4.1.5. Pelayanan Kebidanan Pelayanan kebidanan yang diberikan bidan kepada pasien dengan maksud
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera IBI,50 tahun, 2005.
Dari hasil penelitian responden kepada Partisipan terdapat bermacam- macam pendapat tentang pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh bidan. Hal ini
dapat dilihat dari pernyataan sebagai berikut: “Pelayanan yang saya harapkan yang baik tentunya. Pertolongan yang bisa
merawat selama melahirkan. Bisa bikin cepat sehat, baik, ramah dan perhatian, terampil dan cekatan”
Partisipan 1 “Ibu bidannya baik, ramahlah, pandai, ligat, tangan dingin, bidannya sehat”
Partisipan 2 “Sabar ngadapi pasien, tidak cerewet, ibu bidannya tau apa yang
diperlukan pasien, memberi semangat, ramah, terampil” Partisipan 3
4.2. Pembahasan Kelahiran merupakan proses yang normal terjadi pada manusia sebagai upaya
secara alamiah untuk memperoleh keturunan. Dalam proses kahamilan yang cukup panjang yaitu sekitar sembilan bulan dapat terjadi berbagai gangguan
demikian dengan proses persalinan Danuatmaja Meiliasar, 2004. Sebab terjadinya partus sampai kini masih merupakan teori-teori yang
kompleks. Faktor-faktor hormonal, faktor prostaglandin, Struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai factor-faktor yang
mengakibatkan partus mulai Sarwono,1999.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1. Tanda Persalinan a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi
yang semakin pendek His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks
membuka dan mendorong janin kebawah. Perasaan sakit pada his mungkin disebabkan oleh iskemia dalam korpus
uteri tempat terdapat banyak serabut saraf. Peristiwa ini meneruskan parasaan sakit mulai dari melalui saraf sensorik di pleksus hipogastrikus ke sisitem saraf
pusat. Sakit dipinggang sering terasa pada kala pembukaan dan bila bagian bawah uterus terus berkontraksi. Hal ini disebabkan oleh serabut sensorik turut
terangsang. Maka dari itu jika his sempurna dan efisien dengan adanya dominasi di fundus uteri serta relaksasi bagian bawah uterus dan serviks, perasaan sakit
pinggang dan sakit bagian bawah akan berkurang. Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan partisipan bahwa tanda yang pertama kali persalinan itu rasa sakit sekitar perut dan pinggang. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan
mendukung bahwa hiskontraksi pada kala pembukaan dapat mengakibatkan sakit dipinggang dan bagian bawah uterus.
b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda yaitu: pengeluaran lender dan lender bercampur darah.
Klinis dapat dinyatakan partus dimulai bila timbul his dan wanita mengeluarkan lender yang bersama darah bloody show. Lendir yang bersama
darah ini berasal dari lendir kanalis servikalis karena servikalis mulai membuka dan mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang
Universitas Sumatera Utara
berada disekitar kanalis servikalis itu pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka Sarwono,1999.
Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan bahwa tanda yang pertama kali persalinan itu adalah
darah dan warnanya kehitaman. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa darah dan pengeluaran lender merupakan salah satu tanda
persalinan. c. Dapat Disertai Pecah Ketuban.
Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika pembukaan hamper atau telah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan hamper
lengkap atau lengkap Sarwono,1999. Bila ketuban pecah sebelum mencapai pembukaan 5 cm, disebut Ketuban Pecah Dini.
Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan bahwa tanda yang pertama kali persalinan itu adalah
air atau disebut dengan ketuban. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa air ketuban yang sudah pecah merupakan salah satu tanda
persalinan. 4.2.2. Hal-hal yang Dialami Dikamar Bersalin
Pada saat akan melahirkan ibu akan mengalami banyak hal dikamar bersalin diantaranya:
a. Diperiksa Pemeriksaan obstetric dilakukan seperti melakukan pemeriksaan
kedokteran lainnya, dimulai dengan wawancara anamnesa, mengenai identitas, riwayat penyakit dahulu, riwayat haid, riwayat kehamilan dan persalinan.
Universitas Sumatera Utara
Membimbing ibu untuk membuka pakaian dalam, tidaklah bijaksana bilapemeriksa melakukannya sendiri. Ibu harus dilayani sopan santun. Dilakukan
pemeriksaan umum dan obstetric tanpa menimbulkan ketidaknyaman penderita. Sebelum melakukan melakukan pemeriksaan pada vagina dan pemeriksaan dalam,
terangkan pada pasien maksud dan tujuan pemeriksaan dengan cara yang baik. Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan partisipan dikamar bersalin ibu diperiksa oleh bidan. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa hal pertama yang
dilakukan dikamar bersalin adalah pemeriksaan. b. Meneran
Pada Kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali, karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk diruang
panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,yang secara refleks menimbulkan rasa mengeran. Wanita merasa pula tekanan pada
rectum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin
tampak dalam vulva pada waktu his. Bantulah ibu agar dapat menggunakan tenaga dankemampuannya sehingga Kala II dapat terjadi secara spontan
Sarwono,1999. Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari
hasil wawancara dengan partisipan dikamar bersalin bahwa pada saat kepala janin sudah masuk diruang panggul, secara refleks menimbulkan rasa mengeran maka
ibu bidan menyuruh dan mengajari ibu mengeran yang baik. Dengan demikian
Universitas Sumatera Utara
peneliti dapat mengetahui dan mendukung bahwa proses mengeran hanya boleh dilakuka apabila kepala bayi sudah di vulva.
c. Kelahiran bayi Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi
diluar his, dan dengan his dankekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dan disusul dengan mengeluarkan badan dan anggota tubuh bayi
lainnya. Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari
hasil wawancara dengan partisipan dikamar bersalin bahwa beberapa lama setelah mengeran maka kelahiran bayi. Dengan demikian peneliti dapat mengetahui dan
mendukung bahwa proses mengeran tidak lama terjadi apabila kepala janin tampak dalam vulva.
d. Penghangatan Bayi Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi datas perut ibu
dengan posisi kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya. Memberikan bayi pada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian
ASI jika ibu menghendakinya Acuan Persalinan Normal, Revisi 2007. Dari pernyataan diatas terdapat ketidaksesuaian antara teori dengan hasil
penelitian.Hal ini dapat dilihat dari pernyataan ibu bahwa setelah bayi dibersihkan bayi diletakkan didada si ibu dan ada juga partisipan yang mengatakan setelah
bayi lahir bayi diletakkan didada si ibu dan langsungmencari buah dada. Dari pernyataan partisipan tersebut terdapat perbedaan yaitu bahwa melatakkan bayi
pertama kali tidak diperut melainkan didada danhal ini dilakukan setelah pemotongan talipusat dan setelah bayi dibersihkan. Sedangkan menurut
Universitas Sumatera Utara
pernyataan teoritis bahwa meletakkan bayi pertama kali diatas perut si ibu setelah menilai dengan cepat dengan posisi kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya. Dan
bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan Asuhan Persalinan Normal, Revisi 2007.
e. Pemotongan Tali Pusat Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
bagian tali pusat bayi. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kearah ibu dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem I. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut
Acuan Persalinan Normal, Revisi 2007. Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan partisipan dikamar bersalin bahwa setelah bayi lahir, mulut bayi dibersihkan dan setelah itu tali pusat dipotong oleh ibu bidan. Dengan
demikian hasil penelitian dapat mendukung bahwa setelah bayi lahir dilakukan pemotongan tali pusat.
4.2.3. Konsep Manajemen Nyeri Persalinan Manajemen nyeri persalinan biasanya digunakan secara farmakologis dan
non farmakologis Bobak, Lawdermil,Jensen,2001. Dari hasil penelitian ini manajemen Nyeri Persalinan adalah secara non farmakologis, yaitu:
a. Posisi Posisi persalinan merupakan posisi yang ibu gunakan selama melahirkan,
namun posisi persalinan inimenurut berbagailteratur tidak ada yang sempurna
Universitas Sumatera Utara
dimana masing-masing posisi memilki kelebihan maupun kekurangan sendiri Jaman,1998.
Ada beberapa posisi persalinan menurut Jaman 1998, yaitu: berbaring, miring, setengah duduk, dalam air, dan jongkok.
Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan bahwa karena sakit yang luar biasa ibu nungging
dengan alas an untuk mengurangi rasa sakit, dan ada yang mengatakan disuruh miring oleh ibu bidan. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung bahwa
untuk mengurangi rasa nyeri persalinan dapat dilakukan dengan mengatur posisi persalinan.
b. Pendamping Persalinan Pendamping Persalinan merupakan salah satu metode non farmakologis
yang digunakan untuk memberikan efek relaksasi selama proses persalinan Shrock, 1998 dikutip Manders 2003. Peranan suami dan keluarga dalam
persalinan tidak dapat diabaikan dengan demikian akan memberikan rasa aman pada pasien Sarwono,1999.
Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan bahwa ibu merasa tenang apabila ada yang
mendampinginya dikamar bersalin khususnya suami dan orang tua. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung bahwa pendamping dalam persalinan
merupakan salah satu metode non farmakologis yang dapat dapat mengurangi rasa nyeri persalinan.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4. Pelayanan Kebidanan Pelayanan kebidanan diberikan secara holistic, yaitu memperhatikan aspek
bio, psiko social dan kultural sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan tersebut diberikan dengan tujuan kehidupan dan kelangsungan pelayanan. Pasien
memerlukan pelayanan dari provider yang memiliki karakteristik semangat, simpati, empati, tulus ikhlas, memberikan kepuasan. Setelah itu, bidan sebagai
pemberi pelayanan harus memperhatikan hal-hal berikut: aman, nyaman, privacy, alami, dan tepat
Pernyataan diatas sesuai dengan temuan penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan partisipan bahwa ibu merasa senang dengan pelayanan
yang diberikan ibu bidan yaitu baik, cekatan, ramah, pandai, sabar, terampil. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung bahwa pelayanan kebidanan
yang diterima pasien dilapangan sesuai dengan yang diharapkan pasien.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN