Terjalin Kerja Sama Pola Asimilasi antara Penduduk Migran dengan Penduduk Lokal

mau pula dia datang makan ke rumah, kita diperlakukan seperti orang tuangya sendiri, jadi kitapun kan senang dekat sama dia”. Kesadaran sebagai umat yang beragama dan memahami pentingnya menjaga hubungan baik satu sama lain, menjadikan penduduk migran baik penduduk lokal menjaga sikap agar terciptanya keharmonisan antara penduduk migran dengan penduduk lokal. Tingginya tingkat pertemuan penduduk juga dikarenakan tempat tinggal mereka yang berbaur. Jarak tempat tinggal tersebut memudahkan penduduk untuk berinteraksi dan saling memperhatikan satu sama lain. Untuk menjalin kerukunan tersebut penduduk mengurangi rasa perbedaan yang dapat menjadi pemisah dalam interkasi mereka. Namun, penuduk lebih melihat kepada ikatan persaudaraan yang baik dan kesatuan tujuan kerja.

4.3.2 Terjalin Kerja Sama

Manusia harus bekerja dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas. Pekerjaan yang dilakukan juga tidaklah terlepas dari campur tangan orang lain. Manusia itu harus saling membantu satu sama lain karena kemampuan yang dimiliki oleh setiap manusia berbeda-beda. Meskipun demikian tidak terpungkiri bahwa manusia memiliki kemampuan di bidangnya masing-masing. Kehidupan penduduk di Kelurahan Tiga Binanga mayoritas hidup sebagai petani dan ada juga yang berwiraswsta. Luasnya lahan pertanian Universitas Sumatera Utara serta adanya usaha sampingan yang dimiliki oleh masyarakat sehingga tidak memungkinkan bagi penduduk lokal untuk mengelolanya seorang diri. Perubahan sosial yang terjadi di kehidupan penduduk lokal menjadi peluang bagi kedatangan penduduk migran. Menurut pengakuan migran pada saat wawancara bahwa mereka melakukan migrasi karena faktor ekonomi. Sulitnya mendapatkan pekerjaan di tempat asal mereka sehingga sangat mempengaruhi untuk pemenuhan kebutuhan keluarga. Selain itu ada juga migran yang bermigrasi ke Kelurahan Tiga Binanga karena mengikut keluarga. Karena melihat tempat asal mereka tidak ada yang bisa diolah sehingga mereka sekeluarga menawarkan jasa ke daerah yang di lihat lebih maju. Awalnya seluruh kegiatan petanian atau kegiatan lainnya dikerjakan dengan sistem gotong-royong yang dilakukan oleh kerabat- kerabat penduduk lokal. Namun sekarang justru penduduk lokal sudah disibukkan dengan aktivitas-aktivitas pribadi mereka yang bersifat ganda. Kedatangan migran ke Kelurahan Tiga Binanga menjadi suatu keuntungan bagi penduduk lokal dalam pekerjaannya. Berikut hasil wawancara dengan informan. “Aku dahinku kujuma nge nakku, umurku nggo metua. Anak sikupupus kerina enggo erjabu enca inganna tading pe ndoh kerina. Jadi aku me sisada rusur ngarak-ngarak jumah. Juma kapndu mbelang, sinuan-sinuanna pe ermacam-macam je. Mon-mon lanai kesahku kujuma pe. Emaka dekahen nge juma ah pemoken ku kalak. Emaka untung kel enterem jenda kalak si eh erdahin, mis lah ia nggit suruh. Adi kade-kade e kerina lit ka si ku kantor, melala je dahinna dakam lanai bo terarapken, adi dahinta yah, kita ka lah ngukurisa me kin. Lang pe adi kade-kade Universitas Sumatera Utara kisat kita nuruhsa erdahin pe, perban mehangke kita mere sen upahna bana, ntah kurang kari kapna, ntah gua je dakam, jadi lanai sitabehen. Enca adi la banna sikap la kita pang ngatorsa”.Ibu Ngelongsa Artinya,“Aku kerjaanku ke ladangnya nakku, usiaku sudah tua. Anak kandungku semua sudah menikah dan tempat tinggalnya jauh semua. Jadi hanya aku sendirilah yang ngurus ladang itu. Ladangku luas kali, tanamannya juga banyak jenisnya. Kadang enggak sanggup lagi aku ke ladangpun. Makanya udah lebih seringnya ladang itu di suruh orang upahan ngerjainnya. Makanyaaa untung kali banyak orang datang ke sini kerja, langsungnya dia mau di suruh. Kalau saudara ada pula yang ke kantor, banyak juga lah kerjanya yang lain jadi kan enggak terharapkan lagi. Kalau kerjaan kita yah, kita lah yang mengurusinya yakan. Lagian kalau saudara malas kita nyuruhnya kerja, karena segan kita memberi uang sama dia sebagai uapah kerja, takutnya dia merasa kurang atau gimana kan jadi tidak enakan. Terus kalu nanti hasil kerjanya tidak memuaskan tidak berani kita mengomentari. Keuntungan ternyata tidak hanya dirasakan oleh penduduk lokal namun kuntungan juga dirasakan oleh penduduk migran yang datang ke Kelurahan Tiga Binanga. Berikut hasi wawancara dengan informan. “Enaklah kerja di Kelurahan Tiga Binanga ini, banyak kali yang bisa dikerjakan. Jadi dapat uangpun gampang. kalu lagi musim nanam ya keladang aku upahan, kalau lagi musim panen ya ngutip jagung. Tengah-tengah waktu bisa aku panjat sirih, panjat kelapa upahan. Banyak kali terus orang sini yang minta aku kerja bantu dia, aku ya bersyukurlah, mau kali lah aku, aku pun mau cari uangnya.”Legiono Kerja sama yang dilakukan oleh penduduk migran dengan penduduk lokal terjalin di berbagai sektor. Kerja sama tersebut baik di sektor pertanian, usaha dagang seperti percetakan, rumah makan, tokogrosir, usaha jahit, usaha catering, perbengkelan baik juga kerja sama Universitas Sumatera Utara dalam usaha peternakan. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan. “Waktu pertama kali saya meranto ke Kelurahan Tiga Binanga ini kerjaku bantu-bantunya di rumah makan minag yang di simpag emapt itu. Namanya cumak rumah makan minang yang punya padahal orang karonya. Tukang masak sama pelayannya aja orang melayu semua. Siap itu kerja lagi saya bantu-bantu di kede kopi, baru buka usaha jaitlah sekarang. Kalau mau dapat duit lumayan gampang lah disini karena banyak kerjaan, yang penting kita mau kerja, terus enggak milih-milih kerjaan.”Asir Maulana Hubungan kerja sama antara penduduk migran dan penduduk lokal jalin ternyata menghasilkan keuntungan satu sama lain. Penduduk lokal sudah lebih mudah dalam mengelola pekerjaannya dan penduduk migran juga mengalami kemajuan dalam bidang sosial ekomomi di Kelurahan Tiga Binanga. Setelah mereka bekerja maka dalam tempo beberapa waktu mereka juga bisa membuka usaha sendiri.

4.3.3 Adanya Simbiosa Mutualisme