TIME TO FIX THE CURRENT STATE

14

BAB II TIME TO FIX THE CURRENT STATE

Arsitektur adalah penyeimbang dan pengatur antara ketiga unsur, yaitu keindahan ‘Venusitas’, kekuatan ‘Firmitas’, dan fungsi ‘Utilitas’ Vitruvius. Yang dimaksud dengan fungsi adalah bangunan sebagai wadah dari kegiatan container of activities yang berfungsi untuk menampung aktivitas - aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, dalam suatu perencanaan perancangan, arsitek membutuhkan panduan guidance untuk memulainya. Panduan yang dimaksud adalah pemrograman arsitektur yang berdasarkan pada kasus proyek. Suatu proses perancangan selalu diawali dengan pemrograman programming. Pemrograman merupakan proses pengumpulan, pendefinisian, identifikasi, pengaturan, pengorganisasian, analisa, dan pemaparan informasi serta data yang relevan dengan proyek yang sedang direncanakan. Pemrograman membantu arsitek mengumpulkan dan mengidentifikasi kebutuhan informasi yang spesifik. Tujuan dari pemrograman adalah untuk menginvestigasi dan menganalisis kebutuhan – kebutuhan yang harus dipertimbangkan dalam rancangan, mengurangi kesalahan dan meningkatkan ketelitian pada desain, proses perancangan menjadi lebih sistematis, prosedur rancangan lebih terarah, mempermudah pengambilan keputusan, waktu desain lebih singkat, pemecahan masalah perancangan lebih jelas dan akurat, serta mampu menghasilkan alternatif desain. Dalam membuat pemrograman perencanaan suatu rancangan, arsitek harus menggunakan keahlian analisa, logika dan matematika, teknik pemrograman matrik interaksi, grafik hubungan, pengembangan program, diagram dan sebagainya. Arsitek juga harus mempertimbangkan hal – hal yang dapat mempengaruhi rancangan seperti iklim, bahan material, keadaan tanah, dan lingkungan. Teknologi menyangkut Universitas Sumatera Utara 15 kemampuan untuk membangun, agama dan kepercayaan yang merupakan kebudayaan masyarakat di sekitar tapak juga merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui dan dipertimbangkan dalam perencanaan rancangan. Menurut Clovis Heimsath, pola kegiatan dan aktivitas dibentuk oleh perilaku manusia. 4 Pemrograman dapat berhasil jika terdapat informasi dan data mengenai perilaku manusia di dalamnya. Pada dasarnya, dalam rentang waktu tertentu, manusia memiliki peran dan aktivitas. Pengetahuan akan peran ini kemudian membentuk pola. Selanjutnya pertemuan peran antar individu ini yang menciptakan kegiatan. Karenanya pola hubungan antar manusia sangat penting untuk diperhatikan sebagai ekspresi dari norma budaya. Setiap peranan dan aktivitas manusia memiliki ketentuan atau kebutuhan yang beragam dan berbeda. Maka pemrograman yang merupakan kumpulan program dibuat untuk memudahkan tugas arsitek dalam perencanaan perancangannya. Program merupakan rangkuman informasi spesifik, kesimpulan dari kebutuhan dan persyaratan ruang atau bangunan yang menjadi tugas arsitek untuk menerjemahkan dalam rancangan. Hasil rancangan arsitektur tersebut diharapkan dapat memenuhi segala kebutuhan dan aktivitas pengguna, juga mengkomunikasikan aspek – aspek dan faktor manusia, faktor fisik dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi rancangan. Menurut John W Wade, perancang harus mendapatkan informasi penting dari sejumlah data yang ia miliki, baru setelahnya ia dapat memulai membuat program Wade dalam Snyder Catanese, 1984. Hal ini disetujui oleh Antonio Saggio. Ia