Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran Pada UMKM Pengrajin Anyaman Pandan Rajapolah Tasikmalaya

(1)

Tesis

PENGARUH ORIENTASI PASAR DAN INOVASI PRODUK

TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING UNTUK

MENINGKATKAN KINERJA PEMASARAN PADA UMKM

PENGRAJIN ANYAMAN PANDAN RAJAPOLAH

TASIKMALAYA

Oleh

Pratama Jaka Satria Wibawa 61.101.11.023

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna Memperoleh gelar Magister Manajemen

Program Studi Magister Manajemen Universitas Komputer Indonesia

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS PASCA SARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

PENGARUH ORIENTASI PASAR DAN INOVASI PRODUK

TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING UNTUK

MENINGKATKAN KINERJA PEMASARAN PADA UMKM

PENGRAJIN ANYAMAN RAJAPOLAH

Oleh

Pratama Jaka Satria Wibawa 61.101.11.023

TESIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna Memperoleh gelar Magister Manajemen

Program Studi Magister Manajemen Universitas Komputer Indonesia

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS PASCA SARJANA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 17

1.2.1. Identifikasi Masalah ... 17

1.2.2. Perumusan Masalah ... 18

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 18

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 18

1.3.2. Kegunaan Penelitian ... 19

1.3.2.1. Kegunaan Praktis ... 19

1.3.2.2. Kegunaan Teoritis ... 20

1.4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

1.4.1. Lokasi Penelitian ... 21


(4)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka ... 23

2.1.1. UMKM ... 23

2.1.1.1. Definisi UMKM... 23

2.1.1.2. Karakteristik UMKM... 24

2.1.1.3. Klasifikasi UMKM di Indonesia ... 22

2.1.1.4. Kelebihan dan Kekurangan UMKM ... 26

2.1.2. Orientasi Pasar ... 28

2.1.2.1. Definisi orientasi Pasar ... 28

2.1.2.2. Karakteristik Orientasi Pasar ... 29

2.1.2.3. Manfaat Orientasi Pasar ... 29

2.1.2.4. Model Orientasi Pasar... 30

2.1.2.5. Indikator Orientasi Pasar ... 31

2.1.3. Inovasi Produk ... 32

2.1.3.1. Definisi Inovasi ... 32

2.1.3.2. Karakteristik Inovasi ... 34

2.1.3.3. Inovasi produk ... 35

2.1.3.4. Indikator Inovasi Produk ... 35

2.1.4. Keunggulan bersaing ... 36

2.1.4.1. Definisi Keunggulan Bersaing ... 36

2.1.4.2. Elemen Pembentuk Keunggulan Bersaing ... 37

2.1.4.3. Indikator Keunggulan Bersaing ... 38

2.1.5. Kinerja Pemasaran ... 40

2.1.5.1. Definisi Kinerja Pemasaran ... 40

2.1.5.2. Indikator Kinerja Pemasaran ... 41


(5)

2.3.1. Keterkaitan antar Variabel ... 47

2.3.1.1. Hubungan Orientasi Pasar Dengan Inovasi Produk ... 47

2.3.1.2. Keterkaitan Orientasi Pasar Dengan Keunggulan Bersaing ... 48

2.3.1.3. Keterkaitan Inovasi Produk Dengan Keunggulan Bersaing ... 49

2.3.1.4. Keterkaitan Keunggulan Bersaing Dengan Kinerja Pemasaran ... 49

2.3.1.5. Keterkaitan Orientasi Pasar dengan Kinerja Pemasaran .... 50

2.3.1.6. Keterkaitan Inovasi Produk Dengan Kinerja Pemasaran.... 51

2.4. Paradigma Kerangka Pemikiran ... 52

2.5. Hipotesis ... 52

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian... 54

3.2. Metode Penelitian ... 55

3.2.1. Desain Penelitian ... 56

3.2.2. Operasional Variabel ... 58

3.2.3. Jenis Dan Teknik Pengumpulan Data ... 61

3.2.3.1. Jenis Data ... 61

3.2.3.2. Teknik Pengumpulan Data ... 61

3.2.3.3. Teknik Penentuan Data ... 64

3.2.4. Teknik Pengujian Data ... 67

3.2.4.1. Uji Validitas ... 67

3.2.4.2. Uji Realibilitas ... 72

3.2.5. Rancangan Analisis Dan Pengujian Hipotesis ... 75


(6)

3.2.5.1.3. Uji Method Of Successive Interval ... 77

3.2.5.1.4. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 78

3.3. Analisis Jalur dengan Lisrel... 85

3.3.1. Cara Mengolah Path Analysis Dengan Lisrel Versi 8.8 ... 86

3.3.2. Cara Membaca Hasil Output Lisrel Versi 8.8 ... 89

3.3.3. Hasil Output Path Diagram Pada Lisrel Versi 8.8 ... 91

3.4. Pengujian Hipotesis ... 93

3.4.1. Hipotesis Simultan ... 93

3.4.2. Hipotesis parsial ... 94

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 96

4.1. Gambaran Umum UMKM Rajapolah Tasikmalaya ... 96

4.1.1. Profil Kecamatan Rajapolah Tasikmalaya ... 96

4.1.2. Sejarah Anyaman pandan ... 97

4.1.3. Keadaan Sosial Budaya ... 99

4.2. Pembahasan Penelitian ... 100

4.2.1. Profil Responden ... 100

4.2.1.1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 100

4.2.1.2. Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 100

4.2.1.3. Profil Responden Berdasarkan Usia ... 101

4.2.2. Analisis Deskriptif ... 101

4.2.2.1. Analisis Deskriptif Variabel Orientasi Pasar ... 101

4.2.2.2. Analisis Deskriptif Variabel Inovasi Produk ... 108

4.2.2.3. Analisis Deskriptif Variabel Keunggulan Bersaing ... 114

4.2.2.4. Analisis Deskriptif Variabel Kinerja Pemasaran ... 119

4.2.3. Verifikatif ... 124

4.2.3.1. Path Analysis ... 124


(7)

4.2.3.4. Besarnya Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Variabel Sub-Struktur 1 ... 128

4.2.3.5. Analisis Sub-struktur 2 ... 131

4.2.3.6. Besarnya Pengaruh Langsung dan Tidak langsung Variabel Sub-struktur 2... 134

4.2.3.7. Uji Kecocokan Model ... 139

4.3. Uji Hipotesis ... 140

4.3.1. Pengujian Hipotesis Sub-struktur 1 ... 140

4.3.2. Pengujian Hipotesis Sub-struktur 2 ... 145

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 150

5.2. Saran ... 152

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR GAMBAR

NO Judul Gambar Hal

1 Gambar 1.1 Jumlah Perbandingan Penyerapan Tenaga Kerja UMKM dan UB

Tahun 2007-2011 ... 2

2 Gambar 1.2 Jumlah Perbandingan Pertumbuhan Unit UMKM dan UB Tahun 2007-2011 3 Gambar 1.2 Daya Saing UMKM di Sejumlah Negara/Ekonomi APEC ... 5

4 Gambar 2.1 Karakteristik Orientasi Pasar ... 29

5 Gambar 2.2 Model Orientasi Pasar ... 29

6 Gambar 2.3 Elemen keunggulan bersaing ... 38

7 Gambar 2.4 Paradigma Kerangka Pemikiran ... 52

8 Gambar 3.1 Flowchart Design Penelitian ... 37

9 Gambar 3.2 Hubungan Kausal Antar Variabel ... 79

10 Gambar 3.3 Sub-struktur 1 ... 82

11 Gambar 3.4 Sub-struktur 2 ... 83

12 Gambar 3.5 Bahasa Pemrograman Simplis Project ... 79

13 Gambar 3.6 Conceptual Diagram... 91

14 Gambar 3.7 Standard Solutions Diagram ... 92

15 Gambar 3.8 T-Values Diagram... 92

16 Gambar 3.9 Diagram hasil Thitung Lisrel Versi 8.8 ... 95

17 Gambar 4.1 Peta Kabupaten Tasikmalaya ... 96

18 Gambar 4.2 Path diagram Orientasi Pasar, Inovasi Produk dan Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Pemasaran ... 125

19 Gambar 4.3 Sub-Struktur 1 pengaruh orientasi Pasar dan Inovasi Produk terhadap Keunggulan Bersaing ... 127 20 Gambar 4.4 Sub-Struktur 2 pengaruh orientasi Pasar inovasi Produk


(9)

(10)

DAFTAR TABEL

NO Judul Tabel Hal

1 Tabel 1.1 Kuesioner Awal orientasi pasar ... 11

2 Tabel 1.2 kuesioner Awal Inovasi Produk ... 12

3 Tabel 1.3 Kuesioner Awal Keunggulan Bersaing ... 13

4 Tabel 1.4 Kuesioner Awal Kinerja Pemasaran ... 15

5 Tabel 1.5 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 21

6 Tabel 2.1 Karakteristik UMI, UK, UM Di Negara Berkembang ... 24

7 Tabel 2.2 kelebihan dan kekurangan UMK/IK... 27

8 Tabel 2.3 Kekuatan dan Kelemahan UMK/IK ... 27

9 Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ... 41

10 Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 57

11 Tabel 3.2 Operasional Variable ... 59

12 Tabel 3.3 Skala Likert... 63

13 Tabel 3.4 Sentra Industri Kerajinan Pandan di Kecamatan Rajapolah ... 65

14 Tabel 3.5 Tabel Hasil penghitungan Rumus Stratified ... 66

15 Tabel 3.6 Standar Penilaian untuk Validitas... 68

16 Tabel 3.7 Uji Validitas Orientasi Pasar ... 70

17 Tabel 3.8 Uji Validitas Inovasi Produk ... 70

18 Tabel 3.9 Uji Validitas Keunggulan Bersaing ... 70

19 Tabel 3.10 Uji Validitas Kinerja Pemasaran ... 71

20 Tabel 3.11 Standar Penilaian Untuk Realibilitas ... 73

21 Tabel 3.12 Uji Realibilitas Orientasi Pasar... 73


(11)

24 Tabel 3.15 Uji Realibilitas Kinerja Pemasaran... 75

25 Tabel 3.16 Kriteria Jawaban Responden Berdasarkan Presentase ... 77

26 Tabel 3.17 Inteprestasi Koefisisen Korelasi ... 82

27 Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 100

28 Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden ... 100

29 Tabel 4.3 Usia Responden ... 101

30 Tabel 4.4 Hasil Kuesioner indikator Orientasi Pelanggan ... 102

31 Tabel 4.5 Hasil Kuesioner indikator Orientasi Pesaing ... 104

32 Tabel 4.6 Hasil Kuesioner indikator Koordinasi antar Fungsi ... 105

33 Tabel 4.7 Jumlah Skor Tanggapan Variabel Orientasi Pasar ... 107

34 Tabel 4.8 Hasil Kuesioner indikator perluasan lini produk ... 109

35 Tabel 4.9 Hasil Kuesioner indikator Produk Baru... 110

36 Tabel 4.10 Hasil Kuesioner indikator Produk benar-benar Baru ... 112

37 Tabel 4.11 Jumlah Skor Tanggapan Variabel Inovasi Produk ... 113

38 Tabel 4.12 Hasil Kuesioner indikator Keunikan produk ... 114

39 Tabel 4.13 Hasil Kuesioner indikator Kualitas Produk ... 116

40 Tabel 4.14 Hasil Kuesioner indikator Harga Bersaing ... 117

41 Tabel 4.15 Jumlah Skor Tanggapan Variabel keunggulan Bersaing ... 118

42 Tabel 4.16 Hasil Kuesioner indikator Nilai Penjualan ... 119

43 Tabel 4.17 Hasil Kuesioner indikator Pertumbuhan Pelanggan ... 121

44 Tabel 4.18 Hasil Kuesioner indikator Porsi Pasar ... 122

45 Tabel 4.19 Jumlah Skor Tanggapan Variabel Kinerja Pemasaran ... 123

46 Tabel 4.20 Interpretasi Nilai koefisien korelasi (r) ... 126


(12)

