Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Mellitus dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2014

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

STEFEN ANDRIANUS 110100009

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

NIM : 110100009

Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Mellitus dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2014

Pembimbing Penguji I

(dr.Rina)Amelia,)MARS)) ))(Dr.)dr.)Dina)Keumala)Sari,)M.)G,)Sp.GK) NIP : 197604202003122002 NIP : 197312212003122001

Penguji II

(dr. Wan Naemah, Sp. PA) NIP : 196010011987122001

Medan, 19 Desember 2014

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP : 195402201980111001


(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya tulis ilmiah dengan judul:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK

MEDAN PADA TAHUN 2014 Yang dipersiapkan oleh: STEFEN ANDRIANUS

110100009

Karya tulis ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk dilanjutkan ke seminar hasil penelitian.

Medan, 8 Desember 2014 Disetujui,

Dosen Pembimbing


(4)

ABSTRAK

Diabetes Mellitus sering dikaitkan dengan berbagai komplikasi-komplikasi yang serius. Rendahnya kualitas hidup pada penderita DM sering dikatikan dengan kejadian komplikasi diabetik. Tingkat pengetahuan mempunyai peranan penting dalam manajemen pasien DM, terutama dalam pencegahan komplikasi diabetik. Sehingga diharapkan dengan pengetahuan yang baik akan penyakitnya, seorang penderita DM dapat mengawal penyakitnya dengan baik dan mencegah komplikasi-komplikasi DM dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan penderita DM dengan kualitas hidup penderita DM. Populasi pada penelitian ini adalah pasien DM rawat jalan di Poliklinik Divisi Endokrinologi Metabolisme RSUP Haji Adam Malik Medan. Sampel penelitian berjumlah 90 orang dan diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling. Data penelitian diambil dengan menggunakan metode wawancara menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan tentang DM dan kuesioner WHOQOL-BREF. Data selanjutnya diolah dengan menggunakan statistik korelasi pearson untuk melihat hubungan diantara keduanya.

Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dengan jumlah 48 orang (42,2%). Kualitas hidup secara keseluruhan menunjukkan bahwa mayoritas pasien memiliki kualitas hidup yang cukup yaitu sebanyak 45 orang (50%). Mayoritas kualitas hidup penderita DM pada domain kesehatan fisik adalah cukup (65,6%). Pada domain psikologis, mayoritas memiliki kualitas hidup baik (48,9%). Pada domain hubungan soial, mayoritas responden memiliki kualitas hidup baik (42,2%) , dan pada domain lingkungan, mayoritas responden memiliki kualitas hidup baik (50%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan penderita DM dengan kualitas hidup penderita DM di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014.

Penderita DM diharapkan dapat lebih berupaya meningkatkan pemahamannya tentang penyyakit DM. Tenaga kesehatan khususnya dokter juga diharapkan untuk dapat mengedukasi pasien DM dengan baik. Selain itu, institusi kesehatan juga diharapkan turut berperan dalam melaksanakan seminar-seminar tentang DM, Senam DM dan membangun suatu komunitas DM.

Kata kunci: tingkat pengetahuan, kualitas hidup, Diabetes Mellitus, WHOQOL-BREF.


(5)

ABSTRACT

Diabetes Mellitus is usually associtated with serious complications. A low quality of life in diabetic patients is usually asssociated with diabetic complications. Knowledge of Diabetes Mellitus plays an important role in the management of people with Diabetes, especially in the prevention of diabetic complications. With a good knowledge about Diabetes, people with diabetes are expected to take good care of themselves in order to prevent complications related to Diabetes Mellitus and have a better quality of life.

The objective of this study is to see the correlation between the level of diabetic patients’ knowledge of Diabetes Mellitus and quality of life in people with Diabetes. The population of this study were outpatients in the Clinics of Endocrinology and Metabolism, Haji Adam Malik Hospital Medan. There were 90 people enrolled in this study. The samples in this study were chosen using consecutive sampling. Data was collected by using knowledge of Diabetes questionaire and WHOQOL-BREF questionaire. Data was analyzed by using perason correlation to see the association between diabetic patients’ knowledge of Diabetes Mellitus and quality of life.

This study shows that majority of patients have a moderate level of diabetes knowledge (42,2%). Quality of Life is measured by 4 domains based on the WHOQOL-BREF. The overall quality of life shows that majority of patients have a moderate Quality of Life (50%). In the domain of physical health, majority of patients have a low quality of life (65,6%). Majority of patients have a good quality of life in the domain of psychology, social relationships and environment with a number of 48,9%, 42,2%, and 50% consecutively. The conclusion of this study is there is a correlation between the level of diabetic patients’ knowledge of Diabetes Mellitus and quality of life in people with Diabetes.

It is recommended that diabetic patients improve their understanding about diabetes. Health care providers, such as doctors and hospitals are recommended to educate their patients about their disease. Diabetes education in the form of presentation and seminar, exercises for diabetes and building a community for diabetic patients may also be helpful.

Keywords: Diabetes knowledge, Quality of Life, Diabetes Mellitus, WHOQOL-BREF.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik.

Karya tulis ilmiah dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Mellitus dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2014” ini merupakan syarat untuk melakukan penelitian yang merupakan syarat kelulusan dalam program studi pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan, kesehatan dan kekuatan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

2. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD, KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Rina Amelia, MARS selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan dukungan selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Para dosen dari Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah membuka wawasan dalam penelitian.

5. Kedua orang tua peneliti Taufik Tan dan Suryani Hermanto yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan baik moril maupun materil, serta menjadi motivasi bagi peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 6. Teman baik saya Enri Richard dan Imelda Junaedi yang telah membantu saya

dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

7. Pihak-pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini ini yang tidak dapat dilutiskan satu per satu.


(7)

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan karya tulis ilmiah ini sehingga hasi penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.

Medan, 9 Desember 2014 Peneliti,

Stefen Andrianus 110100009


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... ii

Abstrak ... iii

Abstract ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Singkatan ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 3

1.3.Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus ... 3

1.4.Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1.Diabetes Mellitus ... 4

2.1.1. Definisi ... 4

2.1.2. Klasifikasi dan Etiologi ... 4

2.1.3. Gejala Klinis ... 6

2.1.4. Diagnosis ... 6

2.1.5. Penatalaksanaan ... 7

2.1.6. Komplikasi ... 8

2.1.7. Prognosis ... 8

2.2.Kualitas Hidup ... 9

2.2.1. Definisi Kualitas Hidup ... 9

2.2.2. Instrumen Pengukuran Kualitas Hidup ... 9

2.3.Pengetahuan ... 10

2.3.1. Definisi Pengetahuan ... 10

2.3.2. Tingkat Pengetahuan ... 11

2.3.3. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan ... 12

2.4.Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kualitas Hidup ... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 15

3.1.Kerangka Konsep ... 15


(9)

3.3.Hipotesis ... 16

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 17

4.1.Jenis Penelitian ... 17

4.2.Waktu dan Tempat Penelitian ... 17

4.2.1.Waktu Penelitian ... 17

4.2.2.Tempat Penelitian ... 17

4.3.Populasi dan Sampel ... 17

4.3.1.Populasi ... 17

4.3.2.Sampel ... 17

4.3.3.Kriteria inklusi ... 18

4.3.4.Kriteria eksklusi ... 18

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 19

4.4.1.Data Primer ... 19

4.4.2.Data Sekunder ... 19

4.5. Alat Pengumpulan Data ... 19

4.5.1. Kuesioner Pengetahuan DM ... 19

4.5.2. Kuesioner Kualitas Hidup ... 20

4.6. Pengolahan dan Analisa Data ... 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21

5.2. Karakteristik Individu ... 21

5.3. Tingkat Pengetahuan Penderita DM ... 22

5.4. Tingkat Kualitas Hidup berdasarkan Domain WHO ... 23

5.4.1. Domain Kesehatan Fisik ... 23

5.4.2. Domain Psikologis ... 24

5.4.3. Domain Hubungan Sosial ... 24

5.4.4. Domain Lingkungan ... 25

5.5. Nilai Rata-Rata Domain Kualitas Hidup ... 26

5.6. Tingkat Kualitas Hidup Penderita DM ... 26

5.7. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kualitas Hidup ... 27

5.8. Pembahasan ... 28

5.8.1. Tingkat Pengetahuan Pasien DM ... 28

5.8.2. Kualitas Hidup Pasien DM ... 29

5.8.3. Domain Kesehatan Fisik ... 29

5.8.4. Domain Psikologis ... 30

5.8.5. Domain Hubungan Sosial ... 30

5.8.6. Domain Lingkungan ... 31

5.8.7. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kualitas Hidup 31 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 33


(10)

DAFTAR PUSTAKA ... 35 LAMPIRAN ...


