PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT KERETA API DAOP VII MADIUN TAHUN 2012

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT KERETA API DAOP VII MADIUN TAHUN 2012 SKRIPSI

Oleh : RIZKY PRAMUDITA K7408263 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Juli 2012

commit to user

ii

Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama

: Rizky Pramudita

NIM

: K7408263

Jurusan/Program Studi : PIPS/Pendidikan Ekonomi

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENGARUH GAYA

KEPEMIMPINAN DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PT KERETA API DAOP VII MADIUN TAHUN 2012 ” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan

Rizky Pramudita

commit to user

iii

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT KERETA API DAOP VII MADIUN TAHUN 2012

Oleh : RIZKY PRAMUDITA K7408263

SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Juli 2012

commit to user

iv

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Sutaryadi, M.Pd NIP 19540526 198103 1 004

Pembimbing II

Tutik Susilowati, S.Sos, M.Si NIP 19751031 200501 2 001

commit to user

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari

Tim Penguji Skripsi Nama Terang Tanda Tangan

Ketua

: Drs. Ign. Wagimin, M.Si

………………….

Sekretaris

: Susantiningrum, S.Pd., S.E, M.AB

………………….

Anggota I

: Drs. Sutaryadi, M.Pd

………………….

Anggota II

: Tutik Susilowati, S.Sos, M.Si

………………….

Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret a.n. Dekan Pembantu Dekan I,

Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP. 19660415 199103 1 002

commit to user

vi

Rizky Pramudita. PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT KERETA API

DAOP VII MADIUN TAHUN 2012. Skripsi; Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012; (2) mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan kedisiplinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012; dan (3) mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan dan kedisiplinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional random sampling, sebanyak 45 karyawan atau 30% dari jumlah populasi. Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan metode angket yang didukung metode dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear ganda. Dengan hasil

persamaan garis linier ganda Ŷ = -5,738 + 0,509X 1 + 0,681X 2.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012. Hal ini ditunjukkan dengan harga t hitung >t tabel atau 2,902 > 1,679 pada taraf signifikansi 5%; (2) ada pengaruh positif yang signifikan antara kedisiplinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012. Hal ini dapat ditunjukkan dengan harga t hitung > t tabel atau 3,837 > 1,679 pada taraf signifikansi 5%; dan (3) ada pengaruh positif yang signifikan antara gaya kepemimpinan dan kedisiplinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012. Hal ini ditunjukkan dengan F hitung >

F tabel atau 14,296 > 3,162 pada taraf signifikansi 5%. Sumbangan relatif gaya kepemimpinan (X 1 ) terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun (Y) sebesar 38,54% dan sumbangan relatif kedisiplinan (X 2 ) terhadap kinerja

karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun (Y) sebesar 61,46%. Untuk

sumbangan efektif gaya kepemimpinan (X 1 ) terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun (Y) sebesar 15,61% dan kedisiplinan (X 2 ) terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun (Y) sebesar 24,89%.

Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan, Kinerja

commit to user

vii

Rizky Pramudita. THE EFFECT OF LEADERSHIP STYLE AND

DISCIPLINE ON THE EMPLOYEE PERFORMANCE IN MADIUN VII

OPERATION AREA OF PT KERETA API IN 2012. Skripsi; Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. July 2012.

The objectives of research are: (1) to find out whether or not there is a significant effect of leadership style on the employee performance in Madiun VII Operation Area of PT. Kereta Api in 2012; (2) to find out whether or not there is

a significant effect of discipline on the employee performance in Madiun VII Operation Area of PT. Kereta Api in 2012; and (3) to find out whether or not there is a significant effect of leadership style and discipline on the employee performance in Madiun VII Operation Area of PT. Kereta Api in 2012.

This study employed a quantitative research approach with descriptive quantitative method. The population of research was all employees of Madiun VII Operation Area of PT. Kereta Api in 2012. The sampling technique used in this research was proportional random sampling, containing 45 employees or 30% of population number. Technique of collecting data used was questionnaire supported by documentation method. The technique of analyzing data used in research was a multiple linear regression analysis, with result of multiple linear

regression equation Ŷ = -5,738 + 0,509X 1 + 0,681X 2 .

Based on the result of research, it could be concluded that: (1) there was a positive significant of leadership style on the employee performance in Madiun

VII Operation Area of PT. Kereta Api in 2012. It could be seen from t statistic >t table or 2.902 > 1.674 at significance level of 5%; (2) there was a positive significant effect of discipline on the employee performance in Madiun VII Operation Area of PT. Kereta Api in 2012. It could be seen from t statistic >t table or 3.837 > 1.674 at significance level of 5%; and (3) there was a positive significant effect of leadership style and discipline on the employee performance in Madiun VII Operation Area of PT. Kereta Api in 2012. It could be seen from F statistic >F table or 14.296 > 3.162 at significance level of 5%. The relative contribution of

leadership style (X 1 ) to the employee performance (Y) in Madiun VII Operation

Area of PT. Kereta Api in 2012 of 38.54% and the relative contribution of

leadership style (X 1 ) to the employee performance (Y) in Madiun VII Operation

Area of PT. Kereta Api in 2012 of 61.46%. Meanwhile, effective contribution of

leadership style (X 1 ) to the employee performance (Y) in Madiun VII Operation

Area of PT. Kereta Api in 2012 of 15.61% and the effective contribution of

leadership style (X 1 ) to the employee performance (Y) in Madiun VII Operation Area of PT. Kereta Api in 2012 of 24.89%.