49 Tabel 4.23 Hasil Pengujian Hipotesis Dengan Uji F Sub-struktur 1 ... 141 50 Tabel 4.24 Hasil Uji Hipotesis Orientasi Pasar Terhadap Keunggulan

Bersaing ... 143 51 Tabel 4.25 Hasil Uji Hipotesis Inovasi Produk Terhadap Keunggulan

Bersaing ... 144 52 Tabel 4.26 Hasil Pengujian Hipotesis Dengan Uji F Sub-struktur 2 ... 146 53 Tabel 4.27 Hasil Uji Hipotesis Orientasi Pasar Terhadap Kinerja

Pemasaran ... 147 54 Tabel 4.28 Hasil Uji Hipotesis Inovasi Produk Terhadap Kinerja

Pemasaran ... 148 51 Tabel 4.25 Hasil Uji Hipotesis Keunggulan Bersaing Terhadap Kinerja


(13)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya laporan pengantar tugas akhir mengenai Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan bersaing untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan kelulusan dalam menempuh jenjang Strata Dua (S2).

Penulis sangat berterima kasih kepada DR. Rahma Wadiniwaty, Dra., M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Penulis sangat berterima kasih atas masukan-masukan yang diberikan, baik oleh dosen pembimbing maupun rekan-rekan mahasiswa yang terus memberikan dorongan terhadap penulis dalam menyelesaikan laporan penelitian ini agar selesai tepat pada waktunya.

Laporan pengantar tugas akhir ini membahas kehidupan dan dan peluang para Pengrajin anyaman pandan yang berada di Rajapolah Tasikmalaya. Dalam laporan ini dijelaskan secara detail mengenai pengaruh orientasi pasar, dan inovasi produk yang dilakukan oleh Pengrajin Rajapolah untuk menciptakan keunggulan bersaing dan meningkatkan pendapatan perusahaan.


(14)

Ucapan Terima Kasih

Terima kasih atas di sediakannya lembar untuk mengucapkan ungkapan terima kasih. Penulis akan mengucapkan ungkapan terima kasih bagi orang-orang yang telah mendukung dalam pembuatan laporan tugas akhir ini. Beribu terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Rektor Universitas Komputer Indonesia, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto.

2. Dr. Herman Soegoto, M.B.A. Dekan Fakultas Pascasarjana UNIKOM sekaligus Penguji 1 dalam sidang Tesis Penulis, terima kasih atas motivasi, saran dan kritik yang diberikan atas hasil penelitian yang Penulis lakukan.

3. Ketua Program Studi Magister Manajemen Bapak Dr. Deden A. Wahab.

4. Dr. Rahma Wadiniwaty, Dra., M.Si, selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas bimbingan dan kesempatan yang diberikan sehingga saya bisa terus maju menyelesaikan tesis tepat pada waktunya.

5. Dr. Ir. H. Iman Santoso, S.E., M.M., M.B.A. Penguji 2 sidang tesis Penulis, Terima kasih atas segala masukan dan motivasi yang diberikan saat sidang berlangsung

6. Dosen-Dosen Pascasarjana UNIKOM terutama Prodi Magister Manajemen UNIKOM yang telah berbagi ilmu khususnya dengan Penulis.

7. Kedua Orang Tua Ibu Leni Dewi Agustini, Papah Dadan Cahyadi serta seluruh Keluarga tercinta yang selalu menjadi motivasi penulis untuk terus maju dan berusaha, terima kasih atas semua kasih sayang, dukungan dan doanya selama 2


(15)

8. Untuk seseorang yang selalu mendampingi penulis, drg.Miranti Hakim beserta keluarganya, terima kasih atas persahabatan, pengertian, dukungan dan kepercayaan yang luar biasa besarnya kepada penulis selama 2 tahun ini. Thanks For Every things, I love You

9. Kepada seluruh responden di Rajapolah yang membantu dalam proses pencarian data, sehingga Tesis dapat selesai pada waktunya.

10. Teman-teman Magister Manajemen kelas MM-1 dan MM-2 yang selalu berbagi suka, duka dan berbagi pengetahuan baru.

11. Serta Orang-orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala motivasi, dorongan dan bantuannya sehingga Tesis Magister Management ini selesai pada waktunya.


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Naveed & Iqbal Nadeem. 2013. The Impact of Market Orientation and Brand Orientation on Strengthening Brand Performance: An insight from the Beverage industry of Pakistan. International Review of Management and Business Research ISSN: 2306-9007.128-132

Anshori, Mohamad Yusak. 2011. Pengaruh Orientasi Pasar, Intellectual Capital, dan Orientasi Pembelajaran Terhadap Inovasi Studi Kasus pada Industri Hotel di Jawa Timur. Jurnal Manajemen Bisnis Vol. 3 No. 3 2011 hal 317-329 Ali Hasan. 2008. Marketing, Yogyakarta: MedPress.

Baker E. William and Sinkula. James M. 2009. The Complementary Effects of Market Orientation and Entrepreneurial Orientation on Profitability in Small Businesses. Journal of Small Business Management 2009 47(4), pp. 443–464 Bakti, Sukma. & Harun, Harniza. 2011. Pengaruh Orientasi Pasar Dan Nilai

Pelanggan Terhadap Kinerja Pemasaran Penerbangan Lion Air. Jurnal Manajemen Pemasaran Modern. ISSN 2085-0972. 1-15

Benson U. Ogbonna 2013 Market Orientation and Corporate Performance of Insurance Firms in Nigeria, International Journal of Marketing Studies; Vol. 5, No. 3; 2013 ISSN 1918-719X E-ISSN 1918-7203 Published by Canadian Center of Science and Education

Bisnis UKM, Meningkatkan Daya Saing UKM Jelang Pasar Bebas 2015 (5 Maret 2014). http://bisnisukm.com/meningkatkan-daya-saing-ukm-jelang-pasar-bebas-2015.html (diakses tanggal 7 Maret 2014)

Depkop, Kebangkitan Koperasi dan UMKM Menuju Kesejahteraan Rakyat.2011

http://www.depkop.go.id/phocadownload/Laporan_Tahunan/lap_tahunan/201 1.pdf (diakses pada tanggal 6 maret 2014)

Dubihlela, Job. 2010. Determinants of Market Orientation Adoption among Small and Medium Enterprises (SMES) in South Africa. Mediterranean Journal of Social Sciences Vol 4 No 6 E-ISSN 2039-2117 ISSN 2039-9340.

Ebo Robert & Mohammed Abdulai. 2011. Qualitative Insights into Market Orientation in Small Ghanaian Businesses. International Journal of Marketing


(17)

Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra & Dadi Adriana. 2008. Pemasaran Strategik, Andi : Yogyakarta

Ginanjar Suendro. 2010. Analisis Pengaruh Inovasi Produk Melalui Kinerja Pemasaran Untuk Mencapaian Keunggulan Bersaing Berkelanjutan (Studi Kasus Pada Industri Kecil dan Menengah Batik Pekalongan. Jurnal Fakultas

Magister Manajemen UNDIP Semarang, 1-24.

http://eprints.undip.ac.id/24072/1/GINANJAR_SUENDRO.pdf (diakses tanggal 1 januari 2014)

Gregorius Chandra. 2002. Strategi dan Program Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset.

Hana, Urbancová. 2013. Competitive Advantage Achievement through Innovation and Knowledge. Journal of Competitiveness Vol. 5, Issue 1, pp. 82-96, March ISSN 1804-171X (Print), ISSN 1804-1728 (On-line), DOI: 10.7441/joc.2013.01.06

Hemmatfar Mahmood, Ph. D.& Salehi Mahdi, Ph. D. 2011. Competitive Advantages and Strategic Information Systems International. Journal of Business and Management Vol. 5, No. 7

Hubeis, Musa. 2009. Prospek UKM Dalam Wadah Inkubator Bisnis. Jakarta: Ghalia Indonesia

Husein, Umar. 2006. Strategic Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kevin Zheng Zhou, James R. Brown & Chekitan S. Dev. 2009. Market orientation, competitive advantage, and performance: A demand-based perspective.

Journal of Business Research 62 1063–1070

Kontan, Sentra Anyaman Rajapolah Kios Tambah Banyak Omzet Kian Menciut. 2011. http://peluangusaha.kontan.co.id/news/sentra-anyaman-rajapolah-kios-tambah-banyak-omzet-kian-menciut-2-1

Kotler, Phillip & Keller, Kevin 2013 Marketing Management 14E New Jersey : Prentice hall

Kraja Ylvije PhD & Dr.Elez Osmani, Prof. Ass. 2013. Competitive Advantage And Its Impact In Small and Medium Enterprises (SMEs) (Case of albania). European Scientific Journal vol.9, No.16 ISSN: 1857 – 7881 (Print) e - ISSN 1857- 7431. 76-85


(18)

Lesakova, Lubica 2009 Innovations in Small and Medium Enterprises in Slovakia Slovak Republik. Faculty of Economics, Matej Bel University Vol. 6, No. 3, 2009

Majeed, Sadia. 2011.The Impact of Competitive Advantage on Organizational Performance European Journal of Business and Management 191-196

Moghavvemi S, Fatemeh Hakimian & Tengku Mohd Faziharudean Tengku Feissal. 2012, Competitive Advantages Througt It Innovation Adoption By SME’s. Faculty of Business and Accountancy, University of Malaya ISSN 2029-7564 (online) p. 24–39.

Narimawati, Umi. 2008. Metodologi Penelitian, Bekasi: Genesis.

Neraca, Produk UKM Diminta Tingkatkan Daya Saing, (16 Juni 2014).

http://www.neraca.co.id/article/42339/Produk-UKM-Diminta-Tingkatkan-Daya-Saing (diakses 14 Juni 2012)

Noor, Haris et al. 2012. Product Innovations Ecncouragement Amongst Workforce in Smes Manufacturing Sector Proceedings, International Conference of Technology Management, Business and Entrepreneurship 2012.

Olumide Jaiyeoba. 2011. The Impact of Market Orientation on SMMEs in Developing Economies: A Case-study of Botswana. International Journal of Business Administration Vol. 2, No. 3 132-139

Pakpahan, Latief. 2013. Daya Saing UKM-Tingkatkan Dengan Pelatihan SEO Untuk UKM http://latiefpakpahan.com/daya-saing-ukm-pelatihan-seo-untuk-ukm/

(diakses tanggal 9 Maret 2014)

Price, David., Michael Stoica & Robert J Boncella.2013. The relationship between innovation, knowledge, and performance in family and non-family firms: an analysis of SMEs Journal of Innovation and Entrepreneurship 2013, 2:14 doi:10.1186/2192-5372-2-14 ISSN 2192-5372

Republika, Hadapi Pasar Bebas ASEAN UKM Tidak Boleh Santai (26 Juni 2014)

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/mikro/14/06/26/n7s0c6-hadapi-pasar-bebas-asean-ukm-tak-boleh-santai (akses tanggal 27 juni 2014)

Riadi, Edi MPD.2013 Aplikasi Lisrel untuk Penelitian Analisis Jalur. Jogjakarta : Andi


(19)

Riduwan dan Kuncoro, Engkos Achmad. 2007. Cara Menggunakan Dan Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis), Alfabeta: Bandung.

Salim, Islam Mohamed & Mohamed Sulaiman. 2011. Organizational Learning, Innovation and Performance: A Study of Malaysian Small and Medium Sized Enterprises. International Journal of Business and Management Vol. 6, No. 12; December 2011 ISSN 1833-3850 E-ISSN 1833-8119

Sarwani, Muhammad. Daya Saing UKM RI: Paling rendah di Asia Pasifik (06 November 2012) http://industri.bisnis.com/read/20121106/87/103212/daya-saing-ukm-ri-paling-rendah-di-asia-pasifik (diakses tanggal 7 februari 2014) Sekaran, Uma 2003 Research Method for Business United States: Maloy

Lithograping

Sensi Tribuana Dewi. (2006). Analisis Pengaruh Orientasi Pasar dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi Pada Industri Batik Di Kota Dan Kabupaten Pekalongan).Universitas Diponogoro Semarang,

http://eprints.undip.ac.id/15810/1/Sensi_Tribuana_Dewi.pdf (10 Maret 2012). Sohail, Adil and Zaheer, Arshad 2011. Link between Product Innovation and Non-Technological: Organization Performance. Asian Journal of Business Management 3(4): 287-293

Sukarmen, Putu., Andi Sularso & Deasy Wulandari. 2013. Analisa Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Dengan Keunggulan Bersaing Sebagai Variabel Intervening Pada Produk Gula Pasir Sebelas (GULAPAS) Pabrik Gula Semboro PTP Nusantara XI (Persero) Jurnal Ekonomi dan Akuntansi Manajemen (JEAM) Volume XII Nomor 2 September 2013 ISSN : 1412-5366

Suparyadi. 2003. Membangun Keunggulan Bersaing Industri Kecil Gula Merah Tebu (IKGMT):Kiat Bersaing di Pasar Ekspor. Volume 2. No. 8. ISSN: 0853-7665.

http://www.ccsenet.org/ijbm (Diakses 1 januari 2014)

Swee Foon, Low & Praveen Balakrishnan Nair. 2010. Revisiting the Concept of Sustainable Competitive Advantage: Perceptions of Managers in Malaysian MNCs. International Journal of Business and Accountancy, Vol. 1, No. 1, 63-78


(20)

Sugiyono.2010. Statistika Untuk Penelitian, Penerbit Alfabeta : Bandung. Sugiyono.2011. Metode Penelitian Bisnis Bandung : Alfabeta

Sugiyono.2012 Metode Penelitian Bisnis Bandung : Alfabeta

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Tambunan, Tulus T.H. Ukuran Daya Saing Koperasi dan UMKM (21 Juli 2008)

http://www.kadin-indonesia.or.id/enm/images/dokumen/KADIN-98-3000-21072008.pdf (diakses tanggal 1 Februari 2014)

Tambunan, Tulus T.H. 2009. UMKM Di Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia Tambunan, Tulus T.H. 2012. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah, Jakarta: LP3S Umi Narimawati, Dewi Sri Anggadini, Linna Ismawati. 2010. Paduan Penulisan

Skripsi Dan Tugas Akhir. Jakarta : Genesis Press.

Verhees Frans J.H.M. 2005. Market-Oriented Product Innovation in Small Firms. Wageningen Universiteit ISBN: 90-8504-142-2

Wahyono. 2002. Orientasi Pasar dan Inovasi: Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pemasaran. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Volume 1, Nomor 1, 25-45. Wikipedia. 2010. Rajapolah Tasikmalaya. http:/id.wikipedia.org/rajapolah. Available

at: 4-07-2014

Yuni Istanto. 2010. Pengaruh Strategi Keunggulan Bersaing Dan Positioning Terhadap Kinerja (Survey Pada Koperasi Serba Usaha Di Kabupaten Sleman Yogyakarta). Volume 8 No. 2. Diakses pada Maret 2012. Melalui World Wide Web: http://www. Buletin Ekonomi.com


(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang

Usaha Kecil di Indonesia telah menjadi bagian penting dalam system perekonomian nasional, yaitu mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi, dengan mengusung misi penyediaan lapangan usaha dan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, serta ikut berperan dalam meningkatkan devisa negara, dan memperkuat struktur ekonomi Nasional.

Sebagian besar UMKM yang ada di Indonesia terdapat di pedesaan atau daerah, hal ini diharapkan bisa menjadi penggerak pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah. Sehingga dapat mengurangi kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan. Dengan adanya UMKM dapat mendorong diversifikasi kegiatan ekonomi diluar sektor pertanian yang selama ini merupakan mayoritas kegiatan ekonomi di berbagai daerah wilayah Indonesia.

UMKM diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dari sektor pertanian di berbagai wilayah Indonesia yang selama ini terus berkurang yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah berkurangnya luas lahan pertanian di berbagai daerah karena pembangunan. Jika UMKM dapat berkembang di tiap daerah dengan pesat maka produktifitas kegiatan usaha di daerah menjadi meningkat sehingga berkurangnya urbanisasi, yang merupakan salah satu penyebab pengangguran di perkotaan. Hal ini dapat dilihat dalam diagram


(22)

penyerapan tenaga kerja oleh UMKM dibandingkan dengan penyerapan tenaga kerja oleh ssaha besar.

Gambar 1.1

Jumlah perbandingan tenaga kerja UMKM dan UB tahun 2007-2011

Sumber : Laporan tahunan Kementrian koperasi dan usaha kecil dan menengah Republik Indonesia tahun 2011

Diagram diatas menunjukan bahwa penyerapan tenaga kerja oleh UMKM sangat jauh lebih banyak dibandingkan dengan penyerapan oleh industri atau usaha besar. Kurun waktu tahun 2010 – 2011 jumlah penyerapan tenaga kerja terdapat peningkatan sebesar 2,33%. Hal ini dapat membantu pemerintah dalam mengatasi tingkat pengangguran di Indonesia, dan dapat menjadi alternatif untuk mengurangi urbanisasi yang selalu menjadi cikal bakal pengangguran di perkotaan khususnya Ibukota.

Potensi jumlah SDM yang terlihat pada diagram diatas menunjukan bahwa sangat berlimpahnya tenaga pekerja yang ada di Indonesia khususnya yang


(23)

berkembang pesat, ini dibuktikan dengan laporan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia menunjukkan pertumbuhan jumlah unit UMKM yang sangat signifikan dari tahun 2007-2011 yang terlihat pada diagram 2.2.

Gambar 1.2

Jumlah perbandingan Pertumbuhan unit UMKM dan UB tahun 2007-2011

Sumber : Laporan Tahunan Kementrian koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia tahun 2011

Jika dilihat pada diagram diatas pada tahun 2010-2011 jumlah UMKM mengalami peningkatan sebesar 2,57%. Peningkatan yang signifikan ini sekali lagi menunjukkan pentingnya UMKM dalam memperkuat struktur ekonomi Indonesia. Dengan pertumbuhan yang bisa dikatakan cukup signifikan ini merupakan indikator bahwa UMKM menjadi primadona dan bisa membantu ekonomi Indonesia agar tidak ikut terkena dampak krisis global. UMKM di


(24)

pada usaha yang kuat dalam menghadapi krisis, dan mampu bersaing dengan UMKM negara lain.

Namun kenyataan dilapangan berbeda dengan asumsi yang berkembang. Jika dibandingkan dengan UMKM di Negara-negara maju, UMKM di Indonesia masih tergolong lemah. UMKM di Indonesia masih menggunakan teknologi rendah dalam proses produksinya. UMKM Indonesia menitik beratkan pada usaha seperti industri makanan, kerajinan, dan pakaian jadi. Seminar atau pameran yang diadakan untuk mempromosikan hasil UMKM cenderung monoton, berbeda dengan hasil UKM di Negara lain yang mulai memproduksi barang berteknologi seperti barang elektronik.

Muncul perdebatan terutama di kalangan akademis dan pembuat kebijakan di Indonesia apakah UMKM Indonesia mampu bersaing dan bertahan di pasar ekspor. Dimana ada era globalisasi tidak mengenal lagi batas-batas antar negara. menyebabkan aliran barang ibarat air mengalir dari hulu ke lembah, begitulah akan terjadi aliran barang dan jasa dari negara lain ke negara kita.

Menurut Tulus Tambunan Direktur Center for Industry SME and Business Competition Studies Center for Industry SME and Business Competition Studies Universitas Trisakti dikutip dari Bisnis.com mengemukakan daya saing pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia paling rendah dibandingkan dengan sejumlah negara anggota Asia Pacific Economic Cooperation. Indonesia bahkan masih berada di bawah Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Meski tidak ada skala atau persentase yang menunjukkan kekuatan daya saing UMKM di setiap anggota APEC, namun China bersama Hong Kong dan Amerika


(25)

Serikat menempati posisi teratas disususl kemudian Taiwan, Australia, Kanada, Singaura, Malaysia, Jepang, Thailand, Filipina, Korea Selatan, dan Indonesia. Perbandingan daya saing UMKM Indonesia dan Negara lain dapat dilihat pada diagram 1.3

Gambar 1.3

Daya Saing UMKM di Sejumlah Negara/Ekonomi Apec Sumber: Tulus Tambunan 2008

Jika kita lihat dari diagram diatas, kita mendapat gambaran secara grafik bahwa daya saing UMKM Negara Indonesia masih kalah jauh dengan daya saing di negara anggota APEC. Indonesia masih berada di tempat terendah dalam hal daya saing. Para pekerja UMKM Indonesia harus ditingkatkan kemampuannya agar mampu berdaya saing tinggi. Pemerintah dan pelaku UMKM harus mengetahui dan mengerti mengenai kelemahan dan keunggulan UMKM jika dibandingkan dengan usaha besar. Sehingga bisa menyusun strategi untuk meningkatkan keunggulan dan menutupi kelemahan dari UMKM di Indonesia.


(26)

Dalam sebuah Orasi Ilmiah pada Acara Dies Natalis di Universitas Siliwangi Tasikmalaya tahun 2003 yang disampaikan oleh Surachman Sumawihardja dijelaskan mengenai keunggulan dan kelemahan UMKM yang ada di Indonesia, pengembangan usaha kecil dan menengah memiliki beberapa keunggulan komparatif dibanding usaha skala besar. Keunggulan tersebut antara lain proses bisnis UMKM memiliki kemampuan yang tinggi untuk menyesuaikan dengan pola permintaan pasar, bahkan sanggup melayani selera perorangan.

Namun selain memiliki kelebihan, UMKM di Indonesia memiliki kekurangan yaitu keterampilan teknis rendah, dan teknologi produksi sederhana. Sehingga sulitnya standarisasi produk, sehingga kualitas yang dihasilkan tidak sesuai dengan mutu yang diinginkan pelanggan. Produk UMKM cenderung monoton karena tidak memiliki hak cipta, sehingga budaya meniru dan ditiru masih menjadi hal yang lumrah.

Menurut Ketua Perdagangan Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi), Hardini Puspasari pada situs Republika Online mengatakan, pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) tidak boleh manja dan santai menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Perubahan cepat dan kompetisi global yang semakin ketat membuat pelaku UMKM harus menjadi pemain tangguh. Menurut Hardini, dapat dijumpai sebanyak 55,2 juta UKM yang tersebar di seluruh Tanah Air dikelola mereka. Karena itu, ia menyarankan pelaku UKM diharap melek dan menguasai teknologi, sehingga dapat berinovasi dengan menciptakan produk UMKM yang berdaya saing tinggi.


(27)

Sedangkan menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Nus Nuzulia Ishak pada situs Neraca.co.id mengatakan, UMKM Indonesia harus selalu bergerak dan berpikir kreatif. Hal ini untuk mengantisipasi perubahan selera pasar lokal maupun dunia. Hal ini sebagai persiapan menghadapi perdagangan bebas, di antaranya ASEAN Economic Community (AEC) pada 2015, yang akan membuka peluang sekaligus tantangan pasar yang cukup tinggi," kata dia.

Dirjen PEN juga mengimbau para perajin dan UMKM nusantara untuk terus meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya agar dapat memenangkan persaingan tersebut. Persaingan yang semakin ketat tidak boleh melemahkan semangat berinovasi. Justru harus lebih mendorong semangat dalam menghasilkan produk-produk yang diminati pasar global maupun lokal.

UMKM di Indonesia sangat beragam, mulai dari makanan, kerajinan industri kreatif, industri pakaian (DISTRO) dan masih banyak lagi. Daerah penyebaran UMKM pun sangatlah luas. Ini dikarenakan Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya, adat dan terdiri dari ribuan pulau, sehingga setiap tempat memiliki keunikan dan ragam UMKM yang berkembang dengan sendirinya sesuai daerah yang mendukung adat setempat, contohnya sentra UMKM kerupuk amplang di Kalimantan Timur, UMKM ukiran patung asmat di Irian Jaya, UMKM yang bergerak di bidang pakaian jadi, fashion, dan makanan ringan yang menjamur di Bandung, UMKM boneka Rajut, di Bandung, UMKM getuk goreng di sokaraja, UMKM pengrajin kulit domba di Garut, serta UMKM


(28)

Kerajinan anyaman di Garut dan Tasikmalaya, dan UMKM kerajinan hasil laut yang ada diseluruh garis pantai di Negara kita

Dari sekian banyak wilayah di Indonesia Pulau Jawa dapat menjadi gambaran perkembangan UMKM, karena Pulau Jawa dapat dikatakan pulau yang multi etnis, pusat pemerintahan dengan pusatnya Jakarta dan perkembangannnya lebih maju dibanding Pulau yang lain. Jawa Barat salah satu daerah yang menjadi pusat perkembangan UMKM di Pulau Jawa, mulai dari industri makanan, pengolahan kulit, fashion, serta kerajinan anyaman, cinderamata,alat kebutuhan rumah tangga.

Salah satu yang masih bertahan adalah UMKM yang berada di Kawasan Tasikmalaya, UMKM yang berada di Tasikmalaya terdiri dari UMKM kerajinan, makanan, fashion. UMKM kerajinan terdiri dari kerajinan anyaman pandan, payung geulis dan kelom geulis, pasar yang dibidik adalah segala kalangan domestik maupun luar daerah, sedangkan makanan lebih menitik beratkan pada oleh-oleh khas Tasikmalaya yang pasarnya adalah semua kalangan, serta fashion yang didominasi oleh pakaian muslim dengan motif border.

Salah Satu UMKM yang paling terkenal dan merupakan paling lama yang berada di kawasan Tasikmalaya adalah Pusat kerajinan anyaman Rajapolah, yang dibuka pada tahun 1960, saat itu warga gemar membuat barang-barang dengan anyaman pandan. seiring waktu pembeli pun mulai berdatangan, satu-persatu toko kemudian bermunculan di sepanjang jalan nasional ruas Tasikmalaya pada tahun 1970. Jenis anyaman Rajapolah terbagi menjadi 3 jenis yaitu mendong, pandan, dan bambu.


(29)

Sentra perdagangan kerajinan anyaman di Desa Rajapolah, telah menjadi sumber rezeki yang menyejahterakan bagi warga Rajapolah. Sentra itu memang ramai dikunjungi pembeli terutama mereka yang melintas menuju Kota Tasikmalaya. Hingga kini setidaknya tercatat ada 50 kios yang berdagang kerajinan anyaman. Padahal pada 2006 lalu, jumlah kios yang ada di sentra ini hanya sebanyak 20 kios.

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan semakin menjamurnya Toko kerajinan di Rajapolah memiliki dampak positif dan negatif. Dengan banyak kios itu, tentu hasil kerajinan dari para pengrajin anyaman jadi tertampung. Meski di sisi lain, munculnya banyak kios dengan dagangan serupa itu membuat persaingan menjadi semakin ketat dan keuntungan yang diperoleh pedagang makin kecil.

Menurut salah satu sumber ibu Tini Wantini, pemilik Jelita Art di Rajapolah Tasikmalaya yang sudah berjualan sejak 20 tahun lalu yang dikutip pada website kontan.co.id mengungkapkan Saat merintis usaha, produk kerajinan yang dijual Tini laris dibeli pengendara mobil yang melintasi Jalan Raya Rajapolah. Sejak itulah usaha Tini berkembang hingga saat ini. Tapi kini sebagian pedagang sudah ada yang tutup itu. Menurut Tini, pedagang yang gulung tikar terjadi baru-baru ini. Mereka menutup usaha karena tak kuasa menghadapi kompetisi antarpedagang yang kian banyak. Pedagang banyak, kompetisi harga marak. Selain itu barang yang sejenis tiap toko membuat bertambahnya alternatif pembelian ke toko lain. Trend penurunan sudah terjadi sejak lima tahun terakhir.


(30)

Melorotnya omzet itu jelas memaksa para pedagang untuk mengurangi jumlah pembelian kerajinan dari pengrajin.

Hasil Observasi yang dilakukan peneliti menguatkan pendapat dari Ibu Tini Wartini, dimana barang yang dijual pedagang Rajapolah sangat memiliki kesamaan dalam hal bentuk, ukuran, dan desain. Hampir semua toko memiliki barang yang sejenis, sehingga persaingan dalam perdagangan sangat ketat. Ini membuktikan bahwa Inovasi produk dari Pengrajin berjalan dengan lambat.

Permasalahan yang dihadapi bukan karena barang sejenis saja, karena karakteristik produk yang ditawarkan UMKM dalam suatu kawasan industri memang mayoritas seragam, namun permasalahan utamanya adalah apakah bisa UMKM kita bersaing dengan produk dari negara lain dalam perdagangan global (AFTA 2015). Menurut Surachman Sumawihardja pada Orasi Ilmiah dalam Dies Natalis Universitas Siliwangi, permasalahan mengenai anyaman Rajapolah bisa dimulai dengan keahlian para pengrajin yang lambat berkembang karena tidak ditunjang dengan pendidikan yang lebih mengenai orientasi pasar. Pengrajin membuat produk sesuai dengan tuntutan kuota saja meskipun barang yang mereka buat belum tentu dibutuhkan pelanggan.

Tidak adanya survey mengenai keinginan pelanggan dan trend yang berkembang di masyarakat sehingga produk yang dihasilkan merupakan buah pikiran saja dan hanya ide tanpa melihat aspek kebutuhan dan keinginan pelanggan. padahal Narver dan Slater (1990:34) mendefinisikan orientasi pasar sebagai budaya organisasi yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan perilaku-perilaku yang dibutuhkan untuk menciptakan superior value bagi


(31)

pembeli dan menghasilkan superior performance bagi perusahaan. Maka untuk itulah dilakukan survey awal mengenai orientasi pasar di Rajapolah dengan hasil kuesioner sebagai berikut

Tabel 1.1

Kuesioner Awal Orientasi Pasar Pertanyaan

Alternatif Jawaban

Ya Tidak

F % F %

Perusahaan anda Melakukan Survey terhadap

pelanggan 8 40% 12 60%

Saya mengetahui pesaing perusahaan yang

bisa memberikan ancaman 5 25% 15 75%

Perusahaan saya telah menerapkan

pembagian tugas karyawan yang jelas 10 50% 10 50%

Orientasi Pasar (Total) 38,3% 61,7%

Hasil kuesioner Awal Orientasi Pasar

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan sebanyak 61% Pemilik UMKM anyaman pandan, belum berorientasi Pasar, sedangkan 38,3%, sudah berorientasi pasar, dengan mengetahui pelanggan, pesaing dan juga sudah pembagian kerja yang jelas, ini menunjukan bahwa mayoritas pengrajin anyaman masih belum memikirkan survey pelanggan, pengetahuan pesaing, dan pembagian tugas yang belum jelas.

Sedangkan Menurut Kohli dan Jaworski (1990:1-18), “orientasi pasar merupakan budaya perusahaan yang bisa membawa pada meningkatnya kinerja pemasaran”. Dalam kata lain perusahaan yang telah menjadikan orientasi pasar sebagai salah satu hal penting dalam organisasi akan berdasar pada kebutuhan dasar eksternal, keinginan dan permintaan pasar sebagai dasar dalam penyusunan strategi bagi masing-masing unit bisnis dalam organisasi, yang dapat menentukan keberhasilan perusahaan.


(32)

Bisa dikatakan secara langsung orientasi pasar akan mendorong inovasi di dalam perusahaan yang berdampak pada keunggulan bersaing dan meningkatnya kinerja perusahaan. Namun seperti telah disinggung sebelumnya inovasi di UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah Tasikmalaya tidak berjalan seperti semestinya dan barang yang di hasilkan monoton, karena ketidakmampuan melihat pasar dengan lebih beragam. Selain itu keahlian teknis didapat secara turun temurun tanpa ada pelatihan untuk karyawan baru. Untuk melihat tingkat inovasi produk pada UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah Tasikmalaya maka dilakukan kuesioner awal dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 1.2

Hasil Kuesioner Awal Inovasi Produk Pertanyaan

Alternatif Jawaban

Ya Tidak

F % F %

Perusahaan saya memiliki rencana perluasan lini produk dalam rancangan pekerjaannya

13 65% 7 35%

Produk baru perusahaan saya meniru dari

desain perusahaan lain 16 80% 4 20%

Perusahaan saya selalu menjadi pelopor produk baru yang belum pernah ada di pesaing maupun dipasar

5 25% 15 75%

Inovasi Produk (Total) 56,7% 43,3%

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan sebanyak 56,7% Pemilik UMKM anyaman pandan, sudah melakukan Inovasi Produk, sedangkan 43,3% mengatakan, belum melakukan inovasi produk yang berarti, namun jika dilihat dari butir pertanyaan, kita dapat lihat bahwa proses meniru masih dominan dan sangat sedikit sekali yang menjadi pelopor dalam penciptaan produk baru. Sehingga dapat dikatakan bahwa Inovasi produk belum berjalan sebagaimana Hasil kuesioner awal Inovasi Produk


(33)

Selain masalah mengenai orientasi pasar dan Inovasi produk, ketiadaan standar mutu karena semua menggunakan tangan menjadi hal yang harus menjadi perhatian,, meskipun hal ini mengurangi biaya produksi serta menjaga esensi dari definisi barang kerajinan tangan. Hal ini akan menjadi batu sandungan dimana produk UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah kualitasnya masih rendah, dan kemungkinan akan kalah dengan hasil produk dari Negara lain ataupun dari daerah lain dan penciptaan UMKM yang unggul tidak akan bisa terealisasi. Selain itu keunikan produk harus ditingkatkan, agar produk anyaman pandan Rajapolah melekat di benak masyarakat. Bukan sebagai barang pasaran yang murahan, tapi barang unik yang memiliki nilai jual. harga harus kompetitif, ini untuk memenangkan persaingan khususnya untuk pelanggan yang peka akan harga. Dengan meningkatkan efesiensi kerja, harga yang kompetitif dan mutu yang sama tiap produk akan menjamin UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah Tasikmalaya memilki daya saing tinggi untuk menciptakan keunggulan bersaing.