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kriteria Diagnosis DM dan Gangguan Toleransi Glukosa ... 6

Tabel 2.2. Domain Penilaian Kualitas Hidup Instrumen WHOQOL-BREF 10 Tabel 3.1. Definisi Operasional Penelitian ... 15

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Usia Responden .... 22

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi berdasarkan Tingkat Pengetahuan ... 23

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Domain Kesehatan Fisik . 23 Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Domain Psikologis ... 24

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Domain Hubungan Sosial 25 Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Domain Lingkungan ... 25

Tabel 5.7. Nilai Rata-Rata Kualitas Hidup Setiap Domain ... 26

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Tingkat Kualitas Hidup Responden ... 26


(12)

DAFTAR SINGKATAN

DM Diabetes Mellitus

DCCT Diabetes Control and Complication Trial HbA1c Hb terglikosilasi

HRQoL Health Related Quality of Life IDF International Diabetes Federation

KGDP Kadar Glukosa Darah Puasa

MODY Maturity - onset Diabetes of youth

SPSS Statistical Package for the Social Sciences TTGO Tes Toleransi Glukosa Oral

TNM Terapi Nutrisi Medis

UKPDS The United Kingdom Prospective Diabetes Study

WHOQOL-BREF World Health Organization Quality of Life Questionnaire Abbreviated Version


(13)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Penjelasan

Lampiran 2 Lembar Persetujuan

Lampiran 3 Kuesioner WHOQOL-BREF

Lampiran 4 Tabel Perhitungan Nilai dan Tabel Konversi Lampiran 5 Kuesioner Tingkat Pengetahuan Penderita DM


(14)

ABSTRAK

Diabetes Mellitus sering dikaitkan dengan berbagai komplikasi-komplikasi yang serius. Rendahnya kualitas hidup pada penderita DM sering dikatikan dengan kejadian komplikasi diabetik. Tingkat pengetahuan mempunyai peranan penting dalam manajemen pasien DM, terutama dalam pencegahan komplikasi diabetik. Sehingga diharapkan dengan pengetahuan yang baik akan penyakitnya, seorang penderita DM dapat mengawal penyakitnya dengan baik dan mencegah komplikasi-komplikasi DM dan meningkatkan kualitas hidupnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan penderita DM dengan kualitas hidup penderita DM. Populasi pada penelitian ini adalah pasien DM rawat jalan di Poliklinik Divisi Endokrinologi Metabolisme RSUP Haji Adam Malik Medan. Sampel penelitian berjumlah 90 orang dan diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling. Data penelitian diambil dengan menggunakan metode wawancara menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan tentang DM dan kuesioner WHOQOL-BREF. Data selanjutnya diolah dengan menggunakan statistik korelasi pearson untuk melihat hubungan diantara keduanya.

Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dengan jumlah 48 orang (42,2%). Kualitas hidup secara keseluruhan menunjukkan bahwa mayoritas pasien memiliki kualitas hidup yang cukup yaitu sebanyak 45 orang (50%). Mayoritas kualitas hidup penderita DM pada domain kesehatan fisik adalah cukup (65,6%). Pada domain psikologis, mayoritas memiliki kualitas hidup baik (48,9%). Pada domain hubungan soial, mayoritas responden memiliki kualitas hidup baik (42,2%) , dan pada domain lingkungan, mayoritas responden memiliki kualitas hidup baik (50%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan penderita DM dengan kualitas hidup penderita DM di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014.

Penderita DM diharapkan dapat lebih berupaya meningkatkan pemahamannya tentang penyyakit DM. Tenaga kesehatan khususnya dokter juga diharapkan untuk dapat mengedukasi pasien DM dengan baik. Selain itu, institusi kesehatan juga diharapkan turut berperan dalam melaksanakan seminar-seminar tentang DM, Senam DM dan membangun suatu komunitas DM.

Kata kunci: tingkat pengetahuan, kualitas hidup, Diabetes Mellitus, WHOQOL-BREF.


(15)

ABSTRACT

Diabetes Mellitus is usually associtated with serious complications. A low quality of life in diabetic patients is usually asssociated with diabetic complications. Knowledge of Diabetes Mellitus plays an important role in the management of people with Diabetes, especially in the prevention of diabetic complications. With a good knowledge about Diabetes, people with diabetes are expected to take good care of themselves in order to prevent complications related to Diabetes Mellitus and have a better quality of life.

The objective of this study is to see the correlation between the level of diabetic patients’ knowledge of Diabetes Mellitus and quality of life in people with Diabetes. The population of this study were outpatients in the Clinics of Endocrinology and Metabolism, Haji Adam Malik Hospital Medan. There were 90 people enrolled in this study. The samples in this study were chosen using consecutive sampling. Data was collected by using knowledge of Diabetes questionaire and WHOQOL-BREF questionaire. Data was analyzed by using perason correlation to see the association between diabetic patients’ knowledge of Diabetes Mellitus and quality of life.

This study shows that majority of patients have a moderate level of diabetes knowledge (42,2%). Quality of Life is measured by 4 domains based on the WHOQOL-BREF. The overall quality of life shows that majority of patients have a moderate Quality of Life (50%). In the domain of physical health, majority of patients have a low quality of life (65,6%). Majority of patients have a good quality of life in the domain of psychology, social relationships and environment with a number of 48,9%, 42,2%, and 50% consecutively. The conclusion of this study is there is a correlation between the level of diabetic patients’ knowledge of Diabetes Mellitus and quality of life in people with Diabetes.

It is recommended that diabetic patients improve their understanding about diabetes. Health care providers, such as doctors and hospitals are recommended to educate their patients about their disease. Diabetes education in the form of presentation and seminar, exercises for diabetes and building a community for diabetic patients may also be helpful.

Keywords: Diabetes knowledge, Quality of Life, Diabetes Mellitus, WHOQOL-BREF.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau menggunakan insulin secara efektif. Saat ini 382 juta penduduk dunia menderita DM dan pada tahun 2035 diperkirakan 592 juta penduduk dunia akan menderita DM Peningkatan prevalensi DM ini terjadi di seluruh dunia baik negara maju maupun negara berkembang (IDF, 2013).

Pada saat ini, terjadi peningkatan prevalensi DM di seluruh dunia. Pada tahun 2013, tercatat sebesar 382 juta orang di dunia yang berumur 40–59 tahun menderita DM dan diperkirakan akan terus meningkat setiap tahunnya. Data regional IDF menunjukkan bahwa Asia Tenggara menduduki peringkat ke-2 tertinggi di dunia dengan jumlah penderita DM sebanyak 72 juta jiwa. Pada tahun 2035 diperkirakan angka ini akan meningkat 70.6% menjadi 122,8 juta penderita. (IDF, 2013).

Jumlah penderita DM di Indonesia menduduki peringkat ke-7 dunia (IDF, 2013). Saat ini prevalensi DM di Indonesia yang telah didiagnosis dokter adalah 1,4%, jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat (Riskesdas, 2013). WHO memperkirakan 21.527.000 penduduk Indonesia akan menderita DM pada tahun 2030. Faktor utama penyebab peningkatan jumlah penderita DM adalah perubahan gaya hidup. Perubahan gaya hidup ini meliputi perubahan pola makan, peningkatan tingkat stress, dan sedentary lifestyle.

Peningkatan prevalensi DM juga terjadi di provinsi Sumatera Utara. Prevalensi penderita DM di Sumatera Utara pada tahun 2012 adalah 1,8% (Riskesdas, 2013). Dengan peningkatan prevalensi DM, juga akan meningkatkan komplikasi DM yang dialami oleh pasien DM.

Komplikasi DM dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas penderitanya. DM meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung dan stroke. Sekitar 50% kematian penderita DM disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.


(17)

Gangguan aliran darah, neuropati perifer meningkatkan resiko infeksi dan ulkus di kaki. Retinoapti Diabetik merupakan penyebab kebutaan yang utama pada penderita DM. Sekitar 1% kebutaan penduduk dunia disebabkan oleh Diabetes. DM juga merupakan salah satu penyebab utama gagal ginjal. DM meningkatkan resiko kematian hingga 2 kali lipat dibanding orang yang sehat (WHO, 2010). Komplikasi DM dapat dicegah dengan mempertahankan kadar glukosa darah, tekanan darah dan kadar kolesterol darah dalam batas normal (IDF, 2013).

Komplikasi-komplikasi ini tentunya berdampak besar terhadap sosial ekonomi dan kualitas hidup pasien DM. Bila seorang pasien DM mengalami komplikasi, tentu akan menurunkan kualitas hidupnya. Tingkat pengetahuan mempunyai peranan penting dalam manajemen pasien DM, terutama dalam pencegahan komplikasi diabetik. Sehingga diharapkan dengan pengetahuan yang baik akan penyakitnya, seorang penderita DM dapat mengawal penyakitnya dan mencegah komplikasi-komplikasi DM. Rendahnya kejadian komplikasi pada pasien DM tentu dapat meningkatkan kualitas hidup pasien DM.

Penelitian menunjukkan bahwa pasien dengan DM memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan orang sehat. Hal ini tentunya terkait dengan kejadian komplikasi diabetik pada pasien DM. Selain itu, status sosioekonomi yang baik dan faktor resiko kardiovaskular yang terkontrol dapat meningkatkan kualitas hidup pasien DM (Kiadaliri et al., 2013). Kontrol faktor resiko ini tentunya berkaitan erat dengan tingkat pengetahuan pasien DM.

RSUP Haji Adam Malik merupakan rumah sakit pusat rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Dari data yang didapatkan melalui survey pendahuluan, terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah penderita DM dan penderita DM dengan komplikasi setiap tahunnya. Pada tahun 2011 tercatat 1.153 kasus DM rawat inap dan pada tahun 2013 angka ini meningkat menjadi 1.579 kasus. Terjadinya peningkatan jumlah penderita DM dengan komplikasi ini sangat berkaitan dengan pengetahuan penderita DM di RSUP Haji Adam Malik.


