3.7 Mode Kerusakan Polimer Busa
Mode kerusakan sangat berkaitan dengan mekanisme keretakanperpatahan dari suatu material. Perpatahan adalah pemisahan atau pemecahan suatu benda padat
menjadi dua bagian atau lebih yang diakibatkan adanya tegangan. Proses perpatahan terdiri atas dua tahap, yaitu timbulnya retak dan tahap penjalaran
retak. Pada permukaan patahan biasanya nampak adanya deformasi yang cukup besar. Patah getas ditandai dengan adanya kecepatan penjalaran retak yang tinggi,
tanpa terjadi deformasi kasar dan sedikit sekali terjadi deformasi mikro.
a. Kondisi sebelum rusak
Kerusakan dinding busa
Universitas Sumatera Utara
b. Kondisi setelah rusak
Gambar 3.23 Mode Polimer Busa yang Dikenai Beban Tekan
3.8 Massa Jenis benda
Kepadatan massa atau kepadatan material atau massa jenis adalah massa per satuan volume. Simbol yang paling sering digunakan u
ntuk kerapatan ρ disebut rho. Untuk menghitung masa jenis suatu benda dapat dihitung dengan
mengunakan rumus :
ρ
= ��
Universitas Sumatera Utara
dimana, m = massa g V = volume cm
3
Pengukuran massa jenis dan pengujian tekan statik aksial dilakukan terhadap 15 spesimen uji yang identik untuk masing masing jenis material. Massa
jenis setiap material diukur mengunakan gelas ukur dan didalam gelas ukur tersebut diisi air sebanyak 800ml.kemudian spesimen dimasukan kedalam gelas
ukur tersebut, sehinga didapatkan kenaikan volume air. Pengukuran massa jenis juga dilakukan selama 3 hari untuk spesimen yang sama. Massa jenis setiap
material ditunjukkan pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Massa jenis spesimen uji Tanggal 18-04-2013 Temperatur : 32
C Nama
Spesimen Volume awal
ml Volume akhir
ml Waktu
C
1-1
800
860 14.00
CI C
1-2
800
860 14.10
C
1-3
800 870
14.20
C
2-1
800
860 14.30
C2 C
2-2
800
870 14.40
C
2-3
800 870
14.50
C
3-1
800
860 15.00
C3 C
3-2
800
870 15.10
C
3-3
800 860
15.20
C
4-1
800
870 15.30
C4 C
4-2
800
860 15.40
C
4-3
800 870
15.50
C
5-1
800
860 16.00
C5 C
5-2
800
860 16.10
C
5-3
800 860
16.20
Universitas Sumatera Utara
....Lanjutan Tabel 3.5 Massa jenis spesimen uji Tanggal 19-04-2013 Temperatur : 31
C Nama
Spesimen Volume awal
ml Volume akhir
ml Waktu
C
1-1
800
860 14.00
CI C
1-2
800
860 14.10
C
1-3
800 870
14.20
C
2-1
800
860 14.30
C2 C
2-2
800
870 14.40
C
2-3
800 870
14.50
C
3-1
800
860 15.00
C3 C
3-2
800
870 15.10
C
3-3
800 860
15.20
C
4-1
800
870 15.30
C4 C
4-2
800
860 15.40
C
4-3
800 870
15.50
C
5-1
800
860 16.00
C5 C
5-2
800
860 16.10
C
5-3
800 860
16.20
Tanggal 20-04-2013 Temperatur : 32 C
Nama Spesimen
Volume awal ml
Volume akhir ml
Waktu
C
1-1
800
860 14.00
CI C
1-2
800
860 14.10
C
1-3
800 870
14.20
C
2-1
800
860 14.30
C2 C
2-2
800
870 14.40
C
2-3
800 870
14.50
C
3-1
800
860 15.00
C3 C
3-2
800
870 15.10
C
3-3
800 860
15.20
C
4-1
800
870 15.30
C4 C
4-2
800
860 15.40
C
4-3
800 870
15.50
C
5-1
800
860 16.00
C5 C
5-2
800
860 16.10
C
5-3
800 860
16.20
Universitas Sumatera Utara
Setelah dilakukan pengujian massa jenis benda selama 3 hari diperoleh kenaikan volume akhir rata-rata sebesar 60 ml, Dengan mengunakan rumus masa jenis,
maka dapat diketahui masa jenis benda adalah :
ρ
=
� �
maka,
ρ
benda
=
� �
ρ
benda
=
60g 860 ml
= 0,06 gcm
3
3.9 Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian