Tabel 10 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Tahun 2007
No Struktur Mata Pencaharian
Jumlah orang Persentase
1 Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan
3200 71,54
2 Sub Sektor PerkebunanPerladangan 80
1,79 3
Sub Sektor Peternakan 22
0,49 4
Sub Sektor Perikanan 15
0,34 5
Sub Sektor Industri KecilKerajinan 3
0,07 6
Sub Sektor Industri BesarSedang 12
0,27 7
Sub Sektor JasaPerdagangan 1141
25,50
Jumlah 4473
100,00
Sumber : Profil Desa Batulayang Tahun 2007
Jenis pertanian yang diusahakan oleh para petani di Desa Batulayang cukup bervariasi. Komoditi yang dibudidayakan diantaranya adalah tomat,
bawang daun, wortel, cabe, pakcoy, caisin, sawi putih, kembang kol dan lain-lain, sedangkan untuk komoditi buah-buahan para petani lebih banyak
membudidayakan tanaman pisang. Hal ini disebabkan kondisi alam dan iklim yang cocok untuk pertumbuhan tanaman ini. Komoditi-komoditi tersebut, baik
sayuran maupun buah sejak dulu dibudidayakan secara anorganikkonvensional, namun saat ini para petani di Desa Batulayang sedang mengembangkan sistem
pertanian organik terutama untuk tanaman sayuran. Hal ini disebabkan kondisi alam di Desa Batulayang yang jauh dari polusi serta cukup mendukung dengan
tersedianya sumber air yang langsung berasal dari pegunungan.
5.2 Karakteristik Petani Bawang Daun
5.2.1 Umur Petani Responden
Petani responden yang mengusahakan bawang daun dengan sistem budidaya organik maupun anorganik memiliki usia rata-rata antara 25-65 tahun.
Sebaran umur petani responden ini dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu petani responden yang berusia muda dengan umur kurang dari 30 tahun, petani
responden yang berusia sedang dengan umur antara 30-50 tahun, dan petani responden yang berusia tua dengan umur lebih dari 50 tahun. Jika dilihat dari
sebaran umur petani responden, sebagian besar responden adalah petani yang usianya antara 30-50 tahun. Sebaran umur petani responden dapat dilihat pada
Tabel 11. Tabel 11 Sebaran Petani Responden Berdasarkan Umur Pada Usahatani Bawang
Daun Organik dan Anorganik di Kelompok Tani ”Kalicimandala” Tahun 2008
Organik Anorganik Umur
Responden Jumlah
Responden Persentase
Jumlah Responden
Persentase
30 tahun 1
3,33 7
23,33 30-50 tahun
19 63,34
13 43,34
50 tahun 10
33,33 10
33,33
Total 30 100
30 100
5.2.2 Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Petani Responden
Petani Responden pada penelitian ini memiliki pendidikan yang beragam. Pendidikan formal yang dimiliki petani responden paling tinggi adalah lulusan
Perguruan Tinggi S1, namun yang mengenyam pendidikan tersebut hanya satu orang yakni ketua kelompok tani ”Kalicimandala” yang juga berprofesi sebagai
petani bawang daun di Desa Batulayang. Oleh karena itu, petani responden ini memiliki pengaruh yang cukup besar di lingkungan para petani responden lainnya
terutama dalam hal penyaluran sumber informasi dan pengetahuan tentang budidaya bawang daun baik organik maupun anorganik. Hal ini terkait dengan
masih rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh para petani responden, yakni 25 orang atau sebesar 83,34 persen petani responden organik yang hanya
menyelesaikan pendidikan SD dan 22 orang atau sebesar 73,33 persen petani
responden anorganik yang menyelesaikan pendidikan SD. Tingkat pendidikan formal petani responden dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Sebaran Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
PadaUsahatani Bawang Daun Organik dan Anorganik di Kelompok Tani ”Kalicimandala” Tahun 2008
Organik Anorganik Tingkat
Pendidikan Jumlah
Responden Persentase
Jumlah Responden
Persentase
Tidak sekolah 1
3,33 4
13,33 Tamat SD
25 83,34
22 73,33
Tamat SMP 1
3,33 2
6,67 Tamat SMA
2 6,67
2 6,67
Perguruan Tinggi
1 3,33
- -
Total 30 100
30 100
Secara garis besar tingkat pendidikan petani responden bawang daun organik maupun anorganik tergolong rendah, hal ini terlihat dari sebagian besar
petani responden hanya mengenyam pendidikan dibangku SD. Namun rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki belum tentu mencerminkan rendahnya
pengetahuan mereka tentang budidaya bawang daun, karena pengetahuan yang mereka peroleh selama ini berasal dari warisan turun-temurun dari orang tua
mereka dan terus dikembangkan dari pengalaman bertani mereka selama bertahun-tahun.
Jika dilihat dari segi pengalaman petani responden dalam budidaya bawang daun, maka sebagian besar petani responden mempunyai pengalaman
yang cukup lama dalam membudidayakan bawang daun, baik secara organik maupun anorganik. Petani responden dibagi atas tiga kelompok, yaitu petani
responden dengan pengalaman kurang dari 5 tahun, petani responden dengan pengalaman antara 5-10 tahun, dan petani responden dengan pengalaman lebih
dari 10 tahun. Sebagian besar petani responden anorganik memiliki pengalaman
berusahatani bawang daun anorganik lebih dari 10 tahun, yakni sebanyak 17 orang petani anorganik atau sebesar 56,67 persen. Sedangkan sebagian besar
petani organik memiliki pengalaman berusahatani bawang daun organik antara 5- 10 tahun, yakni sebanyak 27 orang petani organik atau sebesar 90 persen. Sebaran
petani responden menurut pengalaman berusahatani bawang daun dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 Sebaran Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani Bawang Daun Organik dan Anorganik di Kelompok Tani ”Kalicimandala”
Tahun 2008
Organik Anorganik Pengalaman
Bertani Jumlah
Responden Persentase
Jumlah Responden
Persentase
5 tahun 3
10 1
3,33 5-10 tahun
27 90
12 40
10 tahun -
- 17
56,67
Total 30 100
30 100
5.2.3 Luas dan Status Pengelolaan Lahan