(18)

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah hubungan antara tingkat pengetahuan penderita DM dengan kualitas hidup penderita DM di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan penderita DM dengan kualitas hidup penderita DM di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan penderita DM tentang penyakitnya. b. Untuk menilai kualitas hidup penderita DM.

c. Untuk menilai kualitas hidup penderita DM di setiap domain WHO.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi: a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian akan mengetahui tingkat pengetahuannya tentang penyakit yang dideritanya dan mengetahui upaya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

b. Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pemahaman peneliti mengenai status tingkat pengetahuan penderita DM tentang penyakitnya, kualitas hidup penderia DM dan hubungannya.

c. Institusi Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan perhatian tenaga kesehatan khususnya dokter untuk mengedukasi pasien DM dengan baik. Dengan edukasi yang baik, penderita DM akan lebih memahami tentang penyakitnya dan mengetahui upaya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Diabetes Mellitus (DM) 2.1.1. Definisi

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau menggunakan insulin secara efektif (IDF 2013). DM bukanlah suatu penyakit tunggal, melainkan sekelompok kelainan dan gejala klinis yang bersifat heterogen dengan ciri utama berupa intoleransi glukosa. Istilah Diabetes Mellitus digunakan untuk menjelaskan sekumpulan gejala dengan hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

2.1.2. Klasifikasi dan Etiologi

The American Diabetes Association mengklasifikasikan diabetes dalam empat kategori, yaitu:

1. Diabetes Mellitus Tipe 1 (defisiensi insulin absolut)

Defisiensi insuln absolut pada DM Tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas yang dipicu oleh suatu reaksi autoimun. Reaksi autoimun ini mungkin dipicu oleh faktor eskternal pada individu yang rentan secara genetik. Kerusakan ini berlangsung selama beberapa bulan sampai beberapa tahun hingga terjadi penurunan massa sel beta pankreas. Penurunan jumlah sel beta pankreas ini menyebabkan penurunan produksi insulin. Penurunan jumlah produksi insulin ini pada akhirnya mengakibatkan konsentrasi insulin dalam darah tidak dapat mengontrol kadar glukosa plasma.

DM tipe1 biasanya berkembang pada masa kanak-kanak atau dewasa muda. DM tipe 1 adalah intoleransi glukosa yang paling sering didiagnosa pada individu berumur kurang dari 30 tahun. Namun, tidak tertutup kemungkinan perkembangan penyakit ini terjadi di usia dewasa.


(20)

2. Diabetes Mellitus Tipe 2 (resistensi insulin dengan defisit sekresi insulin) Pada DM tipe 2, sekresi insulin dikatakan tidak adekuat karena pasien mengalami resistensi insulin. Resistensi insulin di hati menyebabkan ketidakmampuan hati menekan produksi glukosanya. Resistensi insulin di perifer menyebabkan terganggunya uptake glukosa perifer. Kombinasi keduanya menyebabkan peningkatan glukosa darah baik saat puasa maupun setelah makan.

Pada tahap awal perjalan penyakitnya, konsentrasi insulin dalam darah biasanya sangat tinggi. Pada tahap lebih lanjut, produksi insulin oleh sel beta pankreas akan menurun dan menyebabkan semakin buruknya keadaan hiperglikemia pada pasien DM tipe 2. Pada umumnya, perkembangan penyakit ini terjadi di usia dewasa dan semakin meningkat seiring bertambahnya umur.

3. Diabetes Mellitus Tipe Lainnya

Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah defek genetik pada sel beta pankreas, defek genetik pada kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati dan kerusakan sel beta pankreas yang diinduksi obat-obatan atau zat kimia.

Salah satu DM tipe lain yang paling sering dibicarakan adalah maturity-onset diabetes of youth (MODY). MODY memiliki 6 mutasi autosomal dominan yang spesifik. Termasuk diantaranya gen untuk hepatocyte nuclear factor-1! (HNF-1!; MODY 3), Glukokinase (MODY 2), HNF-4! (MODY 1), Insulin Promoter Factor (IPF-1; MODY 4), HNF-1! (MODY 5), dan NeuroD1 (MODY 6). Individu dengan defek genetik ini memiliki riwayat keluarga penderita DM yang kuat dengan berat badan yang normal dan terdiagnosa sebelum berusia 25 tahun. Dulunya MODY diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk DM tipe 2. Namun tidak terjadinya peningkatan berat badan pada penderita MODY dan defek genetik yang berbeda antara MODY dengan DM tipe 2 menyebabkan klasifikasi tersebut tidak dipakai lagi.

4. Diabetes Gestasional.

Diabetes gestasional didefinisikan sebagai intoleransi glukosa dengan onset atau terdeteksi saat kehamilan.


(21)

2.1.3. Gejala klinis

DM memiliki 3 gejala klinis yang utama, yaitu: a. Poliuri

Poliuri terjadi karena diuresis osmotik yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah.

b. Rasa haus

Rasa haus terjadi karena kehilangan cairan dan elektrolit c. Penurunan berat badan

Penurunan berat badan disebabkan oleh deplesi cairan dalam tubuh dan pemecahan lemak dan otot yang terjadi karena defisiensi insulin.

2.1.4. Diagnosis

Tabel 2.1. Kriteria Diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa.

Tes Normal Gangguan Toleransi

Glukosa Diabetes

KGDP

(mg/dl) < 100 100-125

≥ 126

TTGO

(mg/dl) < 140 140-199

≥ 200

HbA1c

(%) < 5,7 5,7-6,4

≥ 6,5 Sumber : The Merck Manual, 2013.

HbA1c = Hb terglikosilasi ; KGDP = Kadar Glukosa Darah Puasa; TTGO = tes toleransi glukosa oral.

Diabetes Mellitus didiagnosa berdasarkan gejala klinis dan pengukuran kadar glukosa darah. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan setelah puasa 8-12 jam (KGDP) atau 2 jam setelah konsumsi cairan glukosa yang terkonsentrasi (TTGO).


(22)

2.1.5. Penatalaksanaan

Menurut PERKENI (2011), terdapat 4 pilar penatalaksanaan DM, yaitu: 1. Edukasi

Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien. Pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri, setelah mendapat pelatihan khusus.

2. Terapi gizi medis

Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari penatalaksanaan diabetes secara total. Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya). Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.

3. Latihan jasmani

Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-malasan.


(23)

4. Intervensi farmakologis

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan suntikan.

a. Obat hipoglikemik oral

Berdasarkan cara kerjanya, obat hipoglikemik oral dibagi menjadi 5 golongan, yaitu :

1. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): Sulfonilurea dan Glinid 2. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: Metformin dan Tiazolidindion 3. Penghambat glukoneogenesis: Metformin

4. Penghambat absorpsi glukosa: Penghambat glukosidase alfa 5. DPP-IV inhibitor

b. Suntikan : Insulin dan Agonis GLP-1 / Incretin mimetic

2.1.6. Komplikasi

DM dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang serius, yaitu: Hipoglikemia, peningkatan resiko infeksi, komplikasi mikrovaskuler (retinopati dan nefropati diabetik), komplikasi neurologis, dan komplikasi makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskuler dapat menghambat penyembuhan luka. Hal ini menyebabkan luka kecil pada penderita DM dapat meluas dan membentuk ulkus dalam yang dapat disertai dengan infeksi sekunder.

2.1.7. Prognosis

Prognosis penderita DM sangat dipengaruhi oleh terkontrol atau tidaknya penyakit ini pada penderitanya. Diabetes Control and Complication Trial (DCCT) menunjukkan terdapat hubungan antara hiperglikemia kronis dengan peningkatan resiko komplikasi mikrovaskuler pada penderita DM tipe 1. The United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) menunjukkan hasil yang sama pada penderita DM tipe 2.


(24)

2.2. Kualitas Hidup

2.2.1. Definisi Kualitas Hidup

Definisi sehat menurut konstitusi badan kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera (well being) yang meliputi kesejahteraan fisik, mental dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Dapat terlihat dari definisi ini bahwa parameter untuk menentukan tingkat kesehatan seseorang bukan hanya dilihat dari fekuensi atau tingkat keparahan penyakitnya, tetapi estimasi tingkat kesejahteraan (well being) juga merupakan bagian yang integral dalam menilai status kesehatan seseorang.

WHO mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi seseorang tentang keberadaan atau posisi dirinya dalam hidup dalam konteks kebudayaan dan sistem kepercayaan yang dianutnya dan berhubungan dengan tujuan (goals), ekspektasi (expecatations), standar (standards) dan concerns. Kualitas hidup merupakan suatu konsep yang luas dan dipengaruhi secara kompleks oleh kesehatan fisik individu yang bersangkutan, keadaan psikologis, tingkat kemandirian, hubungan sosial, kepercayaan pribadi dan hubungan individu tersebut dengan lingkungannya.

Kualitas hidup dalam konteks kesehatan disebut sebagai health related quality of life (HRQoL). Estimasi derajat kesejahteraan dapat dinilai dengan mengukur kualitas hidup yang berhubungan dengan status kesehatan seseorang / Health related quality of life (HRQoL). Karena definisi sehat bersifat multidimensional, maka HRQoL juga bersifat multidimensional yang meliputi domain fisik, mental, emosional dan social functioning.

2.2.2. Instrumen Pengukuran Kualitas Hidup

Penelitian ini akan menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF (kuesioner terlampir) untuk menilai kualitas hidup pasien DM di RSUP H. Adam Malik Medan. Kuesioner WHOQOL-BREF terdiri dari 26 butir pertanyaan yang menilai 4 domain kualitas hidup. Pertanyaan tersebut terdiri dari 1 butir pertanyaan yang menilai kualitas hidup secara keseluruhan, 1 butir pertanyaan tentang kesehatan secara umum, dan satu butir pertanyaan dari setiap 24 aspek dalam domain


(25)

penilaian kualitas hidup tersebut. Domain kualitas hidup pada kuesioner WHOQOL-BREF dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2. Domain penilaian kualitas hidup instrumen WHOQOL-BREF.

