Pengujian Hipotesis

C. Pengujian Hipotesis

1. Analisis Regresi Linear Ganda

Persamaan regresi diperoleh dari hasil penghitungan data yang ada pada tabel coefficient. Pada tabel coefficient tersebut diperoleh persamaan regresi, Ŷ = -5,738 + 0,509X 1 + 0,681X 2.

Konstanta sebesar -5,738 menyatakan, bahwa jika tidak ada pengaruh antara gaya kepemimpinan dan kedisiplinan maka besarnya kinerja karyawan adalah -5,738. Koefisien regresi X 1 = 0,509 menyatakan bahwa setiap terjadi peningkatan satu unit gaya kepemimpinan maka akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,509. Koefisien regresi X 2 = 0,681 menyatakan bahwa setiap terjadi peningkatan satu unit kedisiplinan maka akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,681.

commit to user

Square adalah sebesar 0,405. Hal ini berarti 40,5% kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh kedua variabel tersebut. Sedangkan sisanya (100% - 40,5% = 59,5%) selebihnya sebesar 59,5% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini (Lampiran 25).

a. Pengujian Hipotesis I Hasil perhitungan menggunakan uji r, diperoleh nilai r hitung antara

variabel gaya kepemimpinan (X 1 ) terhadap kinerja (Y) adalah 0,443 dan r tabel sebesar 0,294 (lihat lampiran r tabel ). Karena nilai r hitung > r tabel (0,443 > 0,294) maka H 0 di tolak, artinya secara parsial ada pengaruh positif antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012 (Lampiran 26).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai t hitung antara variabel gaya kepemimpinan (X 1 ) sebesar 2,902 dan t tabel sebesar 1,679 (lihat lampiran t tabel ). Karena nilai t hitung >t tabel (2,902 > 1,679) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan di PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012 (Lampiran 27).

b. Pengujian Hipotesis II Hasil perhitungan menggunakan uji r, diperoleh nilai r hitung antara

variabel kedisiplinan (X 2 ) terhadap kinerja (Y) adalah 0,535 dan r tabel sebesar 0,294 (lihat lampiran r tabel ). Karena nilai r hitung >r tabel (0,535 > 0,294) maka H 0 ditolak artinya secara parsial ada pengaruh positif antara kedisiplinan terhadap kinerja karyawan di PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012 (Lampiran 26).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai t hitung antara variabel kedisiplinan (X 2 ) sebesar 3,837 dan t tabel sebesar 1,679 (lihat lampiran t tabel ). Karena nilai t hitung > t tabel (3,837 > 1,679) maka Ho ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan

commit to user

(Lampiran 27).

c. Pengujian Hipotesis III Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh

nilai R 2 = 0,405 dan nilai F hitung sebesar 14,296 dan F tabel sebesar 3,162 (lihat lampiran F tabel ). Karena nilai F hitung >F tabel (14,296 > 3,162) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan antara gaya kepemimpinan dan kedisiplinan terhadap kinerja (Lampiran 28).

d. Sumbangan relatif dan efektif Adapun hasil perhitungan dari Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan

Efektif (SE) didapatkan hasil perhitungan SR gaya kepemimpinan (X 1 ) terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 38,54% dan SR kedisiplinan (X 2 )

terhadap kinerja karyawan (Y) sebesar 61,46%. Sedangkan SE gaya kepemimpinan (X 1) terhadap kinerja karyawan (Y) = 15,61% dan SE

kedisiplinan (X 2 ) terhadap kinerja karyawan (Y) = 24,89% (Lampiran 29).

2. Penafsiran Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan analisis data untuk pengujian hipotesis selanjutnya dilakukan penafsiran pengujian hipotesis. Penafsiran terhadap regresi linear ganda hanya dapat dipertanggungjawabkan bila nilai t hitung dan F hitung yang diperoleh berarti atau signifikan. Penafsiran pengujian hipotesis yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

a. Koefisien Korelasi Antara X 1 Terhadap Y

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji koefisien korelasi sederhana antara X 1 terhadap Y untuk menguji hipotesis secara parsial antara prediktor terhadap kriterium diperoleh nilai r hitung X 1 = 0,443 dan r tabel sebesar