Keywords: Leadership Style, Discipline, Performance

commit to user

viii

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

( Q.S. Al Insyirah: 7-8 )

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tetapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.

( Einstein )

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.

( Mario Teguh )

Berniatlah, biar ALLAH yang menyempurnakan. ( Ust. Yusuf Mansyur )

commit to user

ix

Seiring rasa syukur ke hadirat ALLAH S.W.T, ku persembahkan karya kecil ini teruntuk:  Bapak dan Ibu tercinta, sebagai rasa hormat dan baktiku. Terimakasih selalu menyebut namaku dalam setiap do’a, atas kasih sayang, motivasi dan kesabaran yang diberikan selama ini.

 Adikku tersayang, “Adelia Suryaningrum” yang membanggakan, Terima kasih atas senyummu dalam setiap perjumpaan.  Keluarga besar “Moekayat”.  Untuk “seseorang” yang dijanjikan ALLAH untukku (insya ALLAH) di

saat yang tepat, dengan cara yang bersih, dan untuk berdampingan denganku, bersama meraih SURGA.

 Idaman-ers: Mba’ Yani, Mba’ Dewi, Mba’ Partini, Kak Rus, Muji, Ella, Iin

terimakasih atas kebersamaan dan senyum kalian selama ini.  Sahabatku, Ratna, Adri, Shinta, Yuni, Dini, Verly, Wulan, dan Nuzul terimakasih atas dukungan dan motivasi kalian yang tiada henti untukku.  Rekan-rekan PAP B 2008: Mella, Indri, Yessi, Tria, Tika, Sari, Indah, Allin, Jeki, dan teman-teman yang lain yang belum kesebut. Terimakasih atas kerjasama dan kekompakannya. Terjebak diantara kalian menempaku menjadi pembelajar seumur hidup yang menghargai proses dan toleransi.

 Teman-teman PPL SMK Murni 2 Surakarta: Esti, Lala, Niken, Jeki, Watin, Fitri, Eko, Teguh, Khairil, Herley, Herlin terimakasih atas kebersamaan dan senyum kalian selama ini.

 Seluruh teman-teman PAP angkatan 2008 yang telah memberikan motivasi. Terimakasih atas kebersamaannya.  Almamater

commit to user

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh gaya kepemimpinan dan kedisiplinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun tahun 2012 ”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak mengalami hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya peneliti dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu merupakan suatu kebahagiaan bagi peneliti, peneliti mengucapkan rasa terima kasih atas segala bantuannya kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta beserta segenap jajarannya, yang telah memberikan ijin untuk

melaksanakan penelitian.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial yang telah menyetujui permohonan ijin menyusun skripsi.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

4. Ketua dan Sekretaris BKK Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi.

5. Drs. Sutaryadi, M.Pd, selaku Pembimbing I yang dengan sabar senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Tutik Susilowati, S.Sos, M.Si, selaku Pembimbing II yang dengan sabar senantiasa memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

commit to user

xi

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Ekonomi BKK PAP yang telah memberi bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti.

8. Ibu Widiani Setijaningrum selaku Assisten Manager PT Kereta Api Daop VII Madiun yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan

penelitian di PT Kereta Api Daop VII Madiun.

9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu-per satu yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan maka saran dan kritik yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan. Peneliti harapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca umumnya serta bagi perkembangan ilmu pengatahuan.

Surakarta, Juli 2012

Peneliti

commit to user

xiv

Halaman

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran .................................................. 32

commit to user

xv

Halaman

Tabel 1. Jumlah Populasi Setiap Bagian ................................................. 38 Tabel 2. Jumlah Sampel Setiap Bagian ................................................... 41

commit to user

xvii

Sumbangan Efektif X 1 dan X 2 terhadap Y ......................... 143

Lampiran 30 Tabel Harga Kritik r Product Moment .............................. 144 Lampiran 31 Tabel Durbin Watson Test ................................................. 145 Lampiran 32 Tabel t ................................................................................ 146 Lampiran 33 Tabel F ............................................................................... 147 Lampiran 34 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .......................................... 148 Lampiran 35 Surat Ijin Pembimbing ....................................................... 149 Lampiran 36 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari PD I FKIP UNS ............ 150 Lampiran 37 Surat Permohonan Riset dari PD III .................................. 151 Lampiran 38 Surat Permohonan Riset kepada Dekan FKIP UNS .......... 152 Lampiran 39 Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Pembimbing ................. 153 Lampiran 40 Surat Telah Melakukan Penelitian ..................................... 154

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peran pemimpin dalam meningkatkan kinerja karyawan merupakan salah satu kunci sukses bagi keberhasilan suatu organisasi. Arah perjalanan sebuah organisasi berangkat dari ide-ide utama dan pemikiran serta visi para pemimpin. Kenyataan membuktikan bahwa tanpa kehadiran pemimpin, suatu organisasi akan bersifat statis dan cenderung berjalan tanpa arah, meskipun hal tersebut bukan satu-satunya ukuran keberhasilan jika diukur dari tingkat kinerja para karyawannya. Suatu ungkapan betapapun canggih suatu peralatan kerja, tersedianya biaya serta prosedur kerja namun jika anggota organisasi berperilaku tidak sesuai misi organisasi maka akan berakibat pada gagalnya pencapaian tujuan organisasi. Disinilah letak pentingnya faktor manusia dibandingkan dengan sumber daya lainnya. Oleh sebab itu karyawan sebagai sumber daya manusia dalam suatu organisasi harus di bina, di arahkan serta di tingkatkan kemampuannya untuk memperlancar tugas dan pekerjaannya. Dimana peran pemimpin dalam meningkatkan motivasi kinerja karyawan dalam organisasi harus mempunyai kemampuan yang tinggi baik tingkat pendidikan dan pengalaman serta di tunjang dengan kesadaran di dalam mencapai tujuan tertentu.

Sebagaimana pada umumnya karyawan yang ada di lingkungan PT Kereta Api Daop VII Madiun juga mengemban tugas-tugas yaitu memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat yang pelaksanaannya menuntut adanya motivasi dari pemimpin bagi para pelaksanaannya. Untuk meningkatkan kinerja karyawan di perlukan peran manajer selaku pemimpin dan pembina dalam organisasi, sehingga dengan begitu karyawan akan semakin mampu dan mudah dalam menjalankan tugasnya dengan begitu tujuan dari organisasi akan tercapai secara efektif dan efisien.

Kualitas dari pemimpin seringkali dianggap sebagai faktor terpenting dalam keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi baik yang berorientasi bisnis maupun publik, biasanya dipersepsikan sebagai keberhasilan atau kegagalan

commit to user

mengimplementasikan strategi organisasi. Hal ini membawa konsekuensi bahwa setiap pimpinan berkewajiban memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan, mengarahkan semua potensi karyawan dilingkungannya agar terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada tujuan. Pimpinan perlu melakukan pembinaan yang sungguh-sungguh terhadap karyawan agar dapat menimbulkan kepuasan dan komitmen organisasi sehingga pada akhirnya dapat meningkatan kinerja yang tinggi.

Organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuan serta mampu memenuhi tanggung jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para pimpinan. Bila pimpinan mampu melaksanakan dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan mencapai sasarannya. Begitupun sebaliknya jika sikap pemimpin dalam suatu organisasi buruk hal ini akan menurunkan kinerja karyawan. Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak buahnya. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya kearah pencapaian tujuan organisasi.

Setiap pimpinan di lingkungan organisasi kerja, selalu memerlukan sejumlah karyawan sebagai pembantunya dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi volume dan beban kerja unit masing-masing. Hal ini membawa konsekuensi bahwa setiap pimpinan berkewajiban memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk membina, menggerakkan dan mengarahkan semua potensi pegawai di lingkungannya agar terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada tujuan. Pimpinan perlu melakukan pembinaan yang sungguh- sungguh terhadap pegawai di lingkungannya agar dapat meningkatkan kepuasan kerja, komitmen organisasi dan kinerja yang tinggi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan kepemimpinan adalah gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Menurut Suyanto

commit to user

yang ditampilkan sebagai pimpinan ketika mencoba mempengaruhi perilaku orang lain” (hlm. 103). Masing-masing gaya tersebut memiliki keunggulan dan

kelemahan. Seorang pemimpin akan menggunakan gaya kepemimpinan sesuai kemampuan dan kepribadiannya.

Gaya kepemimpinan yang ideal yaitu gaya kepemimpinan situasional. Gaya kepemimpinan situasional yang berhasil menurut Heidjrachman dan Husnan (2002) adalah “Pemimpin yang mampu menerapkan gayanya agar sesuai dengan situasi tertentu” (hlm. 174). Dalam organisasi-organisasi saat ini, hampir setiap

saat dihadapkan dengan lingkungan yang selalu berubah, sulit diprediksi dan bahkan penuh dengan ketidakpastian. Untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan ini, maka organisasi dituntut untuk menjaga fleksibilitas kerjasama tim, kepercayaan, dan kemauan berbagi informasi. Pemimpin yang efektif tentunya adalah mereka yang mau mendengarkan, memotivasi, dan memberikan dukungan bagi anak buahnya. Namun pada kenyataan di lapangan gaya kepemimpinan yang penerapannya tidak sesuai dengan keadaan karyawan akan menghambat dalam pencapaian tujuan organisasi.

Sedangkan salah satu faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan adalah kedisiplinan. Untuk mempermudah pencapaian tujuan perusahaan maka dalam suatu perusahaan ada aturan-aturan yang mengikat karyawan, hal ini menuntut karyawan untuk mentaati dan melaksanakannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Hal ini sangat penting karena dengan ditaatinya peraturan itu atau kedisiplinan yang tinggi dapat menciptakan lingkungan kerja yang tertib dan kondusif. Tanpa adanya kedisiplinan yang tinggi maka tujuan dari perusahaan akan terhambat, karyawan akan asal-asalan dalam bekerja akibat selanjutnya keberlangsungan perusahaan akan terancam, bisa jadi gulung tikar jika kondisinya seperti itu.

