Pantun Betawi TINJAUAN PUSTAKA

SAW yang diiringi dengan rebana, marawis dan kecipring. Hal tersebut menandai bahwa sang calon suami telah memahami ilmu agama dan seorang yang ahli ibadah. 50

G. Sejarah Sanggar SABA

Sanggar SABA didirikan oleh Ahmad Darif, SE yang lahir di Cengkareng Timur Jakarta pada tanggal 14 Agustus 1975 yang terletak di kampung Pendongkelan Jakarta Timur. Beliau adalah lulusan managemen perusahaan sarjana ekonomi di Universitas Mercu Buana tahun 1998. Beliau mulai mempelajari bela diri beksi pada tahun 1991 di bangku Sekolah Menengah Atas oleh kakeknya bernama H. M. Aba Bin Naming sampai 1993. Setelah menguasai ilmu bela diri beksi, Darif diberikan kepercayaan oleh kakeknya untuk mengajar bela diri tersebut untuk generasi berikutnya. Pada tahun 1993 murid pertama Darif sebanyak sepuluh orang tapi dengan kegigihannya, beliau mengajar ilmu tersebut dari tahun ke tahun, sehingga murid beliau menjadi seribu murid. Kemudian Darif dan muridnya mempunyai inisiatif mendirikan organisasi masyarakat Betawi yang diberi nama SABA Solidaritas Anak Betawi Asli Solidaritas Anak Batavia yang diambil dari nama kakeknya Aba yang terletak di jalan Wijaya I Jakarta Barat. Darif mengajarkan ilmu beksi yang merupakan pertahanan dari empat penjuru atau beksi juga berupa singkatan yang dapat diartikan berbaktilah engkau pada seruan Illahi. Silat beksi merupakan kebudayaan Betawi yang hampir tidak terlihat dibandingkan kebudayaan Betawi lainnya, seperti ondel-ondel. Adapun Jurus beksi Sanggar SABA terdiri dari sembilan jurus, yaitu: 1. Jurus beksi dasar pembuka Jurus pembuka yang mengeluarkan teknik pukulan dan membuka pukulan dengan tangan memotong. Disusul dengan pukulan tangan kiri dan tepak sikut ke depan. 50 Ibid., h.79-80. Setiap jurus menggunakan hentakkan kaki. Jurus ini berfungsi memukul dan mematahkan tangan. 2. Jurus oleng badan Setiap pukulan di adakan gerakan menarik tangan yang membentuk sebuah sikut diisertai olengan badan. Jurus ini berfungsi untuk menghindari serangga. 3. Jurus junjung tunjangan langit Bagian dasar murid untuk bisa mendukung teknik sambutan. Jurus ini menggunakan hampir semua elemen tubuh untuk melakukan penyerangan lawan. 4. Jurus rambet Jurus rambet merupakan jurus merambet atau menarik tangan lawan disertai dengan hentakan kaki. Jurus ini berfungsi menarik serangan tangan lawan disertai dengan memukul dan menginjak kaki lawan agar lawan tidak menyerang. 5. Jurus gedor Jurus gedor merupakan jurus menggedor lawan menggunakan sikut atau tangan. Jurus ini berfungsi untuk menarik tangan lawan dibarengi dengan menggunakan gerakan gedor di ulu hati. 6. Jurus broneng Jurus yang didominasi oleh sikut tangan. Jurus ini berfungsi untuk menjepit, mematahkan, menangkis dan menggedor lawan. Jurus ini bisa melawan lebih dari satu orang lawan. 7. Jurus lokbe cabut pisau Jurus dimana kedua telapak tangan dipadukan dan digerakain ke arah kiri dan kanan disertai cabut pisau. Jurus ini berfungsi untuk melintir lawan dibarengi mencabut pisau dan diarahkan ke lawan. 8. Jurus cauk debug Jurus ini menjatuhkan diri ke tanah sambil membuka salah satu telapak tangan. Jurus ini dapat menggunakan media apa saja yang ada di tanah untuk melemparkan ke arah lawan. Ini merupakan salah satu jurus tidak sportif, jurus ini berfungsi untuk mempertahankan diri dimana saat kondisi terdesak baik debu atau pasir dilemparkan ke mata lawan untuk membela diri. 9. Jurus loseng Jurus loseng merupakan jurus yang diarahkan ke bagian kaki lawan. Jurus ini berfungsi untuk menarik kaki lawan baik tendangan maupun dalam posisi berdiri, dengan tujuan melemparkan atau menjatuhkan tubuh lawan. Selain beksi kesenian Betawi yang diajarkan oleh Darif adalah palang pintu. Palang pintu dalam SABA ini adalah simbol bahwa pernikahan mempunyai tantangan dan ujian. Siapa yang mampu mengalahkan tantangan dari ujian tersebut, dapat dikatakan pantas untuk melakukan pernikahan bagi kedua mempelai. Jadi palang pintu itu berisi tentang pantun yang saling menjatuhkan jagoan antara mempelai wanita dan mempelai pria. Namun, tidak ada yang mengetahui sejarah dari palang pintu, tetapi ada istilah palang pintu itu dari berbalas pantun artinya ada nilai perjuangan dalam pernikahan.

H. Implikasi Terhadap Pembelajaran Sastra Indonesia di SMP

Menurut Rahmanto, pembelajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cangkupannya meliputi empat manfaat, yaitu membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. 51 Pada dasarnya belajar sastra adalah belajar bahasa dalam praktik. Belajar sastra harus selalu berpangkal pada realisasi bahwa setiap karya pada pokoknya merupakan kumpulan kata yang bagi siswa harus diteliti, ditelusuri, dianalisis, dan diintegrasikan. Kita sadar bahwa tak ada informasi dari luar baik berupa pengantar, komentar guru, cara membaca, gambar maupun kritik yang sebelumnya lebih dapat menuntut perhatian siswa kecuali pengalaman siswa itu sendiri. Pengalaman dari karya sastra bagaimanapun hanya dapat dimulai dan dilanjutkan dengan mempelajari 51 Bernardus Rahmanto. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. 1988. h. 16.