Untuk melihat keunggulan bersaing UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah di Tasikmalaya maka dilakukan survey dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.3

Hasil Kuesioner Awal Keunggulan Bersaing Pertanyaan

Alternatif Jawaban

Ya Tidak

F % F %

Produk Anyaman Pandan tiap

perusahaan di Rajapolah berbeda 2 10% 18 90% Perusahaan saya hanya meloloskan

barang dengan tingkat kerapihan yang tinggi

4 20% 16 80%

Harga Produk yang perusahaan saya


(34)

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan sebanyak 35% Pemilik UMKM anyaman pandan sudah memiliki keunggulan bersaing, sedangkan 65% membuktikan bahwa UMKM anyaman Rajapolah belum memiliki keunggulan bersaing, dilihat dari butir pertanyaan produk anyaman pandan di Rajapolah masih seragam, ini membuktikan budaya meniru masih kental, dan kualitas produk yang dijual atau dipasarkan tidak semua dengan kualitas bagus, tapi kualitas yang kurang bagus masih dipaksakan untuk dijual, meski harga yang ditawarkan cenderung murah. Namun jika kita menghadapi konsumen yang tidak terlalu peka dengan perubahan harga, ini dapat menjadi penghalang untuk kemajuan UMKM pengrajin anyaman Rajapolah

Banyak pengrajin hanya terpaku pada penjualan sistem tradisional, mereka lebih banyak menunggu para pelanggan datang dengan sendirinya tanpa mempromosikan produk mereka kepasaran, selain itu mereka masih menggantungkan penjualan hanya kepada para pedagang dan lebih banyak diam di tempat, hasil beberapa wawancara dengan pengrajin anyaman Rajapolah nilai penjualan tidak terlalu tinggi selain itu pertumbuhan pelanggan menanjak saat hari besar dan libur saja, jika hari biasa cenderung biasa dan sepi.

Ini mengindikasikan bahwa kinerja pemasaran para Pengrajin anyaman pandan belum maksimal sehingga porsi pasar cenderung tidak meluas dan nilai penjualan tidak tinggi. Ini akan berdampak pada kelangsungan usaha, beberapa sumber mengatakan adanya penurunan omset penjualan, seperti dikatakan oleh beberapa UMKM pada situs ragamhandicraftrajapolah.wordpress.com Pemilik toko bambu Art Shop di Rajapolah, Roni M (35), mengatakan, setahun pasca


(35)

tsunami penjualan produk kerajinan di Rajapolah belum membaik. sepinya penjualan juga diakui Erna Riesmayantie (40), menurut beliau setelah adanya jalan layang, penjualan merosot 50 persen

Penurunan omzet juga dialami oleh Tini Wantini pemilik Jelita Art yang dikutip dari situs Kontan co.id yang sudah merasakan ketatnya persaingan itu. dia menggambarkan, pada 2006, tokonya masih mampu menghasilkan omzet hingga Rp 30 juta per bulan. Kini, omzet itu terpangkas hingga tinggal sepertiga atau hanya meraup omzet Rp 10 juta saja. Tren penurunan sudah terjadi sejak lima tahun terakhir, selain itu Rifky (39), pengelola toko Keisya Handicraft engatakan hal yang sama, sejak 2006 Rifky mengalami penurunan omzet hingga 50%. Biasanya mendapat omzet Rp 30 juta per bulan. Menurut beberapa Pengrajin dan pedagang rata-rata tiap tahun terjadi penurunan omset penjualan sekitar 10%.

Ini menandakan bahwa kinerja pemasaran para pengrajin UMKM anyaman pandan Rajapolah Tasikmalaya, belum maksimal, selain karena faktor eksternal yaitu adanya jalan layang dan kurangnya promosi dari pihak setempat maka perlu juga dilihat dari faktor internal dengan menggunakan kuesioner awal. Berikut hasil kuesioner awal kinerja pemasaran:

Tabel 1.4

Hasil Kuesioner Awal Kinerja Pemasaran Pertanyaan

Alternatif Jawaban

Ya Tidak

F % F %

Nilai penjualan produk perusahaan tinggi 9 45% 11 55%

Pertumbuhan Pelanggan perusahaan saya

meningkat dari waktu ke waktu 8 40% 12 60%

Porsi Pasar perusahaan saya meningkat dari

waktu ke waktu 6 30% 14 70%


(36)

Dilihat dari table hasil survey awal dari beberapa responden, menunjukan bahwa Pengrajin UMKM anyaman memiliki kinerja anyaman yang baik sebanyak 38,3% sedangkan 61,7% menunjukan bahwa kinerja anyaman Rajapolah belum memiliki kinerja pemasarana yang baik, dilihat dari butir yang diajukan bahwa pertanyaan dijawab dengan hasil yang tidak memuaskan dalam segi penjualan dan porsi pasar yang tidak berkembang. Sehingga perlu dilakukannya strategi baru dalam hal pemasaran.

Para pengrajin anyaman pandan belum maksimal dalam menggunakan media sosial dan online dalam pemasaran, masih banyak yang menggunakan sistem face to face dalam penjualannya, sehingga pedagang yang lebih punya peluang mencetak uang yang lebih banyak, sedangkan pengrajin masih diam di tempat yang sama.

Para pengusaha yang bergerak dibidang anyaman harus tetap didorong sehingga memiliki keunggulan bersaing yang kuat, karena masalah yang terjadi masih bersifat tantangan lokal, jika menghadapi tantangan yang bersifat global tentu saja akan lain ceritanya. Negara-negara lain akan masuk dan ikut bersaing dengan produk dalam negeri dengan kemungkinan dengan kualitas yang lebih baik, pemasaran lebih baik dan proses yang lebih baik. Dari penjelasan tersebut sehingga penulis menentukan judul peneltian Analisis Pengaruh Orientasi Pasar Dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran Pada UMKM Pengrajin Anyaman Pandan Rajapolah Tasikmalaya”


(37)

1.2. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, Penulis mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah.

1) Penurunan omset penjualan UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah Tasikmalaya berdasarkan beberapa Pelaku UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah

2) Proses orientasi pasar yang masih kurang baik, yang disebabkan oleh tidak adanya survey mengenai keinginan dan kebutuhan pelanggan, sehingga memproduksi barang hanya buah pikiran tanpa memikirkan apakah dibutuhkan oleh pelanggan, kurang mengetahui pesaing, dan belum adanya pembagian tugas yang jelas sehingga kinerja tidak efektif

3) Inovasi untuk menciptakan produk cenderung lambat karena inovasi banyak menunggu dan meniru menyebabkan barang yang seragam ditiap toko, sehingga penjual mengurangi pasokan ke pangrajin yang berakibat menurunnya omset pengrajin.

4) Sulitnya menciptakan keunggulan bersaing dikarenakan kualitas produk yang rendah, standar mutu yang kurang diperhatikan dan keunikan produk yang belum bisa tercapai.

5) Kinerja pemasaran yang belum optimal, yang ditandai dengan kurangnya kinerja pemasaran, dimana hanya menggunakan sistem tatap muka. Pengrajin


(38)

menunggu pemesanan dari pihak pedagang tanpa mencari cara lain untuk menjual hasil produksinya.

1.2.2.Perumusan Masalah

1. Bagaimana tanggapan Pengrajin anyaman pandan Rajapolah Tasikmalaya, mengenai orientasi pasar, inovasi produk, dan keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran.

2. Apakah terdapat hubungan orientasi pasar dengan inovasi produk pada UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah Tasikmalaya

3. Apakah terdapat pengaruh orientasi pasar dan inovasi produk terhadap keunggulan bersaing pada UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah Tasikmalaya baik secara simultan maupun parsial

4. Apakah terdapat pengaruh antara orientasi Pasar, inovasi Produk dan keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran UMKM Pengrajin Anyaman Pandan Rajapolah Tasikmalaya baik secara simultan maupun parsial

5. Apakah terdapat pengaruh keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran pada UMKM Pengrajin anyaman pandan di Rajapolah Tasikmalaya.

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis :

1. Untuk mengetahui tanggapan UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah Tasikmalaya orientasi pasar dan inovasi produk pada UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah Tasikmalaya


(39)

2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara orientasi pasar dan inovasi produk pada UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah Tasikmalaya 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh orientasi pasar dan inovasi

produk terhadap keunggulan bersaing pada UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah Tasikmalaya baik secara simultan maupun parsial

4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara orientasi pasar, inovasi produk dan keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran pada UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah baik secara simultan maupun parsial. 5. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara keunggulan bersaing

terhadap kinerja pemasaran pada UMKM Pengrajin anyaman pandan di Rajapolah Tasikmalaya.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Penelitian Ini diharapkan dapat berguna, tidak hanya bagi aspek Teoritis tetapi aspek praktis

1.3.2.1.Kegunaan Praktis

1) Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bahan masukan dan bahan Informasi mengenai suatu orientasi pasar, orientasi pesaing dan keunggulan bersaing untuk menciptakan kinerja pemasaran yang lebih baik.

2) Bagi Mahasiswa


(40)

produk terhadap keunggulan bersaing untuk meningkatkan kinerja Pemasaran pada UMKM Pengrajin anyaman pandan Rajapolah Tasikmalaya.

3) Bagi lain-lain

Diharapkan dapat memberikan bahan informasi tambahan bagi pihak-pihak terkait seperti pemerintah dan bagi perusahaan-perusahaan lain umumnya dan yang bergerak pada bidang yang sama khususnya.

1.3.3. Kegunaan teoritis

1) Bagi pengembangan Ilmu Pengetahuan Manajemen Bisnis.

 Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu manajemen khususnya manajemen pemasaran terutama mengenai orientasi pasar dan inovasi bisnis terhadap keunggulan bersaing untuk meningkatkan kinerja pemasaran.

 Membandingkan antara ilmu pengetahuan dan teori-teori manajemen pemasaran yang telah dipelajari dengan kenyataan empiris yang terjadi dalam dunia usaha

2) Bagi Peneliti lain.

Hasil penelitian ini mudah-mudahan dapat menjadi tambahan informasi gambaran bagi penulis lain yang berkaitan dengan orientasi pasar, inovasi produk, keunggulan bersaing dan kinerja pemasaran.


(41)

3) Bagi Penulis.

Menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya mengenai kompetensi wirausaha dan orientasi pasar terhadap kinerja bisnis yang didapat di bangku kuliah dengan yang pelaksanaan di lapangan.

1.4. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.4.1. Lokasi Penelitian

Penulis terjun langsung dalam melakukan penelitian ini ke Sentra kerajinan anyaman pandan di Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya, meliputi objek penelitian yang terdiri dari pengrajin dan para pedagang kerajinan anyaman.

1.4.2. Waktu Penelitian

Adapun waktu yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini adalah dari Agustus 2013 sampai dengan Maret 2014, waktu penelitian dapat dilihat pada table waktu pelaksanaan kegiatan pelaksanaan, mulai dari pembuatan proposal hingga waktu sidang akhir.

Tabel 1.5.

Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Tahap Prosedur Bulan

Jun Juli Aug Sept Oct Nov Des Jan Feb Mar Apr

Penemuan Masalah

I

Pembuatan Proposal Tesis

Menentukan tempat penelitian


(42)

Tahap Prosedur Bulan

Jun Juli Aug Sept Oct Nov Des Jan Feb Mar Apr Tesis

Seminar UP Tesis

Revisi UP Tesis Pembuatan

Tesis

Melanjutkan Penelitian di Perusahaan Penyusunan Tesis Bimbingan Tesis

Tahap Laporan

III

Pendafaran Sidang Tesis Menyiapkan Draft Tesis Sidang Akhir Penyempurnaan


(43)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Untuk membahas dan menganalisis permasalahan yang diteliti, perlunya dukungan pendapat dari para ahli yang antara:

2.1.1 UMKM

2.1.1.1 Definisi UMKM di Indonesia

Pengertian UMKM di Indonesia ternyata sangat beragam, Hal ini Dapat dilihat sesuai dari lembaga yang memberikan definisi, dikutip dari Musa Hubeis (2009:20-21) lembaga yang memberikan definisi mengenai UMKM antara lain : 1. Badan Pusat Statistik (BPS)

UMKM adalah Perusahaan atau Industri dengan pekerja antara 5-19 orang 2. Bank Indonesia

UMKM adalah perusahaan atau industri dengan karakteristik berupa : a. Modalnya kurang dari 20.000.000

b. Untuk satu putaran usahanya hanya membutuhkan dana Rp 5.000.000 c. Memiliki asset maksimum RP 600.000.000 diluar tanah dan bangunan d. Omzet tahunan ≤ RP 1 Miliar

3. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UU No. 9 Tahun 1995) UMKM adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan:


(44)

b. Omzet Tahunan ≤ 1 Milliar

Dalam UU UMKM/2008 UMKM memiliki kekayaan bersih Rp 50.000.000-Rp 500.000.000 dan penjualan Bersih tahunan 50.000.000-Rp 300.000.000 – Rp 2,5 Miliar

2.1.1.2Karakteristik UMKM

Menurut Tulus Tambunan (2009:4) UMKM tidak hanya berbeda dengan usaha besar, tetapi UMKM sendiri dapat dilihat dikelompokan menjadi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah yang dapat dibedakan berdasarkan karakteristik dari berbagai aspek. Aspek-aspek ini meliputi orientasi pasar, profil pemilik, kesempataan kerja, manajemen organisasi, sumber bahan baku dan modal, serta derajat keterlibatan wanita sebagai pengusaha yang dapat dilihat pada table 2.1

Tabel 2.1

Karakteristik-karakteristik dari UMI, UK, dan UM di Negara berkembang Sumber: Tulus Tambunan (2009:5)

No Aspek Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah

1 Formalitas Beroperasi di sektor informal: usaha tidak terdaftar : tidak atau jarang bayar pajak

Beroperasi di sektor formal: beberapa usaha tidak terdaftar, sedikit yang bayar pajak

Semua di sektor formal : terdaftar dan bayar pajak

2 Organisasi dan manajemen

Dijalankan oleh pemilik: tidak menerapkan pembagian tenaga kerja internal (ILD), manajemen dan struktur organisasi formal (MOF), system pembukuan formal (ACS) Dijalankan oleh pemilik: tidak ada ILD, MOF, ACS

Banyak yang mempekerjakan manajer professional dan menerapkan ILD, MOF, ACS

3 Sifat dan Kesempatan kerja

Kebanyakan menggunakan

Beberapa memakai tenaga kerja yang

Semua memakai TK di gaji


(45)

No Aspek Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah

anggota keluarga, tidak dibayar

digaji Semua memiliki system formal 4 Pola dari proses

produksi Derajat mekanisme sangat rendah/ umumnya manual: tingkat teknologi sangat rendah Beberapa memakai mesin-mesin terbaru Banyak yang punya derajat mekanisasi yang tinggi/punya akses terhadap teknologi tinggi

5 Orientasi pasar Umumnya menjual ke pasar lokal untuk kelompok

berpendapatan rendah

Banyak yang menjual ke pasar domestik dan ekspor, dan melayani kelas menengah ke atas

Semua menjula ke pasar domestik dan banyak yang ekspor, dan melayani kelas menengah keatas 6 Profil ekonomi dan

sosial dari pemilik usaha

Pendidikan rendah dan dari rumah tangga miskin, motivasi utama adalah survival

Banyak Pendidikan rendah dan dari RT non miskin, banyak yang bermotivasi utama adalah bisnis/profit

Sebagian besar berpendidikan baik dan dari RT

makmur, motivasi utama adalah profit 7 Sumber-sumber

bahan baku dan modal

Kebanyakan

memakai bahan baku lokal dan

menggunakan uang sendiri

Beberapa memakai bahan baku impor dan punya akses ke kredit formal

Banyak yang memakai bahan baku impor dan punya akses ke kredit formal 8

Hubungan-hubungan eksternal

Kebanyakan tidak memiliki akses ke program-program pemerintah dan tidak mempunyai

hubungan bisnis dengan Usaha Besar

Banyak yang memiliki akses ke program-program pemerintah dan punya hubungan bisnis dengan Usaha Besar termasuk PMA Sebagian besar punya akses ke program-program pemerintah dan punya hubungan bisnis dengan Usaha Besar termasuk PMA 9 Wanita pengusaha Rasio dari wanita

terhadap pria sebagai pengusaha sangat tinggi

Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pengusaha cukup tinggi

Rasio dari wanita terhadap pria sebagai pengusaha sangat rendah Dengan melihat table 2.1 maka karakteristik yang paling mendekati dengan kondisi yang ada di Rajapolah yang merupakan lokasi penelitian ini adalah karakteristik Usaha mikro dan usaha kecil. Dimana kelompok usaha tersebut


(46)

masih menggunakan uang sendiri sebagai modal, memakai bahan baku lokal yang tidak diimpor dan lebih menitikberatkan pada pasar domestik, mengandalkan teknologi rendah dan sebagian besar menggunakan tenaga keluarga.

faktor keturunan dalam artian meneruskan usaha keluarga adalah alasan yang sering dilontarkan oleh pengusaha/pengrajin di Rajapolah, dimana mereka menganggap telah dibekali keahlian turun temurun.

2.1.1.3Klasifikasi UMKM di Indonesia

Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok menurut yaitu :

1. Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima

2. Micro Enterprise, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan

3. Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor

4. Fast Moving Enterprise, merupakam UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB)

2.1.1.4Kelebihan dan kekurangan UMKM

Menurut Musa Hubeis (2009:2) ada beberapa kelebihan dan kekurangn, serta kekuatan dan kelemahan dari UMKM yang ada di Indonesia dan dari Negara lain, antara lain:


(47)

Tabel. 2.2

Kelebihan dan kekurangan UMKM/IK Kelebihan

1. UMKM merupakan dasar Pengembangan Kewirausahaan 2. Memiliki organisasi Internal yang sederhana

3. Mampu meningkatkan ekonomi kerakyatan (lapangan kerja dan lapangan usaha) berorientasi ekspor dan subtitusi impor (memperkokoh industri dan perolehan devisa Negara)

4. Aman bagi perbankan dalam memberikan kredit 5. Bergerak di bidang usaha yang cepat menghasilkan 6. Mampu memperpendek rantai distribusi

7. Fleksibilitas dan adaptabilitas dalam pengembangan usaha

Kekurangan

1. SDM lemah dalam kewirausahaan dan manajerial 2. Keterbatasan keuangan

3. Ketidakmampuan aspek pasar

4. Keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi, prasarana dan sarana 5. Ketidakmampuan menguasai informasi

6. Tidak didukung kebijakan dan regulasi memadai, serta perlakuan pelaku usaha besar

7. Tidak terorganisasi dalam jaringan dan kerjasama 8. Sering tidak memenuhi standar

9. Belum memenuhi kelengkapan aspek legalitas

Sumber Musa Hubeis (2009:2)

Tabel. 2.3

Kekuatan dan Kelemahan UMKM/IK

Faktor Kekuatan kelemahan

SDM Motivasi Mutu SDM, pendidikan formal

yang rendah, termasuk kemampuan melihat peluang bisnis terbatas


(48)

Faktor Kekuatan kelemahan berlimpah dan Upah murah disiplin rendah

Penggunaan tenaga kerja cenderung eksploitatif dengan tujuan mengejar target

Sering mengandalkan anggota keluarga sebagai pekerja tidak dibayar

Ekonomi Bisnis

Mengandalkan sumber sumber informal yang mudah diperoleh

Nilai tambah yang diperoleh rendah dan akumulasinya sulit terjadi

Mengandalkan bahan baku lokal (tergantung jenis produk yang dibuat

Manajemen keuangan buruk

Melayani segmen pasar bawah yang tinggi permintaannya (proporsi dari populasi yang paling besar)

Mutu produk belum memenuhi standar pasar dan pelayanan belum menjadi ukuran utama

Sumber Musa Hubeis (2009:2)

2.1.2. Orientasi Pasar

2.1.2.1. Definisi Orientasi Pasar

Menurut Kohli et al dalam Deon Montasser (2007:2), “orientasi pasar merupakan serangkaian proses dan aktivitas untuk mendapatkan informasi. Menurut Narver & Slater dalam Fandy Tjiptono (2008:53) bahwa “orientasi pasar adalah merupakan sebagai budaya bisnis yang secara efektif dan efisien menciptakan perilaku karyawan sedemikian rupa sehingga menunjang upaya penciptaan nilai superior bagi para pelanggan”. Oleh karena itulah dibutuhkan orientasi pasar, yang menjadi implementasi dari konsep pemasaran dan bisnis.

Penerapan orientasi pasar juga membantu perusahaan memberikan nilai pelanggan yang tidak mudah ditiru sehingga produk yang ditawarkan akan dinilai lebih tinggi pula oleh pelanggan dibandingkan dengan produk pesaing.


(49)

2.1.2.2.Karakteristik Orientasi Pasar

Adapun karateristik orientasi pasar menurut Gregorius Chandra (2002:17-18) adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Karateristik Orientasi Pasar Gregirius Chandra (2002:17-18)

Pemahaman mengenai Karakteristik Orientasi pasar sangat membantu pihak manajemen dalam mengidentifkasi kapabilitas unik dan memahami pelanggan

2.1.2.3. Manfaat Orientasi Pasar

Menurut Ali Hasan (2009:115) suatu usaha atau bisnis yang berorientasi pasar memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai berikut:

1. Dapat membantu perusahaan dalam memproduksi produk atau jasa yang sesuai dengan yang dipersepsikan oleh pelanggan.

2. Membantu memproduksi secara lebih efisien dibandingkan para pesaing. 3. Dapat menjelaskan perbedaan-perbadaan kinerja yang dicapai oleh

perusahaan.