Mengingat betapa pentingnya posisi karyawan dalam suatu organisasi, maka dalam pelaksanaan kegiatannya diperlukan karyawan yang cakap dalam kemampuannya, kuat kemauannya, menghargai waktu, loyalitas yang tinggi pada organisasi, dapat melaksanakan kewajibannya untuk kepentingan organisasi di

commit to user

tentu tidak menginginkan karyawan yang bekerja seenak hatinya tetapi menginginkan karyawan yang bekerja dengan giat diikuti sikap disiplin kerja yang tinggi.

Seorang karyawan sudah sepantasnya dan seharusnya selalu mematuhi peraturan/ketentuan yang ada dalam organisasi. Seperti halnya manusia yang lainnya, karyawan tetaplah manusia biasa makhluk ciptaan Tuhan. Kadangkala karyawan melakukan kesalahan dan tindakan menyimpang dari peraturan. Misalnya masuk kerja/masuk kantor terlambat, pulang kantor sebelum waktunya tanpa keterangan yang jelas, mengobrol seenaknya saat jam kantor, meninggalkan pekerjaan sesuka hatinya, tidak menyelesaikan tugasnya tepat waktu, keluar dari kantor tanpa ijin, asyik membaca koran dan majalah seenaknya dengan meninggalkan pekerjaan sampai bermain game komputer. Bahkan saat jam kantor keluyuran tanpa keperluan yang jelas di luar kantor dengan masih memakai pakaian dinas. Kesemuanya ini akan menghambat pencapaian tujuan dan menimbulkan efek negatif bagi organisasi.

PT Kereta Api Daop VII Madiun adalah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa dalam hal ini jasa angkutan kereta api. Perusahaan sudah menerapkan gaya kepemimpinan pada setiap pimpinannya dengan baik, namun pada kenyataannya tidak dapat dipungkiri masih terdapat pimpinan atau manajer yang kurang memotivasi para karyawannya. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi kinerja para karyawannya. Selain gaya kepemimpinan faktor kedisiplinan pada karyawan juga sudah diterapkan dengan baik dengan mengeluarkan tata-tertib kerja yang harus dipatuhi oleh karyawan, namun tidak dapat dipungkiri masih ada karyawan yang melanggar tata-tertib yang telah ditetapkan tersebut, misalnya karyawan terlambat masuk kerja, absen, dan sering meninggalkan ruang kerja mereka dan melalaikan pekerjaan mereka pada saat jam kerja. Apabila, kedua hal tersebut tidak ditangani dengan baik oleh pimpinan perusahaan, tentu saja akan menyebabkan tujuan dari PT Kereta Api Daop VII Madiun, tidak akan tercapai sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dan direncanakan.

commit to user

diperlukan gaya kepemimpinan yang dapat memotivasi karyawan dan perlu adanya peningkatan kedisiplinan karyawan yang mampu meningkatkan kinerja. Berdasarkan uraian di atas, maka jelas bahwa dengan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi karyawan dan kedisiplinan dapat meningkatkan kinerja karyawan, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan

mengambil judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun Tahun 2012”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang peneliti paparkan di atas, timbul beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurang efektifnya pengelolaan sumber daya manusia dan sumber daya lain yang mendukung dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan.

2. Sikap pemimpin yang kurang memotivasi akan menurunkan kinerja karyawan.

3. Gaya kepemimpinan yang penerapannya tidak sesuai dengan keadaan karyawan akan menghambat dalam pencapaian tujuan organisasi.

4. Pemberian motivasi yang kurang akan menurunkan kinerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan.

5. Kedisiplinan karyawan yang rendah dapat menurunkan kinerja karyawan sehingga tujuan perusahaan tidak dapat tercapai.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah perlu dilakukan karena adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, khususnya waktu, tenaga, kemampuan teoritik yang relevan dengan penelitian, sehingga diharapkan penelitian dapat dilakukan lebih terfokus dan mendalam (Iskandar, 2008: 165).

1. Ruang Lingkup Telaah Untuk memudahkan dalam pelaksaaan penelitian serta dapat menjawab permasalahan secara fokus dan mendalam, maka perlu adanya pembatasan

masalah. Adapun masalah yang diteliti dalam penelitian dibatasi pada gaya kepemimpinan, kedisiplinan dan kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII

commit to user

tersebut perlu ditegaskan sebagai berikut:

a. Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang ditampilkan sebagai pimpinan ketika mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.

b. Kedisiplinan adalah suatu kesadaran dan kesediaan seseorang untuk mentaati peraturan dan norma sosial yang berlaku.

c. Kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, misi, dan visi organisasi.

2. Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006) bahwa “Variabel sebagai objek penelitian” (hlm. 118). Berdasar pendapat tersebut, maka yang menjadi objek penelitian adalah gaya kepemimpinan sebagai variabel bebas pertama, kedisiplinan sebagai variabel bebas kedua, dan kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun sebagai variabel terikat.

