vitamin E serta asam amino. Getah daging daun lidah buaya juga mengandung 22 asam amino yang 8 diantaranya adalah asam amino esensial yang tidak bisa
diproduksi oleh tubuh. Selain itu daging daun lidah buaya juga bersifat antikanker. Karboksipeptidase yang terdapat pada daging daun lidah buaya
bersifat antiinflamasi, hemiselulose dan mannan berfungsi untuk pertumbuhan dan perbaikan kulit. Polisakarida dan flavonoid juga bisa bersifat sebagai
antioksidan.
16
2.1.2 Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain berupa bahan
yang dikeringkan. Simplisia dapat digolongkan dalam 3 kategori, yaitu: 1.
Simplisia nabati Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian dari
tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia. 2.
Simplisia hewani Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan atau bagian hewan
zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat murni. 3.
Simplisia pelican mineral Simplisia pelican adalah simplisia yang berupa bahan-bahan pelican
mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia.
17
2.1.3 Ekstrak dan Ekstraksi
2.1.3.1 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang terdapat zak aktif di dalamnya yang telah disaring dari simplisia menggunakan bantuan pelarut yang sesuai seperti
metanol etanol. Lalu, semua atau hampir semua pelarut diuapkan hingga tersisa massa atau serbuk yang diperlukan sedemikian rupa agar memenuhi
standar baku yang sudah ditetapkan.
18
2.1.3.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan zat-zat dari bahan padat maupun cair menggunakan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan hanya mengekstrak
substansi tanpa meyebabkan material lainnya ikut larut. Beberapa pelarut sering digunakan adalah etanol, metanol, n-heksana, etil asetat, kloroform, aseton, dan
benzen.
18
Metode ekstraksi menggunakan pelarut padat dilakukan dengan cara dingin dan cara panas, yaitu:
- Cara dingin
a Maserasi
Maserasi adalah suatu proses perendaman menggunakan pelarut untuk menyaring simplisia dengan beberapa kali pengadukan. Ada 2
macam maserasi yaitu maserasi kinetik dan remaserasi. Maserasi kinetik apabila pada saat maserasi dilakukan pengadukan terus-menerus
sedangkan remaserasi adalah dengan menambahkan pelarut setelah maserat pertama disaring seterusnya.
b Perkolasi
Perkolasi merupakan suatu proses penyaringan simplisia dengan memakai pelarut yang selalu baru. Tahapan perkolasi yaitu: pelembaman
bahan, tahap perendaman antara, perkolasi sebenarnya penetesan atau penampungan ekstrak yang berakhir bila perkolat sudah mencapai 1-5
kali bahan. Perkolasi biasanya dilakukan pada suhu kamar.
18
- Cara panas yaitu terdiri dari digesti, sokletasi,refluks, dekoktasi, dan
infludasi.
18
2.1.4 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah suatu molekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak mempunyai pasangan, elektron yang tidak mempunyai
pasangan ini mempunyai kecenderungan untuk mendapatkan pasangannya dengan cara menyerang dan berikatan dengan elektron yang berada disekitarnya.
Jika radikal bebas telah berikatan dengan pasangannya, maka akan terjadi kerusakan pada senyawa yang diserangnya. Kerusakan yang terjadi yaitu seperti
gangguan fungsi struktur sel. Selain itu, dampak lain yang terjadi akibat radikal bebas ketika mencari pasangannya adalah terbentuknya radikal bebas
baru yang berasal dari molekul yang elektronnya diambil. Radikal bebas menjadi stabil apabila berikatan dengan radikal bebas lain.
2
Secara umum terdapat 3 tahapan pembentukan radikal bebas, yaitu : 1
Inisiasi awal pembentukan Fe
++
+ H
2
O
2
- Fe
+++
+ OH
-
+ .OH R
1
-H + .OH - R
1
. + H
2
O
2 Propagasi pemanjangan rantai radikal
R
2
-H + R
1
. - R
2
. + R
1
-H R
3
-H + R
2
. - R
3
. + R
2
-H
3 Terminasi radikal bebas bereaksi dengan radikal bebas lainnya atau
dengan penangkapan radikal yang menyebabkan pemanjangan rantainya rendah
R
1
+ R
1
. - R
1
-R
1
R
2
+ R
1
. - R
2
-R
1
R
2
. + R
2
- R
2
-R
2
dst
2.1.4.1 Dampak Radikal Bebas bagi Kesehatan
Pada kondisi normal, jumlah radikal bebas yang rendah dibutuhkan untuk ekspresi gen, pertumbuhan sel dan sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Radikal bebas akan menimbulkan dampak bagi tubuh apabila kemampuan pertahanan tubuh menurun.
