TRIAL AND REVISE Inheritance For The Future

50

BAB V TRIAL AND REVISE

Setelah melalui berbagai tahap dalam suatu proses perancangan, yaitu pengumpulan data dan informasi, analisa dan pemrograman, pengembangan tema, dan rancangan konseptual, kemudian dilanjutkan dengan rancangan skematik, yang merupakan tahapan proses pra-rancangan preliminary design. Rancangan skematik mewujudkan konsep atau gagasan dalam gambar skematik lokasi tapak, denah, bentuk bangunan, tampak, dan outline spesifikasi yang akan digunakan dalam pengembangan. Pada tahap ini struktur dan sistem mekanikal elektrikal sudah memiliki arahannya. Karena penulis menggunakan pendekatan arsitektur kontekstual, maka penulis harus mempertimbangkan kondisi iklim, panas matahari, pergerakan udara, dan aspek lainnya. Salah satu bentuk pertimbangan terhadap pendekatan tersebut adalah orientasi bangunan hotel butik dan apartemen yang penulis rencanakan dalam rancangan tidak mengikuti orientasi bangunan Istana Maimun. Bangunan Istana Maimun seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya, berorientasi ke arah Timur dan Barat mengikuti tradisi sebagai simbol persembahan kepada dewa matahari. Tidak mengikuti orientasi bangunan preservasi Istana Maimun maksudnya adalah untuk memperbaiki namun tidak mengurangi nilai yang terkandung di bangunan preservasi dan Sungai Deli. Universitas Sumatera Utara 51 Dengan rancangan bangunan hotel butik dan apartemen yang berorientasi ke arah Utara dan Selatan, dapat berdampak positif pada masalah – masalah iklim yang ditemui, sehingga mengurangi panas yang masuk ke dalam bangunan. Penggunaan sistem pengkondisian udara yang berkurang karena angin bertiup dari Barat Daya ke Timur Laut dan sebaliknya. Hasil rancangan bangunan hotel butik dan apartemen harus mengurangi penggunaan sistem pengkondisian udara dan lainnya yang dapat merugikan untuk masa depan lebih baik karena perkembangan zaman dan teknologi. Walaupun perencanaan perancangan tidak mengikuti orientasi bangunan Istana Maimun, perencanaan perancangan dapat memperbaiki namun tidak mengurangi nilai –nilai yang terkandung di bangunan preservasi dan Sungai Deli. Gambar 5.1: Sketsa konsep orientasi bangunan Universitas Sumatera Utara 52 Bangunan hotel butik dirancang dan diletakkan pada tapak bagian kanan dan bangunan apartemen pada sisi kiri bangunan Istana Maimun. Dengan begitu, maka jalur akses keluar-masuk pengguna hotel butik dan apartemen akan berbeda. Jalur akses masuk bangunan apartemen dan hotel butik menggunakan kedua jalur akses yang dari awal dimiliki oleh Istana Maimun terlihat pada gambar 5.2. Penulis mempertahankan lansekap bagian depan bangunan Istana Maimun karena merupakan salah satu identitas Istana Maimun dan merupakan area sakral untuk lingkungan itu sendiri. Penulis akan memulihkan jalur kecil yang berada di tengah lansekap sebagai jalur untuk pejalan kaki dan akses keluar-masuk anggota kesultanan saat perayaan acara-acara tertentu. Skenario awal perancangan sirkulasi kendaraan bangunan hotel butik dan apartemen adalah sebagai berikut gambar 5.2: KETERANGAN: 1. Akses masuk pengguna hotel butik dan publik. 2. Parkir pengunjung publik. 3. Drop-off pengguna hotel butik. 4. Akses keluar pengunjung. 5. Akses masuk basement pengguna hotel. 6. Akses keluar-masuk servis. 7. Akses keluar basement hotel butik. 