menyatakan: “…information also makes up the “production infrastructure” for multidisciplinary development of projects and the future management of buildings…” Sagio dalam Gausa et al., 2003: 343. Dengan pengertian bahwa informasi merupakan bahan bagi perancang 4 Clovis Heimsath 1986:56 “Behavioral Architecture”, suatu bangunan akan menghasilkan perilaku tertentu. Perilaku tertentu terjadi karena elemen-elemen dari kegiatan sosial berada di dalam keteraturan, yaitu norma sosial yang dilestarikan. Universitas Sumatera Utara 16 untuk menentukan apa saja yang diperlukan dalam melaksanakan produksi bagi pengembangan perancangan. Kembali pada konteks proyek, setelah penulis melakukan kegiatan pengumpulan informasi dan data dari berbagai sumber dan kegiatan seperti studi lapangan, wawancara, studi literatur, dan studi banding konteks kasus yang relevan, proses pengembangan proyek dilanjutkan dengan kegiatan analisa dan pemrograman. Banyak faktor – faktor yang harus dianalisa secara terperinci. Seperti faktor manusia, fungsi tapak, bangunan, utilitas, dan faktor luar lain yang harus diketahui untuk menghindari dan mengurangi timbulnya masalah rancangan di lapangan. Manusia merupakan pelaku utama dalam suatu perancangan arsitektur yang membutuhkan wadah, tidak hanya untuk menampung aktivitas – aktivitas mereka, namun juga untuk memenuhi kriteria estetika akibat pengaruh psikologinya. Interaksi antar manusia yang terjadi di lokasi proyek merupakan salah satu faktor yang wajib diperhatikan. Salah satu fakta dari hasil analisa interaksi manusia yang didapatkan adalah tidak terdapat pungutan biaya sewa bagi keluarga Kesultanan Deli yang memiliki ritel atau tempat berjualan di dalam lingkungan Istana Maimun, baik yang berperan sebagai penjual makanan ataupun souvenir. Hal ini dikarenakan mereka adalah keluarga Kesultanan Deli yang memiliki hak terhadap kepemilikan tanah di lingkungan Istana Maimun. Jadwal pertunjukan kesenian seperti nyanyian lagu dan tari Melayu juga dilakoni oleh keluarga Kesultanan Deli untuk pengunjung Istana Maimun. Semua kegiatan yang berlangsung di lingkungan Istana Maimun oleh anggota keluarga Kesultanan Deli dikelola oleh suatu yayasan yaitu Yayasan Sultan Ma’moen Al Rasyid. Berdasarkan pada informasi dan data hasil wawancara dengan perwakilan Kesultanan Deli yang dilakukan Universitas Sumatera Utara 17 di lapangan, dikatakan bahwa tidak ada faktor yang membedakan tempat tinggal keluarga kesultanan di lingkungan Istana Maimun. 5 Setelah menganalisa lokasi proyek, penulis menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan faktor keselamatan, keamanan, dan kenyamanan antara keluarga kesultanan yang tinggal di sayap kiri dan kanan bangunan Istana Maimun dengan keluarga Kesultanan Deli yang tinggal di belakang bangunan Istana. Untuk keluarga kesultanan yang bertempat tinggal di dalam bangunan Istana Maimun tergolong aman dan nyaman, karena akses dari dalam bangunan menuju ke sisi kiri dan kanan ditutup serta tidak berdekatan dengan Sungai Deli yang kondisinya sangat memprihatinkan. Sementara untuk privasi, keamanan, dan kenyamanan keluarga yang tinggal di belakang Istana Maimun sangat kurang karena tidak ada penjagaan untuk akses ke daerah tersebut sehingga dapat dimasuki oleh siapa saja, juga berada di bantaran sungai yang tergolong kumuh. Saat melakukan studi lapangan, juga ditemukan bahwa kondisi sungai yang memprihatinkan