19
Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel endotel dengan cara bereaksi dengan nitrat oksida menjadi peroksinitrit. Pembuluh darah diseluruh
tubuh dapat terkena efeknya sehingga bisa timbul: -
Kerusakan glomerulus yang dapat menyebabkan gangguan ginjal -
Kerusakan pembuluh darah retina -
Kerusakan pembuluh darah koroner -
Sistem imun menurun
20
2.1.5 Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa yang memberikan elektron yang mempunyai berat molekul kecil namun dapat meninaktivasi dan menghambat proses oksidasi
dengan mengikat radikal bebas. Tubuh manusia secara alami dapat menghasilkan antioksidan, namun jika jumlah radikal bebas bertambah, antioksidan yang
dihasilkan tubuh tidak mampu untuk mengikat radikal bebas tersebut dan akhirnya dapat terjadi stress oksidatif.
2
Radikal bebas dihambat melalui 3 cara, yaitu: -
Mencegah atau menghambat pembentukan radikal bebas yang baru. -
Menginaktivasi atau menangkap radikal dan memotong propagasi pemutusan rantai.
- Memperbaiki kerusakan oleh radikal bebas.
2
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan digolongkan menjadi antioksidan primer dan antioksidan sekunder.
21
1 Antioksidan primer bekerja dengan memberikan ion hidrogen atau
elektron pada radikal bebas dan memutus rantai reaksi dengan
mengubahnya menjadi stabil. Selain memberikan ion hidrogen, antioksidan primer juga bereaksi dengan lipid radikal bebas dengan
membentuk kompleks lipid-antioksidan.
AH + R - A + RH Antioksidan memberikan ion hidorgen pada lipid radikal bebas
Senyawa yang termasuk antioksidan primer adalah kelompok senyawa polifenol, asam askorbat vitamin C, BHT, BHA, TBHQ, tokoferol, dan
PG.
2 Antioksidan sekunder bekerja dengan mencegah terbentuknya radikal
bebas dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet, menginaktivasi singlet oksigen, dan bekerja sinergis dengan antioksidan primer. Senyawa yang
termasuk golongan antioksidan sekunder adalah asam triodipropionat, dilauril, dan distearil ester.
21
2.1.5.1 Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat C
6
H
8
O
6
mempunyai titik lebur 190- 192
o
C dan mempunyai berat molekul 176,13. Vitamin C dapat dengan mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat jika terkena pengaruh oleh zat-zat
pengoksidasi lemah, enzim asam askorbat oksidase dan zat-zat pengoksidasi lemah. Karena mudah teroksidasi, vitamin C dapat digunakan sebagai
antioksidan.
22
Vitamin C mengandung antioksidan yang berperan untuk mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel. Antioksidan yang terdapat di
dalam vitamin C termasuk antioksidan primer.
23
2.1.6 Uji Aktivitas Antioksidan 2.1.6.1 Metode DPPH
DPPH 1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl adalah senyawa radikal bebas stabil berwarna ungu yang ditemukan pada tahun 1992 yang berguna untuk
menentukan sifat antioksidan amina, fenol atau senyawa alami seperti vitamin, obat-obatan, dan ekstrak tumbuh-tumbuhan.
24
. Gambar 2.3 Rumus bangun DPPH
Sumber : www.merckmillipore.com
Metode DPPH adalah metode sederhana yang dapat digunakan untuk menguji kandungan antioksidan karena pengerjaannya mudah, murah, dan cepat.
Prinsip kerja metode DPPH adalah berdasarkan kemampuan DPPH untuk menerima atom hidrogen yang didonorkan oleh antioksidan. Setelah
mendapatkan atom hidrogen kemampuan absorpsi DPPH menjadi berkurang dan membuat warna DPPH berubah menjadi kuning pucat yang kemudian akan
dibaca dengan spektrofotometer UV-Vis.
