Percobaan Kedua HASIL DAN PEMBAHASAN

21

4.3 Percobaan Kedua

Hasil percobaan kedua menunjukkan bahwa rerata bobot benih ikan gurami tertinggi p0,05 diperoleh pada perendaman hormon pertumbuhan rekombinan dari ikan gurami 1 kali 120 mgL 5482,58±110,70 g, selanjutnya perendaman hormon pertumbuhan rekombinan dari ikan gurami 2 kali 60 mgL interval 3 hari 4480,95±858,82 g, perendaman perendaman hormon pertumbuhan rekombinan ikan gurami 2 kali 60 mgL interval 7 hari 4569,28±242,87 g, albumin serum sapi kontrol-1 3621,79±197,40 g dan perendaman hormon pertumbuhan rekombinan dari ikan gurami 4 kali 30 mgL kontrol-2; interval 7 hari 3488,75±155,38 g. Hal ini menunjukkan bahwa hormon pertumbuhan rekombinan dari ikan gurami dapat diberikan sekali, dengan efek pertumbuhan yang tinggi. Gambar 3 Pertumbuhan bobot biomassa g juvenil ikan gurami yang dipelihara di akuarium volume 250 liter selama 4 minggu pertama dan dilanjutkan kolam dengan luas hapa 3x2x1m. Angka 1, 2, 3, 4, 5 menunjukkan perlakuan. 1= Perendaman albumim serum sapi kontrol-1, 2= Perendaman hormon pertumbuhan rekombinan dari ikan gurami 4 kali 30 mgL kontrol-2; interval 7 hari, 3= Perendaman hormon pertumbuhan rekombinan dari ikan gurami 2 kali 60 mgL interval 7 hari, 4= Perendaman hormon pertumbuhan rekombinan dari ikan gurami 2 kali 60 mgL interval 3 hari, 5= Perendaman hormon pertumbuhan rekombinan dari ikan gurami 1 kali 120 mgL 3.621,79 3.488,75 4.569,28 4.480,95 5.482,58 1000 2000 3000 4000 5000 6000 1 2 3 4 5 Bob ot b iom assa g Perlakuan 22 Kelangsungan hidup ikan Gambar 4 hasil perendaman 1 kali 87,38±8,84 tidak berbeda p0,05 dengan perlakuan perendaman lainnya, tetapi lebih tinggi p0,05 daripada kontrol-2 64,00±7,25. Perendaman 1 kali dengan dosis tinggi mampu memberikan tingkat kelangsungan hidup benih ikan gurami yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain, dan kontrol. Gambar 4 Kelangsungan hidup ikan gurami pada akhir percobaan. Angka 1, 2, 3, 4, 5 menunjukkan perlakuan. 1= Perendaman albumim serum sapi kontrol-1, 2= Perendaman HPr dari ikan gurami 4 kali 30 mgL kontrol-2; interval 7 hari, 3= Perendaman HPr dari ikan gurami 2 kali 60 mgL interval 7 hari, 4= Perendaman HPr dari ikan gurami 2 kali 60 mgL interval 3 hari, 5= Perendaman HPr dari ikan gurami 1 kali 120 mgL Perendaman HPr dari ikan gurami dosis tinggi memacu pertumbuhan bobot benih ikan gurami yang diamati pada percobaan ini. Terlihat bahwa perendaman HPr sekali dengan dosis tinggi memberikan pertumbuhan yang signifikan P0,05 dengan perlakuan lainnya. Agellon et al. 1988 telah meneliti perendaman sekali larva ikan raibow trout dalam larutan HPr 500 µgL dapat memacu pertumbuhan. Sementara Schulte et al. 1995 melaporkan bahwa HPr sapi dapat mempercepat pertumbuhan benih ikan rainbow trout setelah direndam pada dosis 1-100 mgL. Peterson et al. 2004 menyatakan bahwa penyuntikan tunggal dosis tinggi lebih efektif memacu pertumbuhan bobot pada ikan lele. 72,00 64,00 82,31 79,78 87,38 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 K el an gs ungan hi dup Perlakuan 23 0,5- 0,5- kb M 1 2 3 4 5 6 7 Kelangsungan hidup ikan hasil perendaman 1 kali 87,29±8,76 berbeda p0,05 dengan perlakuan perendaman lainnya. Perendaman tunggal dengan dosis tinggi mampu memberikan tingkat kelangsungan hidup benih ikan gurami yang lebih tinggi dibanding dengan perlakuan lainnya. Putra 2011 mendapatkan kelangsungan hidup 100 pada perendaman benih ikan gurami dosis 30 mgL. Selanjutnya Acosta et al. 2009 menyatakan bahwa pemberian HPr pada larva dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan daya tahan terhadap stres dan infeksi penyakit. Pemberian HPr pada ikan rainbow trout juga efektif meningkatkan resistensi terhadap Vibrio anguilarum Sakai et al. 1997.

4.4 Ekspresi Gen IGF-I