Pengambilan Bahan Baku Hasil Uji Titik Lebur Asam Diklofenak Hasil Uji Asam Diklofenak dengan FT-IR

35

3.1.2 Bahan-bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bahan baku kalium diklofenak, akuades, akua bidestilata, CaO, gas Nitrogen Ultra High Purity UHP dan es batu. Bahan kimia yang digunakan berkualitas pro-analisis produksi merck: etanol, propanol, eter, H 2 SO 4 pekat, HCl pekat, AgNO 3 , Na 2 SO4 anhidrat, Na 2 CO 3, tetrahidrofuran THF, KBr.

3.2 Pengambilan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah kalium diklofenak yang diperoleh dari PT. Dexa Medica, disertai dengan sertifikat analisis yang terdapat pada Lampiran 1, halaman 42.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Pembuatan pereaksi

3.3.1.1 Pembuatan larutan AgNO

3 5 Sebanyak 5 gram AgNO 3 dilarutkan dengan akua bidestilata sampai 100 ml.

3.3.1.2 Pembuatan larutan Na

2 CO 3 5 Sebanyak 5 gram Na 2 CO 3 digerus di dalam lumpang dengan sejumlah volume air suling, dienaptuangkan. Dilakukan berulang-ulang hingga volume air suling yang digunakan 100 ml.

3.3.1.3 Pembuatan larutan HCl 2N

Sebanyak 17 ml asam klorida pekat diencerkan dengan air suling sampai 100 ml. 36

3.3.1.4 Pembuatan dry ethanol

CaO yang sudah diaktifkan dipanaskan di dalam tanur, suhu 450 - 500 o C, selama 2 - 3 jam dimasukkan ke dalam labu alas bulat, lalu ditambahkan etanol, ditutup dan didiamkan selama 24 jam. Kemudian campuran disaring dan didestilasi pada titik didih etanol. Rangkaian alat destilasi terdapat pada Lampiran 21, halaman 63 Armarego dan Chai, 2003.

3.3.1.5 Pembuatan dry propanol

CaO yang sudah diaktifkan dipanaskan di dalam tanur, suhu 450 - 500 o C, selama 2 - 3 jam dimasukkan ke dalam labu alas bulat, lalu ditambahkan propanol, ditutup dan didiamkan selama 24 jam. Kemudian campuran disaring dan didestilasi pada titik didih propanol Armarego dan Chai, 2003.

3.3.2 Pengubahan kalium diklofenak

Sebanyak 15 gram kalium diklofenak dalam labu alas bulat dilarutkan dengan 362 ml campuran etanol 99 : THF 3:1 yang ditetesi melalui dropping funnel equalizing yang dihubungkan dengan tabung gas nitrogen UHP. Kemudian larutan dipindahkan ke dalam beaker glass, didinginkan pada suhu 18 o C sambil diaduk dengan magnetic bar selama 10 menit, lalu ditambahkan 23 ml HCl 2N, dan ditambahkan air dingin sebanyak 750 ml. Kemudian didinginkan di lemari es hingga asam diklofenak mengendap. Asam diklofenak disaring dan dikeringkan. Rangkaian alat dapat dilihat pada Lampiran 20, halaman 62 Hasan dan Elias, 2014.

3.3.3 Pencucian asam diklofenak

Endapan asam diklofenak yang diperoleh dicuci dengan air suling, di saring dan filtratnya diuji dengan dengan AgNO 3 . Bila masih terbentuk endapan 37 putih AgCl. Endapan dicuci lagi sampai filtrat yang diperoleh tidak membentuk endapan putih dengan penambahan AgNO 3 Vogel, 1979.

3.3.4 Pemurnian asam diklofenak

Pemurnian asam diklofenak dilakukan dengan menggunakan teknik rekristalisasi mixed solvent. Sebanyak 1 gram asam diklofenak dilarutkan dalam 30 ml etanol. Kemudian ditetesi dengan akuades dingin sebanyak 40 ml hingga terbentuk lagi endapan asam diklofenak. Kemudian endapan disaring lalu dikeringkan di dalam oven Armarego dan Chai, 2003. 3.3.5 Uji titik lebur asam diklofenak Sampel yang akan diuji dimasukkan ke dalam pipa kapiler secukupnya. Pipa kapiler dimasukkan ke dalam melting point block apparatus. Kemudian diatur suhu hingga sampel dalam pipa kapiler melebur. Rentang suhu dihitung mulai dari sampel mulai melebur hingga melebur sempurna Rodig, dkk., 1990.

3.3.6 Sintesis propil diklofenak

Dimasukkan 1 gram asam diklofenak ke dalam labu alas bulat leher tiga, lalu ditambah 19 ml propanol kering, sambil diaduk di atas hot plate. Alat refluks dirangkai dan ditambahkan 1 ml asam sulfat pekat, secara berangsur-angsur melalui dinding labu. Direfluks pada suhu 120 - 125 o C selama 6 jam. Dimasukkan hasil refluks ke dalam corong pisah yang telah berisi 25 ml akuades dan 25 ml eter lalu digojok. Kemudian dibilas labu alas bulat dengan eter lalu dimasukkan ke dalam corong pisah kemudan digojok dan didiamkan. Dicuci lapisan atas dengan air suling sebanyak tiga kali. Digojok dan didiamkan. Dipisahkan lapisan bawah dan dimasukkan 20 ml Na 2 CO 3 5 ke lapisan atas, lalu digojok dan didiamkan. Hal ini dilakukan sebanyak 3 kali. Dipisahkan lapisan bawah. Diambil 38 lapisan atas kemudian ditambahkan dengan Na 2 SO 4 anhidrat secukupnya. Didiamkan pada selama 24 jam pada suhu kamar. Dipipet cairan jernihnya kemudian diuapkan di ruang terbuka hingga seluruh eter menguap dan terbentuk kristal propil diklofenak Suryawanshi, dkk., 2014.

3.3.7 Pemurnian hasil sintesis

Pemurnian propil diklofenak dilakukan dengan menggunakan teknik rekristalisasi mixed solvent. Propil diklofenak dilarutkan dalam 20 ml etanol. Kemudian ditetesi dengan akuades dingin sebanyak 30 ml hingga terbentuk lagi endapan propil diklofenak. Disaring endapan lalu dikeringkan di dalam oven Armarego dan Chai, 2003. 3.3.8 Uji titik lebur hasil sintesis Titik lebur hasil sintesis diuji dengan menggunakan melting point block apparatus. Rentang suhu awal senyawa mulai melebur sampai senyawa melebur sempurna dihitung. Senyawa hasil sintesis dinyatakan murni apabila rentang suhunya tidak lebih dari 2 o C Rodig, dkk., 1990.

3.3.9 Elusidasi struktur dengan FT-IR

Bahan uji digerus halus, dicampurkan dengan serbuk KBr yang sudah dihaluskan, dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam tempat sampel, kemudian diukur dengan FT-IR untuk menentukan bilangan gelombangnya.

3.3.10 Elusidasi struktur dengan GC-MS

Analisis senyawa hasil sintesis dengan GC-MS menggunakan kolom kapiler DB 5-MS yang mengandung 5 fenil 95 metil siloksan dengan gas pembawa helium dengan tekanan 80,2 kPa. Aliran gas ke kolom 1,31 mlmenit. Volume penyuntikan adalah 0,20 µl dengan mode penyuntikan split diatur suhu 39 penyuntikan 280 o C pada tekanan 80,2 kPa. Suhu kolom terprogram diatur 60°C yang diikuti penyuntikan kemudian suhu deprogram 8°C menit -1 hingga pada suhu 290°C ditahan selama 2 menit. Kemudian dideteksi dengan spektroskopi massa dengan kondisi temperature ion 230°C dan suhu lingkungan penghubung GC dan MS 290°C. 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji Titik Lebur Asam Diklofenak

Pengujian titik lebur asam diklofenak dilakukan dengan menggunakan alat melting point block apparatus. Titik lebur yang diperoleh adalah 158 - 160°C, dengan rentang 2°C, diamati mulai dari awal senyawa melebur hingga senyawa melebur sempurna. Menurut Rodig, dkk., 1990, titik lebur pada umumnya yang diterima mempunyai rentang 1 - 2 o C. Rentang yang sempit menunjukkan kemurnian yang tinggi dari sampel, sedangkan rentang yang luas biasanya menunjukkan senyawa yang dianalisis tidak murni. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa asam diklofenak yang diperoleh telah murni. Hal ini dikarenakan proses pemurnian dengan etanol-air dilakukan sebanyak 3 kali, sehingga pengotor dan hasil samping seperti kalium diklofenak, KOH, dan 1,4- diklorobutana akan terlarut dalam air sementara asam diklofenak tidak larut dalam air, namun titik lebur yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur, dimana menurut Moffat, dkk. 2011, titik lebur asam diklofenak adalah 156 - 158°C. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan kondisi pengukuran, seperti temperatur ruangan dan kelembaban udara pada saat pengujian dilakukan. Gambar 4.1 Reaksi pengubahan kalium diklofenak menjadi asam diklofenak 41

4.2 Hasil Uji Asam Diklofenak dengan FT-IR

Asam diklofenak yang diperoleh diuji dengan menggunakan FT-IR dan hasil spektrumnya dibandingkan dengan kalium diklofenak yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam diklofenak. Hasil uji asam diklofenak dengan menggunakan FT-IR dapat dilihat pada Gambar 4.3, dan hasil uji kalium diklofenak menggunakan FT-IR dapat dilihat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Spektrum inframerah kalium diklofenak Gambar 4.3 Spektrum inframerah asam diklofenak 42 Jika spektrum inframerah asam diklofenak pada Gambar 4.3 dibandingkan dengan spektrum inframerah dari kalium diklofenak pada Gambar 4.2, dapat dilihat perbedaan dari masing-masing spektrum. Perbedaannya terletak pada absorpsi gugus O-H karboksilat yang terjadi pada asam diklofenak, tidak terjadi pada kalium diklofenak. Keistimewaan karakteristik dari spektrum asam karboksilat adalah absorbsi O-H yang sangat luas pada daerah 3400 - 2400 cm -1 . Sehingga dapat disimpulkan bahwa kalium diklofenak telah mengalami perubahan menjadi asam diklofenak. Spektrum inframerah dari asam diklofenak menunjukkan terjadinya absorbsi O-H karboksilat yang luas pada daerah bilangan gelombang 2993,52 cm -1 , 2885,51 cm -1 , 2681,05 cm -1 , dan 2576,90 cm -1 dan satu puncak N-H sekunder yang tajam pada daerah 3321,42 cm -1 . Perbedaan antara N-H sekunder dan N-H primer adalah adalah pada puncaknya. Dimana pada N-H primer terdapat dua puncak pada bilangan gelombangnya sementara pada N-H sekunder hanya terdapat satu puncak. Karakteristik lain senyawa asam diklofenak adalah adanya gugus karbonil. Menurut Pavia, dkk., 1979, gugus karbonil C=O berada pada bilangan gelombang 1725 - 1700 cm -1 , dan dari hasil uji asam diklofenak dengan FT-IR menunjukkan adanya gugus karbonil di daerah 1693,50 cm -1 . Dari Gambar 4.2 diperoleh gugus-gugus yang dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut: 43 Tabel 4.1 Identifikasi gugus fungsi spektrum inframerah asam diklofenak No. Gugus-gugus Bilangan gelombang cm -1 yang diperoleh dari data Bilangan gelombang cm -1 dari literature 1. C=C aromatik 1577,77 dan 1500,62 1600 dan 1475 2. C-H sp 2 3100 3100 – 3000 3. N-H sekunder 3321,42 3500 – 3300 4. Csp 2 -Cl 756,1 dan 667,37 800 – 600 5. C=O 1693,50 1730 – 1700 6. OH asam karboksilat 2993,52 - 2576,90 3400 – 2400 7. C-O 1288,45 1320 – 1210 8. C-N aromatik 1161,15 1350 – 1000

4.3 Hasil Sintesis Propil Diklofenak

Dokumen yang terkait

Sintesis Butil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)

0 48 82

Penentuan Komponen Propolis Dengan Metode Gas Chromatography-Mass Spectrometry(Gc-Ms)

11 105 122

Karakterisasi Jamu Oplosan Dengan Menggunakan Alatspektrofotometer Fourier Transform - Infra Red (Ft-Ir) Di Balai Pengujian Dan Identifikasi Barang Medan

10 83 42

Sintesis Propil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)

0 51 80

PENDAHULUAN Analisis Chromatographic Fingerprint Ekstrak Dan Produk Temulawak (Curcuma Xantorrhiza Roxb) Menggunakan GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry).

1 3 8

DAFTAR PUSTAKA Analisis Chromatographic Fingerprint Ekstrak Dan Produk Temulawak (Curcuma Xantorrhiza Roxb) Menggunakan GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry).

0 1 4

Aplikasi Teknologi Ekstraksi Fasa Padat-gc/Ms (Gas Chromatography-mass Spectrometry) Pada Preparasi Analisis Senyawa Atsiri Dalam Darah Mencit.

0 1 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kalium Diklofenak - Sintesis Propil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)

0 0 15

Sintesis Propil Diklofenak Dan Elusidasi Struktur Menggunakan Fourier Transform Infra Red (Ft-Ir) Dan Gas Chromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms)

0 0 14

SINTESIS BUTIL DIKLOFENAK DAN ELUSIDASI STRUKTUR MENGGUNAKAN FOURIER TRANSFORM INFRA RED (FT-IR) DAN GAS CHROMATOGRAPHY MASS SPECTROMETRY (GC-MS) SKRIPSI Diajukan untuk mUnivers itas Sumatera Uta

0 1 15