Legiono mengakui bahwa ia sangat bersyukur bisa bertemu dengan Bapak Budi Ginting. Setelah 7 tahun bekerja sama maka Bapak Budi
Ginting membrikan penghargaan Marga kepada Legiono. Saat pemberian marga kepada Legion maka keluarga besar Bapak Budi Ginting ikut
merayakan dan membuat upacara syukuran di rumahnya. Beberapa waktu kemudian ia menikahi Ertina br Sembiring yang juga merupakan putri
Daerah Kelurahan Tiga Binanga. Acara pernikahan mereka dilakukan dengan adat Karo. Legiono menyatakan bahwa ia tidak pernah berkonflik
dengan penduduk setempat, ia juga tidak berniat kembali ke Bahorok karena sudah nyaman dan mengalami kesejahteraan di Kelurahan Tiga
Binanga. Hingga saat ini ia terus bekerja mengelola lahan milik Bapak Budi Ginting.
4.2.1.11 Safitri 28 Tahun
Safitri adalah salah satu migran beretnis Jawa yang berasal dari Siantar yang sudah selama 26 tahun tinggal di Kelurahan Tiga Binanga. Ia
memiliki 3 orang saudara dan jenjang pendidikan terakhirnya adalah SMP. Sejak berusia 8 tahun Safitri sudah dibawa oleh Ayahnya ikut merantau ke
Kelurahan Tiga Binanga. Mereka mengetahui Kelurahan Tiga Binanga dari saudaranya yang sudah lebih dulu merantau ke Tiga Binanga.
Awalnya mereka mengontrak rumah pak Sedar Sebayang salah satu penduduk lokal di Tiga Binanga. Keluarga Safitri bekerja sebagai
buruh harian di lahan para penduduk lokal di Kelurahan Tiga Binanga.
Universitas Sumatera Utara
Mereka biasanya bekerja dengan membuat tim kerja, keluarga Safitri bekerja bergabung dengan keluarga Pak Leknya yang sudah lebih dulu
datang merantau ke Kelurahan Tiga Binanga. Dengan jumlah yang ramai maka mereka dengan cepat menyelesaikan pekerjaan di ladang.
Pada tahap penyesuain diri Safitri mengakui bahwa ia dulu susah beradaptasi dengan penduduk setempat karena ia hanya menguasai bahasa
Jawa dan hanya sedikit mengerti berbahasa Indonesia. Awalnya temannya berkomunikasi hanyalah keluarganya saja yang bisa berbahasa jawa,
namun ketika ia sekolah di salah satu SD Negeri Kelurahan Tiga Binanga dan sering berinterkasi dengan teman-temannya maka iapun jadi mengerti
menggunakan bahasa Indonesia serta mengerti berbahasa Karo. Kemampuannya dalam memahami bahasa menjadikannya semakin mudah
untuk bergaul dengan teman-teman serta lingkungannya. Tamat dari SMP ia memutuskan untuk berhenti sekolah dan
bekerja membantu orang tuanya. Safitri mengakui bahwa penduduk lokal yang ada di Kelurahan Tiga Binanga baik dan ramah, ia tidak pernah
merasa di sindir atau di sudutkan. Ia mengakui bahwa untuk proses adaptasi sampai saat ini ia terus ia lakukan, dimana ia terus berusaha
mendekatkan diri dengan banyak penduduk lokal di Kelurahan Tiga Binanga. Safitri ramah dan tidak enggan menyapa orang lain, ia juga
sering mengantar makanan ke rumah tetangga-tetangganya. Safitri mengakui bahwa keluarganya tidak pernah bertengkar
dengan penduduk lokal, yang adanya justru para penduduk lokal pemilik
Universitas Sumatera Utara
ladang tempat mereka bekerja sering berkunjung ke rumahnya. Sekian lamanya ia tinggal di Kelurahan Tiga Binanga maka ia menjadi semakin
mengereti dengan sifat dan kebiasaan dari masyarakat Karo. Seiring berjalannya waktu maka Safitri menikah dengan Paten sebayang berusia
30 tahun yang juga merupakan salah satu putra daerah Kelurahan Tiga Binanga.
Pertemuan mereka lebih sering ketika ingin bekerja di ladang, dimana Safitri bersama keluarganya sebagai buruh harian dan Paten
Sebayang sebagai supir yang menghantar jemput para pekerja di ladang. Kebudayaan yang berbeda tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk
membangun rumah tangga, Paten Sebayang memutuskan untuk menjadi muslim dan adat pernikahan mereka diselenggarakan dengan memakai dua
tema kebudayaan yaitu adat Jawa dan adat Karo. Sebelum hari pernikahan tiba maka keluarga dari Paten Sebayang
mengajukan kepada salah satu kerabatnya untuk memberikan marga kepada Safitri. Maka Safitripun di sahkan menjadi Safitiri br Ginting dan
ia sudah masuk kedalah salah satu daftar nama keluarga Bapak Abil Ginting yang memberikan marga kepada Safitri. Hubungan dengan
keluarga kedua belah pihak hingga saat ini baik dan hubungan dengan penduduk lokal juga terjalin harmonis. Safitri beserta keluarga tidak ingin
kembali lagi ke Siantar karena sudah memiliki rumah di Kelurahan Tiga Binanga. Sekarang Safitri bersama dengan suami bertani bekerja
mengelola ladang milik warisan suaminya.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.12 Rahmawati Tanjung 34 Tahun