0,294 (lihat lampiran r tabel ). Karena nilai r hitung > r tabel (0,443 > 0,294) maka hipotesis I diterima. Ini berarti bahwa gaya kepemimpinan mempunyai

commit to user

Madiun tahun 2012. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji t untuk menguji hipotesis secara parsial antara prediktor terhadap kriterium diperoleh nilai t hitung

X 1 sebesar 2,902 dan t tabel 1,679 (lihat lampiran t tabel ). Karena nilai t hitung >t tabel (2,902 > 1,679) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Karena itu dapat ditafsirkan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Besar pengaruh ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan relatif gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan sebesar 38,54% dan sumbangan efektif sebesar 15,61%. Besarnya nilai sumbangan diperoleh dari aspek-aspek yang terdapat dalam gaya kepemimpinan. Dari aspek-aspek yang ada apabila terlaksana akan membantu karyawan dalam usahanya meningkatkan kinerja karyawan yang tinggi.

b. Koefisien Korelasi Antara X 2 terhadap Y

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji koefisien korelasi sederhana antara X 2 terhadap Y untuk menguji hipotesis secara parsial antara prediktor terhadap kriterium diperoleh nilai r hitung X 2 = 0,535 dan r tabel sebesar

0,294 (lihat lampiran r tabel ). Karena nilai r hitung > r tabel (0,535 > 0,294) maka hipotesis I diterima. Ini berarti bahwa kedisiplinan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan di PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012.

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji t untuk menguji hipotesis secara parsial antara prediktor terhadap kriterium diperoleh t hitung X 2 sebesar 3,837 dan t tabel 1,679 (lihat lampiran t tabel ). Karena nilai t hitung > t tabel (3,837 > 1,679) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Karena itu dapat ditafsirkan bahwa kedisiplinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Pengaruh ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan relatif kedisiplinan terhadap kinerja karyawan sebesar 61,46% dan sumbangan efektif sebesar 24,89% yang besarnya nilai sumbangan diperoleh dari aspek-aspek

commit to user

karyawan, maka akan menunjang kinerja karyawan.

c. Koefisien Korelasi Multipel X 1 dan X 2 terhadap Y

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan kedisiplinan secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan (Y) diperoleh nilai R 2 = 0,405. Hasil nilai F hitung sebesar 14,296 dan F tabel 3,162 (Lampiran 26). Karena itu dapat ditafsirkan bahwa gaya kepemimpinan dan kedisiplinan secara bersama-sama berpengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Ini berarti bahwa gaya kepemimpinan dan kedisiplinan secara positif yang signifikan dapat mempengaruhi kinerja karyawan secara bersama-sama. Hal ini berarti bahwa gaya kepemimpinan dan kedisiplinan secara bersama-sama memberikan kontribusi terhadap kinerja karyawan. Kontribusi tersebut yaitu sebesar 40,5%. Karena besarnya kontribusi belum mencapai 100%, maka sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk pada penelitian ini, yaitu sebesar 59,5%.

d. Persamaan Garis Regresi Linear Multipel Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh persaman garis regresi linear ganda (Lampiran 25) sebagai berikut:

Ŷ = -5,738 + 0,509X 1 + 0,681X 2.

Dari persamaan regresi tersebut di atas dapat ditafsirkan bahwa rata-rata kinerja karyawan (Y) diperkirakan akan meningkat atau menurun sebesar 0,509 untuk setiap ada peningkatan atau penurunan satu unit gaya kepemimpinan dan akan mengalami peningkatan atau penurunan sebesar 0,681 untuk setiap ada peningkatan atau penurunan satu unit kedisiplinan.

3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian hipotesis dan penafsiran pengujian hipotesis, maka selanjutnya dikemukakan kesimpulan pengujian hipotesis. Kesimpulan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai r hitung X 1 = 0,443 dan r tabel sebesar 0,294 (lihat lampiran r tabel ). Karena nilai r hitung >r tabel (0,443 > 0,294) maka hipotesis I

commit to user

menggunakan uji t. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t diperoleh nilai t hitung X 1 = 2,902 dan t tabel 1,679 (lihat lampiran t tabel ). Karena nilai t hitung > t tabel (2,902 > 1,679) maka hipotesis I diterima. Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipótesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012 dapat diterima.

b. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai r hitung X 2 = 0,535 dan r tabel sebesar 0,294 (lihat lampiran r tabel ). Karena nilai r hitung >r tabel (0,535 > 0,294) maka hipotesis I diterima. H o ditolak dan H a diterima. Hal ini juga dibuktikan dengan pengujian

menggunakan uji t. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji t diperoleh nilai t hitung X 2 = 3,837 dan t tabel 1,679 (lihat lampiran t tabel ). Karena nilai t hitung > t tabel (3,837 > 1,679) maka hipotesis I diterima. Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hipótesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara kedisiplinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop

VII Madiun tahun 2012 dapat diterima.

c. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji F, diperoleh nilai F hitung sebesar 14,296 dan F tabel sebesar 3,162 sehingga dapat dikatakan bahwa nilai

F hitung > F tabel . Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada pengaruh positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan dan kedisiplinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012 dapat diterima.

d. Adapun hasil perhitungan Sumbangan Relatif (SR) didapatkan hasil perhitungan SR gaya kepemimpinan (X 1 ) terhadap kinerja (Y) sebesar 38,54%

dan SR kedisiplinan (X 2 ) terhadap kinerja (Y) sebesar 61,46%.

e. Adapun hasil perhitungan Sumbangan Efektif (SE) didapatkan hasil perhitungan SE gaya kepemimpinan (X 1 ) terhadap kinerja (Y) sebesar 15,61%

dan SE kedisiplinan (X 2 ) terhadap kinerja (Y) sebesar 24,89%.

commit to user

Setelah dilakukan analisis data untuk pengujian hipotesis kemudian dilakukan pembahasan hasil analisis data. Pembahasan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Gaya Kepemimpinan (X 1 )

Tingkat pencapaian gaya kepemimpinan di PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012 sebesar 79%. Dengan ini dapat dikatakan bahwa di PT Kereta Api Daop VII Madiun, pelaksanaan gaya kepemimpinan telah mencapai skor sebesar 79%, yang berarti masih dapat ditingkatkan lagi. Apabila gaya kepemimpinan dapat dilaksanakan dengan lebih baik, maka karyawan dapat melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik dan lebih nyaman, serta dapat menekan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik dan kesalahan-kesalahan yang dapat ditekan tentunya akan meningkatkan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan dapat memberikan dampak pada efektivitas pencapaian tujuan baik tujuan individu, kelompok, maupun tujuan organisasi.

Karena baru tercapai sebesar 79% berarti masih ada hal-hal yang belum terpenuhi. Hal-hal tersebut dapat dilihat dari item-item dalam daftar angket yang nilainya rendah, pada item no. 10 dengan skor 81 yang berisi pernyataan pimpinan tidak berupaya mengembangkan suasana baru. Dapat diambil kesimpulan bahwa pimpinan pada PT Kereta Api Daop VII Madiun belum berupaya mengembangkan suasana baru dalam kantor sehingga tidak kondusif dan dapat menurunkan kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun. Sehingga diharapkan pimpinan dapat mengembangkan suasana baru di kantor untuk para karyawannya agar tercipta suasana kondusif dan dapat meningkatkan kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun. Misalkan dengan mengadakan pertemuan informal seperti di lapangan tennis atau mengadakan outbond. Sehingga diharapkan terjadi suasana baru di kantor agar tercipta suasana kondusif yang dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Item dalam daftar angket yang nilainya rendah juga terdapat pada item no. 17 dengan skor 97 yang berisi pernyataan pimpinan memperlihatkan

commit to user

seorang staff. Dapat diambil kesimpulan bahwa pimpinan pada PT Kereta Api Daop VII Madiun masih memperlihatkan perasaannya kepada karyawan, bila dia tidak suka atau ada masalah dengan seorang staff. Sehingga diharapkan pimpinan tidak memperlihatkan perasaannya kepada karyawan, bila dia tidak suka atau ada masalah dengan seorang staff. Misalkan saja dengan menjaga komunikasi yang baik, baik komunikasi ke bawah (downward communication), komunikasi ke atas (upward communication), dan komunikasi horizontal (horizontal communication). Jika komunikasi ini dapat berjalan lancar dan pimpinan sudah tidak memperlihatkan perasaannya kepada karyawan, bila dia tidak suka atau ada masalah dengan seorang staff diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawannya.

b. Kedisiplinan (X 2 )

Tingkat pencapaian kedisiplinan di PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012 adalah 76%. Dengan ini dapat dikatakan bahwa di PT Kereta Api Daop VII Madiun, pelaksanaan kedisiplinan karyawan telah mencapai skor sebesar 76%, yang berarti masih dapat ditingkatkan lagi. Apabila kedisiplinan dapat dilaksanakan dengan lebih baik, maka karyawan dapat melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik, serta dapat menekan terjadinya kesalahan- kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik dan kesalahan-kesalahan yang dapat ditekan tentunya akan meningkatkan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan dapat memberikan dampak pada efektivitas pencapaian tujuan baik tujuan individu, kelompok, maupun tujuan organisasi.

Karena baru tercapai sebesar 76% berarti masih ada hal-hal yang belum terpenuhi. Hal-hal tersebut dapat dilihat dari item-item dalam daftar angket yang nilainya rendah, pada item no. 19 dengan skor 89 yang berisi pernyataan karyawan menandatangani daftar hadir karyawan. Dapat diambil kesimpulan bahwa karyawan pada PT Kereta Api Daop VII Madiun terkadang lupa atau tidak menandatangani daftar hadir karyawan jika hal ini ditingkatkan lagi dapat meningkatkan kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun. Hal tersebut

commit to user

kantor. Pencatatan waktu hadir dapat menggunakan daftar hadir biasa, yang karyawan harus menandatanganinya setiap hadir dan pulang dari perusahaan atau dengan pengadaan kartu hadir berupa clock card yang diisi secara otomatis dengan menggunakan mesin pencatat waktu time recorder machine. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan supaya dapat meningkatkan tingkat kedisiplinan sehingga dapat meningkatkan kinerja.

c. Kinerja (Y) Tingkat pencapaian kinerja karyawan di PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012 sebesar 74%. Dengan pencapaian tingkat kinerja karyawan sebesar 74% dapat dikatakan bahwa tingkat kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun masih dapat ditingkatkan lagi sesuai dengan kemampuan masing-masing karyawan. Hasil penyebaran angket dapat diketahui item yang memiliki nilai rendah yang mempengaruhi kurangnya pencapaian kinerja karyawan. Item tersebut terlihat pada item yang memiliki nilai rendah, yaitu item nomor 43 dengan skor 78 yang berisi pernyataan karyawan tidak menetapkan target dalam bekerja.

Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat diketahui bahwa karyawan dalam bekerja para karyawan tidak menetapkan target dalam bekerja. Setiap target yang ditetapkan terkadang masih memiliki kelemahan yang muncul karena di luar perkiraan. Karena itu, dalam pelaksanaan pekerjaan, diperlukan kreativitas karyawan dalam melaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih efektif dan lebih efisien. Misalkan saja dengan setiap karyawan membuat rencana kerja disertai dengan jadwal sebelum melakukan pekerjaan sehingga dengan hal ini para karyawan dapat menetapkan target dalam bekerja yang di tulis dalam rencana kerja tersebut. Sehingga diharapkan pekerjaan dapat terselesaikan dengan efektif dan efisien dan dapat meningkatkan kinerja.

Item dalam daftar angket yang nilainya rendah juga terdapat pada item no. 50 dengan skor 97 yang berisi pernyataan karyawan belum mampu untuk bekerja sama dengan atasan dalam menyelesaikan pekerjaan. Dapat disimpulkan bahwa karyawan belum mampu untuk bekerja sama dengan atasan

commit to user

bekerja sama dengan atasan dalam menyelesaikan pekerjaan. Misalkan dengan mentaati aturan yang berlaku maupun melaksanakan dengan senang hati tugas- tugas yang diberikan oleh pimpinan. Jika hal ini dilaksanakan diharapkan karyawan mampu untuk bekerja sama dengan atasan dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Sehubungan dengan skor hasil penelitian di atas, maka bila melihat tingkat gaya kepemimpinan sebesar 79% dan kedisiplinan 76% maka kinerja karyawan tersebut dapat ditingkatkan lagi, dengan meningkatkan pelaksanaan gaya kepemimpinan dan kedisiplinan. Dengan meningkatkan pelaksanaan kepemimpinan yang baik dan didukung kedisiplinan, diharapkan kinerja karyawan meningkat. Jika kinerja karyawan meningkat, maka akan berdampak pada hasil kerja ke arah yang lebih baik.

commit to user

74