Prinsip Metode Aktivitas Antiradikal Bebas DPPH Pembuatan Larutan Blanko Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Pembuatan Larutan Uji Penentuan Persen Peredaman Penentuan Nilai IC

3.8 Pembuatan Fraksi Ektrak Bunga Brokoli

Pembuatan fraksi ekstrak bunga brokoli dilakukan dengan perkolasi bertingkat. Prosedur pembuatan ekstrak: sebanyak 200 g serbuk simplisia dibasahi dengan n-heksan dan dibiarkan selama 3 jam. Kemudian dimasukkan ke dalam alat perkolator, lalu dituang cairan penyari n-heksan sampai semua simplisia terendam dan terdapat selapis cairan penyari diatasnya, mulut tabung perkolator ditutup dengan alumunium foil dan dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran dibuka dan dibiarkan tetesan ekstrak mengalir dengan kecepatan perkolat diatur 1 mlmenit, perkolat ditampung. Perkolasi dihentikan pada saat beberapa tetes perkolat tidak bereaksi ketika ditambahkan serbuk Mg dan asam klorida pekat, kemudian dipekatkan dengan alat penguap vakum putar setelah itu di freeze dryer hingga diperoleh ekstrak kental. Ampas dikeringkan lalu diekstraksi dengan menggunakan pelarut berturut-turut etil asetat dan etanol dengan prosedur yang sama dengan di atas. Bagan pembuatan fraksi ekstrak dapat dilihat pada gambar 14 halaman 37 DepKes RI, 1979. 3.9 Pengujian Kemampuan Antioksidan dengan Spektrofotometer Visibel

3.9.1 Prinsip Metode Aktivitas Antiradikal Bebas DPPH

Kemampuan sampel uji dalam meredam proses oksidasi DPPH 1,1- diphenyl-2-picryl-hidrazyl sebagai radikal bebas dalam larutan metanol sehingga terjadi peredaman warna ungu DPPH dengan nilai IC 50 konsentrasi sampel uji yang mampu meredam radikal bebas sebesar 50 digunakan sebagai parameter untuk menentukan aktivitas antioksidan sampel uji tersebut.

3.9.2 Pembuatan Larutan Blanko

Larutan DPPH 0,5 mM dipipet sebanyak 5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis Universitas Sumatera Utara tanda konsentrasi 40 ppm.

3.9.3 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Larutan DPPH konsentrasi 40 ppm dihomogenkan dan diukur serapannya pada panjang gelombang 400-800 nm.

3.9.4 Penentuan Operating Time Larutan DPPH dalam Metanol

Larutan DPPH 0,5 mM dipipet sebanyak 5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis tanda konsentrasi 40 ppm, kemudian dipipet 7,5 ml , dimasukkan ke dalam labu 25 ml, dicukupkan volumenya dengan metanol hingga garis tanda konsentrasi 12 ppm lalu diukur untuk menentukan operating time larutan DPPH dalam metanol sampai menit ke-60 selama 1 jam pada panjang gelombang serapan maksimum yang telah diperoleh. Hasil operating time dapat dilihat pada lampiran 6 Halaman

38. 3.9.5 Pembuatan Larutan Induk

Sebanyak 25 mg sampel uji ditimbang kemudian dilarutkan dalam labu tentukur 25 ml dengan metanol lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda konsentrasi 1000 ppm.

3.9.6 Pembuatan Larutan Uji

Larutan induk dipipet sebanyak 1 ml; 1,5 ml; 2 ml; 2,5 ml kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml untuk mendapatkan konsentrasi 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, 100 ppm, kemudian dalam masing-masing labu tentukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM konsentrasi 40 ppm lalu volume dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda. Universitas Sumatera Utara

3.9.7 Penentuan Persen Peredaman

Kemampuan antioksidan diukur sebagai penurunan serapan larutan DPPH peredaman warna ungu DPPH akibat adanya penambahan larutan uji. Nilai serapan larutan DPPH sebelum dan sesudah penambahan larutan uji tersebut dihitung sebagai persen peredaman. Peredaman = x 100 Keterangan : A Kontrol = Absorbansi tidak mengandung sampel A sampel = Absorbansi sampel