disebabkan karena kurangnya sistem pengolahan sampah dan drainase di lingkungan tersebut. Tidak terdapat akses yang sewajarnya untuk dilalui menuju ke Sungai Deli yang memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas dan daya tarik kawasan tersebut. Kondisi kontur tanah yang menurun sekitar 6.5 meter dari titik permukaan tanah 5 Namun berdasarkan pada hasil wawancara salah satu anggota keluarga kesultanan, beliau mengatakan bahwa yang tinggal dalam bangunan Istana Maimun merupakan keturunan langsung dari pihak raja, sementara untuk keturunan pihak perempuan dan yang lain tinggal di belakang bangunan Istana. Gambar 2.1: Rumah tinggal keluarga kesultanan tanpa penjagaan Sumber: Dokumentasi pribadi Universitas Sumatera Utara 18 rumah tinggal keluarga kesultanan ke daerah sungai. Berdasarkan informasi masyarakat yang tinggal di belakang Istana Maimun, titik banjir tertinggi yang pernah terjadi di kawasan tersebut yaitu sekitar 4.5 meter dari permukaan air sungai dan belum pernah memasuki bangunan Istana Maimun. Kegiatan analisa yang dilakukan berdasarkan pada faktor fungsi dan pengolahan tapak, ditemukan permasalahan parkir pada tapak lingkungan Istana Maimun yaitu area parkir yang tidak tertata dan terorganisir, sehingga menyebabkan parkir kendaraan terlihat berantakkan. Kondisi ini sangat mengecewakan karena Istana Maimun merupakan tempat wisata Kota Medan yang masih menjadi perhatian pengunjung lokal, domestik ataupun internasional. Gambar 2.4: Area parkir pengunjung Istana Maimun Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 2.3: Kondisi sistem pembuangan di lingkungan rumah tinggal keluarga kesultanan Sumber: Dokumentasi pribadi Gambar 2.2: Kondisi Sungai Deli yang sangat memprihatinkan Sumber: Dokumentasi pribadi Universitas Sumatera Utara 19 Seiring berjalannya waktu, arsitektur Kota Medan terus mengalami penurunan. Banyaknya bangunan bersejarah tidak dipertahankan identitas asli bangunannya. Masalah kurangnya Ruang Terbuka Hijau RTH juga menjadi salah satu permasalahan karena hanya sekitar 7 dari luas Kota Medan terdapat taman kota. Pohon-pohon yang ditanam di sepanjang jalan Kota Medan dirusak oleh masyarakat sendiri. Pada lingkungan Istana Maimun terdapat Ruang Terbuka Hijau RTH, dan tidak ada generator aktivitas yang berlangsung di daerah tersebut. Ruang Terbuka Hijau RTH ini berpotensi menghasilkan udara bersih di tengah polusi Kota Medan. Vegetasi berupa tanaman dan pohon, terutama pohon palem yang ditanam sepanjang jalur pejalan kaki menuju bangunan Istana Maimun merupakan nilai positif yang berpotensi. Perubahan yang terjadi di Kota Medan memiliki dampak negatif. Untuk mencapai impian “Kota Medan Kota Metropolitan”, dituntut untuk menjadi kota yang maju baik dari segi perekonomian, pariwisata, dan kelengkapan infrastruktur. Hilangnya bangunan-bangunan bersejarah yang memiliki ciri-ciri estetika arsitekturalnya menjadi contoh kegagalan pemerintah dalam melestarikan kebudayaan pengembangan pariwisata. Padahal bangunan-bangunan bersejarah tersebut merupakan peninggalan bukti sejarah berdirinya Kota Medan. Berdasarkan pada hasil analisa lingkungan dan sekitar Istana Maimun, terdapat beberapa bangunan bersejarah Kota Medan di kawasan Istana Maimun yang memiliki hubungan erat dengan masa kejayaan Kesultanan Deli yaitu Mesjid Al-Mashun Medan Gambar 2.5: Ruang Terbuka Hijau RTH di lingkungan Istana Maimun Sumber: Dokumentasi pribadi Universitas Sumatera Utara 20 dan Taman Sri Deli. Namun Taman Sri Deli yang memiliki kolam dan dahulu berfungsi sebagai fasilitas komplek istana anak sultan pada masa kejayaannya, kini telah hancur dan diambil alih oleh Pemko Medan. Setiap bulan puasa, Taman Sri Deli akan digunakan sebagai kawasan kuliner atau biasa disebut Ramadhan Fair yang merupakan acara penting tahunan Kota Medan. Sirkulasi kendaraan pada saat acara tersebut berlangsung juga merupakan salah satu faktor kemacetan kendaraan yang harus sangat diperhatikan dalam perancangan kasus proyek ini, mengingat banyaknya volume kendaraan yang melintas di jalanan membuat badan jalan tidak mampu menampung kepadatan kendaraan. Faktor lain yang harus diperhatikan dalam perancangan adalah peraturan garis sempadan Sungai Deli berdasarkan pada Peraturan Daerah Perda Kota Medan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Medan adalah 15 meter. Garis Sempadan Bangunan GSB Jalan Brigjen Katamso yaitu sekitar 14 meter. Perhitungan untuk koefisien dasar bangunan KDB hotel butik dan apartemen adalah sama, yaitu 40 atau sekitar 4.000M 2 , dan tinggi maksimal bangunan berdasarkan pada KKOP adalah 45M. Gambar 2.6: Draft Peraturan Daerah Perda Kota Medan untuk Kawasan Maimun Sumber: Peraturan daerah Kota Medan 2008-2028 Peraturan DAS berdasarkan RTRW 2008-2028 Peraturan GSB berdasarkan RTRW 2008-2028 Peraturan tinggi maksimal bangunan berdasarkan KKOP Universitas Sumatera Utara 21 Bangunan Istana Maimun menjadi faktor terpenting yang tidak boleh ditinggalkan dan harus diperhatikan sebagai bagian dari perencanaan perancangan, karena salah satu tujuan utama bangunan baru adalah meningkatkan kualitas hidup masyarakat lingkungan Istana Maimun. Istana Maimun merupakan salah satu ikon di Kota Medan. Bangunan Istana Maimun berorientasi Timur – Barat, dan muka bangunan menghadap Timur. Bangunan bersejarah ini dikenal dengan ciri simetris, serta paduan unsur – unsur warisan kebudayaan Melayu dengan ciri arsitektur Moghul, Italia, Spanyol, India dan Belanda lihat gambar 2.7. Gambar 2.7: Bukti pengaruh kebudayaan negara lain pada bangunan Istana Maimun. Sumber: Leushuis 2011 Universitas Sumatera Utara 22 Pengaruh arsitektur Belanda tampak pada bentuk pintu dan jendela yang lebar dan tinggi, namun beberapa pintu menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam tampak pada lengkungan atap dan bentuk lengkungan ini menunjukkan ciri arsitektur kawasan Timur Tengah seperti India dan Turki. Bangunan Istana Maimun bertingkat dua ini ditopang oleh tiang kayu dan batu. Tujuan dari kegiatan analisa seperti yang telah dijelaskan di paragraf-paragraf sebelumnya adalah untuk mengidentifikasi serta mendefinisikan masalah dengan membuat laporan pemrograman sebagai sistem dari perancangan. Pemrograman ini berupaya untuk memecahkan masalah dalam kaitan fisik, psikologi, sosial dan cultural. Laporan pemrograman kasus proyek ini meliputi pengenalan proyek yang menceritakan latar belakang dari perencanaan proyek, pemaparan permasalahan perancangan, dan peraturan yang harus diperhatikan dalam merancang. Deskripsi proyek juga dicantumkan untuk menjelaskan kondisi lahan yang ada di sekitar dan di dalam lingkungan Istana Maimun, peraturan teknis seperti Garis Sempadan Bangunan GSB dan sungai, Koefisien Dasar Bangunan KDB, tabel program kebutuhan dan aktivitas. Menjelaskan kajian teori dan pedoman