Membersihkan cairan ketuban lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
15. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberik ibu minuman dan makanan yang
diiginkannya. 16. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan
klorin 0,5 dan membilasnya dengan air bersih. 17. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5, membalikkan
bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5 selama 10 menit.
18. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
Dokumentasi
19. Melengkapi partograf halaman depan dan belakang.
2.3. Konsep Nyeri
2.3.1. Defenisi Nyeri Menurut Berger 1992, nyeri adalah suatu fenomena alamiah yang
mengindikasikan bahwa terdapat sesuatu yang tidak baik didalam tubuh. Pinda 2000, menyatakan nyeri selalu bersifat subjektif, setiap insane
mempelajari penerapan dari kata tersebut melalui pengalaman sebelumnya dalam kehidupan. Tidak dapat dipungkiri bahwa nyeri adalah perasaan tubuh atau bagian
dari tubuh manusia. Ia senantiasa tidak menyenangkan dan keberadaannya merupakan sebuah pengalaman. Sedangkan menurut Reeder Martin 1984,
Universitas Sumatera Utara
nyeri merupakan pengalaman seseorang, berbeda antara satu orang dengan orang lain serta bervariasi yang dirasakan oleh orang yang sama dari waktu dengan
waktu yang lain. 2.3.2. Mekanisme Nyeri Persalinan
Non Farmakologis Metode non farmakologis yaitu upaya menghilangkan rasa nyeri melalui
cara-cara alamiah Danuatmaja Meiliasari,2004. Keberhasilan non farmakologis ini bersifat individual, artinya terapi yang berhasil bagi seorang ibu
lain, dimana mereka potensial memiliki strategi tersendiri dalam mengatasai rasa nyeri persalinan Danuatmaja Meiliasari,2004. Ada beberapa metode untuk
menhilangkan rasa nyeri secara non farmakologis: 1. Relaksasi
Relaksasi merupakan pengendalian nyeri yang memberikan wanita masukan terbesar, masukan bukan hanya dari ibu tetapi terdiri dari pengajaran untuknya
selama kehamilan dan penguatan pendamping persalinannya Schrock,1998 dikutip Mender,2003.
2. Pijatan dalam Persalinan Pijatan merupakan metode yang memberikan rasa lega pada banyak wanita
selama tahap pertama persalinan Mander,2003. Pijat secara lembut membuat ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman selama persalinan Danuatmaja
Meiliasari,2004.
Universitas Sumatera Utara
3. Posisi Melahirkan Posisi melahirkan yang banyak digunakan adalah berbaring terlentang
sepanjang persalinan pertama. Selanjutnya jika tiba waktunya mengedan, ibu dipindahkan ke posisi berbaring, kedua kaki dibuka lebar dan disangga atau
lithotomi, namun posisi melahirka tidak hanya sebatas sepert itu Danuatmaja Meiliasari, 2004. Ada beberapa posisi persalinan menurut Jaman 1998
yang umum digunakan sebagai berikut: a. Berbaring
Berbaring merupakan posisi yang umum digunakan dan sering disebut dengan lithotomi. Pada posisi ini ibu dibiarkan terlentang seraya
menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin. b. Miring
Posisi ini mengharuskan ibu berbaring miring kekiri kekanan. Salah satu kaki diangkat, sedangkan kaki yang lainnya dalam keadaan lurus.
c. Setengah duduk Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk
dan paha dibuka kearah samping. d. Jongkok
Posisi persalinan sudah dikenal dengan posisi alami.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Pelayanan Kebidanan