 1992; Boulding et al., 1993; dan Selnes 1993 dalam penelitiannya menemukan pengaruh positif antara kepuasan dengan loyalitas. 31 Menurut Woodruff 1997 dan Yang, et al., 2003 kepuasan konsumen didefinisikan sebagai semua perasaan positif atau negatif mengenai nilai jasa yang diterimadari penyedia jasa. Perusahaan perlu memonitor dan meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan, makin besar kemungkinan pelanggan tetap setia pada kita Lihat Kotler, 2003. Dengan demikian hipotesis yang dirumuskan adalah: H : 3 Semakin tinggi tingkat Kepuasan yang diberikan, akan semakin tinggi tingkat loyalitas. Pada dasarnya kepuasan dan ketidakpuasankomplain pelanggan atas produk akan berpengaruh pada pola perilaku selanjutnya. Kepuasan konsumen terhadap suatu pengalaman akan suatu jasa tertentu akan melahirkan sebuah evaluasi atau sikap terhadap kualitas jasa dari waktu ke waktu Lihat Oliver, 1993, Parasuraman, 1988. Hal ini ditunjukkan pelanggan setelah terjadi proses pembelian atau post purchase action Lihat Kotler, 2003. Apabila pelanggan merasa puas, maka dia akan menunjukkan besarnya kemungkinan untuk kembali membeli produk yang sama. Pelanggan yang puas cenderung akan memberikan referensi yang baik terhadap produk kepada orang lain. Namun tidak demikian dengan pelanggan yang merasa tidak terpuaskan dissatisfied kebutuhannya. Mereka menyatakan bahwa ketidakpuasan adalah hasil dari ketidaksesuaian antara harapan dan performa yang diterima dari atribut. Menurut ACSI American Customer Satisfaction Index kepuasan konsumen secara langsung mempengaruhi keluhankomplain konsumen. Menurut teori exit-voice konsekuensi dari meningkatnya kepuasan 32 konsumen adalah berkurangnya komplain konsumen dan meningkatnya loyalitas konsumen Lihat Hirscman, 1970, Ndubisi and Tam, 2004. Menurut Yang et al., 2003, kepuasan konsumen yang lebih besar berarti bahwa lebih sedikit keluhan konsumen dan lebih tingginya loyalitas. Dengan demikian hipotesis yang dirumuskan adalah: H 4 : Semakin tinggi tingkat Kepuasan yang diberikan, akan semakin menurunkan tingkat komplain. Menurut Tse and Wilton 1988 kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan terhadap ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk setelah memakainya. Bila pelanggan merasa puas maka akan memberikan dorongan yang besar untuk melakukan pembelian ulang, sebaliknya bila pelanggan merasa tidak puas akan melakukan komplain dan akhirnya loyalitas menurun, karena untuk pembelian ulang rendah. Yang et al., 2003 ketidakpuasan konsumen didefinisi sebagai perasaan negatif mengenai nilai jasa yang diterima dari penyedia jasa. Perusahaan perlu memonitor dan meningkatkan tingkat ketidakpuasan pelanggannya. Pelanggan yang tidak puas cenderung melakukan komplain, yang dalam jangka panjang akan memperkecil loyalitas. Menurut Giddens 2002, loyalitas merek adalah sebuah pilihan konsumen untuk membeli sebuah merek khusus dari sekian banyak kategori produk yang ada. Apabila puas mereka akan cenderung untuk melakukan pembelian berulang terhadap merek tersebut karena yakin bahwa merek tersebut aman dan terkenal. Sebaliknya apabila tidak puas cenderung untuk 33 komplain, yang pada akhirnya dorongan untuk melakukan pembelian ulangloyal rendah. Dengan demikian hipotesis yang dirumuskan adalah: H 5 : Semakin tinggi tingkat Komplain yang diberikan, akan semakin menurunkan tingkat Loyalitas. Bila pelanggan merasa puas maka akan memberikan dorongan yang besar untuk melakukan pembelian ulang, sebaliknya bila pelanggan merasa tidak puas akan melakukan komplain dan akhirnya loyalitas menurun, karena untuk pembelian ulang rendah. Pelanggan yang tidak puas cenderung melakukan komplain, yang dalam jangka panjang akan memperkecil loyalitas.

D. Model Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Loyalitas Konsumen Pada AJB BumiPutera 1912 Cabang Balige

6 63 99

Pengaruh Pemasaran Relasional Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Asuransi Jiwa Bersama (AJB)Bumiputera 1912 Cabang Medan

1 36 92

Pengaruh tingkat investasi terhadap minat nasabah asuransi pendidikan (studi pada AJB Bumiputra 1912 Unit Usaha Syariah)

1 11 80

PENGARUH KUALITAS JASATERHADAP KEPUASAN NASABAH Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Kentingan Surakarta

0 4 11

PENGARUH PEMASARAN RELASIONAL TERHADAP KEPUASAN NASABAH YANG BERDAMPAK PADA LOYALITAS NASABAH (STUDI PADA NASABAH ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMI PUTERA 1912 CABANG PEMATANGSIANTAR).

0 3 37

Pengaruh Switching Barrierterhadap Loyalitas Nasabah Asuransi Pendidikan AJB Bumiputera :Survei pada Nasabah Asuransi Pendidikan AJB Bumiputera Cabang Kota Serang.

0 3 80

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN NASABAH TERHADAP LOYALITAS NASABAH Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Nasabah Terhadap Loyalitas Nasabah (Studi Pada Nasabah Bank Syariah Cabang Surakarta).

0 1 13

Pengaruh Pengorbanan Nasabah (Customers’ Sacrifice) dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan dan Loyalitas Nasabah (Studi pada Nasabah Funding BII Maybank Kantor Cabang Malang)

0 0 11

Pengaruh Citra Perusahaan dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Pada AJB Bumiputera 1912 Bandar Lampung

0 0 2

RANGKUMAN TUGAS AKHIR SISTEM DAN PROSEDUR PENDAFTARAN NASABAH BARU ASURANSI JIWA PADA ASURANSI JIWA BERSAMA (AJB) BUMIPUTERA 1912 KANTOR CABANG TULUNGAGUNG

0 0 9