Setelah didapatkan aktivitas hambatan dicari nilai IC
50
melalui persamaan regresi linier y = a + bx
3.7 Manajemen Analisis Data Antioksidan
Data antioksidan pada radikal DPPH penghambatan ekstrak daging daun lidah buaya dianalisis dan dihitung nilai IC
50
. Semakin kecil nilai IC
50
berarti aktivitas antioksidan semakin kuat. Pada penelitian ini nilai IC
50
dianalisis dan dihitung menggunakan persamaan regresi linear.
29 34 35
Data hambatan dan konsentrasi larutan digunakan untuk mencari nilai IC
50
dengan persamaan regresi linear y = a + bx, dimana y adalah hambat 50 senilai 50 dan x adalah nilai IC
50
.
33,36
Berikut ini tabel mengenai klasifikasi aktivitas antioksidan menurut Blois:
Tabel 3.1 Klasifikasi aktivitas antioksidan
No. Nilai IC
50
Antioksidan
1. 50 ppm
Sangat kuat 2.
50-100 ppm Kuat
3. 101-150 ppm
Sedang 4.
151-200 ppm Lemah
3.8 Hasil Ekstraksi Daging Daun Lidah Buaya
Dari hasil ekstraksi didapatkan 64 gram simplisia dari 300 gram daging daun lidah buaya yang sudah diblender. Setelah maserasi didapatkan larutan 383
mL. Metode maserasi dipilih karena prosedurnya sederhana, cepat, mudah, dan dapat menghindari kerusakan senyawa bioaktif akibat panas.
37
Setelah itu dilakukan evaporasi selama 3,5 jam pada suhu 36
o
didapatkan ekstrak kental daging daun lidah buaya sebanyak 2,6 gram. Penelitian ini menggunakan
metanol karena metanol merupakan pelarut yang dapat menarik senyawa bioaktif polar seperti flavonoid yang merupakan antioksidan.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Absorbansi dan Penghambatan
Hasil ekstraksi daging daun lidah buaya selanjutnya diuji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Kemudian dibuat larutan kontrol,
larutan seri ekstrak daging daun lidah buaya, dan larutan seri vitamin C. Setelah diinkubasi akan terlihat secara kualitatif ada tidaknya perubahan warna pada
larutan. Berikut ini gambar larutan seri ekstrak daging daun lidah buaya:
Gambar 4.1 Larutan seri ekstrak konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm
Pada gambar 4.1 terlihat perbedaan warna dari berbagai macam konsentrasi larutan uji. Pada konsentrasi 50 ppm terlihat warna ungu yang lebih
pekat dibandingkan dengan konsentrasi 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm. Hal ini disebabkan baru sedikit elektron bebas pada DPPH yang diikat oleh antioksidan.
Pada konsentrasi 100 ppm terlihat warna menjadi lebih pucat daripada konsentrasi 50 ppm, hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak elektron bebas
pada DPPH yang diikat oleh antioksidan. Pada konsentrasi 150 ppm terlihat warna ungu menjadi lebih pucat dan pada konsentrasi 200 ppm warna ungu
menjadi sangat pucat karena banyak elektron bebas pada DPPH yang telah