PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG peraturan daerah nomor 7 tahun 2010 tentang bangunan gedung

P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 54 Pasal 172 1 Pemerintah Daerah menyampaikan hasil identifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 171 ayat 1 kepada pemilik danatau pengguna bangunan gedung yang akan ditetapkan untuk dibongkar. 2 Berdasarkan hasil identifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pemilik danatau pengguna bangunan gedung, wajib melakukan pengkajian teknis bangunan gedung, kecuali rumah tinggal tunggal khususnya rumah inti tumbuh dan rumah sederhana sehat. 3 Hasil pengkajian teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat 2 disampaikan kepada Pemerintah Daerah sebagai dasar penetapan pembongkaran. 4 Apabila hasil pengkajian teknis bangunan gedung memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a dan huruf b Pemerintah Daerah menetapkan bangunan gedung tersebut untuk dibongkar dengan surat penetapan pembongkaran. 5 Terhadap bangunan gedung yang tidak memiliki IMB bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf c Pemerintah Daerah menetapkan bangunan gedung untuk dibongkar. 6 Apabila pemilik danatau pengguna bangunan gedung tidak melaksanakan pembongkaran dalam batas waktu yang ditetapkan dalam surat penetapan pembongkaran, pembongkaran dilakukan oleh Pemerintah Daerah atas biaya pemilik atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD.

BAB VIII PELESTARIAN BANGUNAN GEDUNG

Bagian Kesatu Umum Pasal 173 Kegiatan pelestarian dalam penyelenggaraan bangunan gedung meliputi proses penetapan, pemanfaatan, beserta pengawasannya. Pasal 174 1 Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai bangunan pelestarian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan harus dilindungi dan dilestarikan. 2 Pelaksanaan perbaikan, pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan atas bangunan gedung dan lingkungan yang dilestarikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan sepanjang tidak mengubah nilai dan karakter pelestarian yang dikandungnya. P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 55 Pasal 175 1 Perlindungan dan pelestarian bangunan gedung dan lingkungannya harus dilaksanakan secara tertib administratif, menjamin kelaikan fungsi bangunan gedung, dan lingkungannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 2 Perlindungan dan pelestarian meliputi kegiatan perawatan dan pemugaran yang harus dilakukan dengan mengikuti kaidah pelestarian serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pasal 176 1 Apabila pada kawasan yang dilestarikan akan dibangun bangunan gedung, perencanaannya harus mengikuti kaidah klasifikasi pelestarian dan panduan rancang kota. 2 Ketentuan lebih lanjut mengenai kaidah perencanaan bangunan gedung pelestarian diatur dengan Peraturan Gubernur. Bagian Kedua Penetapan Pasal 177 Penetapan bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi dan dilestarikan dilakukan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 178 1 Gubernur dapat menetapkan : a. bangunan gedung yang memiliki karakteristik tertentu sebagai bangunan gedung pelestarian; b. lingkungan yang memiliki karakteristik tertentu sebagai kawasan pelestarian; dan c. bangunan gedung danatau kawasan pelestarian sebagai bangunan gedung danatau kawasan bukan pelestarian. 2 Bangunan gedung danatau kawasan pelestarian dapat diusulkan oleh pemerintah dan masyarakat serta harus dengan sepengetahuan dan persetujuan pemilik. Pasal 179 1 Penetapan bangunan gedung danatau kawasan yang dilestarikan didasarkan pada klasifikasi tingkat perlindungan dan pelestarian bangunan gedung dan lingkungannya dengan ketentuan pokok meliputi: a. umur bangunan; P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 56 b. gaya arsitektur dan teknologi; c. nilai sejarah; d. nilai ilmu pengetahuan; dan e. nilai kebudayaan. 2 Kriteria pokok bangunan gedung danatau kawasan yang dilindungi dan dilestarikan antara lain bangunan gedung berumur paling sedikit 50 lima puluh tahun, atau mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 lima puluh tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan termasuk nilai arsitektur dan teknologinya. 3 Sebelum dilakukan penetapan sebagai bangunan gedung danatau kawasan yang dilestarikan dilakukan kajian oleh tim ahli. 4 Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan, pembobotan setiap kriteria dan tata cara penetapan diatur dengan Peraturan Gubernur. Pasal 180 1 Klasifikasi tingkat perlindungan dan pelestarian bangunan gedung terdiri atas : a. klasifikasi utama; b. klasifikasi madya; dan c. klasifikasi pratama. 2 Klasifikasi utama diperuntukkan bagi bangunan gedung dan lingkungannya yang secara fisik bentuk aslinya sama sekali tidak boleh diubah. 3 Klasifikasi madya diperuntukkan bagi bangunan gedung dan lingkungannya yang secara fisik bentuk asli eksteriornya sama sekali tidak boleh diubah, namun tata ruang dalamnya dapat diubah sebagian dengan tidak mengurangi nilai-nilai perlindungan dan pelestariannya. 4 Klasifikasi pratama diperuntukkan bagi bangunan gedung dan lingkungannya yang secara fisik bentuk aslinya dapat diubah sebagian dengan tidak mengurangi nilai-nilai perlindungan dan pelestariannya serta dengan tidak menghilangkan bagian utama bangunan gedung tersebut. 5 Ketentuan lebih lanjut mengenai penggolongan klasifikasi bangunan pelestarian diatur dengan Peraturan Gubernur. Pasal 181 1 Pemilik, masyarakat danatau Pemerintah Daerah dapat mengusulkan bangunan gedung dan lingkungannya yang memenuhi syarat untuk dilindungi dan dilestarikan. 2 Bangunan gedung yang diusulkan untuk ditetapkan sebagai bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3 Bangunan gedung dan lingkungannya sebelum diusulkan penetapannya harus telah mendapat pertimbangan dari tim ahli pelestarian bangunan gedung dan hasil dengar pendapat publik. P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 57 4 Penetapan bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi dan dilestarikan dilakukan oleh Pemerintah Daerah atas usulan Kepala Dinas terkait untuk bangunan gedung dan lingkungannya yang memiliki nilai-nilai berskala provinsi dan kota. 5 Penetapan dapat ditinjau secara berkala 5 lima tahun sekali. 6 Bangunan gedung dan lingkungannya yang akan ditetapkan untuk dilindungi dan dilestarikan atas usulan Pemerintah Daerah danatau masyarakat harus dengan sepengetahuan dari pemilik. 7 Keputusan penetapan bangunan gedung dan lingkungannya yang dilindungi dan dilestarikan disampaikan secara tertulis kepada pemilik. Pasal 182 1 Pemerintah Daerah melakukan identifikasi dan dokumentasi terhadap bangunan gedung dan lingkungannya yang memenuhi syarat untuk dilindungi dan dilestarikan. 2 Identifikasi dan dokumentasi sekurang-kurangnya meliputi: a. identifikasi umur bangunan gedung, sejarah kepemilikan, sejarah penggunaan, nilai arsitektur, ilmu pengetahuan dan teknologinya, serta nilai arkeologisnya; dan b. dokumentasi gambar teknis dan foto bangunan gedung serta lingkungannya. Pasal 183 1 Setiap pemilik yang akan membongkar bangunan gedung yang dilestarikan wajib mendapat persetujuan dari Gubernur melalui pertimbangan tim ahli. 2 Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara memperoleh persetujuan teknis pembongkaran bangunan gedung yang dilestarikan diatur dengan Peraturan Gubernur. Bagian Ketiga Pemanfaatan Pasal 184 Pemanfaatan dan penggunaan bahan bangunan lokal harus sesuai dengan kebutuhan dan memperhatikan kelestarian lingkungan. Pasal 185 1 Bangunan gedung dan kawasan yang dilestarikan dapat dimanfaatkan, dipugar maupun ditambah. P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 58 2 Pemanfaatan, pemugaran maupun penambahan bangunan gedung danatau kawasan yang dilestarikan harus sesuai dengan kaidah pelestarian bangunan gedung dan klasifikasi serta panduan rancang kota. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemanfaatan, pemugaran dan penambahan pada bangunan gedung dan kawasan pelestarian diatur dengan Peraturan Gubernur. Pasal 186 1 Pemanfaatan bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan dilakukan oleh pemilik danatau pengguna sesuai dengan kaidah pelestarian dan klasifikasi bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 2 Dalam hal bangunan gedung danatau lingkungannya yang telah ditetapkan menjadi bangunan pelestarian akan dimanfaatkan untuk kepentingan agama, sosial, pariwisata, pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan maka pemanfaatannya harus sesuai dengan ketentuan dalam klasifikasi tingkat perlindungan dan pelestarian bangunan gedung dan lingkungannya. 3 Dalam hal bangunan gedung danatau lingkungannya yang telah ditetapkan menjadi bangunan gedung pelestarian akan dialihkan haknya kepada pihak lain, pengalihan haknya harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 4 Setiap pemilik danatau pengguna bangunan gedung danatau lingkungannya yang dilestarikan wajib melindungi bangunan gedung danatau lingkungannya sesuai dengan klasifikasinya. 5 Setiap bangunan gedung danatau lingkungannya yang ditetapkan untuk dilindungi dan dilestarikan, pemiliknya dapat memperoleh insentif dari Pemerintah danatau Pemerintah Daerah. Pasal 187 1 Kegiatan memperbaiki, membongkar, dan membangun kembali bangunan gedung dalam kawasan pelestarian harus sesuai dengan kondisi semula dan mengikuti kaidah pelestarian yang berlaku mencakup: a. keaslian bentuk; b. tata letak; c. metode pelaksanaan; d. sistem struktur; e. penggunaan bahan bangunan; f. nilai sejarah; g. ilmu pengetahuan dan kebudayaan; dan h. nilai arsitektur dan teknologi. 2 Ketentuan lebih lanjut mengenai perbaikan, pembongkaran, dan pembangunan kembali bangunan gedung dalam kawasan pelestarian diatur dengan Peraturan Gubernur. P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 59 Pasal 188 1 Setiap pemilik danatau pengguna bangunan gedung yang dilestarikan wajib melindungi bangunan gedung beserta lingkungannya sesuai dengan klasifikasinya. 2 Setiap pemilik bangunan gedung danatau kawasan yang ditetapkan untuk dilestarikan, dapat memperoleh insentif dari Pemerintah Daerah. Pasal 189 1 Pemilik danatau pengguna bangunan gedung wajib memelihara, merawat, dan memeriksa secara berkala bangunan gedung dan kawasan yang dilestarikan. 2 Perawatan bangunan gedung pelestarian harus dilengkapi rencana teknis yang disusun berdasarkan pertimbangan prinsip perlindungan dan pelestarian yang mencakup keaslian bentuk, tata letak, sistem struktur, penggunaan bahan bangunan, dan nilai-nilai yang dikandungnya sesuai dengan tingkat kerusakan bangunan gedung dan ketentuan klasifikasinya. Pasal 190 Kegiatan memperbaiki, membongkar, dan membangun kembali bangunan gedung dalam kawasan pelestarian harus memperhatikan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3. Pasal 191 Pemilik bangunan dilarang menelantarkan bangunan gedung yang dilestarikan. Bagian Keempat Pengawasan Pasal 192 Setiap kegiatan perbaikan, pembongkaran, pembangunan kembali, dan pemanfaatan bangunan gedung dan kawasan pelestarian yang menyalahi ketentuan fungsi danatau karakter bangunan pelestarian, pemilik danatau pengguna bangunan gedung pelestarian wajib mengembalikan fungsi danatau karakter bangunan gedung pelestarian sesuai dengan ketentuan perundang- undangan. Pasal 193 Pemerintah Daerah memberikan identitas bagi kawasan danatau bangunan gedung yang ditetapkan sebagai kawasan danatau bangunan gedung pelestarian. P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 60 Pasal 194 1 Pemerintah Daerah mendokumentasikan bangunan gedung yang ditetapkan sebagai kawasan danatau bangunan pelestarian. 2 Dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dipersyaratkan bagi bangunan pelestarian klasifikasi utama. Pasal 195 Setiap pemilik yang akan membongkar bangunan gedung yang dilestarikan wajib mendapat persetujuan dari Gubernur melalui pertimbangan tim ahli.

BAB IX PEMBONGKARAN BANGUNAN GEDUNG