merupakan proses pengubahan suatu bentuk data citra dari yang bersifat analog ke dalam bentuk data digital. Yang mana proses ini dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu, seperti kamera serta scanner. Hanya citra digital yang dapat diolah menggunakan komputer sedangkan jenis citra yang lain dapat
diolah dengan komputer jika citra tersebut diubah terlebih dahulu menjadi citra digital. Berikut ini gambar elemen sistem pemrosesan citra digital.
Gambar 2.1 Elemen Sistem Pemrosesan Citra Digital
Digitizer pada gambar diatas berfungsi untuk menangkap citra yang melakukan penjelajahan citra dan mengkonversi citra tersebut ke representasi numerik
sebagai masukan bagi komputer. Hasil dari digitizer ini adalah matriks yang elemen-elemennya menyatakan nilai intensitas cahaya pada satu titik.
Komputer digunakan pada sistem pemrosesan citra. Piranti tampilan berfungsi untuk mengkonversi matriks intensitas tinggi kemudian merepresentasikan
citra ke tampilan yang dapat dilihat oleh manusia. Sedangkan media penyimpanan berfungsi untuk menyimpan hasil konversi citra menjadi citra
digital sehingga dapat disimpan secara permanen agar dapat diproses lagi pada waktu yang lain [4].
Sebuah citra digital terdiri dari titik-titik persegi panjang atau elemen gambar yang diatur dalam m baris n kolom. Jumlah dari m x n disebut resolusi gambar
dan titik-titik tersebut disebut piksel [3]. Semakin tinggi resolusi semakin banyak jumlah piksel untuk tiap inci gambar, semakin halus gambar yang
diperoleh. Ini disebabkan jumlah informasi yang hilang semakin sedikit.
2.3 Piksel
Universitas Sumatera Utara
Piksel adalah bagian terkecil dari sebuah citra. Piksel adalah satu titik pada citra yang direpresentasikan dalam bentuk 8 bit informasi. Pada kenyataannya, untuk
menggambarkan satu titik pada citra dibutuhkan 2 piksel. Satu piksel digunakan untuk merepresentasikan terang atau gelap, sedangkan satu piksel lain digunakan
untuk merepresentasikan warna pada titik yang sama [5]. Semakin banyak jumlah piksel yang mewakili sebuah citra, maka semakin tinggi resolusi citra tersebut.
Jika resolusi semakin tinggi maka kualitas citra yang dihasilkan akan lebih baik.
2.4 Jenis-jenis citra digital 2.4.1. Citra biner Monokrom
Citra biner adalah citra yang hanya memiliki dua nilai derajat keabuan, yaitu : hitam dan putih. [2].
Banyaknya warna : 2, yaitu hitam dan putih Dibutuhkan 1 bit di memori untuk menyimpan kedua warna ini.
Gradasi warna : 1
bit 0 = warna hitam ; bit 1 = warna putih
Gambar 2.2 Contoh citra biner
2.4.2. Citra grayscale skala keabuan
Banyaknya warna di citra grayscale tergantung pada jumlah bit yang disediakan untuk menampung kebutuhan warna ini [1].
Citra 2 bit mewakili 4 warna dengan gradasi warna berikut :
1 2
3
Universitas Sumatera Utara
Citra 3 bit mewakili 8 warna dengan gradasi warna berikut :
1 2
3 4
5 6
7
Gambar 2.3 Contoh citra Grayscale
2.4.3. Citra warna true color
Tiap piksel pada citra warna merupakan kombinasi dari tiga warna dasar yaitu, RGB Red Green Blue [4].
Dalam sebuah citra RGB, sebuah piksel memuat nilai dari tiga warna dasar tersebut. Dalam sebuah citra RGB 24-
bit, nilai RGB masing-masing berkisar antara 0-255. Sebagai contoh representasi warna pada sebuah piksel antara lain, RGB [255,0,0]
menghasilkan warna merah, RGB [0,255,0] menghasilkan warna biru, RGB [0,0,255] menghasilkan warna hijau. [13]. Setiap warna dasar
menggunakan penyimpanan 8 bit = 1 byte, yang berarti setiap warna mempunyai gradasi sebanyak 255 warna. Berarti setiap piksel mempunyai
kombinasi warna sebanyak 2
8
.2
8
.2
8
= 16.777.216. Itulah sebabnya format ini dinamakan true color karena mempunyai jumlah warna yang cukup
besar sehingga bisa dikatakan hampir mencangkup semua warna di alam. Penyimpanan citra true color di dalam memori berbeda dengan citra
grayscale. Setiap piksel dari citra grayscale 256 gradasi warna diwakili oleh 1 byte. Sedangkan 1 piksel citra true color diwakili oleh 3 byte, dimana
masing-masing byte mewakili warna merah red, hijau green, dan biru blue [1].
Citra true color dengan gradasi warna berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 Gradasi warna citra true color
Gambar 2.5 Contoh citra true color
2.5 Format File Citra Bitmap
Citra digital bitmap citra bitmap secara teknis sering disebut sebagai raster images. Format citra bitmap mendukung citra dengan jumlah bit per
piksel sebanyak 1, 4, 8, 16, 24, dan 32 [14]. Gambar bitmap adalah gambar yang terbentuk dari piksel. Format gambar bitmap sering dipakai dalam
foto dan gambar. Keunggulan dari gambar bitmap adalah kemudahannya untuk ditampilkan secara rinci dengan pola-pola kompleks, yang tidak
dapat dengan mudah direpresentasikan sebagai model matematika garis, kurva [9].
Format fileBitmap BMP merupakan format standar sistem operasi windows dalam IBM OS2. Format ini mendukung mode warna dari
bitmap mode hingga RGB mode. Bitmap BMP mudah dibuka dan disimpan, tetapi ada beberapa aturan khusus yang harus dicermati,
diantaranya : 1. Format file ini menyimpan datanya secara terbalik, yaitu dari bawah
keatas.
Universitas Sumatera Utara
2. Citra dengan resolusi warna 8 bit, lebar citra harus merupakan kelipatan dari 4 bila tidak maka pada saat penyimpanan akan ditambahkan
beberapa byte pada data hingga merupakan kelipatan dari 4. 3. Citra dengan resolusi warna 24 bit, urutan penyimpanan 3 warna dasar
adalah biru, hijau, merah RGB. 4. Ukuran file bitmap ini bisa sangat besar hingga Megabytes[5].
Gambar 2.6 Contoh citra bitmap
2.6 Format File Citra JPEG
Format file Joint Photographic Exprest Group JPEG atau yang biasa disingkat JPG terkenal karena ukurannya yang mini dibandingkan dengan
format-format citra lainnya. Mampu menayangkan warna dengan kedalaman 24-bit true color. JPG mendukung mode warna RGB, CMYK
Cyan, Magenta, Yellow, Black dan Grayscale. Tetapi tidak mampu menampilkan citra dengan latar belakang transparan [4].
Gambar 2.7 Contoh citra JPEG
Universitas Sumatera Utara
2.7 Pengertian Pengolahan Citra