No. Domain Aspek yang dinilai

1. Kesehatan Fisik Aktivitas sehari-hari

Ketergantungan terhadap substansi obat dan bantuan medis

Energi dan kelelahan Mobilitas

Nyeri dan ketidaknyamanan Tidur dan istirahat

Kemampuan bekerja

2. Psikologis Gambaran diri (Bodily Image) dan penampilan

Perasaan negatif Perasaan positif Self-esteem

Spiritualitas, agama dan keyakinan pribadi Berpikir, belajar, ingatan dan konsentrasi 3. Hubungan Sosial Hubungan personal

Dukungan sosial Aktivitas seksual 4. Lingkungan Sumber daya finansial

Kebebasan, keselamatan fisik dan keamanan Perawatan kesehatan dan sosial: kemudahan akses dan kualitas

Lingkungan tempat tinggal

Kesempatan untuk mendapatkan informasi baru dan keterampilan

Partisipasi dan kesempatan untuk rekreasi / aktivitas di waktu luang

Lingkungan fisik (polusi, bising, lalu lintas, dan cuaca)

Transportasi

Sumber : WHOQOL-BREF Introduction, Administration, Scoring and Generic Version of the Assessment, 1996.

2.3. Pengetahuan

2.3.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan diartikan sebagai hasil ”tahu”, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Pengindraan terjadi


(26)

melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).

2.3.2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam) tingkatan yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari suatu bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja yang dapat digunakan untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa yang telah dipelajarinya antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension)

Memahami adalah kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, meyebutkan.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.


(27)

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasar pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau mengguanakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.

2.3.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan memperngaruhi bagaimana seseorang menanggapi suatu respon eksternal terhadap dirinya. Orang yang berpendidikan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang akan mungkin mereka peroleh dari gagasan tersebut.

2. Paparan media masa

Informasi banyak disebar melalui berbagai media, baik media cetak maupun elektronik. Pemaparan terhadap media masa dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

3. Status ekonomi

Status ekonomi menentukan seberapa baik pemenuhan kebutuhan individu. Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah memenuhi kebutuhannya dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder.


(28)

4. Hubungan sosial

Individu yang memiliki hubungan interpersonal yang baik dan aktif secara sosial akan lebih terpapar dengan pengetahuan. Selain itu, faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.

5. Pengalaman

Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari lingkungan sekitarnya dalam proses perkembangannya.

Pengetahuan atau kognitif yang dipengaruhi faktor-faktor tersebut diatas merupakan hal yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku atau tindakan seseorang karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).

2.4. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kualitas Hidup

Menurut penelitian yang dilaksanakan di poliklinik penyakit dalam RSUP DR. Sardjito, Tingkat pengetahuan informasi kesehatan mempunyai hubungan yang signifikan terhadap tingkat kualitas hidup penderita DM tipe 2. Penyuluhan kesehatan tentang DM tipe 2 penting diberikan dalam meningkatkan pengetahuan informasi kesehatan DM tipe 2 dan kualitas hidup penderita DM tipe 2 (Silitonga, 2012).

Ada hubungan pada variabel pengetahuan, sikap, komplikasi, kadar gula darah, dan kemampuan mengatur pola makan yang bermakna dengan tingkat kecemasan pada penderita DM tipe 2 (Wahyuni, 2012). Tingkat kecemasan termasuk ke dalam aspek perasaan negatif yang dinilai dalam domain psikologis WHOQOL-BREF. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas mungkin berpengaruh terhadap kualitas hidup penderita DM.

Penelitian yang dilakukan di Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat


(29)

pengetahuan tentang diabetes mellitus dengan gaya hidup penderita diabetes mellitus tipe II di desa tersebut (Hairi,2013). Gaya hidup mencerminkan komplikasi, angka hospitalisasi dan angka mortalitas pada pasien DM (Hernández, 1996). Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan yang baik menghasilkan gaya hidup yang baik sehingga dapat menurunkan tingkat mortalitas dan morbiditas serta meningkatkan kualitas hidup pasien DM.

Pada penelitian terhadap farmasis yang dilakukan di India selatan, konseling yang diberikan oleh farmasi kepada pasien DM tidak hanya meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan pasien tetapi juga meningkatkan kualitas hidup pasien DM (Adepu, 2007).

Penelitian tentang hubungan kualitas hidup dengan kepatuhan terapi pada pasien DM di Meksiko menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap yang baik berhubungan dengan 5 dari 6 domain kualitas hidup pada instrumen WHOQOL-100. Oleh sebab itu, intervensi-intervensi yang dapat mengubah sikap negatif ke arah peningkatan tingkat kepatuhan dan peningkatan pengetahuan

pasien dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien DM (Martínez,


(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka konsep penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam bentuk penelitian ini adalah :

Variabel Bebas Variabel Terikat

Tingkat pengetahuan pasien DM

3.2. Definisi operasional

Tabel 3.1. Definisi operasional penelitian

Kualitas Hidup

Variabel Defini Operasional Alat Pengukuran Cara Pengukuran Hasil pengukuran Skala pengukuran Kualitas Hidup Persepsi pasien DM RSUP H. Adam Malik Medan tentang kualitas hidupnya dalam domain kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan. Kuesioner WHOQOL-BREF

Wawancara Scoring (0-100) Baik: 66-100 Cukup: 33-65 Kurang: <33 Ordinal Tingkat Pengetahu an pasien DM

Pengetahuan pasien DM tentang penyakit DM di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2014

Kuesioner Wawancara Tinggi: 32-42 Sedang: 21-31 Rendah: <21 Ordinal


(31)

3.3. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kualitas hidup penderita DM di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014.


(32)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pasien DM dengan kualitas hidupnya di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli tahun 2014 hingga bulan November tahun 2014 setelah mendapatkan ethical clearance dari komisi etik. 4.2.2. Tempat penelitian

Penelitian akan dilakukan di Poliklinik Divisi Endokrinologi Metabolisme RSUP Haji Adam Malik Medan.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan Poliklinik Divisi Endokrinologi Metabolisme RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014. Dari survey pendahuluan, didapatkan bahwa jumlah pasien rawat jalan di Poliklinik Divisi Endokrinologi Metabolisme RSUP Haji Adam Malik yang menderita DM pada tahun 2013 adalah sejumlah 932 orang.

4.3.2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan sampel tidak acak (nonrandom sampling) dengan menggunakan teknik consecutive sampling yaitu peneliti tidak memiliki pertimbangan lain selain kemudahan saja yaitu subjek yang memenuhi kriteria penelitian menjadi sampel penelitian.


(33)

Penentuan besar sampel minimum dihitung dengan menggunakan rumus :

!

=

!×!!×!(!!!)

!!! !!!!!×!(!!!) Dimana :

n = jumlah sampel N = jumlah di populasi

z! =!area!dibawah!kurva!distribusi!normal!yang!sesuai!dengan!confidence(level(

(∝)!yang!ditetapkan

p = proporsi asli atau estimasi

d = kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

Dengan! menggunakan! jumlah! populasi! 932! orang! berdasarkan! jumlah! penderita!DM!rawat!jalan!di!Poliklinik!Endokrinologi!RSUP!Haji!Adam!Malik!Medan! pada! tahun! 2013,!confidence( level(sebesar! 95%! dan! proporsi! dianggap! 50%! dan! toleransi!kesalahan!sebesar!10%.!

!

=

932

×

1

,

96

!

×

0

,

5

(

1

0

,

5

)

931

×

0

,

1

!

+

1

,

96!

×

0

,

5

(

1

0

,

5

)

!

Berdasarkan! rumus! diatas,! maka! didapat! jumlah! sampel! adalah! 87,16! orang.! Penelitian!ini!akan!menggunakan!jumlah!sampel!sebesar!90!orang.!

4.3.3. Kriteria inklusi

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Pasien rawat jalan Poliklinik DM RSUP H. Adam Malik Medan. 2. Pasien mampu berkomunikasi verbal dengan baik.

3. Pasien bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

4.3.4. Kriteria Eksklusi

Kriteri ekslusi dalam penelitian ini adalah:

1. Pasien yang menolak untuk berpatisipasi dalam penelitian ini. 2. Pasien DM dengan penurunan tingkat kesadaran.


(34)

4.4. Teknik Pengumpulan Data

4.4.1. Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner sebagai panduan .

4.4.2. Data Sekunder

Data mengenai jumlah pasien DM diambil peneliti dari Poliklinik DM RSUP Haji Adam Malik Medan

4.5. Alat Pengumpulan Data

4.5.1. Kuesioner pengetahuan DM

Kuesioner (kuesioner terlampir) ini menggunakan instrumen penelitian sebelumnya oleh Anderson, D. & Christison, J. (2008) yang telah diterjemahkan dan di uji validitas dan reliabilitasnya pada penelitian terdahulu oleh Yuni Thiodora Gultom (2012). Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner ini sebagai panduan. Komponen instrumen adalah : pengetahuan diet pertanyaan nomor 1, 12, 15, 21, obat-obat DM pertanyaan nomor 10, latihan fisik pertanyaan nomor 8, 10, monitoring gula darah pertanyaan nomor 6, dan pertanyaan lainnya tentang pengetahuan yang berhubungan dengan penyakit DM secara umum.