8. Jalur pejalan kaki dan akses keluar-masuk anggota kesultanan pada acara perayaan tertentu. 9. Jalur pejalan kaki. 10. Akses masuk pengguna apartemen dan publik. 11. Drop-off pengguna apartemen. 12. Akses keluar pengunjung. 13. Akses masuk basement apartemen. 14. Akses keluar basement apartemen. 15. Akses keluar-masuk servis. Gambar 5.2. Skenario akses sirkulasi kendaraan 1 2 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15 13 Universitas Sumatera Utara 53 Permasalahan yang ditemui pada sirkulasi kendaraan adalah akses keluar basement baik itu hotel butik ataupun apartemen, karena pada akses keluar tersebut, kendaraan tidak dapat memilih untuk melewati jalur drop off atau langsung menuju jalur keluar. Rancangan sirkulasi ini mengharuskan kendaraan untuk melewati jalur drop off yang akan mengakibatkan kemacetan pada area tersebut. Oleh karena itu, revisi dilakukan pada rancangan sirkulasi kendaraan, sehingga kendaraan yang keluar dari basement memiliki pilihan seperti yang dapat dilihat pada gambar 5.3. Pada gambar 5.3 lingkaran dapat dilihat bahwa setelah keluar dari basement, pengunjung diberi pilihan jalur ke main entrance hotel butik dan apartemen, jalur masuk basement dan jalur keluar ke jalan Brigdjen Katamso. Maka rancangan sirkulasi kendaraan ini termasuk efisien dan efektif. Rancangan jalur kendaraan untuk menurunkan penumpang drop off pada awal perancangannya, saya merancang jalur kendaraan kedua bangunan tersebut sangat dekat dengan sungai, hal tersebut bertujuan untuk menciptakan suasana dan pemandangan untuk dinikmati pengunjung bahkan sebelum turun dari kendaraannya. Gambar 5.3: Revisi rancangan sirkulasi kendaraan Universitas Sumatera Utara 54 Namun dengan rancangan tersebut, maka area terbuka publik yang terdapat dibelakang bangunan Istana Maimun akan terganggu dengan adanya jalur kendaraan tersebut. Oleh karena itu, rancangan untuk akses kendaraan dibatasi dan tidak melewati batas sayap bangunan Istana Maimun agar tidak menganggu area tersebut. Berikut pembahasan rancangan ruang dalam bangunan hotel butik dan apartemen. Pada bangunan hotel butik, dimulai dari lantai 1, pengunjung masuk ke dalam hotel melalui pintu masuk utama main entrance, kemudian pengunjung akan langsung menemui lobby. Dalam lobby terdapat resepsionis yang merupakan penerima tamu dan juga kantor-kantor front office dan back office yang mengatur kinerja kerja hotel tersebut. Terdapat tangga putar menuju lantai 2 Ballroom dan void 2 lantai pada lobby untuk menciptakan suasana megah pada hotel. Restoran coffee shop dan bar lounge dirancang berdekatan dengan Sungai Deli untuk mendapatkan pemandangan yang maksimal ke sungai dan Istana Maimun. Restoran coffee shop dirancang memiliki ruang makan outdoor dan indoor. Bar Lounge dari peletakannya dirancang menjadi area yang menghubungkan apartemen, ruang terbuka publik dan Istana Maimun lihat gambar 5.4. 