commit to user 24
menunjukan bahwa serbuk sari dari tetua jantan buah naga kuning justru menurunkan berat dari buah naga putih.
Selain itu penurunan berat buah hasil persilangan juga dimungkinkan karena sedikitnya serbuk sari yang jatuh ke putik, sehingga mengakibatkan
jumlah biji yang terbentuk menjadi rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat Goldsworthy and Fisher 1996, banyaknya biji yang terbentuk dipengaruhi
oleh lingkungan, kualitas dan jumlah pollen saat penyerbukan, frekuensi melakukan penyerbukan dan kompatibilitas antar tanaman yang diserbuki.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mizrahi et al. 2004, banyaknya serbuk sari signifikan dalam mempengaruhi berat buah. Selain itu proses yang
mengakibatkan penambahan ukuran buah juga dapat disebabkan karena pembelahan dan pembesaran sel. Proses pembelahan dan pembesaran sel
yang terjadi secara berurutan dapat mengakibatkan penambahan ukuran buah. Pada umumnya, penambahan ukuran awal bergantung pada perbanyakan sel
yang dimulai sebelum bunga mekar dan diteruskan setelah pembuahan Hidayah, 1995.
Pada variabel berat buah, persilangan KK memiliki simpangan baku terkecil 13,12. Nilai simpangan baku yang kecil mengindikasikan keragaman
yang dimiliki oleh tipe persilangan tersebut kecil, yakni berat buah yang terbentuk cukup seragam. Persilangan PK memiliki simpangan baku terbesar
yakni 82,06. Hal tersebut menunjukkan bahwa berat buah yang terbentuk memiliki keberagaman yang besar.
G. Jumlah Biji
Jumlah biji diamati untuk mengetahui jumlah biji yang terbentuk hasil persilangan yang dilakukan dan pengaruh serbuk sari terhadap jumlah biji.
Biji buah naga berwarna hitam dan kulitnya tipis, tetapi keras. Viabilitas biji ditunjukkan oleh warna biji. Biji viabel berwarna hitam dan bernas,
sedangkan biji tidak viabel berwarna coklat, tidak berisi dan ukurannya sangat bervariasi.
Jumlah biji buah naga putih berkisar antara 1500 hingga 4000, sedangkan jumlah biji buah naga merah berkisar antara 300 hingga 500.
commit to user 25
Pengaruh tipe persilangan terhadap rata-rata jumlah biji buah naga disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Rata-Rata Jumlah Biji Buah Naga Hasil Persilangan Persilangan
Rata-rata jumlah biji K X P
915,83 + 47,79 P X K
566,67 + 649,85 K X K
417,56 + 101,79 P X P
2826,93 + 1236,32
Keterangan: K : Buah naga kuning
P : Buah naga putih
Persilangan buah naga putih dengan tetua jantan kuning menunjukan bahwa jumlah biji mengalami penurunan apabila di bandingkan dengan
persilangan dengan tetua jantan putih. Sementara itu persilangan buah naga kuning dengan tetua jantan putih menunjukan bahwa jumlah biji meningkat
apabila dibandingkan dengan persilangan buah naga kuning. Persilangan dengan tetua jantan putih menghasilkan biji paling banyak.
Menurut Goldsworthy dan Fisher 1996, banyaknya jumlah biji yang terbentuk dipengaruhi oleh kualitas dan banyaknya pollen saat penyerbukan,
frekuensi melakukan penyerbukan dan kompatibilitas antar tanaman yang diserbuki. Selain itu, kemungkinan lain adalah karena viabilitas pollen buah
naga putih yang tinggi sehingga menghasilkan biji yang banyak. Menurut Munandar et al. 2000, hasil persilangan dengan jumlah biji yang banyak
merupakan pertanda bahwa kedua tetua persilangan tersebut mempunyai tingkat kompatibilitas yang baik.
Rendahnya jumlah biji pada buah hasil persilangan dengan tetua jantan buah naga kuning dikarenakan, buah naga kuning bersifat tetraploid. Benih
tetraploid memiliki sifat semi-steril dengan viabilitas pollen dan perkecambahan yang rendah. Menurut Weiss et al. 1994, bahwa serbuk sari
buah naga kuning hanya mencapai 20 sedangkan buah naga putih memiliki tingkat viabilitas mencapai 90. Viabilitas perkecambahan yang rendah dari
buah naga menyebabkan sedikitnya biji yang terbentuk pada buah hasil
commit to user 26
persilangan. Simpangan baku pada variabel jumlah biji, terkecil pada persilangan KP yakni 47,79. Nilai simpangan baku yang kecil
mengindikasikan keragaman jumlah biji yang dimiliki oleh tipe persilangan ini kecil. Persilangan PP memiliki simpangan baku terbesar yakni 1236,32. Hal
tersebut menunjukkan bahwa secara umum simpangan baku pada tetua betina buah naga putih memiliki nilai tinggi untuk variabel jumlah biji.
Gambar 2. Buah Hasil Persilangan Kuning dengan Putih Pada persilangan buah naga kuning dengan buah naga putih, biji yang
dihasilkan tinggi dan biji yang terbentuk terbagi menjadi dua macam yaitu biji bernas dan biji yang tidak bernas Tabel 7. Dalam hal ini tidak dijumpai
pada persilangan yang lainnya. Biji bernas memiliki warna hitam dan berisi, sedangkan biji yang tidak viabel berwarna kecoklatan, tidak berisi dan
ukurannya sangat bervariasi Gambar 2. Terbentuknya biji yang tidak viabel pada persilangan buah naga kuning dengan buah naga putih dapat dikatakan
sebagai salah satu ciri terbentuknya biji triploid yang tidak sempurna hasil dari persilangan buah naga yang memiliki jumlah ploidi yang berbeda. Buah
naga kuning memiliki kromosom tetraploid yakni 2n=44, sedangkan buah naga Hylocereus sp. memiliki kromosom diploid yakni 2n=22 Setyowati,
2008. Tel-Zur et al. 2004, menyatakan bahwa dari 32 tanaman hasil Biji Bernas
Biji Tidak Bernas
commit to user 27
persilangan antara tanaman diploid Hylocereus sp. dan tetraploid S. megalanthus ditemukan tanaman bersifat triploid, pentaploid, hexaploid, dan
3x-6x aneuploid. Tabel 7. Persentase Jumlah Biji Bernas dan Biji Tidak Bernas
Perlakuan Total biji
Persentase biji bernas
Persentase biji tidak bernas
KP 1 873
22,91 77,09
KP 2 913
24,75 75,25
KP 3 967
28,13 71,87
KP 4 929
27,34 72,66
KP 5 849
23,56 76,44
KP 6 964
27,49 72,51
H. Kadar Gula