Teknik pengukuran yang dilakukan yaitu jika responden memberikan jawaban benar maka dinilai 2, jika responden memberikan jawaban salah diberi nilai 0 dan jika responden menjawab tidak tahu diberi nilai 1. Pengetahuan manajemen DM ditentukan dari hasil nilai rata-rata jawaban dari keseluruhan responden dibandingkan dengan hasil nilai rata-rata jawaban dari masing-masing responden. Peneliti menentukan hasil pengetahuan manajemen DM dengan cara kepada responden dinilai rendah jika total jawaban kurang dari 50% dibandingkan dengan nilai rata-rata seluruh responden. Nilai sedang jika total nilai jawaban responden lebih dari 50% dibandingkan dengan nilai rata-rata seluruh responden dan nilai tinggi jika nilai jawaban responden lebih dari dari 75% dibandingkan


(35)

dengan nilai rata-rata seluruh responden. 4.5.2. Kuesioner kualitas hidup

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner WHOQOL-BREF (kuesioner terlampir) yang telah teruji validitas dan reabilitasnya. Kuesioner terdiri dari 26 pertanyaan dengan skor 1-5 untuk tiap pertanyaan. Pertanyaan untuk domain kesehatan fisik adalah pertanyaan nomor 3, 4, 10, 15, 16, 17, dan 18. Pertanyaan untuk domain psikologis adalah pertanyaan nomor 5, 6, 7, 11, 19, dan 26. Pertanyaan untuk domain hubungan sosial adalah pertanyaan nomor 20, 21, dan 22. Pertanyaan untuk domain lingkungan adalah pertanyaan nomor 8, 9, 12, 13, 14, 23, 24, dan 25. Perhitungan dan konversi nilai akan dilakukan sesuai tabel WHO (tabel terlampir). Informed consent akan diberi bersamaan dengan kuesioner tersebut. Pengisian kuesioner oleh pasien akan dipandu oleh peneliti untuk memastikan pasien mengerti maksud dari masing-masing pertanyaan dalam kuesioner.

4.6. Pengolahan dan Analisa Data

Data yang diperoleh dari kuesioner dan wawancara akan dikumpulkan dan dianalasis secara deskriptif dan analitik. Secara deskriptif, data akan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi tingkat pengetahuan dan derajat kualitas hidup pasien DM di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014. Secara analitik akan dilihat hubungan antara tingkat pengetahuan dan kualitas hidup dengan menggunakan uji korelasi Pearson. Analisa data akan dilakukan dengan menggunakan program komputer yaitu SPSS (Statistical Package for the Social Sciences).


(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan pada tanggal 7 September hingga 7 Oktober 2014 di Poliklinik Divisi Endrokrinologi Metabolisme RSUP Haji Adam Malik Medan. Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan rumah sakit kelas-A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991. RSUP Haji Adam Malik juga merupakan pusat rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat dan Riau.

Wawancara terhadap responden dilakukan di ruang tunggu Poliklinik Divisi Endokrinologi Metabolisme RSUP Haji Adam Malik Medan. Divisi Endrokrinologi Metabolisme merupakan salah satu divisi yang berad dibawah naungan Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan. 5.2. Karakteristik Individu

Sampel penelitian yang diikutsertakan dalam penelitian ini terdiri dari 90 orang yang keseluruhannya merupakan pasien DM yang melakukan rawat jalan di Poliklinik Divisi Endokrinologi Metabolisme RSUP Haji Adam Malik Medan. Responden berjenis kelamin pria adalah sebanyak 43 orang dan yang berjenis kelamin wanita adalah sebanyak 47 orang. Distribusi frekuensi usia responden penelitian menurut kategori usia yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


(37)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi berdasarkan Kategori Usia Responden (Depkes RI, 2009)

Kategori Usia Frekuensi (orang) Persentase (%)

Remaja akhir (17-25 tahun) 0 0

Dewasa awal (26-35 tahun) 4 4,4

Dewasa akhir (36-45 tahun) 26 28,9

Lansia awal (46-55 tahun) 24 26,7

Lansia akhir (56-65 tahun) 15 16,7

Manula (>65 tahun) 21 23,3

Total 90 100

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah pada kategori usia dewasa akhir (36-45 tahun) yaitu sebanyak 26 orang (28,9%), sedangkan responden dengan kategori usia dewasa awal (26-35 tahun) hanya berjumlah 4 orang (4,4%).

Data penelitian yang digunakan adalah data primer. Data penelitian ini berupa tingkat pengetahuan dan tingkat kualitas hidup penderita DM. Data berasal dari wawancara langsung terhadap subjek penelitian menggunakan kuesioner penelitian.

5.3. Tingkat Pengetahuan Penderita DM

Untuk kategori tingkat pengetahuan, 90 orang responden akan dikelompokkan menjadi 3 kelompok tingkat pengetahuan yaitu tinggi, sedang dan rendah. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan penderita DM dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini.


(38)

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden Tingkat Pengetahuan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Tinggi 34 37,8

Sedang 38 42,2

Rendah 18 20

Total 90 100

Dari tabel 5.2 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dengan jumlah 48 orang (42,2%). Responden dengan tingkat pengetahuan tinggi berjumlah 34 orang (37,8%) dan responden dengan tingkat pengetahuan rendah berjumlah 18 orang (20%)

5.4. Tingkat Kualitas Hidup berdasarkan Domain Kualitas Hidup WHO WHO telah menetapkan 4 domain kualitas hidup berupa Domain Kesehatan Fisik, Domain Psikologis, Domain Hubungan Sosial dan Domain Lingkungan.

5.4.1. Tingkat Kualitas Hidup pada Domain Kesehatan Fisik

Distribusi tingkat kualitas hidup pada Domain Kesehatan Fisik dapat dilihat pada tabel 5.3 dibawah ini.

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kualitas Hiudp pada Domain Kesehatan Fisik

Kualitas Hidup Frekuensi (orang) Persentase (%)

Baik 22 24,4

Cukup 59 65,6

Kurang 9 10


(39)

Dari tabel 5.3 dapat diketahui bahwa mayoritas kualitas hidup penderita DM di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah cukup (65,6%). Responden dengan kualitas hiudp baik berjumlah 22 orang (24,4%) dan yang memiliki kualitas hidup kurang adalah sebanyak 9 orang (10%).

5.4.2. Tingkat Kualitas Hidup pada Domain Psikologis

Distribusi tingkat kualitas hidup pada Domain Psikologis dapat dilihat pada tabel 5.4 dibawah ini.

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Kualitas Hiudp pada Domain Psikologis

Kualitas Hidup Frekuensi (orang) Persentase (%)

Baik 44 48,9

Cukup 35 38,9

Kurang 11 12,2

Total 90 100

Dari tabel 5.4 dapat diketahui bahwa responden dengan kualitas hidup baik pada Domain Psikologis berjumlah 44 orang (48,9%). Responden dengan kualitas hidup yang cukup pada domain ini berjumlah 35 orang (38,9%) dan yang kurang berjumlah 11 orang (12,2%).

5.4.3. Tingkat Kualitas Hidup pada Domain Hubungan Sosial

Distribusi tingkat kualitas hidup pada Domain Hubungan Sosial dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini.


(40)

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Kualitas Hiudp pada Domain Hubungan Sosial

Kualitas Hidup Frekuensi (orang) Persentase (%)

Baik 38 42,2

Cukup 33 36,7

Kurang 19 21,1

Total 90 100

Dari tabel 5.5 dapat diketahui bahwa responden dengan kualitas hidup baik pada Domain Hubungan Sosial berjumlah 38 orang (42,2%). Responden dengan kualitas hidup yang cukup pada domain ini berjumlah 33 orang (36,7%) dan yang kurang berjumlah 19 orang (21,1%).

5.4.4. Distribusi Tingkat Kualitas Hidup pada Domain Lingkungan

Distribusi tingkat kualitas hidup pada Domain Lingkungan dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kualitas Hiudp pada Domain Lingkungan

Kualitas Hidup Frekuensi (orang) Persentase (%)

Baik 45 50

Cukup 32 35,6

Kurang 13 14,4

Total 90 100

Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa responden dengan kualitas hidup baik pada Domain Lingkungan berjumlah 45 orang (50%). Responden dengan kualitas hidup yang cukup pada domain ini berjumlah 32 orang (35,6%) dan yang kurang berjumlah 13 orang (14,4%).


(41)

5.5. Nilai Rata-Rata Domain Kualitas Hidup Penderita DM

Rata-rata nilai kualitas yang ditinjau dari 4 domain kualitas hidup pada pasien DM di RSUP Haji Adam Malik Medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.7. Nilai rata-rata kualitas hidup berdasarkan domain kualitas hidup WHO

Domain Nilai rata-rata (N=90)

Kesehatan Fisik 54,36

Psikologis 61,73

Hubungan Sosial 56,56

Lingkungan 60,90

Dari tabel 5.7 diatas, dapat dilihat bahwa penderita DM di RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki nilai rata-rata terendah pada domain kesehatan fisik dengan nilai 54,36, sedangkan domain dengan nilai rata-rata tertinggi adalah domain psikologis dengan nilai 61,73.

5.6. Tingkat Kualitas Hidup Penderita DM

Berdasarkan nilai dari 4 domain kualitas hidup diatas, maka dapat diketahui tingkat kualitas hidup penderita DM di RSUP Haji Adam Malik Medan secara umum. Distribusi responden penelitian berdasarkan tingkat kualitas hidup seara umum pada pasien DM di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan jumlah sampel penelitian 90 orang dapat dilihat pada tabel 5.8.

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi berdasarkan Tingkat Kualitas Hidup Responden

Kualitas Hidup Frekuensi (orang) Persentase (%)

Baik 37 41,1

Cukup 45 50

Kurang 8 8,9


(42)

Berdasarkan tabel 5.8 dari 90 responden penelitian terlihat bahwa mayoritas pasien memiliki kualitas hidup yang cukup yaitu sebanyak 45 orang (50%). Responden dengan kualitas hidup baik berjumlah 37 orang (41,1%) dan yang memiliki kualitas hidup kurang berjumlah 8 orang (8,9%).

5.7. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kualitas Hidup Penderita DM Dari 90 orang responden dalam penelitian ini, didapatkan hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kualitas hidup penderita DM yang dapat dilihat pada tabel 5.9.