3. Subjek Penelitian Subjek penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2002) adalah “Benda, hal atau tempat data atau variabel penelitian melekat, dan yang dipermasala hkan” (hlm. 114). Dengan adanya pengertian tersebut, maka subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat diajukan perumusan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun Tahun 2012?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan kedisiplinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun Tahun 2012?

commit to user

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan dan kedisiplinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun Tahun 2012?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun Tahun 2012.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan kedisiplinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun Tahun 2012.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan gaya kepemimpinan dan kedisiplinan terhadap kinerja karyawan PT Kereta Api Daop VII Madiun

Tahun 2012.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen Sumber Daya

Manusia (SDM).

b. Bagi peneliti yang lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi

penelitian tentang pengaruh Sumber Daya Manusia (SDM).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menjadi sarana untuk menerapkan teori mengenai gaya

kepemimpinan, kedisiplinan, dan kinerja karyawan yang telah diperoleh peneliti selama studi sehingga dapat diterapkan di dunia kerja dan usaha.

b. Bagi PT Kereta Api Daop VII Madiun Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi

kepada perusahaan dalam gaya kepemimpinan, kedisiplinan, dan kinerja karyawan.

commit to user

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Kajian teori merupakan langkah selanjutnya untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah, teori atau konsep-konsep yang dituliskan, digunakan sebagai landasan teori dalam sebuah penelitian. Dalam sebuah penelitian, landasan teori merupakan hal yang penting, karena diperlukan untuk menjelaskan variabel- variabel yang akan diteliti yang berhubungan dengan fenomena yang akan dikaji.

Penyusunan landasan teori tidak akan produktif, apabila bahan yang digunakan tidak cukup banyak. Karena itu perlu dibaca terlebih dahulu sumber- sumber yang berkaitan dengan fenomena-fenomena yang akan dikaji. Dengan memandang pentingnya landasan teori bagi penelitian, maka peneliti telah melakukan tugas kepustakaan guna mencari bahan teori yang memuat keterangan tentang abstrak dari variabel yang sesuai dengan masalah yang sedang peneliti lakukan.

1. Tinjauan Tentang Gaya Kepemimpinan

a. Pengertian Kepemimpinan

Menurut Joko Widodo (2007) bahwa “Pemimpin (leader) adalah orang yang menjalankan kepemimpinan (leadership). Kepemimpinan merupakan proses memengaruhi orang lain agar orang yang dipengaruhi mau mengikuti keinginan dari orang yang memengaruhi ” (hlm. 5).

Definisi tentang kepemimpinan juga disampaikan oleh Wahyudi (2009) yang menyatakan: Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan sesorang dalam

menggerakkan, mengarahkan, sekaligus mempengaruhi pola pikir, cara kerja setiap anggota agar bersikap mandiri dalam bekerja terutama dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan percepatan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (hlm. 120).

Kepemimpinan menurut Kartini Kartono (2005) yaitu adalah “Kemampuan untuk memberikan pengaruh yang konstruktif kepada orang lain

commit to user

untuk melakukan satu usaha kooperatif mencapai tujuan yang sudah dicanangkan” (hlm. 153).

Menurut Kasminto dan Sjamsuddin (2007) bahwa “Kepemimpinan merupakan suatu upaya dari seorang pemimpin untuk dapat merealisasikan tujuan organisasi melalui orang lain dengan cara memberikan motivasi agar orang lain tersebut mau melaksanakannya, dan untuk itu diperlukan adanya keseimbangan antara kebutuhan individu para pelaksana dengan tujuan pe rusahaan” (hlm. 1).

Sedangkan menurut Robert G. Owens dalam Wahyudi (2009) yang mengartikan kepemimpinan sebagai keterlibatan yang dilakukan secara sengaja untuk mempengaruhi perilaku orang sebagaimana dikemukakan berikut: “Leadership involves intentionally exercising influence on the behavior of others people ” (hlm. 120).

Penerapan kepemimpinan sangat ditentukan oleh situasi kerja atau keadaan anggota/bawahan dan sumber daya pendukung organisasi. Karena itu jenis organisasi dan situasi kerja menjadi dasar pembentukan pola kepemimpinan seseorang. Kepemimpinan merupakan suatu fungsi yang harus dilaksanakan dalam suatu organisasi, karena kepemimpinan itulah yang setiap saat mengambil keputusan tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam organisasi. Setiap organisasi memerlukan kepemimpinan tertentu yang sering berbeda antar satu organisasi dengan organisasi lainnya. Disamping itu setiap organisasi selalu mengalami perubahan situasi dimana setiap situasi memerlukan gaya kepemimpinan yang berbeda.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan perusahaan.

b. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Menurut Joko Widodo (2007) gaya kepemimpinan adalah “Perilaku yang ditunjukkan seorang pemimpin pada saat mereka mencoba memengaruhi perilaku

orang lain (bawahan)” (hlm. 10). Gaya kepemimpinan menurut Wahyudi (2009) bahwa “Perilaku

kepemimpinan yang ditampilkan dalam proses manajerial secara konsisten disebut

commit to user

sebagai cara berperilaku yang khas dari seorang pemimpin terhadap para anggota kelompoknya. Dengan demikian, gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin berperilaku secara konsisten terhadap bawahan sebagai anggota kelompoknya.