1 2 3 4 5 6 8 7 KETERANGAN: 1. Lobby 2. Back Office 3. Retail 4. Toilet 5. Bar Lounge 6. Coffee Shop 7. Kitchen 8. ME Room Gambar 5.4. Rancangan skematik ruang dalam Lt.1 hotel butik Universitas Sumatera Utara 55 Penulis merancang Ballroom, meeting area dan restaurant di lantai 2 hotel butik. Seperti pada penjelasan sebelumnya, terdapat tangga putar sebagai akses tambahan untuk mencegah terjadinya kemacetan manusia dalam bangunan. Meeting area dirancang berdekatan dengan Ballroom yang dapat juga berfungsi sebagai area bisnis. Restoran diletakkan pada sisi Sungai Deli untuk mendapatkan pemandangan sungai yang maksimal lihat gambar 5.5. Lantai 3 bangunan hotel butik dirancang sebagai lantai fasilitas, yaitu swimming pool area, fitness centre, shower, locker, spa sauna, dan massage area. Pada rancangan awal gambar 5.6 terdapat permasalahan pada sirkulasi pencapaian fitness centre dan swimming pool area yang terlalu jauh, serta sistem utilitas pada ruang locker, shower, spa sauna, massage area wanita dan pria yang terpisah dan akan berdampak pada perhitungan anggaran biaya dan sistem pemipaan. Untuk itu, penulis mengubah rancangan untuk menyelesaian permasalahan tersebut dilihat gambar 5.7. 1 2 3 4 5 6 KETERANGAN: 1. Prefunction Area 2. Ballroom 3. Toilet 4. Meeting Area 5. Restaurant 6. Kitchen 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Gambar 5.6. Rancangan skematik ruang dalam Lt.3 hotel butik Gambar 5.7. Revisi Lt.3 hotel butik Gambar 5.5. Rancangan skematik ruang dalam Lt.2 hotel butik Universitas Sumatera Utara 56 Jumlah lantai pada bangunan hotel butik yang penulis rancang adalah 12 lantai dengan 3 lantai podium dan 9 lantai menara tower. Terdapat 4 tipe kamar hotel yaitu tipe standar, deluxe, executive, dan suite. Kamar dengan tipe standar terdapat pada lantai 4 sampai lantai 6 menara bangunan hotel. Dalam 1 lantai terdapat 16 unit kamar tipe standar. Jenis pemandangan yang ditawarkan pada tiap unit kamar tipe standar berbeda-beda. Sesuai dengan kebutuhan dalam laporan pemrograman, total kamar tipe standar berjumlah 48 unit Gambar 5.8. KETERANGAN: 1. Receptionist 2. Fitness Centre 3. Male locker, shower, spa sauna, massage room 4. Female locker, shower, spa sauna, massage room 5. Swimming pool area Gambar 5.8. Denah Lt.4-6 Gambar 5.9. Denah Lt.7 Universitas Sumatera Utara 57 Kamar dengan tipe deluxe terdapat pada lantai 7 dan sebagian pada lantai 8 sampai lantai 10 menara bangunan hotel. Pada lantai 7 terdapat 12 unit kamar tipe deluxe. Jenis pemandangan yang ditawarkan pada tiap unit kamar tipe deluxe juga berbeda-beda. Tipe deluxe memiliki spesifikasi yang sama dengan tipe standar, namun lebih luas Gambar 5.9. Kamar dengan tipe executive dan deluxe terdapat pada lantai 8 sampai lantai 10 menara bangunan hotel. Dalam 1 lantai terdapat 4 unit kamar tipe executive dan 4 unit kamar tipe deluxe. Total kamar tipe executive berjumlah 12 unit dan kamar tipe deluxe 24 unit bersama dengan total lantai 7 Gambar 5.10. Gambar 5.11: Denah Lt.11 Gambar 5.10: Denah tipikal Lt.8-10 Universitas Sumatera Utara 58 Kamar dengan tipe suite terdapat pada lantai 11 menara bangunan hotel. Pada lantai tersebut terdapat 4 unit kamar tipe suite. Pemandangan terbaik diberikan pada kamar tipe tersebut Gambar 5.11. Lantai tertinggi menara hotel butik saya rancang sebagai roof garden. Pada lantai tersebut terdapat tangki air, ruang mekanikal dan elektrikal, serta sistem utilitas lain yang dibutuhkan dalam pengoperasian suatu bangunan hotel. Seperti pada pembahasan sebelumnya, orientasi bangunan hotel butik dan apartemen berorientasi ke arah Utara dan Selatan, dimana hal ini dapat berdampak positif pada masalah – masalah iklim yang ditemui, sehingga mengurangi panas yang masuk ke dalam bangunan. Penggunaan sistem pengkondisian udara