Tabel 5.9. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kualitas Hidup Penderita DM

Tingkat Pengetahuan

Tingkat Kualitas Hidup

Total

Kurang Cukup Baik

Rendah 3 12 3 18

Sedang 4 21 13 38

Tinggi 1 12 21 34

Total 8 45 37 90

Dari tabel 5.9 diatas, dapat terlihat bahwa responden dengan tingkat pengetahuan rendah berjumlah 18 orang, dengan 3 diantaranya memiliki tingkat kualitas hidup yang kurang, 12 orang dengan tingkat kualitas hidup yang cukup dan 3 orang dengan tingkat kualitas hidup yang baik. Responden dengan tingkat pengetahuan sedang berjumlah 38 orang dengan 4 orang diantaranya memiliki tingkat kualitas hidup yang kurang, 21 orang dengan tingkat kualitas hidup yang cukup dan 13 orang diantaranya dengan tingkat kualitas hidup yang baik. Responden dengan tingkat pengetahuan yang tinggi berjumlah 34 orang dengan 1 diantaranya memiliki tingkat kualitas hiudp yang rendah, 12 orang dengan tingkat kualitas hidup yang cukup dan 21 orang dengan tingkat kualitas hidup yang tinggi.


(43)

Analisa data dengan menggunakan statistik korelasi Pearson

menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan penderita DM dengan kualitas hidup penderita DM di RSUP Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2014 dengan koefisien signifikansi 0,023 (p value < 0.05).

5.8. Pembahasan

5.8.1. Tingkat Pengetahuan Pasien DM

Hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan menyatakan bahwa mayoritas pasien DM yang melakukan rawat jalan di RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki tingkat pengetahuan yang sedang (42,2%). Rata-rata nilai tingkat pengetahuan pasien DM di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah 67,4%. Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian yang menunjukkan bawha mayoritas pasien DM memiliki tingkat pengetahuan yang sedang. Mufunda et al. (2012) menyatakan bahwa pasien DM di Zimbabwe memiliki tingkat pengetahuan yang sedang dengan nilai rata-rata 63,8%. Selain itu, penelitian Alaboudi et al. (2014) tentang tingkat pengetahuan pasien DM di Arab Saudi juga menunjukkan hal yang sama dengan nilai rata-rata sebesar 64,6%.

Tingkat pengetahuan pasien DM dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya ketersediaan informasi, komunikasi dan tingkat pendidikan. Tingkat pengetahuan pasien DM sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikannya (Alaboudi et al., 2014). Individu dengan tingkat pendidikan yang baik tentunya juga memiliki pemahaman yang lebih baik atas informasi-informasi yang ada. Dalam proses pengambilan data, peneliti mengamati banyak responden yang tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Tingkat pengetahuan pasien DM di RSUP Haji Adam Malik yang masih tergolong sedang ini mungkin disebabkan oleh faktor tingkat pendidikan pasien DM yang masih tergolong rendah.


(44)

5.8.2. Kualitas Hidup Pasien DM Secara Umum

Kualitas hidup menurut WHO adalah persepsi seseorang tentang keberadaan atau posisi dirinya dalam hidup dalam konteks kebudayaan dan sistem kepercayaan yang dianutnya dan berhubungan dengan tujuan (goals), ekspektasi (expectations), standar (standards) dan concerns. Penilaian kualitas hidup dilakukan dengan menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF yang membagi kualitas hidup menjadi 4 domain, yaitu domain kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata skor kualitas hidup pasien DM di RSUP Haji Adam Malik Medan adalah 58,39 dengan simpangan baku 16,38. Jika dikelompokkan maka pasien dengan kualitas hidup baik adalah sebesar 41,1%, kualitas hidup cukup adalah sebesar 50% dan yang kurang adalah sebesar 8,9%. Angka ini menunjukkan bahwa hanya sedikit pasien DM yang mengalami penuruan kualitas hidup akibat DM. Hal ini mungkin diakibatkan oleh angka kejadian komplikasi yang masih rendah pada pasien DM di RSUP Haji Adam Malik Medan sebab kejadian komplikasi memiliki dampak yang sangat besar terhadap kualitas hidup penderita DM. Komplikasi DM dengan dampak terbesar terhadap kualitas hidup adalah ischemic heart disease, stroke, dan neuropati (Solli et al., 2010).

5.8.3. Domain Kesehatan Fisik

Pasien DM di RSUP H. Adam Malik Medan memiliki nilai yang rendah pada domain kesehatan fisik dan domain hubungan sosial. Hal ini sesuai dengan penelitian Odili et al. (2009) yang dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan University of Benin. Penelitian Eljedi et al. (2008) juga menunjukkan bahwa domain dengan nilai terendah adalah domain kesehatan fisik. Selama proses penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa nilai yang rendah pada domain kesehatan fisik ini mungkin disebabkan oleh adanya gangguan pada aktivitas sehari-hari, ketergantungan terhadap substansi obat (obat antidiabetik) dan bantuan medis, energi yang kurang dan kelelahan yang lebih sering terjadi,


(45)

mobilitas yang berkurang dan penurunan kemampuan bekerja. Nyeri dan ketidaknyamanan akibat DM dan komplikasinya juga memberikan dampak terhadap rendahnya nilai pada domain kesehatan fisik ini.

5.8.4. Domain Psikologis

Nilai rata-rata tertinggi adalah pada domain psikolgis (61,73) dan ini menunjukkan bawha pasien DM di RSUP H. Adam Malik Medan memiliki kepuasan yang lebih baik pada aspek gambaran diri (bodily image) dan penampilan, perasaan negatif yang jarang, perasaan positif yang sering, self esteem yang lebih baik dan spiritualitas dan kemampuan berpikir, belajar, ingatan dan konsentrasi yang baik. Seperti yang kita ketahui, masyarakat Indonesia adalah masyarakat dengan sistem dukungan keluarga dan agama yang sangat kuat. Dukungan keluarga yang kuat dikaitkan dengan adaptasi psikologis pasien yang lebih baik terhadap penyakitnya (Odili et al., 2009). Hal ini bertetangan dengan penelitian Gholami (2013) yang menunjukkan bahwa nilai terendah pasien DM di Neyshabur, Iran adalah pada domain psikologis. Namun, perlu diingat bahwa persepsi individu terhadap kualitas hidup mungkin berbeda antar budaya dan antar negara (Bani-Issa, 2010).

5.8.5. Domain Hubungan Sosial

Domain hubungan sosial memiliki nilai rata-rata kedua terendah (56,56). Domain ini menilai aspek hubungan personal, dukungan sosial dan aktivitas seksual. Disfungsi seksual dapat terjadi pada pasien DM baik wanita maupun pria. Prevalensi disfungsi seksual pada pria dengan DM adalah sebesar 68% (Peter et al., 2012). Disfungsi seksual juga terjadi pada wanita yang menderita DM dengan prevalensi sebesar 75% (Mezones-Helgui et al., 2008). Disfungsi seksual menyebabkan penurunan kualitas hidup dan dihubungkan dengan kejadian depresi dan ansietas pada penderitanya (Mohammed et al., 2009). Nilai yang rendah pada domain ini menunjukkan ketidakpuasan pasien DM di RSUP Haji Adam Malik Medan dalam aspek hubungan personal, aktivitas seksual dan dukungan sosial.


(46)

5.8.6. Domain Lingkungan

Domain lingkungan memiliki nilai rata-rata yang cukup baik dibandingkan dengan domain kesehatan fisik dan hubungan sosial. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Odili (2009) dan Eljedi (2006). Salah satu aspek penilaian dalam domain ini adalah kemudahan akses dan kualitas perawatan kesehatan dan sosial. Kepuasan pasien DM di RSUP Haji Adam Malik Medan dalam menjangkau perawatan kesehatan dan kualitas pelayanan yang diberikan tercermin dalam nilai pada domain ini dah hal ini diamati oleh peneliti saat melakukan wawancara pengambilan data dengan responden penelitian. Aspek lain yang dinilai pada domain ini adalah hubungan sosial. Nilai yang tinggi pada domain ini mungkin disebabkan oleh dukungan yang diberikan keluarga pasien sebab masyarakat Indonesia adalah masyarakat dengan rasa dan hubungan kekeluargaan yang tinggi serta family care giver support system yang kuat.

Nilai rata-rata kualitas hidup beserta domain kualitas hidup bervariasi dan berbeda antar penelitian dan antar negara. Hal ini menjadi bukti bahwa kualitas hidup adalah suatu konsep yang subjektif dan dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu dan dipengaruhi oleh budaya setempat (Bani-Issa, 2010). Misalnya, penelitian kualitas hidup terhadap pasien DM di Uni Emirat Arab menunjukkan kualitas hidup yang baik, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor misalnya pendapatan masyarakat negara tersebut yang sangat tinggi, keakraban antar keluarga dan hubungan yang erat antar anggota keluarga dan stabilitas politik negara tersebut (Bani-Issa, 2010). Oleh sebab itu, penilaian kualitas hidup pada penderita DM di Indonesia mungkin memberikan hasil yang bervariasi karena banyaknya suku dan budaya bangsa Indonesia.

5.8.7. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kualitas Hidup Penderita DM

Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan penderita DM dengan kualitas hidup penderita DM di RSUP Haji Adam Malik Medan. Hal ini sesuai dengan penelitian Silitonga (2012) yang dilakukan di Poliklinik RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Pada penelitiannya,


(47)

Silitonga menyatakan bahwa pengetahuan tentang informasi kesehatan penyakit DM merupakan faktor yang paling mempengaruhi kualitas hidup pasien. Pengaruh tingkat pengetahuan terhadap kualitas hidup ini mungkin terkait dengan kejadian komplikasi yang rendah pada pasien DM dengan tingkat pengetahuan yang baik. Pasien DM dengan tingkat pengetahuan yang baik tentunya dapat mengawal dan memanajemen penyakitnya dengan baik sehingga menurunkan angka kejadian komplikasi diabetik dan meningkatkan kualitas hidupnya.