teknis perancangan bangunan hotel butik dan apartemen, serta kondisi eksisting tapak proyek dan sekitarnya. Membuat tabel program kebutuhan dan aktivitas, studi literatur hotel butik dan apartemen. Kemudian mencantumkan analisa yang telah dilakukan dalam bentuk presentasi gambar. Analisa yang dilakukan antara lain analisa kondisi eksisting tapak lihat gambar 2.8, kondisi di lingkungan sekitar tapak lihat gambar 2.9, kondisi eksisting lingkungan bangunan Istana Maimun lihat gambar 2.10, fasad lingkungan sekitar lihat gambar 2.11, sirkulasi kendaraan lihat gambar 2.12, kenyamanan dan keamanan di lingkungan Istana Maimun lihat gambar 2.13, teknik finishing tapak, sistem pembuangan dan drainase lihat gambar 2.14, dan pedestrian lihat gambar 2.15. Universitas Sumatera Utara 23 Gambar 2.8: Hasil analisa kondisi eksisting tapak proyek Sumber: Studi lapangan Universitas Sumatera Utara 24 Gambar 2.9: Hasil analisa kondisi eksisting lingkungan sekitar Istana Maimun Sumber: Studi lapangan Universitas Sumatera Utara 25 Gambar 2.10: Hasil analisa kondisi eksisting lingkungan Istana Maimun Sumber: Studi lapangan Universitas Sumatera Utara 26 Gambar 2.11: Hasil analisa fasad bangunan sekitar Sumber: Studi lapangan Universitas Sumatera Utara 27 Gambar 2.12: Hasil analisa sirkulasi kendaraan Sumber: Studi lapangan Universitas Sumatera Utara 28 Gambar 2.13: Hasil analisa kenyamanan dan keamanan di lingkungan Istana Maimun Sumber: Studi lapangan Universitas Sumatera Utara 29 Gambar 2.14: Hasil analisa teknik finishing tapak sistem pembuangan dan drinase Sumber: Studi lapangan Universitas Sumatera Utara 30 Gambar 2.15: Hasil analisa Pedestrian Sumber: studi lapangan Universitas Sumatera Utara 31 Perencanaan perancangan suatu proyek harus melalui analisa yang terperinci. Ini bermaksud untuk menghindari dan meminimalisir timbulnya permasalahan pada lapangan. Program ruang dibuat berdasarkan pada kesimpulan dari hasil analisis pengidentifikasian jenis ruang, hubungan organisasi ruang, pengguna, dan sifat – sifat ruang. Dalam penyusunan laporan pemrograman hotel butik, data dan keterangan penting yang harus dicantumkan adalah hasil dari kegiatan analisa yang kemudian dipresentasikan dalam bentuk tabel dan diagram agar mudah dimengerti. Pada umumnya, data analisa yang dicantumkan yaitu analisa pengguna, aktivitas, sirkulasi, penzoningan, parkir, sistem bangunan, dan persyaratan yang diperlukan dalam merancang hotel butik. Perhitungan area parkir pengunjung dan karyawan, jumlah karyawan dan unit kamar yang harus disediakan, jumlah lift pengunjung dan servis yang diperlukan serta informasi lain yang dibutuhkan dalam hotel butik juga harus dicantumkan. Informasi yang terdapat dalam laporan pemrograman juga harus menjelaskan keterangan penanganan masalah berdasarkan konteks proyek seperti informasi cara mengantisipasi air pasang dan banjir Sungai Deli yang bisa terjadi kapan saja lihat lampiran 1. Perbedaan rancangan bangunan apartemen dengan hotel butik ditemukan pada tingkat privasi pengguna bangunan dan jenis-jenis serta jumlah unit kamar yang harus disediakan. Data studi lapangan yaitu rasio jumlah anggota dalam masing - masing keluarga Kesultanan Deli yang menjadi prioritas untuk direlokasi ke apartemen menjadi acuan dalam menentukan jenis dan menghitung jumlah unit kamar apartemen lihat lampiran 2. Universitas Sumatera Utara 32

BAB III PRELUDE TOWARDS THE R