yang berkurang karena angin bertiup dari Barat Daya ke Timur Laut dan sebaliknya. Hasil rancangan bangunan hotel butik dan apartemen harus mengurangi penggunaan sistem pengkondisian udara dan lainnya yang dapat merugikan untuk masa depan lebih baik karena perkembangan zaman dan teknologi. Walaupun perencanaan perancangan tidak mengikuti orientasi bangunan Istana Maimun, perencanaan perancangan dapat memperbaiki namun tidak mengurangi nilai- nilai yang terkandung di bangunan preservasi dan Sungai Deli. Tapak perancangan bangunan apartemen diletakkan pada sisi kiri bangunan Istana Maimun. Perancangan ruang dalam bangunan apartemen lebih mengutamakan keprivasian penghuninya, oleh karena itu jalur masuk penghuni dan tamu apartemen dengan publik berbeda. Untuk penghuni dan tamu apartemen dapat mengakses pintu masuk utama main entrance apartemen, dan untuk publik hanya dapat mengakses foodcourt dan mini market area terbuka publik yang berada di bagian belakang bangunan Istana Maimun. Rancangan foodcourt dirancang berdekatan dengan Sungi Deli untuk Universitas Sumatera Utara 59 mendapatkan pemandangan ke sungai dan bertujuan sebagai area penghubung bangunan apartemen dengan ruang terbuka publik, Istana Maimun dan hotel butik. Pada lantai 1 bangunan apartemen, melalui pintu masuk utama main entrance terdapat lobby dan juga area tunggu tamu apartemen serta area tunggu taksi. Hanya penghuni yang memiliki kartu dapat mengakses ruang menuju lift ke menara tower unit apartemen. Pada awal perancangan, penulis menggabungkan sirkulasi publik dengan penghuni apartemen, namun terdapat permasalahan yaitu tidak tercipta kenyamanan atau privasi dalam rancangan suatu apartemen. Oleh karena itu, rancangan tersebut diperbaiki dengan memisahkan sirkulasi pengguna lihat gambar 5.12. KETERANGAN: 1. Lobby 2. Common hall 3. Food court 4. Mini market 5. Toilet 6. Lift area 7. Facility receptionist 8. Swimming pool area 9. Male Shower, locker, spa sauna, massage room 10. Female Shower, locker, spa sauna, massage room 11. Business centre 12. Service area 13. Generator room Gambar 5.12: Rancangan skematik ruang dalam Lt.1 apartemen. 1 2 3 4 5 6 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 6 7 8 9 1 1 1 1 Gambar 5.13: Revisi rancangan skematik ruang dalam Lt.1 apartemen. Universitas Sumatera Utara 60 Fasilitas swimming pool area, fitness centre, shower, locker, spa sauna, dan massage area yang terdapat pada bangunan apartemen dirancang pada lantai 1 bangunan apartemen dan hanya boleh digunakan oleh penghuni apartemen, tidak untuk publik. Akses masuk fasilitas apartemen adalah melalui resepsionis fasilitas yang dirancang berada pada bagian belakang lihat gambar 5.13 sehingga penghuni apartemen yang ingin menggunakan fasilitas tidak perlu keluar dari area privasinya. Karena jumlah unit kamar apartemen yang telah ditentukan dalam laporan pemrograman yaitu 259 unit, rancangan bangunan apartemen memerlukan 2 menara tower untuk memenuhi kebutuhan jumlah unit kamar. 