Gambar 2. Kerusakan pada Jaringan Periodontal
1,2
2.2.4 Kerusakan pada Gingiva atau Jaringan Lunak Rongga Mulut
2,3
Kerusakan pada gingiva atau jaringan lunak rongga mulut terdiri dari 3 bagian yaitu: a. Laserasi merupakan suatu luka terbuka pada jaringan lunak yang disebabkan oleh
benda tajam seperti pisau atau pecahan kaca. Luka tersebut berupa robeknya jaringan epitel dan subepitel.
b. Kontusio adalah luka memar yang biasanya disebabkan oleh pukulan benda tumpul dan menyebabkan terjadinya perdarahan pada daerah submukosa tanpa disertai
sobeknya daerah mukosa. c. Luka abrasi adalah luka pada daerah superfisial yang disebabkan karena gesekan atau
goresan suatu benda sehingga terdapat permukaan berdarah atau lecet.
2.3 Riwayat, Pemeriksaan Klinis, dan Diagnosis Trauma
Anak yang mengalami trauma gigi dan dibawa ke dokter gigi perlu dilakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan luka dan menanyakan keterangan yang berhubungan
agar perawatan dapat direncanakan dengan baik.Data-data tentang kesehatan umum maupun kesehatan gigi dan mulut merupakan informasi penting yang dapat
mempengaruhi diagnosis dan perawatan. Riwayat kesehatan lengkap harus ditanyakan oleh dokter gigi. Hal ini dapat ditanyakan melalui orangt tuanya.
2,13
Riwayat kesehatan umum yang berhubungan dan dapat mempengaruhi perawatan gigi adalah penyakit jantung, kelainan pembuluh darah, alergi obat-obatan, kelainan
syaraf, dan status profilaxis tetanus. Pertanyaan yang terpenting untuk menggali informasi kesehatan gigi dan mulut anakadalah mengenai kapan, dimana, dan bagaimana
kecelakaan itu terjadi.
2,13
Pemeriksaan pasien yang mengalami trauma terdiri dari pemeriksaan darurat dan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan darurat meliputi pengumpulan data vital, riwayat
kesehatan pasien, dan keluhan pasien, sedangkan pemeriksaan lanjutan meliputi pemeriksaan klinis lengkap yang terdiri dari pemeriksaan ekstra oral dan intra oral serta
dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiografis untuk dapat melihat ukuran pulpa dan jarak garis fraktur, dan kelainan pada jaringan pendukung.
2,3,13
Riwayat kesehatan sangat penting untuk pembentukan rencana perawatan dan menentukan prognosis dengan status kesehatan anak secara keseluruhan. Pemeriksaan
ekstraoral dilihat apakah ada pembengkakan, memar atau laserasi jaringan lunak yang mungkin dapat menunjukkan kerusakan tulang dan trauma gigi. Pemeriksaan intraoral
melihat adanya mobiliti gigi yang mungkin dapat mengetahui adanya fraktur akar, perubahan posisi gigi. Perkusi untuk menunjukkan adanya cedera pada jaringan periapeks
seperti fraktur akar.
2,3,13
Diagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang berupa radiografi, tes elektrik dan uji termal. Pada fraktur yang dapat terlihat
secara klinis yaitu seperti fraktur enamel, fraktur mahkota, avulsi, displacement umumnya dapat ditegakkan hanya dengan riwayat dan pemeriksaan klinis. Kasus fraktur yang
diperkirakan terjadi dibagian akar gigi atau tulang alveolus membutuhkan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan radiografi untuk memastikannya agar dapat melihat
kerusakan struktur gigi dengan jelas.Pada proses menegakkan diagnosis, ada baiknya dokter gigi mencatat semua data yang relevan yang berhubungan dengan penyakit anak
dalam sebuah formulir yang dianjurkan. Rekam medis khusus trauma ini nantinya akan berfungsi sebagai bantuan untuk dokter dalam melakukan perawatan selanjutnya.
2,3,13,14
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan riwayat medis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang. Setelah itu dokter gigi dapat menegakkan diagnosis dan dokter
gigi dapat mencatat semua data yang relevan yang berhubungan dengan penyakit anak dalam sebuah formulir yang dianjurkan. Formulir ini nantinya akan berfungsi sebagai
bantuan untuk dokter dalam melakukan perawatan selanjutnya.
2,3,14
2.4 Penanganan Darurat