4. Dapat mengarahkan perusahaan pada competitive advantage melalui : 1. aktivitas-aktivitas internal, seperti:


(50)

 ambiguitas kasual ( mengenal kemampuan diri dengan lebih baik)

 melakukan adaptasi orientasi pasar 2. aktivitas-aktivitas eksternal, seperti:

 adaptasi dengan perubahan

 amniguitas ekternal

 intangibility

 kecepatan mobilitas

 kompleksitas social

 efisiensi missal

 peningkatan efektinitas sejalan dengan waktu serta pengetahuan prosedural.

2.1.2.4. Model Orientasi Pasar

Adapun model orientasi pasar yang dikemukakan oleh Klaus Grunert dalam Ali Hasan (2009:15) yaitu seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.2 Model Orientasi Pasar


(51)

2.1.2.5. Indikator Orientasi Pasar

Narver dan Slater (1990:21-22) menyatakan bahwa orientasi pasar terdiri dari 3 komponen perilaku yaitu orientasi pelanggan, orientasi pesaing dan koordinasi interfungsional ini pula diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Fandy Tjiptono, Gregorius, Dadi Adriana (2008:97) yang dalam penelitiannya menulis beberapa pendapat bahwa komponen orientasi pasar dibagi kedalam dua skala yaitu Skala Markor dan Skala Mktor.

Dalam skala markor komponen orientasi pasar adalah pengumpulan intelijensi pasar, dan responsivitas atas intelijensi pasar. Sementara untuk skala mktor komponen orientasi pasar adalah orientasi pelanggan, orientasi pesaing, koordinasi antar fungsi. Adapun penjelasan lebih lengkap adalah sebagai berikut : 1. Orientasi pelanggan

Adalah pemahaman perusahaan terhadap target buyer sehinggan dapat menciptakan superior value kepada mereka secara terus menerus. Melalui orientasi pelanggan, perusahaan harus dapat memahami keinginan pelanggan dan perubahan yang terjadi di pasar, sehingga mereka dapat mempertahankan para pelanggan yang potensial, serta dapat menetapkan spesifikasi produk yang dapat ditawarkan untuk memenuhi keinginan dan kemauan pelanggan sekarang maupun di masa yang akan datang.

2. Orientasi Pesaing

Seorang penjual harus memahami kekuatan dan kelemahan saat ini maupun kapabilitas dan strategi jangka panjang pesaing-pesaing yang ada serta pesaing-pesaing potensial. Melalui orientasi pasar ini perusahaan berusaha


(52)

untuk menjawab tiga pertanyaan, yaitu siapa saja pesaing perusahaan, teknologi seperti apakah yang dipakai oleh pesaing, dan apakah pesaing mewakili sebuah alternatif yang menarik dari sudut pandang target costumer. 3. Koordinasi antar Fungsi

Utilisasi sumber daya perusahaan yang terkoordinasi melalui semua bagian yang ada di dalam organisasi untuk menciptakan “superior value” bagi pelanggan sasaran. Karena dengan koordinasi pada setiap lini perusahaan maka akan dapat menetapkan respon yang tepat untuk memberikan solusi dari masalah yang dihadapi pelanggan.

2.1.3. Inovasi Produk 2.1.3.1.Definis Inovasi

Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No. 18 tahun 2002).

Sementara itu Christenson (1997) dalam David Price et al (2013:3) mengemukakan mengenai pengertian inovasi sebagai berikut :

“Innovation has been discussed as the development of a new product, the process of developing a new product, or the adoption of a new product, which also can be investigated at various levels, such as the project level, industry sector, or region.”


(53)

Artinya Inovasi telah diartikan sebagai pengembangan produk baru, proses pengembangan produk baru, atau adopsi produk baru, yang juga dapat diselidiki di berbagai tingkatan, seperti tingkat proyek, sektor industri, atau wilayah.

Selanjutnya The U.S. Small Business Administration (SBA) dalam David Price et al (2013:3) memberikan definisi

“innovation as „a process that begins with an invention, proceeds with the development of the invention, and results in the introduction of a new product, process or service to the marketplace.”

Artinya Inovasi sebagai 'sebuah proses yang dimulai dengan penemuan, hasil dengan perkembangan penemuan, dan hasil dalam pengenalan produk baru, proses atau jasa ke pasar.

Sedangkan Rhenald Kasali (2010) dalam Mohamad Yusak Anshori (2010:320) mengatakan bahwa bahwa Inovasi adalah kemampuan untuk melihat segala sesuatu dengan cara yang baru dan kadang di luar kebiasaan (out of the box thinking).

Menurut Kotler (2007:357) inovasi merupakan setiap barang, jasa, atau Adanya kesamaan tampilan produk sejenis dari pesaing merupakan faktor pendorong terjadinya inovasi produk, biasanya produk pesaing itu muncul tanpa mengalami perubahan yang berarti bahkan cenderung statis. Inovasi produk merupakan sesuatu yang dapat dilihat sebagai kemajuan fungsional produk yang dapat membawa produk selangkah lebih maju dibandingkan dengan produk pesaing.

Sedangkan menurut Nelly dkk (2001) dalam Novi Liana (2012:16) mengatakan bahwa “inovasi produk menunjukan pada pengembangan dan


(54)

pengenalan produk baru atau dikembangkan yang berhasil dipemasaran, dan Inovasi produk dapat berupa perubahan desain, komponen dan arsitektur produk”.

Berdasarkan berbagai teori yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa Inovasi adalah bentuk praktek pengembangan dan aplikasi ide dalam bentuk yang menarik dan unik, yang dapat menimbulkan efek menguntungkan bagi konsumen. Sedangkan bentuk inovasi bermacam–macam sesuai aplikasi dan jenis pengembangan yang dilakukan.

2.1.3.2. Karakteristik Inovasi

Tidd et al. (2006) dalam Urbancová Hana (2013:84) Inovasi Memberikan dampak untuk meraih keunggulan bersaing di beberapa aspek. Karakteristik yang paling penting dalam setiap inovasi adalah :

1. Adanya hubungan yang kuat antara kinerja pasar dan produk baru.

2. Produk baru membantu mempertahankan pangsa pasar dan meningkatkan keuntungan.

3. Pertumbuhan dilihat dari faktor-faktor non-harga (desain, kualitas, individualisasi, dll).

4. Kemampuan untuk menggantikan produk usang (memperpendek siklus hidup produk).

5. Inovasi membuat waktu proses produksi lebih pendek dan mempercepat produk baru.


(55)

2.1.3.3. Inovasi Produk

Pelanggan pada umumnya menginginkan produk-produk yang inovatif sesuai dengan keinginan mereka, bagi usaha kecil dan menengah (UKM), keberhasilan dalam pengembangan inovasi produk baru berarti UKM tersebut selangkah lebih maju dibandingkan dengan pesaingnya. Hal ini menuntut kepandaian UKM dalam mengenali selera pelanggannya sehingga pengembangan inovasi produk harus betul-betul direncanakan dan dilakukan dengan cermat.

Menurut Nelly dkk (2001) dalam Ginanjar Suendro (2010:16) mengatakan bahwa “inovasi produk menunjukan pada pengembangan dan pengenalan produk baru atau dikembangkan yang berhasil dipemasaran, dan Inovasi produk dapat berupa perubahan desain, komponen dan arsitektur produk”.

Definisi lain diungkapkan oleh Dourgerty (1996) dalam Gianjar Suendro (2010:16) “inovasi produk merupakan suatu cara yang penting bagi perusahaan agar tetap beradaptasi dengan pasar, teknologi serta pesaing”. Sedangkan menurut Wahyono (2002:28) “inovasi produk diartikan sebagai suatu terobosan yang berkaitan dengan penciptaan produk-produk baru”.

Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa inovasi produk adalah suatu cara penting bagi perusahaan dengan penciptaan produk-produk baru yang diterima oleh pelanggan serta berhasil dipasaran.

2.1.3.4.Indikator Inovasi Produk

Gatignon dan Xuereb dalam Beni Setiawan (2012:28) mengemukakan 3 (tiga) karakteristik inovasi yaitu keunggulan produk, biaya produk dan kredibilitas


(56)

digunakan untuk mengukur inovasi produk kultur inovasi, inovasi teknis, dan inovasi produk. Kultur inovasi adalah budaya inovasi yang ada di perusahaan. Inovasi teknis adalah inovasi pada proses perusahaan dalam menghasilkan produk. Inovasi produk adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan produk sesuai keinginan pelanggan.

Lukas dan Ferrell (2000:240) menjelaskan adanya beberapa indikator dari inovasi produk, yaitu:

1. Perluasan lini (line extensions) yaitu produk yang dihasilkan perusahaan tidaklah benar-benar baru tetapi relatif baru untuk sebuah pasar.

2. Produk baru/tiruan (me too product) yaitu produk baru bagi perusahaan tetapi tidak baru bagi pasar.

3. Produk benar -benar baru (new to the world product) adalah produk yang termasuk baru baik bagi perusahaan maupun pasar.

2.1.4. Keunggulan Bersaing

2.1.3.2. Definisi Keunggulan Bersaing

Fahey (1989) dalam Low Swee Foon dan Praveen Balakrishnan Nair (2010:64) memberikan definisi keunggulan bersaing sebagai berikut:

“competitive advantage as anything that favorably distinguishes a firm or its products from those of its competitors, from the viewpoint of its customers or end users”

Artinya Keunggulan kompetitif sebagai sesuatu yang menguntungkan, membedakan sebuah perusahaan atau produk perusahaan dari para pesaingnya, dari sudut pandang pelanggan atau pengguna akhir.


(57)

Selanjutnya Porter dalam Suparyadi (2005:146) “keunggulan bersaing tidak dapat dipahami dengan cara memandang sebuah perusahaan sebagai suatu keseluruhan, tetapi harus dari asal keunggulan bersaing itu, yaitu berbagai aktivitas berlainan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendesain, memproduksi, memasarkan, menyerahkan dan mendukung produknya” Keunggulan bersaing diartikan sebagai strategi benefit dari perusahaan yang melakukan kerjasama untuk menciptakan keunggulan bersaing yang lebih efektif dalam pasarnya

Pelanggan umumnya lebih memilih membeli produk yang memiliki nilai lebih dari yang diinginkan atau diharapkannya. Namun demikian nilai tersebut juga akan dibandingkan dengan harga yang ditawarkan. Hal ini didukung oleh pendapat Styagraha (1994:14) dalam Netty Friska (2012:29) yang menyatakan bahwa keunggulan bersaing adalah kemampuan suatu badan usaha (perusahaan) untuk memberikan nilai lebih terhadap produknya dibandingkan para pesaingnya dan nilai tersebut memang mendatangkan manfaat bagi pelanggan.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan keunggulan bersaing adalah segala aktivitas yang berbeda yang dilakukan oleh suatu perusahaan dengan tujuan memenuhi keinginan pelanggan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan tujuan menetapkan strategi dan langkah tepat untuk menghadapi pesaing.

2.1.4.2. Elemen Pembentuk Keunggulan Bersaing


(58)

1. Potensi Keunggulan Bersaing, terdiri dari tiga kajian yaitu : keahlian yang dimiliki, sumberdaya yang dimiliki, dan sistem pengendaliannya.

2. Posisi Keunggulan Bersaing Singkatnya posisi keunggulan ini yang paling mudah dinilai dari sisi konsumen.Jika pelanggan mengeluarkan uang sesuai dengan harga yang dibayarkan maka pastikan kualitas barang sesuai dengan produk yang diperoleh.

3. Kinerja yang dihasilkan atau performance outcomes, Bagian ini pada intinya adalah perolehan yang di dapat dari sebuah bisnis jika memiliki sebuah keunggulan bersaing, kesetiaan pelanggan, kepuasan pelanggan, market share bertambah besar, tentunya akan diiring dengan keuntungan yang bertambah untuk perusahaan

Semua penjelasan diatas dapat dilihat dalam sebuah bagan oleh Cravens dalam Yuni Istanto (2010:126)

Sumber : Cravens dalam Yuni Istanto (2010:126)

Gambar 2.3 Elemen-elemen Keunggulan Bersaing Sumber : Cravens dalam Yuni Istanto (2010:126)

2.1.4.3. Indikator Keunggulan Bersaing

Menurut Porter dan Millar (1985) dalam S. Maghavvemi et. Al (2012:27) keunggulan kompetitif berasal dari kemampuan sebuah organisasi bisnis untuk


(59)

jasa tertentu. Menurut porter (1985) dalam S. Maghavvemi et. al (2012:28) jenis utama keunggulan kompetitif adalah:

1. produsen biaya rendah, dimana produsen membuat produk yang standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang peka terhadapa perubahan harga

2. diferensiasi, menyediakan produk yang dianggap unik diseuruh industry untuk konsumen yang tidak terlalu peduli mengenai perubahan harga

3. fokus, meyediakan produk atau jasa yang memenuhi keinginan dan kebutuhan sejumlah kelompok kecil konsumen.

Perusahaan memiliki keunggulan kompetitif jika ia mampu memberikan produk atau layanan dengan biaya lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan pesaing. Sedangkan dalam penelitian yang telah dilakukan Droge dan Vickery (2010:130) dalam ada tiga indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing adalah :

1. Keunikan produk Adalah keunikan yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan perusahaan sehingga membedakannya dari produk pesaing atau produk umum di pasaran. Sebagai sebuah terobosan yang dihasilkan perusahaan dalam menuangkan hasil ide-ide atau gagasan sehingga menciptakan sesuatu yang berbeda atau unik dari yang lain (pesaing) sehingga mampu memiliki daya tarik bagi pelanggan.

2. Kualitas produk Adalah kualitas dari produk yang berhasil diciptakan oleh perusahaan. Pintar dalam memilih bahan baku yang bermutu tinggi, sehingga


(60)

3. Harga bersaing Adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan produk dengan harga yang mampu bersaing di pasaran. Dengan terciptanya suatu produk yang unik dan berkualitas, perusahaan harus bisa menyesuaikan harga supaya harga tersebut sesuai dengan daya beli pelanggan (terjangkau) dalam kata lain tidak membebankan pelanggan.

2.1.5. Kinerja Pemasaran

2.1.5.1. Definisi Kinerja Pemasaran

Ferdinand (2000:23) dalam Sensi Tribuana Dewi (2006:16) menyatakan bahwa kinerja pemasaran merupakan faktor yang seringkali digunakan untuk mengukur dampak dari strategi yang diterapkan perusahaan. Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja pemasaran(seperti volume penjualan dan tingkat pertumbuhan penjualan ) yang baik dan juga kinerja keuangan yang baik. Selanjutnya Ferdinand juga menyatakan bahwa kinerja pemasaran yang baik dinyatakan dalam tiga besaran utama nilai, yaitu nilai penjualan, pertumbuhan penjualan, dan porsi pasar.

Wahyono (2002:28) dalam Sensi Tribuna Dewi (2006:16) menjelaskan bahwa pertumbuhan penjualan akan bergantung pada berapa jumlah pelanggan yang telah diketahui tingkat konsumsi rata-ratanya yang bersifat tetap. Nilai penjualan menunjukkan berapa rupiah atau berapa unit produk yang berhasil dijual oleh perusahaan kepada konsumen atau pelanggan. Semakin tinggi nilai penjualan mengindikasikan semakin banyak produk yang berhasil dijual oleh perusahaan. Sedangkan porsi pasar menunjukkan seberapa besar kontribusi


(61)

produk yang ditangani dapat menguasai pasar untuk produk sejenis dibandingkan para kompetitor.

2.1.5.2. Indikator Kinerja Pemasaran

keberhasilan kinerja pemasaran dapat diukur melaui pertumbuhan penjualan, volume penjualan dan return on asset setiap tahunnya (Slater dan Naver 1994) dalam Sukma Bakti dan Harniza Harun (2011:4) sedangkan Richard Bagozi (1980) dalam Sukma Bakti dan Harniza Harun (2011:4) mengemukakan bahwa atribut kinerja pemasaran dapat diukur anatara lain melalui volume penjualan dan pertumbuhan penjualan, Selanjutnya Ferdinand (2000) Sukma Bakti dan Harniza Harun (2011:4) juga menyatakan bahwa kinerja pemasaran yang baik dinyatakan dalam tiga besaran utama nilai, yaitu nilai penjualan, pertumbuhan penjualan, dan porsi pasar.

2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian,

Nama, Tahun Hasil Penelitian

Persamaan penelitian

Perbedaan

Penelitian terdahulu Rencana Penelitian 1 Competitive

Advantage & its Impact in Small Medium

Enterprises(SMEs) (case of Albania) Ylvije Kraja (Borici), PhD Dr.Elez Osmani

Manajer UKM dan stafnya harus mencoba untuk menjadi inovatif dan terus menerus membawa yang terbaik untuk Perusahaannya. UKM harus mempertahankan budaya, budaya unik dan sulit untuk ditiru. Khususnya budaya berkomunikasi

 Menggunakan 1 Variabe yang sama yaitu Competitive advantage (keunggulan bersaing)  Menggunakan skala ordinal

 Lokasi penelitian Albania

 Objek yang di teliti UMKM di Albania

 Dalam penelitian terdahulu hanya mengangkat 1 Variable yaitu competitive advantage

 Lokasi Penelitian Rajapolah  Objek penelitian

Sentra kerajinan anyaman pandan (UMKM)  Jumlah variable

yang akan di teliti adalah 4

(Orientasi pasar, inovasi produk, keunggulan


(1)

93 3.4. Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian akan diuji dengan mendeskripsikan hasil analisis jalur (path analysis) yang diperoleh. Penelitian menggunakan pengujian hipotesis statistik, taraf signifikan dan uji statistik.

Pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur dilakukan dua tahapan yaitu pengujian secara parsial (pengujian pengaruh variabel secara masing-masing) dan secara simultan (pengujian model pengaruh variabel secara bersama-sama). Adapun statistik uji yang diuji berbunyi seperti demikian:

a) Terdapat pengaruh orientasi pasar dan inovasi produk terhadap keunggulan bersaing secara parsial maupun simultan

b) Terdapat pengaruh orientasi pasar, inovasi produk dan keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran secara parsial maupun simultan

c) Terdapat pengaruh keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran.

3.4.1. Hipotesis Simultan

Hipotesis secara simultan adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat kebermaknaan variabel-variabel penyebab secara bersama-sama terhadap variabel akibat. Langkah untuk pengujian ini adalah menggunakan uji F yang dijelaskan sebagai berikut :

a. Hipotesis yang diuji adalah.

Ho: Pyx1 = Pyx2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Orientasi Pasar, Inovasi Produk terhadap Keunggulan Bersaing. H1: Px3xi≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan

Orientasi Pasar, Inovasi Produk terhadap Keunggulan Bersaing.


(2)

94 b. Penentuan hasil pengujian (penerimaan atau penolakan H0) dapat dilakukan dengan membandingan Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan tolak H0 jika Fhitung >Ftabel

c. Menghitung Fhitung dengan rumus:

Dimana:

R2 = Koefisien Determinasi X1, X2 , Y n = Jumlah Observasi

k = Banyaknya variabel

d. Hasil Fhitungdibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria:

 H0 diterima bila Fhitung≤ Ftabel

 H0 ditolak bila Fhitung> Ftabel

3.4.2. Hipotesis Parsial

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan bermakna atau tidaknya pengaruh satu variabel eksogen secara parsial terhadap variasi variabel endogen. Langkah pengujian hipotesis menggunakan uji statistik t adalah sebagai berikut : a) Penetapan hipotesis

H0 : ρYX1 = 0 Tidak terdapat pengaruh variabel eksogen secara parsial terhadap endogen

H1 : ρYX1≠ 0 Terdapat pengaruh variabel eksogen secara parsial terhadap endogen


(3)

95 b) Menentukan tingkat signifikan α = 0,05 dan derajat bebas (db) = (n-k–1) atau dengan menggunakan Tabel distribusi T untuk menentukan nilai Ttabel yang merupakan patokan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.

c) Menghitung statistik uji untuk pengujian Thitung dengan rumus:

√( ) Keterangan:

ρYXi = koefisien jalur

R2YX1X2 = koefisien determinasi

CRii = nilai diagonal invers matrik korelasi d) Hasil thitung dibandingkan dengan ttabel dengan kriteria:

Ho diterima jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel

Ho ditolak jika thitung≥ ttabel atau thitung ≥ ttabel

Namun karena penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi LISREL versi 8.8, maka thitung langsung didapatkan dengan melihat hasil output pada pada aplikasi tersebut.


(4)

184

Curriculum Vitae

ABOUT ME

Sanguinis, Memiliki skill komunikasi yang baik (pasif maupun aktif), berpikiran kreatif, menyukai hal baru, mudah beradaptasi, dapat bekerja dalam tim maupun Individu, memiliki pengalaman organisasi yang baik, mudah bergaul, suka tantangan

Contact Phone number Email 085316385555 pratama_jakasatria@yahoo.com pratama.jaka23@gmail.com Biodata Singkat Nama Jenis kelamin Tempat tanggal Lahir Pendidikan akhir IPK Alamat

Pratama Jaka Satria Wibawa, S.Ds.

Bandung, 23 Januari 1988 Laki-Laki

Sarjana Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia 3.37

Pesona Sawati Mas RT 02/08, Ds. Cipondok,Kec. Sukaresik, Tasikmalaya 46159

Pendidikan

2003-2006 2006-2010 2012-2014

Language Department at SMA Negeri 5 Tasikmalaya Sarjana Desain Universitas Komputer Indonesia Magister Manajemen Universitas Komputer Indonesia Pengalaman Organisasi

2003-2004 2004-2005 2003-2006

Sekretaris OSIS SMA Negeri 5 Tasikmalaya Ketua Umum OSIS SMA Negeri 5 Tasikmalaya Anggota Karang Taruna Sie Bidang Humas Pengalaman Kerja / Magang

2007 2010 2011

PT. Manajemen Qolbu Televisi (Staff Produksi), Bandung PT. Activindo System Informatika (Tutor), Jakarta


(5)

(6)

Bab IV mohon untuk tidak dimuat dikarenakan menampilkan hasil dari olah data penelitian yang diobservasi (data responden, skoring, hasil analisis) yang telah dilakukan penulis dan bersifat rahasia Bab V Terdapat Hasil Analisis keseluruhan dari penelitian yang bersifat