Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Karies merupakan masalah kesehatan yang umum yang terjadi di negara maju maupun negara-negara berkembang pada semua kelompok usia khususnya pada anak- anak sehingga memerlukan perhatian yang serius. 1 Prevalensi karies di berbagai negara industri seperti Amerika Serikat, Jepang dan Eropa Barat hampir mencapai 50 . 2 Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga pada tahun 2004 menunjukkan bahwa prevalensi karies mencapai 90,05 . 1 Prevalensi karies gigi anak pada kelompok usia 12 tahun cenderung meningkat dari 69,74 di tahun 1978 menjadi 76,92 pada tahun 1995. 3 Angka ini menunjukkan bahwa jumlah penderita karies di Indonesia sangat tinggi. Data dari Bank WHO 2000 yang diperoleh dari enam wilayah WHO AFRO, AMRO, EMRO, EURO, SEARO, WPRO menunjukkan bahwa rata-rata pengalaman karies DMFT pada anak usia 12 tahun berkisar 2,4. Indeks karies di Indonesia sebagai salah satu negara SEARO South East Asia Regional Offices saat ini 2,2, untuk kelompok usia yang sama. Di negara berkembang lainnya indeks karies mencapai 1,2 sementara indeks target WHO untuk tahun 2010 adalah 1,0. 1 Hasil survei kesehatan gigi dan mulut di tujuh wilayah pembangunan provinsi Jawa Barat tahun 1994 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit karies gigi masyarakat provinsi Jawa Barat rata-rata 78,9 dengan angka DMF-T sebesar 5,74. 4 Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi yang ditandai oleh rusaknya enamel, dentin dan sementum oleh aktivitas metabolisme plak dental yang Universitas Sumatera Utara menyebabkan demineralisasi jaringan keras gigi. Karies disebabkan oleh adanya interaksi beberapa faktor antara lain mikroorganisme, diet, gigi dan waktu. Salah satu bakteri yang paling berperan dalam proses terjadinya karies adalah Streptococcus mutans S.mutans. S.mutans berkolonisasi pada permukaan gigi dan mensintesis polisakarida yang tidak larut glukan dari sukrosa dalam jumlah banyak serta mampu memfermentasi sukrosa menjadi asam laktat sehingga jaringan keras gigi akan mengalami dekalsifikasi kemudian mengalami disolusi larut dan akhirnya menimbulkan karies. 5 Salah satu cara pencegahan karies adalah mengusahakan agar pembentukan plak pada permukaan gigi dapat dibatasi dengan cara mencegah pembentukannya atau dengan pembersihan plak secara mekanis dan kimia. Pembuangan plak secara mekanis dengan penyikatan gigi secara teratur merupakan merupakan langkah awal untuk mengontrol karies dan penyakit periodontal. Tindakan pembuangan plak secara mekanis akan memberikan hasil yang jauh lebih efektif jika dilengkapi dengan penggunaan bahan aktif yang mengandung antibakteri terutama untuk menekan pertumbuhan dan metabolisme S.mutans. 6 Bahan aktif yang mengandung antibakteri dapat diformulasikan ke dalam pasta gigi, bubuk tooth powder, obat kumur dan gel sehingga dapat digunakan untuk mengurangi pembentukan plak, membersihkan gigi dan memoles gigi. Penggunaan pasta gigi bersama sikat gigi adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan oleh masyarakat saat ini dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan rongga mulut. Penggunaan pasta gigi pada anak bermanfaat untuk mencegah terjadinya karies gigi sedini mungkin bila penambahan zat aktif tersebut dilakukan Universitas Sumatera Utara pada pasta gigi anak sehingga dapat menurunkan resiko kehilangan gigi yang dini pada anak. 7 Bahan alam khususnya tumbuh-tumbuhan merupakan keanekaragaman hayati yang masih sangat sedikit menjadi subjek penelitian ilmiah di Indonesia, padahal Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia dan tanaman obat Indonesia telah diketahui sebagai sumber yang potensial sebagai agen antibakteria. Bahan alami yang mungkin dapat mungkin dikembangkan sebagai bahan pencegahan karies adalah buah mahkota dewa Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan buah mahkota dewa yang memiliki senyawa aktif yang berkhasiat sebagai antibakteri yaitu saponin, alkaloid, flavonoid, fenol, minyak atsiri dan tanin. 8,9 Buah mahkota dewa merupakan tanaman obat tradisional yang sudah dikenal dan saat ini semakin diminati masyarakat. Sejak dahulu kerabat keraton Solo dan Yogyakarta memeliharanya sebagai tanaman yang dianggap sebagai pusaka dewa karena kemampuannya menyembuhkan berbagai penyakit seperti antikanker, antidisentri, alergi, impotensi, haemoroid, diabetes mellitus, penyakit jantung, hepatotoksik, berbagai penyakit kulit, tekanan darah tinggi, stroke, migrain dan pengobatan luka. 9,10 Bagian tanaman yang sering digunakan sebagai pengobatan adalah batang, daun dan kulit buah dan buah. Bagian biji sangat beracun sehingga hanya digunakan sebagai obat luar untuk mengobati penyakit kulit. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kandungan senyawa flavonoid buah lebih tinggi daripada bagian tanaman lainnya disamping senyawa alkaloid, saponin, fenolik hidroquinon, tanin, steroid, monoterpen dan sesqui terpen. 11 Universitas Sumatera Utara Literatur yang ada telah menyebutkan bahwa tanaman marga Phaleria umumnya memiliki aktivitas antimikroba oleh karena kandungan senyawa yang ada di dalamnya. Kiki Yunanto, Universitas Jember, telah melakukan penelitian mengenai uji zona hambat infusum daun mahkota dewa pada pertumbuhan S.mutans. Hasilnya menunjukkan bahwa infusum daun mahkota dewa memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan dengan daya hambat terbesar pada konsentrasi 50. 12 Penelitian Lilis Suryani dan Selly Stepriyani mengemukakan bahwa infusum daun mahkota dewa memiliki daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan KHM 3,125 gram dan KBM 6,25 dan tidak memiliki daya antibakteri terhadap Eschericia coli dengan KHM lebih besar dari 25 gram. 13 Penelitian lain oleh juga menunjukkan bahwa buah mahkota dewa memiliki daya antibakteri terhadap Enterococcus faecalis dengan KBM pada konsentrasi 12,5. 14 Berdasarkan acuan dari penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kandungan senyawa aktif buah mahkota dewa lebih tinggi daripada bagian tanaman lainnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang khasiat antibakteri ekstrak buah mahkota dewa terhadap pertumbuhan S.mutans sebagai bakteri utama penyebab karies yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pencegahan karies terutama pada anak-anak.

1.2 Perumusan Masalah