(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Mayoritas penderita DM di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014 memiliki tingkat pengetahuan yang sedang.

2. Mayoritas penderita DM di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014 memiliki kualitas hidup yang cukup.

3. Mayoritas penderita DM memiliki kualitas hidup yang cukup pada domain kesehatan fisik dan kualitas hidup yang baik pada domain psikologis, hubungan sosial dan lingkungan.

4. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan penderita DM dengan kualitas hidup penderita DM di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014.

6.2. Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut, yaitu:

1. Kepada pasien DM di RSUP Haji Adam Malik Medan, agar dapat meningkatkan tingkat pengetahuan dan pemahamannya tentang penyakitnya. Dengan tingkat pengetahuan yang baik, diharapkan pasien-pasien DM dapat mengawal penyakitnya dengan baik dan meningkatkan kualitas hidupnya. 2. Kepada tenaga kesehatan khususnya dokter, agar dapat mengedukasi pasien

DM dengan baik sehingga penderita DM lebih paham tentang penyakitnya dan upaya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

3. Kepada institusi kesehatan, khususnya RSUP Haji Adam Malik Medan, agar dapat melaksanakan program seminar-seminar tentang DM yang ditujukan


(49)

kepada pasien DM, senam DM, dan membentuk komunitas DM di lingkungan RSUP Haji Adam Malik Medan.

4. Kepada peneliti selanjutnya, agar dapat dilaksanakan penelitian yang lebih dalam tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kualitas hidup penderita DM.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Adepu, R., Rasheed, A., dan Nagavi, B.G., 2007. Effect of Patient Conseling on Quality of Life in Type-2 Diabetes Mellitus Patients in Two Selected South Indian Community Pharmacies: A Study. Indian Journal of Pharmaceutical Sciences 2007, 69 (4): 519-524.

ALAboudi, I.S., Hassali, M.A., Shafie, A.A., ALRubeaan, K., dan Hassan, A., 2014. Knowledge, Attitudes and Quality of Life of Type 2 Diabetes Patients in Saudi Arabia. Saudi Pharmaceutical Journal 2014. Doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.jsps.2014.08.001.

Bani-Issa, W., 2010. Evaluation of the health-related quality of life of Emirati people with diabetes: integration of sociodemographic and disease-related variables. Eastern Mediterranean Health Journal, 2011. 17 (11): 826-829. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Profil Kesehatan Indonesia.

Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.

Division of mental health and prevention of substance abuse, 1997. WHOQOL Measuring Quality of Life. World Health Organization.

Eljedi, A., Mikolajczyk, R.T., Kraemer, A., and Laaser, U., Health Related Quality of Life in Diabetic Patients and Controls without Diabetes in Refugee Camps in the Gaza Strip: A Cross-sectional Study. BMC Public Health 2006. 6 (10): 268.

Foundation Health Measure Report, 2010. Health Related Quality of Life and Well-Being. Healthy People 2020.

Gholami, A., Azini, M., Borji, A., Shirazi, F., Sharafi, Z., dan Zarei, E., 2013. Quality of Life in Patient with Type 2 Diabetes: Application of WHOQOL-BREF scale. Shiraz E-Medical Journal 2003, 14 (3): 162-171.


(51)

Gultom, Y.T., 2012. Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus tentang Manajemen Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta Pusat. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Hairi, L.M., Apriatmoko, R., dan Sari, L.N., 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan tentang Diabetes Mellitus dengan Gaya Hidup Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Skripsi. PSIK STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Semarang.

Hernandez, A.Q., Granja, L.L., Serrano, V.C., Luna, J.A.M., Leyva, P.M., dan Moreno, I.Q., 2000. Quality of Life for Diabetic Patients. Revista Cubana de Medicina General Integral 2000, 16 (1): 50-56.

International Diabetes Federation, 2013. IDF Diabetes Atlas. Edisi keenam. International Diabetes Federation.

Kiadaliri, A.A., Najafi, B., dan Sani, M.M., 2013. Quality of Life in People with Diabetes: A Systematic Review of Studies in Iran. Journal of Diabetes and Metabolic Diorders 2013, 12:54.

Kishore, P., 2013. Diabetes Mellitus. The Merck Manual.

http://www.merckmanuals.com/professional/endocrine_and_metabolic_disor ders/diabetes_mellitus_and_disorders_of_carbohydrate_metabolism/diabetes _mellitus_dm.html. 30 April 2014 (20: 45)

Khardori, R., 2014. Type 2 Diabetes Mellitus. Medscape. http://emedicine.medscape.com/article/117853-overview#aw2aab6b2b6. 30 April 2014 (20:05)

McCance, K.L., dan Huether, S.E., Brashers, V.L., dan Rote, N.S., 2010. Pathophysiology: The Biologic Basis for Disease in Adults and Children. Edisi keenam. Mosbi Elsevier, Canada.


(52)

Martinez, Y.V., Aguiar, C.A.P., Pacheco, R.A.R., dan Martinez, J.J.V., 2008. Quality of Life associated with Treatment Adherence in Patient with Type 2 Diabetes: A Cross-sectional Study. BMC Health Service Research 2008, 8: 164.

Mezones-Holguin, E., Blumel, J.E., Huezo, M., et al., 2008. Impact of diabetes mellitus on female sexual function and risk factors. Arch Androl 51: 1-6. Mohammed, A.H., Asrul, A.S., Yaseen, K., dan Ranjeev, H., 2009. Assessment of

Knowledge and Perception of Erectile Dysfunction Among Diabetic And Non-Diabetic Patients At A University Health Center In Malaysia. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, 2(3):60-5.

Mufunda, E., Wikby, K., Bjorn, A., dan Hjelm, K., 2012. Level and Determinants of Diabetes Knowledge in Patients with Diabetes in Zimbabwe: a cross-sectional study. The Pan African Medical Journal, 13.

Notoatmodjo, S., 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Odili, V., Ugboka, L., dan Oparah, A., 2008. Quality of Life of People With Diabetes in Benin City As Measured With WHOQOL-BREF. The Internet Journal of Law, Healthcare and Ethics, 6(2).

Perkumpulan endokrinologi Indonesia, 2011. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia 2011. PERKENI.

Peter, J., Riley, C.K., Layne, B., Miller, K., dan Walker, L., 2012. Prevalence and risk factors associated with erectile dysfunction in diabetic men attending clinics in Kingston, Jamaica. Journal of Diabetology, 2012. 2:2.

Programme on Mental Health, 1996. WHOQOL-BREF Introduction, Administration, Scoring and Generic Version of the Assessment. World Health Organization, Geneva.


(53)

Solli, O., Stavem, K., Kristiansen, I.S., 2010. Health-related quality of life in diabetes: The associations of complications with EQ-5D scores. Health and Quality of Life Outcomes, 2010. 8:18.

Wahyuni, R., Arsin, A.A., dan Abdullah, A.Z., 2012. Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di RS Bhayangkara Andi Mappa Oudang Makassar. Skripsi. Badan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

WHO, 2013. WHO Fact Sheet. www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/. 30 April (20: 10)

WHO, 2014. WHO Quality of Life-BREF (WHOQOL-BREF).

http://www.who.int/substance_abuse/research_tools/whoqolbref/en/. 15 April 2014 (13.20)

Yusra, A., 2011. Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Tesis. Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia.


(54)

LAMPIRAN I

LEMBAR PENJELASAN

Dengan hormat,

Saya, Stefen Andrianus mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) angkatan 2011. Saat ini, saya sedang menjalankan penelitian dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Mellitus dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus di RSUP Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2014”. Penelitian ini dilakukan sebagai syarat pendidikan di Fakultas Kedokteran USU.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan penderita Diabetes Mellitus dengan kualitas hidupnya pada pasien rawat jalan Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Haji Adam Malik Medan. Untuk keperluan tersebut, saya memohon kesediaan Saudara untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, saya akan meminta Saudara untuk mengisi kuesioner penelitian. Proses pengambilan data akan dipandu dan dilakukan dengan wawancara. Jika Saudara bersedia, Saudara saya persilahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelawan Saudara.

Identitas pribadi Saudara sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dimengerti, Saudara dapat bertanya langsung pada saya atau dapat menghubungi saya di nomor 081370343400. Atas perhatian dan kesediaan Saudara menjadi partisipan dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih

Hormat Saya,


(55)

LAMPIRAN II

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :

Tempat/Tanggal Lahir:

Alamat :

telah benar-benar paham atas penjelasan yang disampaikan oleh peneliti mengenai penelitian ini yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Mellitus dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus di RSUP Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2014”. Oleh karena itu, saya menyatakan BERSEDIA

menjadi partisipan dalam penelitian ini.

Demikianlah persetujuan ini saya sampaikan dengan sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Hormat Saya,


(1)

24,00 21,00 9,00 31,00 63,00 63,00 50,00 75,00 62,75

28,00 22,00 12,00 34,00 75,00 69,00 75,00 81,00 75,00

27,00 24,00 12,00 36,00 69,00 75,00 75,00 88,00 76,75

16,00 18,00 6,00 20,00 31,00 50,00 25,00 38,00 36,00

16,00 12,00 6,00 15,00 31,00 25,00 25,00 25,00 26,50

21,00 24,00 11,00 29,00 50,00 75,00 69,00 69,00 65,75

22,00 26,00 14,00 35,00 56,00 81,00 94,00 88,00 79,75

23,00 21,00 11,00 27,00 56,00 63,00 69,00 63,00 62,75

23,00 24,00 10,00 33,00 56,00 75,00 56,00 81,00 67,00

18,00 13,00 13,00 19,00 38,00 31,00 81,00 38,00 47,00

20,00 14,00 10,00 19,00 44,00 31,00 56,00 38,00 42,25

27,00 20,00 10,00 28,00 69,00 56,00 56,00 63,00 61,00

24,00 24,00 14,00 34,00 63,00 75,00 94,00 81,00 78,25

16,00 13,00 8,00 17,00 31,00 31,00 44,00 31,00 34,25

19,00 17,00 6,00 17,00 44,00 44,00 25,00 31,00 36,00

17,00 18,00 6,00 25,00 38,00 50,00 25,00 56,00 42,25

22,00 23,00 10,00 29,00 56,00 69,00 56,00 69,00 62,50

29,00 26,00 13,00 31,00 81,00 81,00 81,00 75,00 79,50

25,00 19,00 10,00 30,00 63,00 56,00 56,00 69,00 61,00

17,00 11,00 5,00 14,00 38,00 19,00 19,00 19,00 23,75

18,00 13,00 6,00 17,00 38,00 31,00 25,00 31,00 31,25

24,00 25,00 12,00 32,00 63,00 81,00 75,00 75,00 73,50

27,00 22,00 12,00 31,00 69,00 69,00 75,00 75,00 72,00

24,00 21,00 11,00 32,00 63,00 63,00 69,00 75,00 67,50

22,00 19,00 9,00 26,00 56,00 56,00 50,00 56,00 54,50

18,00 23,00 9,00 33,00 38,00 69,00 50,00 81,00 59,50

24,00 19,00 8,00 31,00 63,00 56,00 44,00 75,00 59,50

18,00 15,00 6,00 12,00 38,00 38,00 25,00 13,00 28,50

16,00 16,00 5,00 15,00 31,00 44,00 19,00 25,00 29,75

20,00 17,00 8,00 17,00 44,00 44,00 44,00 31,00 40,75

19,00 25,00 14,00 33,00 44,00 81,00 94,00 81,00 75,00

20,00 15,00 6,00 19,00 44,00 38,00 25,00 38,00 36,25

25,00 27,00 14,00 29,00 63,00 88,00 94,00 69,00 78,50

18,00 17,00 9,00 20,00 38,00 44,00 50,00 38,00 42,50

26,00 21,00 11,00 37,00 69,00 63,00 69,00 94,00 73,75

22,00 23,00 14,00 31,00 56,00 69,00 94,00 75,00 73,50

15,00 12,00 9,00 13,00 31,00 25,00 50,00 19,00 31,25

18,00 18,00 9,00 19,00 38,00 50,00 50,00 38,00 44,00

26,00 28,00 14,00 37,00 69,00 94,00 94,00 94,00 87,75

21,00 28,00 12,00 31,00 50,00 94,00 75,00 75,00 73,50


(2)

SCOREPENGETAHUAN KUALITASHIDUP TINGKATPENGETAHUAN KesehatanFisik Psikologis

32,00 2,00 3,00 2,00 3,00

35,00 3,00 3,00 3,00 3,00

24,00 2,00 2,00 1,00 2,00

28,00 2,00 2,00 1,00 2,00

26,00 2,00 2,00 2,00 2,00

20,00 3,00 1,00 3,00 3,00

29,00 3,00 2,00 3,00 3,00

27,00 2,00 2,00 2,00 3,00

20,00 2,00 1,00 2,00 2,00

28,00 2,00 2,00 2,00 2,00

18,00 2,00 1,00 2,00 3,00

25,00 2,00 2,00 2,00 2,00

32,00 2,00 3,00 3,00 2,00

27,00 2,00 2,00 2,00 2,00

18,00 2,00 1,00 2,00 3,00

26,00 2,00 2,00 2,00 3,00

31,00 3,00 2,00 2,00 3,00

21,00 3,00 2,00 3,00 3,00

19,00 2,00 1,00 2,00 2,00

25,00 2,00 2,00 1,00 3,00

26,00 2,00 2,00 2,00 2,00

26,00 3,00 2,00 3,00 2,00

34,00 3,00 3,00 2,00 3,00

20,00 2,00 1,00 2,00 3,00

35,00 3,00 3,00 3,00 3,00

28,00 2,00 2,00 3,00 2,00

25,00 2,00 2,00 3,00 3,00

38,00 3,00 3,00 3,00 3,00

30,00 3,00 2,00 2,00 3,00

28,00 3,00 2,00 2,00 3,00

16,00 2,00 1,00 2,00 2,00

22,00 3,00 2,00 2,00 3,00

28,00 3,00 2,00 3,00 2,00

23,00 2,00 2,00 3,00 3,00

30,00 3,00 2,00 2,00 3,00

33,00 2,00 3,00 2,00 2,00

34,00 3,00 3,00 3,00 3,00

22,00 3,00 2,00 3,00 2,00

33,00 3,00 3,00 2,00 3,00

34,00 3,00 3,00 2,00 3,00

28,00 3,00 2,00 2,00 3,00

36,00 3,00 3,00 2,00 3,00

36,00 2,00 3,00 2,00 2,00

36,00 2,00 3,00 2,00 1,00

27,00 2,00 2,00 2,00 2,00

19,00 2,00 1,00 2,00 1,00

15,00 1,00 1,00 1,00 1,00

20,00 1,00 1,00 2,00 1,00


(3)

18,00 2,00 1,00 2,00 2,00

33,00 3,00 3,00 3,00 3,00

36,00 3,00 3,00 3,00 3,00

34,00 2,00 3,00 1,00 2,00

40,00 1,00 3,00 1,00 1,00

17,00 2,00 1,00 2,00 3,00

19,00 3,00 1,00 2,00 3,00

40,00 2,00 3,00 2,00 2,00

40,00 3,00 3,00 2,00 3,00

36,00 2,00 3,00 2,00 1,00

42,00 2,00 3,00 2,00 1,00

30,00 2,00 2,00 3,00 2,00

23,00 3,00 2,00 2,00 3,00

39,00 2,00 3,00 1,00 1,00

40,00 2,00 3,00 2,00 2,00

21,00 2,00 2,00 2,00 2,00

20,00 2,00 1,00 2,00 3,00

21,00 3,00 2,00 3,00 3,00

33,00 2,00 3,00 2,00 2,00

28,00 1,00 2,00 2,00 1,00

30,00 1,00 2,00 2,00 1,00

40,00 3,00 3,00 2,00 3,00

38,00 3,00 3,00 3,00 3,00

33,00 3,00 3,00 2,00 2,00

25,00 2,00 2,00 2,00 2,00

25,00 2,00 2,00 2,00 3,00

23,00 2,00 2,00 2,00 2,00

22,00 1,00 2,00 2,00 2,00

23,00 1,00 2,00 1,00 2,00

25,00 2,00 2,00 2,00 2,00

42,00 3,00 3,00 2,00 3,00

22,00 2,00 2,00 2,00 2,00

40,00 3,00 3,00 2,00 3,00

18,00 2,00 1,00 2,00 2,00

33,00 3,00 3,00 3,00 2,00

35,00 3,00 3,00 2,00 3,00

15,00 1,00 1,00 1,00 1,00

12,00 2,00 1,00 2,00 2,00

42,00 3,00 3,00 3,00 3,00

42,00 3,00 3,00 2,00 3,00


(4)

HubunganSosial Lingkungan

2,00 2,00

3,00 2,00

2,00 2,00

2,00 3,00

2,00 2,00

3,00 3,00

3,00 3,00

2,00 3,00

2,00 2,00

1,00 2,00

1,00 2,00

1,00 2,00

1,00 2,00

1,00 3,00

1,00 2,00

3,00 2,00

2,00 3,00

3,00 3,00

2,00 3,00

2,00 3,00

3,00 2,00

3,00 3,00

3,00 3,00

2,00 3,00

3,00 3,00

3,00 2,00

2,00 3,00

3,00 3,00

2,00 3,00

3,00 2,00

2,00 2,00

3,00 3,00

3,00 3,00

2,00 2,00

2,00 3,00

3,00 2,00

3,00 2,00

3,00 2,00

3,00 3,00

3,00 2,00

3,00 3,00

2,00 3,00

2,00 1,00

1,00 2,00

1,00 1,00

2,00 2,00

1,00 1,00

1,00 1,00


(5)

2,00 3,00

3,00 3,00

3,00 3,00

1,00 2,00

1,00 1,00

3,00 3,00

3,00 3,00

3,00 2,00

2,00 3,00

3,00 2,00

2,00 2,00

2,00 2,00

3,00 3,00

2,00 1,00

1,00 1,00

1,00 2,00

2,00 3,00

3,00 3,00

2,00 3,00

1,00 1,00

1,00 1,00

3,00 3,00

3,00 3,00

3,00 3,00

2,00 2,00

2,00 3,00

2,00 3,00

1,00 1,00

1,00 1,00

2,00 1,00

3,00 3,00

1,00 2,00

3,00 3,00

2,00 2,00

3,00 3,00

3,00 3,00

2,00 1,00

2,00 2,00

3,00 3,00

3,00 3,00


(6)

CURRICULUM VITAE

Nama

: Stefen Andrianus

Tempat / Tanggal lahir

: Medan / 5 Oktober 1993

Agama

: Buddha

Alamat

: Jalan Rencong No. 94B Medan

Riwayat Pendidikan

: 1. SD Sutomo 1 Medan

2. SMP Sutomo 1 Medan

3. SMA Sutomo 1 Medan