Analisis Deskriptif Komponen Biologi Analisis Vegetasi

ekonomi mata pencaharian, kepemilikan lahan, penghasilan, serta persepsi dan pemahaman dan interaksi dengan Daun Sang.

3.4.3 Analisis Laboratorium

Analisis Laboratorium dibedakan menjadi tiga tahapan, yaitu: - analisis tanah, dilakukan untuk mengetahui sifat fisik tekstur dan kimia pH, C-organik, N, P, K tanah - identifikasi jenis tumbuhan, dilakukan untuk mengetahui nama-nama ilmiah tumbuhan hasil analisa vegetasi yang belum teridentifikasi dengan menggunakan literatur-literatur yang mendukung - pemasukan, penyusunan dan analisis SIG dilakukan untuk mendapatkan peta tutupan lahan, ketinggian, kelerengan, jarak dari perkampungan, jarak dari jalur jalan, sebaran Daun Sang, iklim, dan jenis tanah pada lokasi penelitian. Selanjutnya akan dilakukan pemodelan untuk mendapatkan prediksi sebaran Daun Sang di kawasan hutan Sekundur

3.5 Analisis Data

Berdasarkan data-data hasil penelitian yang diperoleh, kemudian dilakukan berbagai analisis sebagai berikut:

3.5.1 Analisis Deskriptif

Data yang diperoleh dari lapangan, baik data biologi maupun data sosial ekonomi budaya akan disusun, ditabulasikan dan dibuat grafik serta dijabarkan dengan jelas, untuk menunjang analisis selanjutnya. Universitas Sumatera Utara 3.5.2 Sebaran dan Populasi Daun Sang 3.5.2.1 Analisis Tingkat Permudaan Daun Sang Tingkat permudaan Daun Sang dibedakan menjadi 3, yaitu semai, juvenil dan dewasa. Data yang dipakai untuk pengkategorian meliputi: jumlah daun hidup, panjang pelepah daun, panjang daun, lebar pangkal daun, lebar tengah daun, diameter tajuk dan tinggi. Selanjutnya data tersebut akan dianalisis menggunakan clasify-K-Means dari software SPSS. Untuk melihat hubungan antara faktor-faktor pendukung yang digunakan untuk mengkategorikan tingkat pertumbuhan Daun Sang dilakukan analisis regresi linear berganda.

3.5.2.2 Indeks Penyebaran Morisita untuk Daun Sang

Untuk mengetahui pola sebaran jenis pada habitat digunakan metode pola sebaran Morisita. Apabila nilainya 1, maka sebarannya mengelompok; 1, maka sebarannya acak dan bila 1, maka sebarannya normal. Untuk melihat signifikasi nilai dengan 1, dilakukan uji χ². Apabila χ² hitung dari χ² tabel , maka terdapat signifikansi nilai dengan 1. χ² tabel dilihat pada tabel, dengan derajat bebas v = n-1 dan α = 0,05. Rumus untuk menghitung Indeks Penyebaran Morisita dan χ² hitung         − − = ∑ 1 2 N N N X n Id adalah sebagai berikut : χ² hitung Dimana : = n x ƩX²N - N Id = Indeks sebaran Morisita n = jumlah petak N = total jumlah individu pada semua petak ƩX² = total jumlah kuadrat individu per petak Universitas Sumatera Utara

3.5.3 Komponen Biologi Analisis Vegetasi

K, KR, F, FR, D, DR, INP

Menghitung Kerapatan K, Kerapatan Relatif KR, Frekuensi F, Frekuensi Relatif FR, Dominansi D, Dominansi Relatif DR dan Indeks Nilai Penting INP dengan rumus sebagai berikut: - Kerapatan suatu jenis ontoh luaspetakc atujenis individusu K ∑ = - Kerapatan Relatif 100 x nis Kseluruhje s Ksuatujeni KR = - Frekuensi suatu jenis ∑ ∑ = t seluruhplo nis kansuatuje plotditemu F - Frekuensi Relatif 100 x nis Fseluruhje s Fsuatujeni FR = - Dominansi ontoh luaspetakc jenis dasarsuatu luasbidang D = - Dominansi Relatif 100 x nis Dseluruhje s Dsuatujeni DR = Universitas Sumatera Utara - Indeks Nilai Penting INP = KR + FR + DR untuk tiang dan pohon INP = KR + FR untuk semai dan pancang Diagram Profil Pembuatan diagram profil dilakukan untuk tingkat tiang dan pohon. Kegunaannya untuk memperoleh gambaran struktur hutan, baik distribusi pohon secara horisontal dan secara vertikal. Indeks Keanekaragaman Jenis Shannon Wienner Untuk mengetahui keanekaragaman jenis ditentukan dengan rumus Indeks Shannon-Wiener, dengan kriteria menurut Barbour et al. 1987 : H’ 2 rendah, 2 H’ 3 sedang, 3 H’ 4 tinggi dan H’ 4 sangat tinggi. ∑ =     − = n i N ni N ni H 1 ln Dimana : H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon Wiener ni = jumlah individu jenis ke-n N = total jumlah individu Indeks Kemerataan Jenis Indeks kemerataan jenis digunakan untuk mengetahui kemerataan jenis yang ditemukan pada petak penelitian. Kemerataan dari persebaran spesies berkisar antara 0 – 1 Barbour et al.,1987. Semakin nilai mendekati 1 berarti kemerataan akan menjadi maksimum. Rumus indeks kemerataan jenis, sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara ln S H E = Dimana : E = Indeks kemerataan jenis H’ = Indeks Keanekaragaman jenis S = jumlah jenis Indeks Kekayaan Jenis Indeks kekayaan jenis digunakan untuk mengetahui kekayaan jenis yang ditemukan pada petak penelitian. Semakin banyak jenis, maka nilai R akan semakin besar Barbour et al.,1987. Rumus indeks kekayaan jenis, sebagai berikut: ln 1 1 N S R − = Dimana : R 1 S = jumlah jenis = Indeks Kekayaan Margalef N = total jumlah individu Analisis Assosiasi Interspesifik Multispesies Pola assosiasi antara Daun Sang dengan spesies tumbuhan lainnya di lokasi penelitian diuji berdasarkan data kehadiran dan ketidakhadiran data biner pada petak contoh yang diuji Ludwig dan Reynolds, 1988. Pengujian pola assosiasi interspesifik ditentukan dari Indeks Jaccard berdasarkan metode spesies berpasangan untuk multispesies. Kehadiran spesies yang diuji dinyatakan dengan 1 sedangkan ketidakhadirannya dinyatakan dengan 0. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Contoh kehadiran 1 dan ketidakhadiran 0 dari S spesies i=1,2,3,...,S pada N petak contoh j=1,2,3,...,N Spesies Petak Contoh Spesies Total 1 2 3 ... N 1 1 1 n1 2 1 1 1 n2 3 1 n3 ... ... ... ... ... ... S 1 1 nS PC Total T1 T2 T3 ... Tn Assosiasi interspesifik akan didekati dengan varians rasio VR yang diturunkan dari null association model untuk menguji perbedaan assosiasi secara simultan. Langkah-langkah analisisnya, sebagai berikut Ludwig dan Reynolds, 1988: - Membuat tabelmatriks data yang menunjukkan data kehadiran dan ketidakhadiran seperti pada Tabel 3.1. - Menyatakan hipotesis. Hipotesis null Ho yang dibangun adalah tidak ada assosiasi di antara S spesies, sedangkan hipotesis alternatif H1 menyatakan bahwa ada assosiasi net positif atau negatif di antara spesies. - Penghitungan uji statistik. Pertama, menghitung total varians sampel untuk kehadiran S spesies pada petak contoh, dengan rumus: dimana pi = niN. Selanjutnya, mengestimasi varians pada jumlah total spesies, sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara dimana t adalah rata-rata jumlah spesies per petak contoh. Selanjutnya, Varians Ratio Indeks assosiasi antar seluruh spesies dihitung sebagai berikut: Jika VR = 1, maka tidak ada assosiasi VR 1, menunjukkan assosiasi positif VR 1, menunjukkan assisiasi negatif. Untuk menguji adanya penyimpangan nilai 1, maka dilakukan penghitungan nilai statistik W, dengan rumus: W = NVR Jika nilai W terletak pada bata s χ² dengan probabilitas 90, maka hipotesis bahwa tidak ada assosiasi diterima: χ² 0,5;N W χ²

3.5.4 Komponen Fisik