Sedangkan gaya kepemimpinan menurut pendapat Suyanto (2009) bahwa “Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku yang ditampilkan sebagai

pimpinan ketika mencoba mempengaruhi perilaku orang lain” (hlm. 103). Gaya kepemimpinan seorang pemimpin merupakan hal yang ikut menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Dan penerapan gaya memimpin antara satu organisasi dengan organisasi yang lain berbeda-beda sesuai dengan kondisi organisasi dan pola kerja anggota organisasi, sehingga dalam penerapannya gaya kepemimpinan ini akan meningkatkan kinerja para anggota organisasi.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah merupakan suatu pola atau perilaku seorang pemimpin yang ditampilkan dalam menjalankan suatu kepemimpinan dengan berusaha mempengaruhi orang-orang yang dikelolanya.

c. Jenis-jenis Gaya Kepemimpinan

Menurut Joko Widodo (2007) terdapat 4 (empat) gaya kepemimpinan, yaitu:

1) Gaya instruksi, yaitu pemimpin banyak memberikan pengarahan (direktif tinggi) dan mengawasi pelaksanaan tugas bawahan secara

ketat serta sedikit bahkan sama sekali tidak memberikan kesempatan bawahan untuk terlibat dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

2) Gaya konsultasi, yaitu gaya seorang pemimpin yang menunjukkan perilaku lebih banyak memberikan pengarahan (direktif tinggi) dan

mendengarkan bawahan (suportif tinggi). Dengan gaya ini seorang pemimpin menjelaskan keputusan yang diambilnya dan mendengarkan saran-saran bawahan dan pada saat yang sama masih memberikan pengarahan yang spesifik dan melakukan pengawasan secara ketat dalam penyelesaian tugas bawahan.

3) Gaya partisipatif, yaitu gaya (perilaku) pemimpin yang dicirikan kadar suportivitas tinggi dan kadar direktif rendah. Dengan gaya ini seorang

pemimpin menyusun keputusan secara bersama-sama (partisipasi) dengan bawahan dan mendorong usaha mereka dalam menyelesaikan tugas.

commit to user

4) Gaya delegasi, yaitu gaya (perilaku) pemimpin yang menunjukkan kadar perilaku suportif rendah dan direktif rendah. Dengan gaya ini seorang pemimpin banyak mendelegasikan kewenangan dalam proses

pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan tanggung jawab pelaksanaan tugas kepada bawahan.

(hlm. 11)

Menurut Suyanto (2009) mengemukakan 4 (empat) gaya kepemimpinan, antara lain:

1) Kepemimpinan Otoriter (Otokratik) Pemimpin berorientasi pada tugas yang harus segera diselesaikan,

menggunakan posisi dan power dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan dan pengambilan keputusan. Pada gaya kepemimpinan ini motivasi yang dilakukan dengan memberikan reward dan punishment.

2) Kepemimpinan Demokratis Pemimpin menghargai sifat dan kemampuan tiap staf. Menggunakan pribadi dan posisi untuk mendorong munculnya ide dari staf serta

memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Oleh karena itu mereka didorong untuk membuat rencana, melaksanakan dan melakukan pengontrolan sesuai dengan yang disepakati.

3) Kepemimpinan Partisipatif Merupakan gabungan antara otokratik dan demokratik, yaitu pimpinan

menyampaikan hasil analisa dari masalah dan mengusulkan tindakannya kepada bawahan. Untuk itu, staf dimintai saran dan kritik yang selanjutnya keputusan akhir dilakukan bersama-sama.

4) Kepemimpinan Bebas Tindak (Laisez-Faire) Pimpinan hanya sebagai offisial, staf yang menentukan sendiri

kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan tanpa pengarahan, supervisi dan koordinasi. Sehingga kendali yang dilakukan pimpinan sangat minimal dan hanya bersifat laporan.

(hlm. 104)

Menurut Sondang P. Siagian (2005) terdapat 5 (lima) gaya kepemimpinan, yaitu:

1) Gaya Otokratik Seorang manajer yang otokratik biasanya memandang dan

memperlakukan para bawahannya sebagai orang-orang yang tingkat kedewasaan atau kematangannya lebih rendah dari tingkat kedewasaan atau kematangan pimpinan yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam interaksi yang terjadi tidak mustahil bahwa ia akan menonjolkan gaya memerintah dan bukan gaya mengajak. Pada gaya kepemimpinan ini biasanya pemimpin lebih mengutamakan orientasi penyelesaian tugas yang menjadi tanggung jawab para bawahannya

commit to user

para bawahannya. Dengan kata lain, orientasinya adalah orientasi kekuasaan dan bukan orientasi relasional.

2) Gaya Paternalistik Seorang pemimpin yang paternalistik menunjukkan kencenderungan-

kecenderungan bertindak antara lain: dalam hal pengambilan keputusan, kecenderungannya ialah menggunakan cara mengambil keputusan sendiri dan kemudian berusaha “menjual” keputusan itu kepada para bawahannya. Dengan “menjual” keputusan itu diharapkan

bahwa para bawahan akan mau menjalankannya meskipun mereka tidak dilibatkan dalam proses pengambilannya. Orientasi kepemimpinan dengan gaya yang paternalistik memang ditujukan pada dua hal sekaligus, yaitu penyelesaian tugas dan terpeliharanya hubungan baik dengan para bawahan, sebagaimana seorang bapak akan selalu berusaha memelihara hubungan yang serasi dengan anak- anaknya.

