BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional untuk mengetahui aktivitas antioksidan dalam daging daun lidah buaya dengan menggunakan
metode DPPH.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan FKIK Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah
pada bulan Februari sampai bulan September 2014.
3.3 Sampel
Sampel sebanyak 300 gram daging daun lidah buaya yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari penjual bunga dan pasar swalayan di sekitar
Ciputat. Daging daun lidah buaya yang dipilih yang tidak kering, tidak berjamur, tidak terlalu muda, tidak terlalu tua, dan sudah dibersihkan. Kemudian daging
daun lidah buaya Aloe vera dideterminasi oleh Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor. Determinasi dilakukan
untuk mengurangi kemungkinan kesalahan identitas sampel. Hasil determinasi menunjukan bahwa sampel yang diuji benar spesies Aloe vera. Kemudian dibuat
larutan ekstraknya dalam berbagai konsentrasi, yaitu : 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm yang masing-masing dibuat secara triplo.
3.4 Alat dan Bahan Penelitian
3.4.1 Alat Penelitian
Timbangan analitik; kaca arloji; batang pengaduk; botol gelap; gelas beaker; mikropipet 10, 100, dan 1000 µl; tip 10,100, 1000 µl; alumunium foil;
shaker waterbath; kuvet dan spektrofotometer UV-Vis Hitachi 2,2 solution.
3.4.2 Bahan Penelitian
Simplisia, metanol, DPPH, air aquades dan vitamin C.
3.5 Cara Kerja Penelitian
3.5.1 Penyiapan Sampel atau Pembuatan Simplisia Nabati
Daging daun lidah buaya diambil dari kebun lidah buaya sudah dideterminasi kemudian dibersihkan, dikupas kulit daunnya, lalu daging
daunnya dipotong kecil-kecil dan diblender hingga halus seperti jus. Lidah buaya yang sudah diblender lalu dihitung volumenya dalam gelas ukur.
10
3.5.2 Pembuatan Ekstrak Daging Daun Lidah Buaya
Pembuatan ekstrak daging daun lidah buaya Aloe vera dilakukan oleh peneliti di laboratorium Pharmacy Drug Research dengan menggunakan metode
maserasi menggunakan pelarut metanol dan dimaserasi pada suhu 9
o
C selama 17 jam. Kemudian hasil maserasi disaring menggunakan kertas saring. Setelahh
disaring, didapatkan filtrat dan residu. Filtrat kemudian dilakukan evaporasi penguapan menggunakan rotator evaporator pada suhu 37
o
C untuk memisahkan pelarut metanol sehingga didapatkan ektrak kental daging daun
lidah buaya.
10
3.5.3 Pembuatan Larutan
a Pembuatan Larutan DPPH 634 µM - Timbang DPPH sebanyak 0,0014 gram
- Larutkan dalam 14 mL metanol
- Larutan dikocok sehingga homogen kemudian dimasukkan ke dalam botol gelap
- Absorbansi diukur dengan spektrofotometer UV-Vis untuk memperoleh panjang gelombang maksimum
b Pembuatan Larutan kontrol - Dalam 1500 µ L metanol ditambahkan 500 µ L larutan DPPH
- Larutan dikocok hingga homogen c Pembuatan Larutan uji
1. Larutan Induk 1000 ppm 10 mg ekstrak daging daun lidah buaya dilarutkan kedalam 10 mL
metanol=10 mg10 mL = 1 mgmL = 1000 µgmL = 1000 ppm
2. Larutan Seri a 50 ppm
100 µ L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai volumenya 1500 µ L. Kemudian tambahkan 500 µ L larutan
DPPH.
b 200 ppm 300 µ L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 µ L. Kemudian tambahkan 500 µ L larutan DPPH.
c 300 ppm 200 µ L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 µ L. Kemudian tambahkan 500 µ L larutan DPPH.
d 200 ppm 400 µ L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 µ L. Kemudian tambahkan 500 µ L larutan DPPH.
d Pembuatan Larutan Kontrol Positif Vitamin C
32
Vitamin C berupa serbuk putih didapatkan dari Laboratorium Kimia Obat Farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Vitamin C yang
digunakan merupakan produk perusahaan VWR. 1.
Larutan Induk 100 ppm 1 mg Vitamin C murni dilarutkan dalam 10 mL metanol = 0,1
mgmL = 100 µgml ppm. 2.
Larutan seri 2,4,6,8 ppm a
2 ppm 40 µ L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai
volumenya 1500 µ L. Kemudian ditambahkan 500 µL larutan DPPH.
b 4 ppm
80 µ L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai volumenya 1500 µ L. Kemudian ditambahkan 500 µL larutan
DPPH.
c 6 ppm
120 µ L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai volumenya 1500 µ L.
Kemudian ditambahkan 500 µ L larutan DPPH.
d 8 ppm
160 µ L dari larutan induk ditambahkan metanol sampai volumenya 1500 µ L. Kemudian ditambahkan 500 µL larutan
DPPH.
3.6 Pengukuran Absorbansi
Semua larutan kontrol, larutan ekstrak daging daun lidah buaya dan larutan standar positif vitamin C dikocok menggunakan shaker waterbath dan
diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 30 menit dalam keadaan gelap ditutup alumunium foil. Hal ini dilakukan karena radikal DPPH mudah didegradasi oleh
cahaya. Kemudian absorbansinya diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 515,8 nm. Setelah nilai absorbansinya didapat, dihitung
persen hambatan masing-masing larutan dengan menggunakan rumus:
29,33,34
Hambatan = Abs -Abs
sampel
x100 Abs
Setelah didapatkan aktivitas hambatan dicari nilai IC
50
melalui persamaan regresi linier y = a + bx
3.7 Manajemen Analisis Data Antioksidan