2 menara tower tersebut memiliki masing – masing core inti untuk melayani penghuni apartemen. Jumlah lantai pada bangunan apartemen yang penulis rancang adalah 12 lantai dengan 2 lantai podium, 9 lantai tower A dan 10 lantai tower B. Fasilitas fitness centre terletak di lantai 2 podium bangunan apartemen, fitness centre dapat diakses dari tangga yang tersedia di area resepsionis fasilitas. Pada lantai 2 tidak dirancang akses masuk area fitness karena semua pengguna fitness centre harus melalui resepsionis untuk di data terlebih dahulu dan mengontrol pengguna fasilitas lihat gambar 5.14. Gambar 5.14: Rancangan skematik ruang dalam Lt.2 apartemen. KETERANGAN: 1. Fitness Centre 1 Universitas Sumatera Utara 61 Terdapat 3 tipe unit kamar apartemen yaitu tipe 1 yaitu memiliki 1 kamar tidur untuk 1 - 2 orang penghuni, tipe 2 memiliki 2 kamar tidur untuk 3 – 4 orang penghuni dan tipe 3 memiliki 3 kamar tidur untuk 5 – 6 orang penghuni. Tipe unit kamar apartemen yang berada pada lantai 2 podium apartemen adalah tipe 2. Pada lantai tersebut terdapat 10 unit kamar tower A dan 11 unit kamar tower B. Penulis juga merancang void 2 lantai pada daerah kolam renang untuk menciptakan kesan luas, tropis dan sirkulasi udara dapat berjalan lancar lihat gambar 5.14. Unit kamar apartemen dengan tipe 3 dan 1 terdapat pada lantai 3 sampai lantai 4 menara bangunan apartemen. Pada tower A, berjumlah 22 unit kamar tipe 3. Pada tower B berjumlah 32 unit kamar tipe 1 Gambar 5.15. Unit kamar apartemen dengan tipe 3 dan 2 terdapat pada lantai 5 sampai lantai 9 menara bangunan apartemen. Pada tower A, berjumlah 55 unit kamar tipe 3. Pada tower B berjumlah 60 unit kamar tipe 2 dan 5 unit kamar tipe 3 Gambar 5.16. Gambar 5.16: Rancangan skematik ruang dalam Lt.5-9 apartemen. Gambar 5.15: Rancangan skematik ruang dalam Lt.3-4 apartemen. Universitas Sumatera Utara 62 Unit kamar apartemen dengan tipe 2 dan 3 terdapat pada lantai 10 menara bangunan apartemen. Pada tower A, berjumlah 6 unit kamar tipe 2 dan 7 unit kamar tipe 3. Pada tower B berjumlah 12 unit kamar tipe 2 dan 1 unit kamar tipe 3 Gambar 5.17. Unit kamar apartemen dengan tipe terdapat pada lantai 11 menara bangunan apartemen. Pada tower A, berjumlah 16 unit kamar tipe 2. Pada tower B berjumlah 13 unit kamar tipe 2 Gambar 5.18. Unit kamar apartemen dengan tipe terdapat pada lantai 12 menara bangunan apartemen. Tower A berakhir pada lantai ke 11. Pada tower B berjumlah 13 unit kamar tipe 2 Gambar 5.19. Gambar 5.17: Rancangan skematik ruang dalam Lt.10 apartemen. Gambar 5.18: Rancangan skematik ruang dalam Lt.11 apartemen. Gambar 5.19: Rancangan skematik ruang dalam Lt.12 apartemen. Universitas Sumatera Utara 63 Sistem core inti untuk bangunan apartemen dan hotel butik berbeda. Pada bangunan apartemen, lift servis tidak perlu dipisah dengan lift penghuni karena jangka waktu perbaikan atau pun servis bangunan apartemen cukup lama. Namun dalam rancangan ini, penulis memisahkan lift servis dengan lift penghuni dengan alasan kenyamanan. Kemudian letak shaft sampah bangunan hotel butik dan apartemen juga berbeda. Ini dikarenakan pada umumnya staff hotel yang bertugas membuang dan mengangkut sampah tiap unit kamar sehingga letak shaft sampah tersembunuyi berdasarkan pada faktor kenyamanan. Sementara untuk apartemen, penghuni apartemen sendiri yang membuang sampah ke shaftnya. Maka shaft sampah harus dapat dengan mudah dijangkau oleh penghuni. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan seperti terkunci atau pintu kebakaran tidak bisa dibuka dari dalam, oleh karena itu penulis merancang shaft sampah di luar pintu tangga kebakaran. Universitas Sumatera Utara 64

BAB VI ”READY, AIM FAR AWAY”