Berdasarkan hasil perhitungan sampel di atas, didapatkan bahwa variabel dengan perhitungan total sampel tertinggi yaitu riwayat penyakit
sebesar 38 orang. Untuk menghindari drop out atau missing jawaban dari responden maka sampel yang diambil sebanyak 42 orang.
4.4. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data primer, yang diambil oleh peneliti sendiri dibantu oleh rekan dan laboran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Data primer diperoleh langsung dari responden, melalui : 1. Uji Fungsi Paru
Metode ini dilakukan dengan cara pengukuran paru pekerja bengkel las menggunakan alat spirometer Autospiro Minato AS-505.
Pengukuran dilakukan oleh peneliti didampingi laboran di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Adapun cara pengukuran fungsi paru pekerja bengkel las, sebagai
berikut : a. Siapkan alat spirometer, dan kalibrasi harus dilakukan sebelum
pemeriksaan.
b. Pasien harus dalam keadaan sehat, tidak ada flu atau infeksi saluran nafas bagian atas, dan berhati-hati pada penderita asma
karena dapat memicu serangan asma. c. Masukkan data yang diperlukan, yaitu suhu, kelembaban udara dan
tekanan udara sekitar. Kemudian masukkan data responden yaitu umur, tinggi badan, berat badan untuk mengetahui nilai prediksi.
d. Beri petunjuk dan demonstrasikan manuver pada tenaga kerja, yaitu pernapasan melalui mulut, tanpa ada udara lewat hidung dan
celah bibir yang mengatup mouth piece tube. e. Pekerja dalam posisi berdiri, lakukan pernapasan biasa, tiga kali
berturut-turut, kemudian saat membuang napas pada pernapasan biasa yang ketiga, semua udara didorong keluar dari paru-paru
secara perlahan tanpa tekanan kemudian langsung menghisap udara dengan cepat dan kuat sebanyak mungkin ke dalam paru-
paru, dan kemudian dengan cepat dan sekuat-kuatnya udara dihembuskan melalui mouth piece tube.
f. Pengambilan data dilakukan sebanyak tiga kali untuk mengetahui FVC dan FEV
1
. g. Hasil masing-masing pengambilan data dapat dilihat pada print
out.
2. Umur
Umur pekerja dapat diperoleh melalui wawancara kepada pekerja dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner.
3. Masa Kerja
Data mengenai masa kerja diperoleh melalui wawancara kepada pekerja dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner.
4. Kebiasaan Merokok Data mengenai kebiasaan merokok diperoleh melalui wawancara
kepada pekerja dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner.
Selanjutnya dikategorikan menjadi perokok ringan, sedang, dan berat sesuai dengan jumlah yang dikonsumi per harinya Bustan, 2007.
a. Ringan : Merokok kurang dari 10 batang per hari. b. Sedang : Merokok 10-20 batang per hari.
c. Berat : Merokok lebih dari 20 batang per hari. 5. Kebiasaan Olahraga
Data mengenai kebiasaan berolahraga diperoleh melalui wawancara dan mengisi kuesioner kepada responden.
6. Status Gizi Data mengenai status gizi dapat diperoleh melalui pengukuran
Indeks Massa Tubuh IMT, yang selanjutnya dikategorikan sebagai berikut:
a. Berisiko IMT 18,5 dan 25 b. Tidak beresiko IMT 18,5-25
Langkah pengukurannya adalah sebagai berikut: a. Mengukur berat badan dengan timbangan berat badan.
b. Mengukur tinggi badan dengan microtoise. c. Setelah didapatkannya data berat dan tinggi badan responden,
maka data tersebut dimasukkan ke dalam rumus IMT untuk diketahuinya status gizi responden.
7. Riwayat Penyakit Data mengenai riwayat penyakit diperoleh melalui kuesioner
kepada pekerja. Dari berbagai macam penyakit khususnya yang menyerang pernapasan seperti asma, bronkitis, pneumonia, TBC, dan flu
alergi.
8. Kadar Debu Total
Melakukan pengukuran kadar debu total di lingkungan tempat kerja pada pertengahan waktu kerja siang hari dengan menggunakan alat
Haz Dust Model EPAM 5000. Pengukuran dilakukan oleh peneliti didampingi oleh laboran. Titik sampel yang diukur adalah titik terdekat di
mana responden bekerja ketika melakukan pengelasan.