14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2 Ekstrak dan Ekstraksi
2.2.1 Pengertian
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai Depkes RI Dirjen POM, 2000 Ekstrak dikelompokkan atas dasar sifatnya, yaitu Voight, 2005:
Ekstrak encer adalah ekstrak yang memiliki konsistensi seperti madu dan dapat dituang.
Ekstrak kental adalah sediaan yang liat dalam keadaan dingin dan tidak dapat dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai 30.
Tingginya kandungan air menyebabkan ketidakstabilan sediaan obat karena cemaran bakteri.
Ekstrak kering adalah sediaan yang memiliki konsistensi kering dan mudah dituang, sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak lebih
dari 5. Ekstrak cair adalah ekstrak yang dibuat sedemikian rupa sehingga 1
bagian simplisia setara dengan 2 bagian ekstrak cair. Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan kandungan kimia yang terdapat
pada simplisia. Ragam ekstraksi yang tepat sudah pasti tergantung pada tekstur dn kandungan air bahan tumbuhan yang diekstraksidan pada jenis senyawa yang
diisolasi. Umumnya jaringan tumbuhan perlu dimatikan untuk mencegah terjadinya oksidasi enzim atau hidrolisis Harbone, 1996. Karena dalam simplisia
mengandung senyawa aktif yang berbeda-beda dan mempunyai struktur kimia yang berbeda-beda, sehingga metode dalam penarikan senyawa aktif di dalam
simplisia harus memperhatikan factor seperti: udara, suhu, cahaya, logam berat. Proses ekstraksi dapat melalui tahap: pembuatan serbuk, pembasahan, penyarian,
dan pemekatan Depkes RI Dirjen POM, 2000
15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2.2 Metode Ekstraksi
Macam-macam metode penyarian dalam ekstraksi yang dapat dilakukan diantaranya ekstraksi dengan pemerasan, penekanan, atau penghalusan mekanik
dan ekstraksi dengan menggunakan pelarut. Ekstraksi dengan pelarut sendiri terdapat beberapa jenis, yaitu Depkes RI Dirjen POM, 2000:
A. Cara dingin Maserasi
Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan simplisia yang dihaluskan sesuai dengan syarat
farmakope umumnya terpotong-terpotong atau berupa serbuk kasar disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya
rendaman tersebut disimpan terlindung cahaya langsung mencegah reaksi yang dikatalis cahaya atau perubahan warna
dan dikocok berulang-ulang kira-kira 3 kali sehari. Waktu lamanya maserasi berbeda-beda, masing-masing farmakope
mencantumkan 4-10 hari. Secara teoritis pada suatu maserasi tidak memungkinkan terjadinya ekstraksi absolut. Semakin
besar perbandingan simplisia terhadap cairan pengekstraksi, akan semakin banyak hasil yang diperoleh Voight, 1995.
Perkolasi Perkolasi dilakukan dalam wadah berbenruk silindris
atau kerucut perkulator yang memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai. Bahan pengekstaksi yang dialirkan secara
kontinyu dari atas, akan mengalir turun secara lambat melintasi simplisia yang umumnya berupa serbuk kasar. Melalui
penyegaran bahan pelarut secara kontinyu, akan terjadi proses maserasi bertahap banyak. Jika pada maserasi sederhana tidak
terjadi ekstraksi sempurna dari simplisia oleh karena akan terjadi keseimbangan kosentrasi antara larutan dalam
seldengan cairan disekelilingnya, maka pada perkolasi melalui simplisia bahan pelarut segar perbedaan kosentrasi tadi selalu
dipertahnkan. Dengan demikian ekstraksi total secara teoritis
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dimungkinkan praktis jumlah bahan yang dapat diekstraksi mencapai 95 Voight,1995.
B. Cara Panas Sokletasi
Sokletasi dilakukan dengan cara bahan yang akan diekstraksi diletakkan dalam kantung ekstraksi kertas, karton,
dan sebagainya dibagian dalam alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu perkulator. Wadah gelas yang mengandung
kantung ndiletakkan diantar labu penyulingan dengan pendingin aliran balik dan dihubungkan dengan labu melalui
pipa. Labu tersebut berisi bahan pelarut yang menguap dan mencapai kedalam pendingin aliran balik melalui pipet yang
berkodensasi didalamnya. Menetes ketas bahan yang diekstraksi dan menarik keluar bahan yang diekstraksi. Larutan
berkumpul didalam wadah gelas dan setelah mencapai tinggi maksimalnya, secara otomatis dipindahkan kedalam labu.
Dengan demikian zat yang terekstraksi terakumulasi melaui penguapan bahan pelarut murni berikutnya Voight, 1995.
Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada
temperature titik didihnya, Selma waktu tertentudan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan dengan adanya
pendinginan balik. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetic dengan pengadukan berlanjut pada temperature yang lebih tinggi dari temperature
ruangan. Secara umumdilakukan pada temperature 40-500C. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperature penangas air mendidih, temperature terukur 96-
980C selama waktu tertentu 15-20 menit. Infus pada umumnya digunakan untuk menarik zat aktif yang larut dalam
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
air dari bahan-bahan nabati. Hasil dari ekstrak ini akan menghasilkan zat aktif yang tidak stabil dan mudah tercemar
oleh kuman dan kapang, sehingga ekstrak yang diperoleh dengan infus tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.
Dekokta Dekokta adalah infus yang waktunya lebih lama lebih
dari 30 menit dan temperature sampai titik didih air. Destilasi uap
Destilasi uap adalah ekstraksi kandungan senyawa mudah menguap dari bahan segar atau simplisia dengan uap
air. Cara ini didasarkan pada peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara
berlanjut sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran menjadi destilat air bersama senyawa
kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian.
C. Cara ekstraksi lain Ekstraksi ultrasonic
Ekstraksi menggunakan gelombang ultrasonic lebih dari 20.000 Hz memberikan efek pada proses ekstraksi
dengan prinsip meningkatkan permeabilitas dinding sel, menimbulkan gelombang spontan, serta menimbulkan fraksi
interfase. Ekstraksi energy listrik
Energy listrik digunakan dalam bentuk medan listrik, medan magnet, serta elektrik discharge yang dapat
mempercepat proses ekstraksi dan meningkatkan hasil dengan prinsip menimbulkan gelombang spontan dan menyebarkan
gelombang tekanan berkcepatan ultrasonic.
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3 Tinjauan Hewan Uji