di rumah sakit sesuai dengan peraturan yang berlaku secara lokal maupun nasional.
2.7 Formularium Menurut Siregar 2004, Formularium adalah dokumen yang berisi
kumpulan produk obat yang dipilih Komite Farmasi Terapi disertai informasi tambahan penting tentang penggunaan obat tersebut serta kebijakan dan prosedur
berkaitan dengan obat yang relevan untuk rumah sakit tersebut yang secara terus menerus direvisi agar selalu akomodatif bagi penderita dan staf professional
kesehatan berdasarkan data konsumtif dan data morbiditas serta pertimbangan klinik dari staf medik di rumah sakit tersebut.
Kegunaan dari Formularium: -
Untuk membantu meyakinkan mutu dan ketepatan penggunaan obat di rumah sakit
- Sebagai bahan edukasi bagi staf tentang terapi yang tepat.
- Memberi rasio biaya manfaat tertinggi bukan hanya pengurangan harga
2.8 Rekam Medik
Menurut Siregar 2004, Rekam Medik adalah sejarah ringkas, jelas, dan akurat dari kehidupan dan penyakit penderita, ditulis dari sudut pandang medis.
Rekaman medik ini harus secara akurat didokumentasikan, segera tersedia, dapat digunakan, mudah ditelusuri kembali dan lengkap informasi. Rekaman Medik
dikatakan lengkap apabila mencakup data identifikasi dan sosiologis, sejarah famili, sejarah penyakit sekarang, pemeriksaan fisik dan klinik, pemeriksaan
khusus seperti konsultasi, data laboratorium klinis, pemeriksaan sinar-X dan pemeriksaan lain, diagnosis, penanganan medik dan bedah, patologi, tindak lanjut.
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan Rekam Medik: a.
Digunakan sebagai dasar perencanaan dan keberlanjutan perawatan penderita. b.
Merupakan suatu sarana komunikasi antar dokter dan setiap professional yang berkontribusi terhadap perawatan penderita.
c. Melengkapi bukti dokumen penyebab penyakit penderita.
d. Digunakan sebagai dasar untuk mengkaji ulang perawatan yang diberikan
pada penderita. e.
Membantu kepentingan hukum bagi penderita, rumah sakit dan praktisi yang bertanggung jawab.
f. Sebagai dasar perhitungan biaya bagi penderita.
2.9 Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu unit di rumah sakit yang merupakan fasilitas penyelenggaraan kefarmasian yang dipimpin oleh seorang
farmasis dan memenuhi persyaratan secara hukum untuk mengadakan, menyediakan dan mengelola seluruh aspek penyediaan perbekalan kesehatan di
rumah sakit yang berintikan pelayanan produk yang lengkap dan pelayanan klinik yang sifat pelayanannya berorientasi kepada penderita Siregar dan Lia, 2004.
Sesuai dengan SK Menkes Nomor 1333MenkesSKXII1999 tentang standar pelayanan rumah sakit bahwa pelayanan farmasi di rumah sakit adalah
bagian yang tak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu,
termasuk pelayanan farmasi klinis yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang
farmasi yang beredar di rumah sakit tersebut. Salah satu tujuan yang ingin dicapai
Universitas Sumatera Utara
oleh IFRS adalah memberi manfaat kepada pasien,rumah sakit dan sejawat profesi kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara
antara lain IFRS memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien, pelayanan yang bebas dari kesalahan zero defect dan pelayanan bebas copy resep semua resep
terlayani IFRS sehingga cakupan pelayanan resep dapat mencapai 100 yang artinya semua resep dapat terlayani oleh IFRS. Faktanya dilapangan pasien tidak
mengambil obat di IFRS karena obat yang ditulis oleh dokter tidak tersedia disana. Hal ini dapat disebabkan karena obat tersebut tidak tersedia dalam
Formularium atau karena obat kosong sebagai dampak dari perencanaan obat yang kurang baik.
Fungsi farmasi rumah sakit adalah memberikan pelayanan yang bermutu dengan ruang lingkup yang berorientasi pada kepentingan masyarakat yang
meliputi dua fungsi yaitu:
2.9.1 Pelayanan Farmasi yang Berorientasi pada Produk
Yaitu mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, produksi, pendistribusian,
dan evaluasi penggunaan perbekalan farmasi. a.
Perencanaan Perencanaan adalah salah satu fungsi yang menentukan dalam proses
pengadaan perbekalan farmasi di rumah sakit. Tujuannya untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi yang sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tahapan perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi meliputi pemilihan obat
berdasarkan DOEN Daftar Obat Essensial Nasional, Formularium Rumah Sakit,
Universitas Sumatera Utara
Formularium Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin, Daftar Plafon Harga Obat DPHO atau standar terapi lain. Demikian juga halnya dengan pemilihan
perbekalan farmasi lainnya disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut Anonim
a
, 2010. b.