25
Gambar 2.4 Reaksi DPPH dengan antioksidan
Sumber : www.phytojournal.com
2.1.6.2 Metode ABTS
Metode ABTS 2,2-Azinobis3-ethylbenzothiazoline6-sulfonic acid adalah metode yang digunakan yang digunakan untuk melihat aktivitas
antioksidan. ABTS adalah substrat peroksidase yang stabil dan larut air, apabila dioksidasi oleh H
2
O
2
akan membentuk membentuk senyawa radikal kation yang tidak stabil. Prinsip metode ini adalah dengan menggunakan antioksidan dalam
jumlah tertentu untuk menghambat ABTS. Kemampuan antioksidan dalam menghambat ABTS ini yang dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 734 nm. Dari hasil spektrofotometer dapat diketahui aktivitas yang terdapat pada antioksidan.
26
2.1.6.3 Metode Deoksiribosa
Deoksiribosa 2-deoksi-D-ribosa merupakan gula ribosa turunan gula pentose dan yang mempunyai 5 atom karbon. Deoksiribosa apabila dipanaskan
dengan suhu dan pH tertentu akan terdekomposisi menjadi malondialdehid MDA yang dapat dideteksi dengan asam tiobartiturat TBA menghasilkan
kromogen MDA-TBA. Perubahan Deoksiribosa menjadi malondialdehid adalah dasar uji penangkapan radikal hidroksil.
27
2.1.6.4 Metode FRAP
Prinsip metode FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power adalah berdasarkan kerja dari reduksi analog ferroin, kompleks Fe
3+
dari tripiridiltriazin FeTPTZ
3+
menjadi kompleks Fe
2+
. Fe
2+
jika ditambahkan antioksidan pada suasana asam akan berwarna biru. Hasil pengujian diinterpretasikan dengan
peningkatan absorbansi pada panjang gelombang 593 nm.
28
2.1.6.5 Metode TRAP
Prinsip metode TRAP Total Radical-trapping Antioxidant Parameter adalah berdasarkan pengukuran penggunaan oksigen selama reaksi oksidasi lipid
terkontrol yang diinduksi oleh hasil dekomposisi dari AAPH 2- 2’-Azobis2-
aminidopropanahidroklorida untuk mengukur aktivitas antioksidan.
29
2.1.7 Spektrofotometer UV-Vis dan Absorbansi
Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat analisis sampel dengan menggunakan prinsip-prinsip absorpsi radiasi gelombang elektromagnetik oleh
bahan untuk panjang gelombang sinar ultraviolet sampai sinar yang tampak. Fungsi spektrofotometer UV-Vis adalah untuk menentukan kandungan zat
organik dan anorganik secara kualitatif dan kuantitatif dalam suatu larutan. Prinsip kerjanya berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radasi oleh suatu
larutan. Jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan.
30
Absorbansi adalah banyaknya jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap oleh partikel yang terdapat padam
larutan. Besarnya absorbansi dinyatakan dalam hukum Lambert-Beer. Hukum tersebut menyatakan bahwa jumlah radiasi cahaya tampak, sinar ultraviolet, dan
cahaya-cahaya lain diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan.
31
2.2 Kerangka Teori
2.3 Kerangka Konsep
Radikal Bebas
Uji aktivitas antioksidan
Metode ABTS
Metode TRAP Metode
deoksiribosa
Metode FRAP Merusak sel tubuh
dinetralisir
Antioksidan
Berdasarkan mekanisme kerja
Berdasarkan sumber Metode DPPH
Sekunder Primer
Eksogen Endogen
Ekstrak daging daun lidah buaya Aloe vera
Lidah buaya mengandung flavonoid
DPPH Memiliki elektron yang tidak berpasangan
analisis Ekstrak daging
daun lidah buaya
Bersifat antiokasidan
Metode DPPH
Perubahan warna larutan dari ungu pekat
menjadi kuning pucat Semakin banyak aktivitas
antioksidan terhadap DPPH DPPH menjadi
DPPH-H yang stabil
Absorbansi diukur dengan Spektrofotometer UV-Vis