3.9.8 Penentuan Nilai IC

50 Nilai IC 50 merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi sampel uji μgml yang memberikan peredaman DPPH sebesar 50 mampu menghambat meredam proses oksidasi sebesar 50. Nilai 0 berarti tidak memunyai aktivitas antioksidan, sedangkan nilai 100 berarti peredaman total dan pengujian perlu dilanjutkan dengan pengenceran larutan uji untuk melihat batas konsentrasi aktivitasnya. Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan regresi dengan konsentrasi ekstrak μgml sebagai absis sumbu X dan nilai peredaman antioksidan sebagai ordinatnya sumbu Y. Hasil pengujian dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 44-58, dan pehitungan IC 50 dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 59-70. Secara spesifik, suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC 50 kurang dari 50 μgml, kuat untuk IC 50 bernilai 50- 100 μgml, sedang jika IC 50 bernilai 100- 150 μgml, dan lemah jika IC 50 bernilai 151-20 μgml Mardawati, 2008. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor menunjukkan bahwa sampel termasuk suku Brassicaceae, spesies Brassica oleracea L. var. botrytis L.

4.2. Hasil Karakterisasi Simplisia

a. Pemeriksaan Makroskopik Hasil pemeriksaan makroskopik dari simplisia bunga brokoli merupakan kecambah bunga kering, sedikit keriput dimana masing-masing kecambah berbentuk bulat dengan tangkai. Kepala kecambah berukuran 1-2 mm, dan tangkai kecambah berukuran 3-5 mm, berwarna hijau kekuningan hingga hijau kecoklatan. b. Hasil Pemeriksaan Morfologi Tumbuhan dengan Menggunakan Mikroskop Hasil pemeriksaan makroskopik dari serbuk simplisia menunjukkan terdapat 4 kelopak bunga, 4 mahkota bunga, dan satu putik yang masih muda pada tiap tunas bunga brokoli. c. Hasil Pemeriksaan Karakterisasi Serbuk Simplisia Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia diperoleh kadar air sebesar 5,33, kadar sari yang larut dalam air sebesar 29,02, kadar sari yang larut dalam etanol sebesar 12,09, kadar abu total sebesar 0,80, Kadar abu yang tidak larut dalam asam sebesar 0,22 . Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Etanol Pucuk Daun Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch.) Dan Herba Peleng (Spinacia oleracea L.) Serta Herba Sabi (Brassica rapa L.)

3 78 102

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Hidrilla (Hydrilla verticillata (L.f.) Royle)

14 95 83

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Jus Buah Sirsak Dan Ekstrak Etanol Daun Sirsak

5 68 100

Pengaruh Ekstrak Bunga Brokoli (Brassica Oleracea L. Var. Italica Plenck) Terhadap Penghambatan Penuaan Kulit Dini (Photoaging): Kajian Pada Ekspresi Matriks Metalloproteinase-1 Dan Prokolagen Tipe 1 Secara In Vitro Pada Fibroblas Kulit Manusia

4 51 241

Formulasi Sediaan Lipstik Dengan Ekstrak Kubis Merah (Brassica oleraceae var capitata L.f. rubra (L) Thell) Sebagai Pewarna

42 173 64

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah Tumbuhan Pare (Momordica charantia L.)

14 120 84

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Sitotoksisitas Ekstrak Bunga Tumbuhan Brokoli (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BST)

0 65 75

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Goji Berry (Lycium barbarum L.)

15 84 92

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Bunga Brokoli (Brassica oleracea L.) Terhadap Nilai Sun Protection Factor Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenzone dan Oktil Metoksisinamat Secara in Vitro

2 75 90

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Ekstrak Etanol Buah Terong Lalap Ungu (Solanum melongena L).

17 74 78