3) Gaya Karismatik Sejarah telah membuktikan bahwa seorang pemimpin yang karismatik sering memiliki rasa egoisme yang besar. Artinya perilakunya

menunjukkan sikap yang self-centered. Bahkan tidak seikit pemimpin yang karismatik yang dihinggapi oleh penyakit “megalomania”. Sikap

demikian ternyata tidak terlalu mempengaruhi hubungan atasan dengan bawahan karena didasarkan atas kekaguman tanpa bisa menjelaskan secara rasional mengapa kekaguman itu timbul.

4) Gaya Laissez Faire Karakteristik yang paling menonjol dari seorang pemimpin yang

laissez faire terlihat pada gayanya yang santai dalam memimpin organisasi. Dalam hal pengambilan keputusan misalnya, seorang pemimpin yang laissez faire akan mendelegasikan seluruh tugas-tugas itu kepada para bawahannya, dengan pengarahan yang minimal atau bahkan tanpa pengarahan sama sekali, dan tidak hanya menyangkut keputusan yang sifatnya rutin dalam usaha memecahkan berbagai masalah teknis yang repetitif, tetapi juga menyangkut hal-hal yang sifatnya fundamental. Oleh karena itu, seorang pemimpin yang laissez faire sering dianggap sebagai seorang yang kurang memilki rasa tanggung jawab yang wajar terhadap organisasi yang dipimpinnya.

5) Gaya Demokratik Seorang pemimpin yang demokratik cenderung memperlakukan para bawahan sebagai orang-orang yang sudah dewasa dan matang. Karena

pandangan demikianlah mengapa seorang pemimpin yang demokratik tidak ragu-ragu dan tidak takut melakukan pendelegasian wewenang yang diimbangi oleh tanggung jawab, mendorong para bawahan menggunakan daya kognitif dan daya nalarnya dalam pemecahan berbagai masalah yang dihadapi, mendorong penggunaan daya inovasi dan kreativitas dalam pelaksanaan tugas, dan bahkan juga tidak selalu

commit to user

bawahan itu berbuat kesalahan. (hlm. 13-19)

Sedangkan menurut Griffin dan Ebert dalam Kasminto dan Sjamsuddin (2007) mengemukakan 3 (tiga) gaya kepemimpinan, yaitu:

1) Gaya Otokratik (Autocratic Style) Pemimpin dengan gaya otokratik pada umumnya memberikan

perintah-perintah dan meminta bawahan untuk mematuhinya. Para komandan militer di medan perang umumnya menerapkan gaya ini. Pemimpin yang menerapkan gaya ini tidak memberikan cukup waktu kepada para bawahan untuk bertanya dan hal ini lebih sesuai pada situasi yang memerlukan kecepatan dalam pengambilan keputusan. Gaya ini juga cocok untuk diterapkan pada situasi di mana pimpinan harus cepat mengambil keputusan sehubungan adanya desakan para pesaing. Gaya otokratik ini tidak selalu jelek seperti persepsi orang selama ini. Untuk menghadapi anggota tim yang malas, tidak disiplin, susah diatur, dan selalu menjadi trouble maker, gaya kepemimpinan otokratik sangat tepat untuk digunakan oleh seorang ketua tim.

2) Gaya Demokratik (Democratic Style) Pemimpin dengan gaya demokratik pada umumnya meminta masukan kepada para bawahan/stafnya terlebih dahulu sebelum mengambil

keputusan, namun pada akhirnya menggunakan kewenangannya dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, seorang manajer teknik di bagian produksi melontarkan gagasannya terlebih dahulu kepada kelompok yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan tanggapan dan atau masukan sebelum mengambil keputusan.

3) Gaya Bebas Terkendali (Free-Rein Style) Pemimpin dengan gaya bebas terkendali pada umumnya

memposisikan dirinya sebagai konsultan bagi para bawahannya dan cenderung memberikan kewenangan kepada para bawahan untuk mengambil keputusan. Dengan gaya ini seorang pemimpin lebih menekankan kepada unsur keyakinan bahwa kelompok pekerja telah dapat dipercaya karena seringnya menyampaikan pendapat dan gagasannya, telah mengetahui apa yang harus dikerjakan dan mengetahui bagaimana mengerjakannya sehingga pemimpin hanya tut wuri handayani (broad based management).

(hlm. 6-7)

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jenis gaya kepemimpinan dalam sebuah organisasi adalah:

commit to user

1) Gaya Kepemimpinan Otoriter Gaya kepemimpinan otoriter adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Pada

gaya kepemimpinan ini, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan.

2) Gaya Kepemimpinan Demokratis Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan

wewenang secara luas kepada para karyawannya. Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para karyawannya.

3) Gaya Kepemimpinan Bebas Gaya kepemimpinan bebas adalah gaya pemimpin yang dimana pemimpin

hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil dimana para karyawannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.

d. Indikator Gaya Kepemimpinan

Indikator gaya kepemimpinan menurut Daniel Goleman (2006) yaitu sebagai berikut:

1) Visioner Pemimpin visioner akan mengartikulasikan suatu tujuan yang baginya

merupakan tujuan sejati dan selaras dengan nilai bersama orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin tipe ini meyakini visi dapat membimbing orang-orang menuju visi tersebut dengan tegas.

2) Pembimbing Pemimpin tipe ini memungkinkan seorang pemimpin untuk

mengembangkan orang lain dan bertindak sebagai penasihat, yang menggali tujuan dan nilai-nilai pegawai dan membantu mereka mengembangkan kemampuannya sendiri.

