Pasir Parashorea lucida, Sentul Padi Aglaia korthalsii, Arang arang Diospyros cauliflora, Munel Hitam Diospyros sp., Kelat Tiga Urat
Pternandra coerulescens, Damar Keriting Shorea dealbata, Meranti kuning Shorea polyandra dan Medang Gerpa Swintonia sp..
Pada lokasi penelitian, stratum tertingi yang ada baru pada Stratum B, dengan ketinggian antara 18 – 30 meter. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
apabila siklus hara berlangsung dengan baik, dan tidak ada gangguan terhadap vegetasi yang ada, maka akan memungkinkan berkembang menuju stratum A atau
pertumbuhan klimaks. Berdasarkan diagram profil pada plot 1, 9 dan 27, terlihat bahwa pada tingkat hidup semai, Daun Sang sangat membutuhkan naungan yang
relatif lebih dominan dibandingkan tingkat hidup lainnya. Semakin meningkat tingkat hidupnya, nampak relatif lebih tahan terhadap cahaya, walaupun rentang
terbanyak masih 0 – 50 lux.
4.3.2.4 Assosiasi dengan Vegetasi Lain
Interaksi populasi wajar terjadi di dalam komunitas dan dapat segera diketahui dan dipelajari, paling tidak secara kualitas, meskipun di dalam
komunitas yang sangat kompleks. Untuk sepasang jenis tertentu, tipe interaksi ini dapat berubah di bawah keadaan yang berlainan atau selama tahap-tahap yang
berturut-turut dalam masa hidupnya. Jadi, dua jenis spesies dapat memperlihatkan parasitisme pada suatu saat, komensalisme pada saat yang lain dan betul-betul
netral pada saat yang lain lagi Odum, 1993.
Untuk melihat adanya interaksi antar semua spesies yang ditemukan dengan Daun Sang, digunakan cara penghitungan assosiasi interspesifik
multispesies. Hasil perhitungan assosiasi interspesifik multispesies dapat
Universitas Sumatera Utara
dilihat dari nilai VR dan juga nilai W. Kemudian akan ditentukan Indeks Jaccard.
Nilai VR dan W dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Nilai VR dan W pada berbagai tingkat hidup
No. Tingkat Hidup VR
Makna W
Makna 1.
Semai 3,57
Assosiasi + 107,04
Ada assosiasi 2.
Pancang 1,23
Assosiasi + 37,01
Tidak ada assosiasi
3. Tiang
0,5 Assosiasi -
15,12 Ada assosiasi
4. Pohon
0,85 Assosiasi -
25,54 Tidak ada
assosiasi Ket. :
VR = Varians Ratio W = Nilai penyimpangan VR dari 1
Berdasarkan Tabel 4.8. nilai VR untuk semai dan pancang 1, maka
terdapat asosiasi positif, sedangkan untuk tiang dan pohon 1, maka terdapat asosiasi negatif. Setelah dilanjutkan dengan penghitungan nilai W, maka
diketahui bahwa pada tingkat hidup semai, nilai W berada di atas selang χ
2
Pada tingkat pancang dan pohon, setelah dilanjutkan dengan penghitungan nilai W, maka nilainya jatuh dalam selang
χ pada
taraf 5 dan N = 52. Oleh karenanya dapat disimpulkan terjadi assosiasi antara Daun Sang dengan spesies lain, dan kemudian dilanjutkan dengan perhitungan
Indeks Jaccard. Indeks Jaccard antara Daun Sang dengan spesies lain,
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Assosiasi tertinggi ditunjukkan
oleh assosiasi antara Daun Sang dengan Munel Putih, yang mempunyai nilai Indeks Jaccard sebesar 0,43. Nilai ini relatif tidak tinggi, di bawah 0,5 yang
menandakan assosiasi kurang kuat.
2
pada taraf 5 dan N = 85 untuk pancang dan N = 77 untuk pohon. Sedangkan pada tingkat tiang, nilai W berada
di bawah selang χ
2
pada taraf 5 dan N = 50. Karena VR 1, maka assosiasinya negatif. Kemudian dilanjutkan dengan menghitung Indeks Jaccard antara Daun
Universitas Sumatera Utara
Sang dengan spesies lain, yang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.
Assosiasi tertinggi ditunjukkan oleh asosiasi antara Daun Sang dengan Bintangur, Meranti Beras, Damar Keriting, Pinang Baik, Meranti Merah dan Kelat Tiga Urat
yang mempunyai nilai Indeks Jaccard sebesar 0,10. Nilai ini sangat kecil, di bawah 0,5 dan menunjukkan assosiasi yang tidak kuat.
4.4 Kondisi Lingkungan Sosial