Identifikasi Sampel Pembuatan Pereaksi .1 Larutan HNO Penyiapan Sampel Proses Dekstruksi Kering Pembuatan Larutan Sampel

22 dewasa biasanya berwarna hijau sungguh. Daun mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari suatu daun tunggal, yang torehannya sedemikian dalamnya, sehingga bagian daun diantara toreh-toreh itu terpisah satu sama lain, dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil yang tersendiri Tjitrosoepomo, 2009. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini berkualitas pro analisa keluaran E. Merck yaitu asam nitrat 65 bv, larutan baku natrium 1000 µgml, larutan baku kalium 1000 µgml, dan larutan baku kalsium 1000 µgml, kecuali disebutkan lain yaitu akua demineralisata keluaran Bratachem.

3.5 Metode Pengambilan Sampel

Sampel diambil dari Desa Sukanalu, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo. Metode pengambilan sampel secara purposif ini ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang tidak terambil mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel yang diteliti dan dianggap sebagai sampel yang representatif Sudjana, 2005.

3.6 Identifikasi Sampel

Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Medanense Meda Universitas Sumatera Utara, Jl. Bioteknelogi No. 1 Kampus USU, Medan. Universitas Sumatera Utara 23 3.7 Pembuatan Pereaksi 3.7.1 Larutan HNO 3 1:1 Larutan HNO 3 65 bv sebanyak 500 ml diencerkan dengan 500 ml akua demineralisata Isaac, 1990.

3.8 Penyiapan Sampel

Daun Girang Leea aequata L. muda dan tua masing-masing ditimbang sebanyak 500 g, dicuci bersih, ditiriskan, dikeringkan dengan cara diangin- anginkan, dan dipotong kecil-kecil dengan gunting stainless steel.

3.9 Proses Dekstruksi Kering

Sampel yang telah dihaluskan masing-masing ditimbang sebanyak 5 gram, dimasukkan ke dalam krus porselen, diarangkan di atas hot plate selama 10 jam lalu diabukan di tanur dengan temperatur awal 100 o C dan perlahan-lahan dinaikkan menjadi 500 o C dengan interval 25 o C setiap 5 menit. Pengabuan dilakukan selama 40 jam dan dibiarkan dingin lalu dipindahkan ke desikator. Abu dibasahi dengan 10 tetes akua demineralisata dan ditambahkan 5 ml HNO 3 1:1 secara hati-hati. Kemudian kelebihan HNO 3 diuapkan pada hot plate dengan suhu 100-120 o C sampai kering. Krus porselen dimasukkan ke dalam tanur dan diabukan selama 1 jam dengan suhu 500 o C, kemudian didinginkan Isaac, 1990 dengan pengubahan. Universitas Sumatera Utara 24

3.10 Pembuatan Larutan Sampel

Abu hasil dekstruksi yang telah dingin dilarutkan dengan 10 ml HNO 3 1:1 lalu dituangkan ke dalam labu tentukur 50 ml, sisa pada krus porselen dibilas 3 kali dengan 10 ml akua demineralisata, dituangkan ke dalam labu tentukur, kemudian larutan dicukupkan volumenya dengan akua demineralisata hingga 50 ml dan disaring dengan kertas saring Whatman No. 42, filtrat pertama dibuang sebanyak 5 ml untuk menjenuhkan kertas saring kemudian filtrat selanjutnya ditampung dalam botol. Filtrat ini digunakan sebagai larutan sampel untuk analisa kuantitatif natrium, kalium, dan kalsium. 3.11 Pembuatan Kurva Kalibrasi 3.11.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi Natrium