3) Afiliatif Pemimpin tipe ini ingin memajukan harmoni dan mendorong interaksi

yang ramah, menumbuhkan relasi pribadi yang mengembangkan jaringan relasi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Para pemimpin tipe ini akan memusatkan perhatian pada kebutuhan emosi pegawai, bahkan lebih daripada tujuan kerja. Meskipun bermanfaat, gaya afiliatif tidak boleh digunakan sendirian, karena gaya yang hanya berfokus pada pujian bisa membuat kinerja yang buruk berlangsung terus tanpa perbaikan dan pegawai bisa menganggap kesalahan ditoleransi, selain itu pemimpin afiliatif jarang memberikan nasihat

commit to user

kinerjanya, maka pegawai dibiarkan menemukan sendiri.

4) Demokratis Pemimpin seperti ini menciptakan perasaan bahwa mereka sungguh-

sungguh ingin mendengarkan pikiran dan kepedulian pegawai dan mereka bersedia mendengarkan.

5) Komunikatif Pemimpin tipe ini selalu mendahulukan komunikasi antara pimpinan

dan bawahan agar tidak terjadi kesalah pahaman karena kurang komunikasi.

(hlm. 65)

Menurut Siagian (2002), indikator-indikator yang dapat dilihat sebagai berikut:

1) Iklim saling mempercayai

2) Penghargaan terhadap ide bawahan

3) Memperhitungkan perasaan para bawahan

4) Perhatian pada kenyamanan kerja bagi para bawahan

5) Perhatian pada kesejahteraan bawahan

6) Memperhitungkan faktor kepuasan kerja para bawahan dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang dipercayakan padanya

7) Pengakuan atas status para bawahan secara tepat dan professional (hlm. 83-90)

Dari uraian diatas tentang gaya kepemimpinan, dapat disimpulkan bahwa hal yang dapat dijadikan indikator gaya kepemimpinan seorang pimpinan adalah:

2. Tinjauan Tentang Kedisplinan

a. Pengertian Kedisiplinan

Di dalam organisasi kondisi tertib dan teratur merupakan aspek penting yang berkontribusi pada kelancaran organisasi dalam mencapai tujuannya. Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003) bahwa “Kedisplinan adalah kesadaran dan

kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku” (hlm. 193).

commit to user

Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan. Dengan kata lain, pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan lain serta meningkatkan prestasi kerjanya (hlm. 305).

B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2003) juga berpendapat bahwa: Disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan

taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (hlm. 291).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah suatu sikap dan tingkah laku dari pegawai dalam melaksanakan pekerjaan dengan mentaati peraturan organisasi yang berlaku dengan penuh kesadaran.

b. Tujuan Disiplin Kerja

Dalam menegakkan displin bukanlah ancaman atau kekerasan yang diutamakan, yang diperlukan adalah ketegasan. Ketegasan dan keteguhan di dalam melaksanakan peraturan merupakan modal utama dan syarat mutlak untuk mewujudkan disiplin kerja. Pada dasarnya disiplin kerja bertujuan utuk menciptakan suatu kondisi yang teratur, tertib dan pelaksanaan pekerjaan dapat terlaksana sesuai dengan rencana sebelumnya.

Alex S Nitisemito (2000) mengatakan bahwa “Menegakkan kedisiplinan penting bagi suatu perusahaan, dengan kedisiplinan itu diharapkan sebagaian

besar peraturan ditaati oleh sebagian karyawannya”. (hlm. 200) Menurut B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2003) tujuan adanya disiplin adalah:

1) Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak, serta melaksanakan perintah

manajemen.

2) Dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan service yang maksimal kepada pihak tertentu yang

commit to user

yang dibebankan kepadanya.

3) Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan

kepadanya.

4) Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan.

5) Follow-up dari hal-hal tersebut diatas para tenaga kerja mampu memperoleh tingkat produktivitas kerja yang tinggi sesuai dengan

harapan dari perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

(hlm. 291)

Gary Dessler (2007) juga memberikan pendapat bahwa tujuan disiplin ialah “Untuk mendorong karyawan berperilaku hati-hati dalam pekerjaan (berhati- hati didefinisikan sesuai peraturan dan perundang- undangan)” (hlm. 194). Dengan

perilaku penuh kehati-hatian tersebut karyawan memiliki tanggung jawab besar terhadap pekerjaan yang telah dilimpahkan kepadanya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembentukan disiplin kerja adalah:

1) Memastikan bahwa perilaku karyawan konsisten dengan aturan-aturan perusahaan.

2) Menciptakan atau mempertahankan rasa hormat dan saling percaya diantara penyelia dan bawahan-bawahan.

3) Karyawan mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan

harapan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

4) Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi.

5) Memelihara kelancaran kegiatan organisasi agar berjalan secara efektif dan efisien.

6) Mewujudkan tujuan organisasi berdasarkan rencana yang telah disepakati.

c. Jenis-jenis Disiplin Kerja

Menurut T. Hani Handoko (2001) menyatakan jenis-jenis disiplin dalam organisasi yaitu sebagai berikut:

commit to user

1) Disiplin preventif Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai standard dan aturan, sehingga

penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah.