PEMBONGKARAN BANGUNAN GEDUNG peraturan daerah nomor 7 tahun 2010 tentang bangunan gedung

P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 60 Pasal 194 1 Pemerintah Daerah mendokumentasikan bangunan gedung yang ditetapkan sebagai kawasan danatau bangunan pelestarian. 2 Dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dipersyaratkan bagi bangunan pelestarian klasifikasi utama. Pasal 195 Setiap pemilik yang akan membongkar bangunan gedung yang dilestarikan wajib mendapat persetujuan dari Gubernur melalui pertimbangan tim ahli.

BAB IX PEMBONGKARAN BANGUNAN GEDUNG

Bagian Kesatu Umum Pasal 196 Kegiatan pembongkaran dalam penyelenggaraan bangunan gedung meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan beserta pengawasannya. Pasal 197 1 Setiap kegiatan pembongkaran bangunan gedung harus dilaksanakan secara tertib dan mempertimbangkan keamanan, keselamatan masyarakat dan lingkungannya. 2 Pembongkaran bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus sesuai dengan ketetapan perintah pembongkaran atau Persetujuan rencana teknis bongkar oleh Pemerintah Daerah. 3 Pembongkaran bangunan gedung meliputi persetujuan rencana teknis bongkar dan kegiatan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung. 4 Kegiatan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat 3 harus dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah pembongkaran secara umum serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. 5 Ketentuan lebih lanjut mengenai kegiatan pembongkaran bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Gubernur. P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 61 Bagian Kedua Persetujuan Rencana Teknis Bongkar Pasal 198 1 Setiap pemilik yang akan membongkar bangunan gedung wajib mengajukan permohonan persetujuan rencana teknis bongkar kepada Kepala Dinas. 2 Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara mendapatkan Persetujuan rencana teknis bongkar diatur dengan Peraturan Gubernur. Pasal 199 Setiap pemilik bangunan gedung yang akan membongkar bangunan gedung harus mendapat persetujuan dari pemilik tanah, kecuali bangunan gedung yang berada pada tanah miliknya. Pasal 200 1 Persetujuan rencana teknis bongkar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 198 ayat 1 digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung. 2 Persetujuan rencana teknis bongkar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan kepada orang yang memiliki hak bangunan atau yang dikuasakan atas bangunan yang akan dibongkar. Pasal 201 Rencana teknis bongkar bangunan gedung harus dilakukan oleh penyedia jasa konstruksi yang sesuai serta dipertanggungjawabkan oleh ahli yang memiliki IPTB. Pasal 202 1 Permohonan persetujuan rencana teknis bongkar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 198 ayat 1 dapat tolak apabila : a. berdasarkan ketentuan yang berlaku kegiatan membongkar bangunan gedung akan melanggar ketertiban umum atau merugikan kepentingan umum; b. kepentingan permukiman masyarakat setempat akan dirugikan atau kegiatan membongkar dapat membahayakan kepentingan umum; dan c. pemohon belum atau tidak melaksanakan perintah tertulis yang diberikan sebagai salah satu syarat diprosesnya permohonan. 2 Ketentuan lebih lanjut mengenai penolakan permohonan persetujuan rencana teknis bongkar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Gubernur. P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 62 Bagian Ketiga Pelaksanaan Pembongkaran Pasal 203 1 Pembongkaran bangunan gedung dapat dilakukan oleh pemilik danatau pengguna bangunan gedung dengan menggunakan penyedia jasa konstruksi pembongkaran bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 2 Khusus untuk pembongkaran bangunan gedung yang menggunakan peralatan berat danatau bahan peledak harus dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi pembongkaran bangunan gedung. 3 Dalam hal pemilik danatau pengguna bangunan gedung yang pembongkarannya telah ditetapkan dengan surat persetujuan pembongkaran tidak melaksanakan pembongkaran dalam batas waktu yang ditetapkan, surat persetujuan pembongkaran dinyatakan batal. Pasal 204 1 Pembongkaran bangunan gedung yang pelaksanaannya dapat menimbulkan dampak luas terhadap keselamatan umum dan lingkungan harus dilaksanakan berdasarkan rencana teknis pembongkaran yang disusun oleh penyedia jasa perencanaan teknis pembongkaran yang memiliki sertifikat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 2 Rencana teknis pembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus disetujui oleh Pemerintah Daerah, kecuali bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah, setelah mendapat pertimbangan dari TABG. 3 Dalam hal pelaksanaan pembongkaran berdampak luas terhadap keselamatan umum dan lingkungan, pemilik danatau Pemerintah Daerah melakukan sosialisasi dan pemberitahuan tertulis kepada masyarakat di sekitar bangunan gedung, sebelum pelaksanaan pembongkaran. 4 Pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung mengikuti prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja K3. Bagian Keempat Pengawasan Pembongkaran Pasal 205 1 Setiap pemilik bangunan gedung yang akan membongkar bangunan gedung dengan kriteria tertentu, harus mengajukan permohonan persetujuan pembongkaran kepada Kepala Dinas. 2 Bangunan gedung yang memiliki kriteria tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari : a. bangunan gedung dengan ketinggian diatas 8 delapan lantai; dan b. bangunan gedung yang mempunyai struktur khusus. P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 63 3 Perencanaan teknis pembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan penilaian oleh tim ahli. 4 Apabila berdasarkan hasil penilaian tim ahli sebagaimana dimaksud pada ayat 3, perencanaan teknis pembongkaran disetujui, maka dapat diberikan persetujuan untuk dilaksanakan pembongkaran. 5 Setiap pembongkaran bangunan gedung kriteria tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat 2 harus diawasi pelaksanaannya oleh Pemerintah Daerah. 6 Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara pengajuan perencanaan teknis pembongkaran, sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Gubernur. Pasal 206 1 Setiap orang yang akan melaksanakan pembongkaran bangunan gedung kriteria tertentu wajib menunjuk perencana dan pengawas pelaksanaan pembongkaran yang memiliki izin pelaku teknis bangunan dari Kepala Dinas. 2 Perencana dan pengawas pelaksanaan pembongkaran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib mempertanggungjawabkan hasil perencanaan dan pengawasannya. Pasal 207 Apabila dalam pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 206 ayat 1, mengakibatkan gangguan, kecelakaan dan kerugian harta benda orang lain, menjadi tanggung jawab pemilik danatau pelaku teknis bangunan gedung. Pasal 208 1 Pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 206 ayat 1 dilakukan oleh penyedia jasa pengawasan yang memiliki sertifikat sesuai dengan ketentuan perundang- undangan. 2 Hasil pengawasan pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaporkan kepada Pemerintah Daerah. 3 Pemerintah Daerah melakukan pengawasan atas hasil laporan pelaksanaan pembongkaran yang disampaikan oleh Pengawas pelaksanaan pembongkaran bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat 2. P e rd a N o m o r 7 T a h u n 2 0 1 0 64

BAB X TIM AHLI BANGUNAN GEDUNG