Tingkat Pendidikan Pengeluaran Pemerintah

Dari hasil regresi, diperoleh hasil bahwa tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan Subosukawonosraten. Ini ditunjukan dengan nilai probabilitas sebesar 0,0569 lebih kecil dari alpha 10. Kenaikan 1 tenaga kerja akan meningkatkan output total PDRB sebesar 2.100.045 rupiah. Hasil regresi sesuai dengan hipotesis pada penelitian ini yang menduga terdapat hubungan positif antara tenaga kerja dengan pertumbuhan ekonomi. Pengaruh yang sama juga diperoleh dalam penelitian yang dilakukan oleh Imam Nugroho Heru Santosa 2006 dan Suahasil Nazara 1994 Dalam penelitihan ini, pengaruh variabel tenaga kerja terhadap jumlah output daerah cukup besar, dimungkinkan karena tenaga kerja di Subosukawonosraten lebih banyak bekerja pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah UMKM, perdagangan dan sektor pertanian yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Tenaga kerja tidak saja penting dari sudut kuantitas, tetapi yang tidak kalah penting lagi dari kualitasnya. Peningkatan kualitas tenaga kerja dapat dilakukan melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal, dan dapat saja diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta.

2. Tingkat Pendidikan

Variabel tingkat pendidikan TP yang diukur dari besarnya lulusan SLTA dan perguruan tinggi, berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditunjukan dengan nilai probabilitas sebesar 0,0021 lebih kecil dari alpha 5. Tingkat pendidikan memiliki nilai koefesien sebesar 4,625757 artinya bahwa kenaikan 1 orang lulusan SLTA dan Perguruan Tinggi akan meningkatkan output total PDRB kabupatenkota di Subosukawonosraten sebesar 4.625.757 rupiah. Sektor pendidikan memainkan peran utama untuk membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan mengembangkan kapasitas produksi agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan Todaro,2006. Menurut Deni Friawan 2008 implikasi dari pembangunan dalam pendidikan adalah kehidupan manusia akan semakin berkualitas. Dalam kaitannya dengan perekonomian secara umum nasional semakin tinggi kualitas hidup suatu bangsa, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan bangsa tersebut. Semakin tinggi kualitas hidup investasi sumber daya manusia kualitas tinggi akan berimplikasi juga terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Tamatan SLTA dan Perguruan Tinggi diasumsikan mempunyai keterampilan dan pengetahuan tinggi, sehingga dapat mampu menyerap teknologi modern dan meningkatkan kapasitas produksi. Pada gambar 2 terlihat bahwa perkembangan penduduk tamatan SLTA dan Perguruan Tinggi memperlihatkan tren yang cenderung menaik. Sumber : BPS, diolah Meningkatnya penduduk tamatan SLTA dan Perguruan Tinggi di Subosukawonosraten mengindikasikan bahwa penduduk yang mempunyai keterampilan dan pengetahuan yang tinggi semakin meningkat. Sehingga dapat mendorong dan meningkatkan produktivitas, dimana pertumbuhan produktivitas tersebut pada gilirannya merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi.

3. Pengeluaran Pemerintah

Variabel pengeluaran pemerintah G yang diukur dari total realisasi belanja pemerintah, berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditunjukan dengan nilai probabilitas sebesar 0,0000 lebih kecil dari alpha 1. Pengeluran Pemerintah memiliki nilai koefisien sebesar 1,143261, artinya bahwa kenaikan sebesar 1 juta terhadap pengeluaran pemerintah akan meningkatkan output total PDRB kabupatenkota di Subosukawonosraten sebesar 1.143.261 rupiah. Pengaruh yang sama juga diperoleh dalam penelitian yang dilakukan Deddy Rustiono 2008. 1096323 1138409 1211789 1139554 1344644 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 1600000 2004 2005 2006 2007 2008 Gambar 2 Perkembangan Penduduk Tamatan SLTA dan Perguruan Tinggi di Subosukawonosraten Tahun 2004-2008 Belanja daerah dapat diartikan sebagai investasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Investasi yang dihasilkan berupa sarana dan prasarana publik yang tidak dapat disediakan oleh pihak swasta, antara lain jalan raya, pasar, rumah sakit, dan infrastruktur lainnya. Menurut Guritno Mangkoesoebroto 2003 dalam konsep makro pengeluaran pemerintah akan meningkatkan perekonomian nasional. Pengeluaran pemerintah yang mendorong perekonomian ini tentunya dengan asumsi bahwa pengeluaran pemerintah digunakan sepenuhnya untuk kegiatan-kegiatan ekonomi atau yang memberikan dorongan bagi perkembangan bagi kegiatan ekonomi. Jadi apabila pengeluaran pemerintah meningkat maka akan terjadi pertumbuhan ekonomi. Pada gambar 4.7 terlihat bahwa rasio belanja modal terhadap belanja daerah memperlihatkan tren yang cenderung menaik. Sedangkan rasio belanja aparatur pemerintahan memperlihatkan tren yang cenderung menurun. Gambar 3 Rasio Belanja Aparatur Daerah dan Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja Daerah Di Subosukawonosraten Tahun 2004-2008 Meningkatnya belanja modal pemerintah daerah mengindikasikan besarnya pembangunan maupun perbaikan infrastuktur. Dengan semakin baiknya infrastuktur akan 0.2 0.4 0.6 0.8 1 2005 2006 2007 2008 0.14 0.2 0.27 0.24 0.81 0.7 0.67 0.65 Belanja Modal Belanja Aparatur Daerah Sumber : BPS, diolah mendorong dan merangsang kegiatan-kegiatan ekonomi. Pada akhirnya akan memacu pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.

4. Dummy

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA BANDAR LAMPUNG

2 33 62

DAMPAK TINGKAT PENDIDIKAN TENAGA KERJA DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DI SEKTOR PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU.

1 3 12

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surakarta Tahun 1991 – 2013.

1 4 17

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surakarta Tahun 1991 – 2013.

0 0 13

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Jumlah Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kota Surakarta Tahun 1991 – 2013.

0 2 11

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK,TENAGA KERJA,TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGELUARAN Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Grobogan Tahun 1990-2012.

0 1 15

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Grobogan Tahun 1990-201

0 2 16

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKANDAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP Analisis Pengaruh Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Rembang.

0 1 15

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Rembang.

0 1 13

DAFTAR PUSTAKA Analisis Pengaruh Tenaga Kerja,Tingkat Pendidikan, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Rembang.

0 1 4