Data Loading Test TINJAUAN PUSTAKA

mahal untuk mendapatkan Bowles, 1977. Bowles memberikan persamaan yang dihasilkan dari pengumpulan data pengujian kerucut statis sondir, sebagai berikut : E s = 3q c untuk pasir............................................... 2.11a E s = 2 sampai 8q c untuk lempung......................................... 2.11b Dari analisa yang dilakukan secara mendetail oleh Meyerhoff, untuk nilai modulus elastisitas tanah dibawah ujung tiang E b kira-kira 5-10 kali harga modulus elastisitas tanah di sepanjang tiang E s . Rumus untuk penurunan tiang elastis adalah : S = Ep A L Q Q s . ξ + ..................................................................... 2.12 dimana : Q = Beban yang bekerja Q s = Tahanan gesek ξ = Koefisien dari skin friction Ep = Modulus elastisitas Nilai ξ tergantung kepada unit tahanan friksi kulit alami pada sepanjang tiang terpancang di dalam tanah. Nilai ξ = 0,5 adalah dimana bentuk unit tahanan friksi kulit alaminya berbentuk seragam atau simetris, seperti persegi panjang maupun parabolic seragam, umumnya pada tanah lempung atau lanau. Nilai ξ = 0,67 adalah jika bentuk unit tahanan friksi kulit alaminya berbentuk segitiga, umumnya pada tanah pasir.

2.12 Data Loading Test

Loading test biasa disebut juga dengan uji pembebanan statik. Cara yang paling dapat diandalkan untuk menguji daya dukung pondasi tiang adalah dengan uji pembebanan statik. Interprestasi dari hasil benda uji pembebanan statik merupakan bagian yang cukup penting untuk mengetahui respon tiang pada selimut dan ujungnya serta besarnya daya dukung Universitas Sumatera Utara ultimitnya. Berbagai metode interprestasi perlu mendapat perhatian dalam hal nilai daya dukung ultimit yang diperoleh karena setiap metode dapat memberikan hasil yang berbeda. Yang terpenting adalah agar dari hasil nilai uji pembebanan statik, seorang praktisi dalam rekayasa pondasi dapat menentukan mekanisme yang terjadi, misalnya dengan melihat kurva beban – penurunan, besarnya deformasi plastis tiang, kemungkinan terjadinya kegagalan bahan tiang, dan sebagainya. Pengujian hingga 200 dari beban kerja sering dilakukan pada tahap verifikasi daya dukung, tetapi untuk alasan lain misalnya untuk keperluan optimasi dan untuk control beban ultimit pada gempa kuat, seringkali diperlukan pengujian sebesar 250 hingga 300 dari beban kerja. Pengujian beban statik melibatkan pemberian beban statik dan pengukuran pergerakan tiang. Beban – beban umumnya diberikan secara bertahap dan penurunan tiang diamati. Umumnya definisi keruntuhan yang diterima dan dicatat untuk interprestasi lebih lanjut adalah bila di bawah suatu beban yang konstan, tiang terus – menerus mengalami penurunan. Pada umumnya beban runtuh tidak dicapai pada saat pengujian. Oleh karena itu daya dukung ultimit dari tiang hanya merupakan suatu estimasi. Sesudah tiang uji dipersiapkan dipancang atau dicor , perlu ditunggu terlerbih dahulu selama 7 hingga 30 hari sebelum tiang dapat diuji. Hal ini penting untuk memungkinkan tanah yang telah terganggu kembali keadaan semula, dan tekanan air pori akses yang terjadi akibat pemancangan tiang telah berdisipasi. Beban kontra dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan menggunakan system kentledge seperti ditujukan pada gambar. Selain itu juga dapat digunakan kerangka baja atau jangkar pada tanah seperti diilustrasikan pada gambar. Pembebanan diberikan pada tiang dengan menggunakan dongkrak hidrolik. Pergerakan tiang dapat diukur dengan menggunakan satu set dial guges yang terpasang pada kepala tiang. Toleransi pembacaan antara satu dial gauge lainnya adalah 1 mm. Dalam banyak hal, sangat penting untuk mengukur pergerakan relative dari tiang. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari interaksi tanah dengan tiang, pengujian tiang sebaiknya dilengkapi dengan instrumentasi. Instrumentasi yang dapat digunakan adalah strain gauges yang dapat dipasang pada lokasi – lokasi tertentu disepanjang tiang. Tell – tales pada kedalaman – kedalaman tertentu atau load cells yang ditempatkan di bawah kaki tiang. Instrumentasi dapat memberikan informasi mengenai pergerakan kaki tiang, deformasi sepanjang tiang, atau distribusi beban sepanjang tiang selama pengujian. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.15 Pengujian dengan sistem kentledge Coduto,2001 Gambar 2.16 Pengujian dengan tiang jangkar Tomlinson,1980

a. Metode Pembebanan