Adaptasi Bertahan TINJAUAN PUSTAKA

dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatu interaksiatau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam amasyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial. Menurut Shaw, interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain. http:belajarpsikologi.compengertian-interaksi-sosialHaryanto.S.pd diakses pada tanggal 1 September 2014.

2.3 Adaptasi Bertahan

Adaptasi merupakan proses perubahan yang dilakukan para buruh harian lepas dengan situasi lingkungan yang berubah. Sedangkan adapatsi struktural merupakan perubahan aplikasi tindakan, kebiasaan para buruh harian lepas dalam menanggapi perubahan lingkungan untuk mempertahankan hidupnya.strategi adaptasi yaitu cara-cara atau tindakan yang dilakukan oleh buruh harian lepas untuk mempertahankan hidupnya dengan tetap eksis sebagai buruh harian lepas. Edi Suhartono seorang pengamat masalah kemiskinan dari IPB, menyatakan bahwa definisi dari strategi bertahan hidup adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai masalah yang melingkupi kehidupannya. Dalam konteks keluarga miskin, strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola segenap aset yang dimilikinya.Bisa juga disamakan dengan kapabilitas keluarga miskin dalam menanggapi goncangan dan tekanan Shock and Stress Suhartono.2007. http:www.policy.hu diakses tanggal 20 Oktober 2014 pukul 19:00 wib. Berdasarkan konsepsi ini, Moser membuat kerangka analisis yang disebut “The Aset Vurnerability”. Kerangka ini meliputi berbagai pengelolaan aset yang digunakan untuk melakukan penyesuaian dan pengembangan strategi tertentu dalam mempertahankan kelangsungan hidup seperti: a. Aset Tenaga Kerja labour Asets Misalnya meningkatkan keterlibatan wanita dan anak dalam keluarga untuk bekerja membantu ekonomi rumah tangga. b. Aset Modal Manusia Human Capital Asets Misalnya memanfaatkan status kesehatan yang dapat menentukan kapasitas orang atau bekerja atau ketrampilan dan pendidikan yang menentukan umpan balik atau hasil kerja return terhadap tenaga yang dikeluarkannya. c. Aset Produktif Productive Asets Misalnya menggunakan rumah, sawah, ternak, tanaman, untuk keperluan hidupnya. d. Aset Relasi Rumah Tangga atau Keluarga Household Relation Asets Misalnya memanfaatkan jaringan dan dukungan dari sistem keluarga besar, kelompok etnis, migrasi tenaga kerja dan mekanisme “uang kiriman” remiitances. e. Aset Modal Sosial Sosial Capital Asets Misalnya memanfaatkan lembaga-lembaga lokal, arisan dan pemberi kredit informasi dalam proses dan sistem perekonomian keluarga. Selanjutnya Edi Suhartono menyatakan adaptasi bertahan hidup atau strategi dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai cara yang dapat dikelompokkan menjadi 3 cara yaitu: 1. Strategi aktif yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga untuk Misalnya melakukan aktivitasnya sendiri, memperpanjang jam kerja, memanfaatkan sumber atau tanaman liar di lingkungan sekitar atau sebagainya. 2. Strategi pasif yaitu mengurangi pengeluaran keluarga Misalnya pengeluaran sandang, pangan,pendidikan dan sebagainya. 3. Strategi jalinan misalnya menjalin relasi, baik secara informal maupun formal dengan lingkungan sosialnya dan lingkungan kelembagaan Misalnya meminjam uang tetangga, meminjam uang ke rentenir atau bank dan sebagainya. Suhartono. 2007. http:www.policy.hu diakses tanggal 20 Oktober 2014 pukul 19:56 Wib Sebagian besar peneliti mengenai adaptasi bertahan menggunakan keluarga atau rumah tangga sebagai unit analisis.Meskipun istilah keluarga dan rumah tangga sering dipertukarkan, keduanya sedikit memiliki perbedaan.Keluarga menunjukan hubungan normatif antara orang-orang yang memiliki ikatan biologis, sedangkan rumah tangga pada sekumpulan orang yang hidup satu atap namun tidak selalu memiliki hubungan darah.Baik anggota keluarga maupun rumah tangga umumnya memiliki kesempatan untuk menggunakan sumber-sumber yang dimilikinya secara bersama-sama. Konsep mata pencaharian Livelihood sangat penting dalam memahami adaptasi bertahan karena merupakan bagian dari atau kadang-kadang dianggap sama dengan strategi mata pencaharian Livelihood Strategies. Suatu mata pencaharian meliputi pendapatan baik yang bersifat tunai maupun barang, lembaga-lembaga sosial, relasi gender, hak-hak kepemilikan yang diperlukan guna mendukung dan menjamin kehidupan.Suatu kehidupan ditunjang oleh interaksi antara orang, asset nyata dan asset yang tidak nyata. Orang menunjuk pada kemampuan mencari nafkah Livelihood Capabilities asset nyata menunjuk pada simpanan makanan, emas, tabungan dan sumber-sumber tanah, air, sawah, tanaman, binatang ternak sedangkan assettidak nyata menunjuk pada klaim dan akses yang merupakan kesempatan-kesempatan untuk menggunakan sumber, simpanan, pelayanan, informasi, barang-barang, teknologi, pekerjaan, dan pendapatan. Strategi yang dilakukan keluarga miskin dalam mengadaptasi naiknya harga kebutuhan pokok: 1. Pengontrolan konsumsi dan pengeluaran yaitu mengurangi jenis dan pola makan, membeli barang-barang murah, mengurangi pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan, mengurangi kunjungan ke desa, memperbaiki rumah atau alat-alat rumah tangga sendiri 2. Pengubahan komposisi keluarga 3. Menanam tananam yang bisa dikonsumsi dipekarangan rumah 4. Sistem gotong royong diantara anggota keluarga dan anggota masyarakat dalam mengelola makanan dan sumber daya manusia pada masa krisis 5. Penggantian makanan yang dikonsumsi dengan yang lebih murah atau terjangkau misalnya: mengganti ikan dengan telur 6. Penjualan simpanan benda-benda berharga seperti emas, perabot rumah tangga untuk memperoleh tambahan uang 7. Penjualan asset produktif seperti tanah, binatang ternak untuk memperoleh tambahan uang 8. Peminjaman kredit dari bank, anggota keluarga, pedagang atau lintah darat 9. Produksi dan perdagangan skala kecil seperti membuka warung atau kedai 10. Pemanfaatan bantuan pemerintah dimasa krisis misalnya melalui program Jaringan Pengamanan Sosial JPS Miles. 2011. http:www.damandiri.or.id diakses tanggal 20 Oktober 2014 pukul 20:22 Wib

2.4 Kesejahteraan Sosial