RUANG LINGKUP FUNGSI DAN KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG

P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 8 Bagian Ketiga Tujuan Pasal 3 Pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung bertujuan untuk: a. mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya; b. mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan; dan c. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung.

BAB II RUANG LINGKUP

Pasal 4 Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi: a. ketentuan fungsi dan klasifikasi bangunan gedung; b. persyaratan teknis bangunan gedung; c. penyelenggaraan bangunan gedung; d. Tim Ahli Bangunan Gedung TABG; e. penyedia jasa konstruksi; f. retribusi; g. peran serta masyarakat; h. pembinaan; dan i. sanksi. Pasal 5 1 Penyelenggaraan bangunan gedung merupakan satu kesatuan sistem yang meliputi kegiatan: a. pembangunan; b. pemanfaatan; c. pelestarian; dan d. pembongkaran bangunan gedung. 2 Penyelenggaraan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikendalikan melalui : a. IMB; b. SLF; c. bukti kepemilikan bangunan gedung; dan d. persetujuan rencana teknis bongkar bangunan gedung. P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 9

BAB III FUNGSI DAN KLASIFIKASI BANGUNAN GEDUNG

Bagian Kesatu Umum Pasal 6 1 Fungsi bangunan gedung merupakan ketetapan pemenuhan persyaratan teknis bangunan gedung dari segi tata bangunan dan lingkungan, serta keandalan bangunan gedung. 2 Fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi: a. fungsi hunian; b. fungsi keagamaan; c. fungsi usaha; d. fungsi sosial dan budaya; dan e. fungsi khusus. 3 Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat 2. Pasal 7 1 Fungsi dan klasifikasi bangunan gedung harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW, RDTR, peraturan zonasi, danatau panduan rancang kota. 2 Fungsi dan klasifikasi bangunan gedung diusulkan oleh pemilik bangunan gedung dalam pengajuan permohonan IMB. Bagian Kedua Fungsi Bangunan Gedung Pasal 8 1 Fungsi hunian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 huruf a, mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia yang meliputi: a. rumah tinggal tunggal; b. rumah tinggal deret; c. rumah tinggal susun; dan d. rumah tinggal sementara. 2 Fungsi keagamaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 huruf b, mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah yang meliputi: a. bangunan masjid termasuk mushola; b. bangunan gereja termasuk kapel; c. bangunan pura; d. bangunan vihara; dan e. bangunan kelenteng. P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 10 3 Fungsi usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 huruf c, mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha yang meliputi: a. bangunan gedung perkantoran; b. bangunan gedung perdagangan; c. bangunan gedung perindustrian; d. bangunan gedung perhotelan; e. bangunan gedung wisata dan rekreasi; f. bangunan gedung terminal; dan g. bangunan gedung tempat penyimpanan. 4 Fungsi sosial dan budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 huruf d, mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya yang meliputi bangunan gedung: a. pelayanan pendidikan; b. pelayanan kesehatan; c. kebudayaan; d. laboratorium; dan e. pelayanan umum. 5 Fungsi khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 huruf e, mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi tingkat nasional atau yang penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat di sekitarnya danatau mempunyai risiko bahaya tinggi yang meliputi: a. bangunan gedung untuk reaktor nuklir; dan b. instalasi pertahanan dan keamanan. Bagian Ketiga Klasifikasi Bangunan Gedung Pasal 9 Fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 diklasifikasikan berdasarkan: a. tingkat kompleksitas; b. tingkat permanensi; c. tingkat risiko kebakaran; d. zonasi gempa; e. lokasi; f. ketinggian; danatau g. kepemilikan. Pasal 10 1 Klasifikasi berdasarkan tingkat kompleksitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a meliputi: a. bangunan gedung sederhana; b. bangunan gedung tidak sederhana; dan c. bangunan gedung khusus. P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 11 2 Klasifikasi berdasarkan tingkat permanensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b meliputi: a. bangunan gedung permanen; b. bangunan gedung semi permanen; dan c. bangunan gedung darurat atau sementara. 3 Klasifikasi berdasarkan tingkat risiko kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c meliputi bangunan gedung: a. tingkat risiko kebakaran tinggi; b. tingkat risiko kebakaran sedang; dan c. tingkat risiko kebakaran rendah. 4 Klasifikasi berdasarkan zonasi gempa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d meliputi tingkat zonasi gempa yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang. 5 Klasifikasi berdasarkan lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf e meliputi: a. bangunan gedung di lokasi padat; b. bangunan gedung di lokasi sedang; dan c. bangunan gedung di lokasi renggang. 6 Klasifikasi berdasarkan ketinggian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf f meliputi: a. bangunan gedung bertingkat tinggi; b. bangunan gedung bertingkat sedang; dan c. bangunan gedung bertingkat rendah. 7 Klasifikasi berdasarkan kepemilikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf g meliputi: a. bangunan gedung milik negara; b. bangunan gedung milik badan usaha; dan c. bangunan gedung milik perorangan. Bagian Keempat Perubahan Fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung Pasal 11 1 Perubahan fungsi dan klasifikasi bangunan gedung diusulkan oleh pemilik dalam bentuk rencana teknis bangunan gedung sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam RTRW, RDTR, peraturan zonasi, danatau panduan rancang kota. 2 Perubahan fungsi dan klasifikasi bangunan gedung harus diikuti dengan pemenuhan persyaratan administratif dan persyaratan teknis bangunan gedung dan ditetapkan dalam IMB. P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 12

BAB IV PERSYARATAN ADMINISTRASI BANGUNAN GEDUNG