Pengadaan Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan
perbekalan farmasi di rumah sakit yang telah direncanakan dan disetujui. Tujuannya adalah mendapatkan perbekalan farmasi dengan harga yang layak
dengan mutu yang baik dari distributor resmi, prosedur pembayaran yang sesuai, pengiriman tepat waktu, pengembalian barang yang kadaluarsa tidak rumit serta
proses berjalan lancar dan tidak membutuhkan waktu dan tenaga yang berlebih Anonim
a
, 2010. c.
Penerimaan Biasanya barang diterima oleh panitia penerima dan melakukan
pemeriksaan apakah barang yang diterima sesuai dengan pesanan, memeriksa waktu kadaluarsa, jumlah, dan ada atau tidaknya kerusakan. Jika barang tidak
sesuai, rusak, waktu kadaluarsa terlalu dekat maka dilakukan retur. Barang-barang yang masuk dicatat dalam buku penerimaan dan kartu stok, Pencatatan dilakukan
dengan menggunakan sistem komputerisasi Anonim
a
, 2010. d.
Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan di gudang dengan mengelompokkan berdasarkan jenisnya. Disimpan pada suhu yang sesuai sesuai jenis obatnya Anonim
a
, 2010. e.
Produksi
Universitas Sumatera Utara
Barang yang diproduksi biasanya cairan yang membutuhkan pengenceran. Misalnya alkohol, hidrogen peroksida, formalin dan lain-lain. Cairan yang dibeli
dalam jumlah banyak diencerkan dan dibagi ke dalam wadah-wadah yang banyaknya disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit Anonim
a
, 2010. f.
Distribusi Menurut Anonim
a
, 2010, distribusi merupakan kegiatan penyaluran perbekalan kesehatan. Barang dikeluarkan berdasarkan First In First Out FIFO
dan First Expired First Out FEFO. Penyaluran perbekalan farmasi di rumah sakit melayani:
a Pasien Rawat Jalan
Pasien dan atau keluarganya langsung menerima obat dari Instalasi Farmasi sesuai resep dokter sehingga memungkinkan dilakukan konseling pada
pasien dan atau keluarganya. b
Pasien Rawat Inap Ada 3 sistem penyaluran perbekalan farmasi pada pasien rawat inap:
a. Resep Perseorangan Individual Prescription
Sistem ini memungkinkan semua resep dokter dapat dianalisis langsung oleh apoteker dan terjalin kerjasama antar sesama petugas kesehatan.
Keuntungan sistem ini adalah: -
Resep dapat dikaji terlebih dahulu oleh apoteker -
Ada interaksi antara apoteker, dokter, perawat dan pasien -
Adanya legalisasi persediaan Kelemahan sistem ini adalah:
- Bila obat berlebih, maka pasien harus membayarnya
Universitas Sumatera Utara
- Kemungkinan obat diterima pasien lebih lama
b. Floor Stock
Pada sistem floor stock perbekalan farmasi diberikan kepada masing- masing unit perawatan persediaan, sehingga memungkinkan tersedianya obat
dengan cepat apabila dibutuhkan segera. Keuntungan sistem ini adalah:
- Obat yang dibutuhkan dapat tersedia dengan cepat
- Meniadakan obat yang diretur
- Pasien tidak harus membayar lebih untuk obatnya
- Tidak dibutuhkan tenaga yang banyak
Kelemahan dari sistem ini adalah: -
Sering terjadi kesalahan, seperti kesalahan peracikan oleh perawat atau adanya kesalahan penulisan etiket
- Persediaan obat harus lebih banyak
- Kemungkinan kehilangan dan kerusakan obat lebih besar
c. One Day Dose Dispensing ODDD
One Day Dose Dispensing ODDD adalah suatu cara penyerahan obat dimana obat-obatan yang diminta, disiapkan dan digunakan serta dibayar dalam
dosis perhari yang berisi obat untuk pemakaian satu hari. Keuntungan sistem ini adalah:
- Pasien hanya membayar obat yang dipakai
- Tidak ada kelebihan obat atau alat yang tidak dipakai di ruangan perawat
- Menciptakan pengawasan ganda oleh apoteker dan perawat
- Kerusakan dan kehilangan obat hampir tidak ada
Universitas Sumatera Utara
- Obat yang tidak digunakan dikembalikan ke instalasi farmasi
Sistem penyalurandistribusi perbekalan farmasi dapat dilakukan secara: a
Sentralisasi Semua pelayanan perbekalan farmasi diatur oleh instalasi farmasi
sentral dan tidak ada cabang IFRS di daerah perawatan penderita. b
Desentralisasi Pelayanan perbekalan farmasi terbagi-bagi di daerah perawatan
farmasi sehingga lebih cepat menjangkau penderita. Sistem Pelayanan Farmasi
A. Pelayanan Farmasi Satu Pintu
Pelayanan Farmasi Satu Pintu adalah suatu sistem dimana dalam pelayanan kefarmasian itu sendiri menggunakan satu kebijakan, satu standar
operasional dan satu sistem informasi Anonim
a
, 2010. Sistem pelayanan farmasi satu pintu:
- Instalasi farmasi bertanggung jawab atas semua obat yang beredar di
rumah sakit. -
Commitment building: memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien, pelayanan bebas kesalahan zero defect, pelayanan bebas copy resep.
- Membangun kekuatan internal rumah sakit terhadap pesaing farmasi dari
luar. -
Memberikan kesejahteraan internal melalui jasa pelayanan farmasi dan keuntungan apotek.
- Penerapan sistem formularium dan skrining resep
Keuntungan pelayanan farmasi satu pintu:
Universitas Sumatera Utara
- Memudahkan monitoring obat.
- Dapat mengetahui kebutuhan obat secara menyeluruh sehingga
memudahkan perencanaan obat. -
Menjamin mutu obat yang tersedia sesuai persyaratan kefarmasian. -
Dapat dilaksanakannya pelayanan obat dengan sistem unit dose ke semua ruangan rawat.
- Dapat dilaksanakan pelayanan informasi obat dan konseling bagi pasien
rawat inap dan rawat jalan. -
Dapat dilakukan monitoring efek samping obat oleh panitia farmasi dan terapi.
B. Administrasi
Administrasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit dibutuhkan untuk mengawasi peredaran perbekalan farmasi di rumah sakit. Sehingga dapat diketahui
keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh. Hal ini juga berguna untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dari sistem yang telah dijalankan selama ini.
2.9.2 Pelayanan Farmasi yang Berorientasi pada PasienKlinis
Pelayanan farmasi yang berorientasi pada pasienklinis meliputi: a.
Mewujudkan perilaku sehat melalui penggunaan obat yang rasional. b.
Mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan obat melalui kerjasama dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya.
c. Memonitor penggunaan obat dan melakukan pengkajian penggunaan obat
yang diberikan kepada pasien. d.
Memberikan informasi yang berhubungan dengan obat.
Universitas Sumatera Utara
e. Melakukan konseling kepada pasienkeluarganya maupun tenaga kesehatan
lain untuk mendapat terapi yang optimal. f.
Melakukan pelayanan TPN Total Parenteral Nutrition, pelayanan dan pencampuran obat sitostatik.
g. Berperan serta dalam kepanitian seperti Panitia Farmasi dan Terapi PFT.
2.10 Central Sterile Supply Department CSSD
Central Sterile Supply Department CSSD atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unitdepartemen dari rumah sakit yang
menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat atas bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril.
Central Sterile Supply Department CSSD di rumah sakit bertujuan: -
Mengurangi infeksi nosokomial dengan menyediakan peralatan yang telah mengalami pensortiran, pencucian, dan sterilisasi yang sempurna.
- Memutuskan mata rantai penyebaran kuman di lingkungan rumah sakit.
- Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi produk yang dihasilkan.
Fungsi utama CSSD adalah menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan perawatan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsinya adalah
menerima, memproses, mensterilkan, menyimpan serta mendistibusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien.
Alur aktivitas fungsional CSSD dimulai dari proses pembilasan, pembersihandekontaminasi, pengeringan, inspeksi dan pengemasan, memberi
label, sterilisasi, sampai proses distribusi. Lokasi CSSD sebaiknya berdekatan dengan ruangan pemakai alat steril terbesar. Dengan pemilihan lokasi seperti ini
maka selain meningkatkan pengendalian infeksi dengan meminimalkan resiko
Universitas Sumatera Utara
kontaminasi silang, serta meminimalkan lalu lintas transportasi alat steril Hidayat, 2003.
Universitas Sumatera Utara
BAB III TINJAUAN KHUSUS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. PIRNGADI MEDAN 3.1 Klasifikasi Rumah Sakit
Rumah sakit umum daerah Dr. Pirngadi Medan adalah rumah sakit daerah pemerintahan kota Medan yang digolongkan kedalam rumah sakit kelas B.
Rumah sakit kelas B merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas dan beberapa subspesialis.
RSUD Dr.Pirngadi Medan terletak di jl. H. M Yamin no.47 kelurahan perintis kemerdekaan kecamatan medan timur kota medan. Kepegawaian RSUD
Dr. Pirngadi Medan meliputi tenaga medis, tenaga non medis, apoteker, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga umum dan tenaga kesehatan lainnya.
3.2 Sarana Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Pringadi Medan mempunyai: -
Luas 76.990,00 m
2
- Ruang rawatan 29 ruangan
- 646 tempat tidur
- Kamar operasi 12 unit
- Klinik rawat jalan 58 unit
3.3 Struktur Organisasi
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang Direktur yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 orang Wakil Direktur yaitu:
a. Wakil Direktur bidang administrasi umum.
b. Wakil Direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan.
c. Wakil Direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan.
Universitas Sumatera Utara